Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KAMAR TERKUTUK (Part 3)


JEJAKMISTERI - Hilangnya Peter.
Sejenak melepas penat, Peter sudah berada di alam mimpi. Namun, bau busuk yang sangat menyengat harus membuatnya terjaga. Saat ia membuka mata, tepat di sampingnya ada sesosok pocong yang wajahnya dipenuhi lintah.

“Arrhhhh!” Peter terkejut dan buru-buru turun dari brankar untuk menjauh. Saat diamati lagi, ternyata itu hanya mayat yang dibawanya tadi. 

“Aku mungkin berhalusinasi,” ujarnya bermonolog.

Mendadak, Angel datang menghampirinya dengan senyuman liar.

“Loh, Sayang. Bukannya kamu ke kamar mandi?”

“Iya, tapi Pinky lama nggak tahu ngapain. Makanya aku tinggal ke sini.”

Angel langsung memeluk tubuh Peter mengatakan kalau ia merindukannya. Seharian mereka berdua, tetapi tidak bercengkerama. Sama halnya dengan Peter, alhasil mereka berdua pun melepaskan kerinduan dengan berbaring di atas brankar. 

Saat Peter lagi asyik-asyiknya mencium ke sana kemari, mendadak Angel berubah menjadi wanita yang menyeramkan. Wajahnya rusak parah dengan beberapa sayatan disertai nanah yang keluar dari luka-luka tersebut. Tangan sosok itu mengeluarkan cakar yang tajam dan dengan cepat menusuk punggung Peter hingga tembus ke dada.

Peter mengerang kesakitan. “Siapa kamu!”

“Khi, hi, hi, hi, hi.”

Peter pun menghindar, ia segera pergi dari sana. Pria itu berlari kencang dengan tidak mempedulikan tetesan darah pada tubuhnya.

Di tempat lain. 

Hugo sudah selesai buang air besar, ia berharap temannya Wilson tidak meninggalkannya karena terlalu lama. Saat keluar dari bilik, ia melihat Wilson sedang mencuci tangan.

“Ah, ternyata kamu masih di sini. Benar-benar teman yang baik,” puji Hugo seraya mencuci tangan.

Namun, pria yang dipuji hanya diam dan masih sibuk mencuci tangan.

“Wil, kalau dilihat-lihat.. Angel itu cantik juga, ya. Menurut kamu gimana?”

Pria yang ditanya pun masih diam seribu bahasa, tidak biasanya Wilson begitu. Hugo merasa aneh, tiba-tiba terdengar teriakan dari luar.

“Buruan keluar, Hug. Apa kamu mau tidur di dalam sana, ha!”

Sudah bisa dipastikan itu adalah suara Wilson. Hugo tersentak.

‘Jika Wilson ada di luar, lalu yang di sampingku ini siapa?’ gumamnya dalam hati.

Suara pancuran air masih terdengar, keringat dari pelipis mulai bercucuran. Penasaran, Hugo pun mencoba menengok untuk melihat siapa yang ada di sampingnya. Tubuhnya membeku setelah melihat sesosok wanita dengan rambut yang menutupi wajah. Saat wanita itu mendongak, wajahnya hancur terbakar. Bola matanya pun ikut meleleh dan sudah berpindah tempat.

“Huaaaaaaaa?! Setaaaannnn!” Hugo berlari tunggang-langgang sampai menabrak Wilson.

“Apaan, sih!”

“Set-set-set.” Hugo kesusahan menyebutkan kata setan.

“Setan maksud kamu.”

“Yaelah pakai dibahas, buruan kabur!” Hugo segera menarik tangan temannya dan pergi dari sana.

Kebetulan, Angel dan Pinky juga sudah selesai. Akhirnya mereka berempat kembali ke kamar 1313. Aneh, mereka kaget karena Peter sudah tidak ada di sana. Bukan hanya pria itu, bahkan mayat yang akan dipergunakan untuk tes pun sudah raib.

“Apa Peter membawa mayat itu sendiri dan meninggalkan kita semua,” cetus Hugo kesal.

“Peter bukan orang seperti itu, aku bisa menjaminnya,” timpal Angel membuat pembelaan.

“Lalu ke mana perginya dia?” Pinky ikut heran.

Wilson melihat sesuatu yang aneh di atas lantai. Seperti tetesan air, tetapi berwarna merah. Ia pun mengamatinya. “Sepertinya Peter sedang terluka, tetesan darah ini masih baru.”

Mendengar penuturan itu, Angel sangat khawatir dengan keadaan sang kekasih. Ia ingin pergi untuk mencarinya. Agar pencarian itu cepat menemukan hasil, mereka pun berpencar dengan saling berpasangan. Angel akan pergi dengan Hugo, sedangkan Wilson bersama Pinky. Gunanya agar mereka bisa saling menjaga.

“Kita akan bertemu lagi di sini dua jam dari sekarang, aku akan memberikan tanda pada dinding agar kita tidak tersesat,” titah Wilson dan diangguki oleh yang lainnya.

Mereka pun berpencar untuk mencari keberadaan Peter. Angel dan Hugo meneriaki nama pria tersebut, berharap segera menemukannya. Sekelebat bayangan melintas, Angel menoleh karena merasa ada pergerakan. 

“Ada apa, Gel?”

“Kurasa, ada yang baru saja lewat.”

“Ngawur, ih. Nggak ada apa-apa juga, cuman perasaan kamu aja. Makanya, sini! Jangan jauh-jauh.” Hugo menarik tangan Angel agar wanita cantik itu mendekat, kesempatan yang tidak boleh ia sia-siakan meskipun sama-sama takut.

Angel menurut saja, kemudian melihat bayangan hitam berdiri di pinggir ruangan. Wanita itu mengira Peter yang berdiri di sana, saat dikejar bayangan itu malah masuk ke suatu ruangan. Mereka berdua pun mengikutinya.

“Peterrrrrr! Di mana kamu!” teriak Angel.

Hening, tidak ada pergerakan sama sekali. 

“Kamu yakin ngelihat bayangan tadi ke sini?”

“Iya, Hug. Aku yakin.”

Tiba-tiba, beberapa tetes air terjatuh dan mengenai wajah Angel. Wanita itu memegang wajahnya, ternyata itu adalah darah. Angel dan Hugo mendongak, mereka terkejut melihat sesosok makhluk yang menyeramkan sedang menggerogoti tubuhnya Peter. 

Bug! 
Tubuh Peter dijatuhkan tepat di depan kedua temannya, keadaannya mengenaskan dengan luka gigitan di sekujur tubuh. Angel menangis histeris dan ingin menemui sang kekasih yang telah menjadi mayat itu. Namun, Hugo melarangnya. Ia segera membawa Angel untuk meninggalkan tempat tersebut. Keduanya berlari untuk kembali ke kamar 1313.

Di sisi lain.
Wilson dan Pinky berjalan sembari memanggil nama Peter beberapa kali. Berbekal lampu penerangan dari ponsel, mereka menerangi tempat-tempat yang mereka lalui. Tiba-tiba terlihat seseorang sedang berdiri di pinggir pintu salah satu ruangan.

“Bukannya itu Peter?” seru Wilson yang bisa mengenali temannya.

“Maaf, kalau malam aku susah untuk melihat dari kejauhan,” sahut Pinky.

Wilson pun mengajak wanita itu mendekati sosok yang dilihatnya tadi. Namun, sosok itu sudah bergerak dan berjalan sangat cepat. Akhirnya mereka berdua ikut mengekori dari belakang. Sampailah mereka di sebuah ruangan yang gelap, lampu di ruangan itu pun terlihat redup. Wilson melihat Peter berdiri di pinggir jendela. Pria itu pun mendekatinya.

“Pet, Peter. Kamu ngapain di situ?” Wilson berjalan perlahan-lahan mendekati Peter, sedangkan Pinky berdiri di tepi memilih menunggu saja.

Saat tangan Wilson sudah meraih pundak Peter, tubuh pria itu terasa dingin. Peter berbalik dan menatap ke arah temannya dengan tatapan kosong. Mendadak, pundak Wilson dipegang. Spontan, ia pun menoleh dan tersentak. Sesosok wanita dengan wajah terbakar sudah menatapnya, kemudian ia berbalik melihat Peter. Alangkah terkejutnya, temannya itu sudah berubah menjadi mayat hidup dengan kepala yang hampir putus.

Apakah yang akan terjadi pada Wilson?

Mungkinkan pria itu juga akan dibunuh seperti Peter?
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close