Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Karuhun (Part 2)


JEJAKMISTERI - Pada Suatu Hari Aki Buyut sedang menyusuri Hutan dengan 4 orang lainnya. 

Dua di antaranya adalah teman aki buyut sebut saja ujang dan asep lalu yang lainya adalah orang kota sebut saja Budi dan Seorang Mener belanda sebut saja Sinyo.

Kala itu aki buyut dan dua temannya baru pulang bekerja borongan di salah satu perkebunan teh milik keluarga belanda, pas perjalanan pulang aki buyut berpapasan dengan budi dan Sinyo yang ingin mengikuti mereka sampai menuju perbatasan, karena pada masa itu orang-orang belanda dan sekutu sedang berperang dengan Jepang. 

Tidak di ketahui apakah si Sinyo ini buronan tentara Jepang atau hanya warga belanda biasa. 

Di pertengahan jalan, mereka bertemu dengan penebang kayu. 

Penebang kayu berkata sebaiknya aki buyut dan rombongan mencari jalan memutar karena di depan sedang terjadi pertempuran.

Alih-alih memutar jalan aki buyut dan yang lainya malah memotong jalur dengan mendaki Bukit. 

Awalnya asep menolak karena bukit itu sangatlah angker, namun Sinyo dan budi tetap memaksa kalau mereka harus sampai perbatasan besok pagi. 

Di putuskan lah mereka mendaki bukit. 

Medan menuju bukit itu sangat terjal dan Sulit, sesekali mereka menerabas semak untuk membuka jalan. 

ketika sedang istirahat aki buyut melihat se ekor macan kumbang yang jaraknya tak jauh dari mereka. 

"Apa itu ??" tanya Budi yang melihat pergerakan dari balik semak

"Bab1 Hutan" jawab aki buyut, 

Aki buyut sengaja berbohong supaya orang-orang yang lainya tidak Takut dan panik. 

Singkat cerita mereka sudah sampai di atas bukit. Disana mereka beristirahat sejenak sebelum lanjut berjalan menuruni bukit. 

Ujang yang duduk di atas sebuah batu di tegur oleh aki buyut. 

"Kamu jangan duduk di situ" kata aki buyut

"Memangnya kenapa aku lelah berjalan terus" tanya ujang

"Yang kamu dudukin itu bukan batu melainkan padung" jawab aki buyut

Padung atau batu nisan yang ujang duduki sudah berlumut dan menyatu dengan tanah. 

Ujang yang kaget kalau dia duduk di atas sebuah nisan langsung berdiri terperanjat. 

Ternyata lebih dari satu kuburan tua yang berada di bukit itu. 

"Apa mungkin dulunya bekas pemakaman?" tanya Budi

"Kamu lihat batu yang ini sejajar lurus dengan yang di sana?" tanya aki buyut

"Ia, apa ini juga sebuah makam?" tanya Budi

"Ya..." jawab aki buyut

"Panjang sekali" tanya Budi

"Ini adalah Kuburannya Mbah jangkung" jawab aki buyut

Tak lama terdengar suara asep yang membentak Sinyo
"Kamu kenal yang di makamkan di sini?" tanya ujang

"Makam ini sudah ada disini bahkan sejak Kakek saya belum lahir ini Makam sudah ada, saya hanya pernah di ceritakan oleh orang tua saja" jawab aki buyut

Tak lama terdengar suara asep membentak Sinyo dengan lantang

"Ada apa ini?" Tanya Budi

"Orang Belanda ini kencing sembarangan" kata asep

Tak Terima di kasih tau Pribumi, Sinyo mengeluarkan beceng dari sakunya dan menodongkannya pada asep. 

Ujang dan Budi pun melerai Sinyo dan menangkan keduanya. 

"I ini orang beradab, I tidak percaya mitos tahayul seperti itu, itu cuma dongeng untuk menakut-nakuti anak kecil" Kata Sinyo. 

Aki buyut kemudian mendekati Sinyo dan berkata "Terserah Tuan mau percaya atau tidak, Kami tidak bisa memaksa tuan untuk mempercayai cerita ini. Mungkin Bagi orang-orang bangsa tuan mereka ini cuma dongeng belaka, Tapi bagi kami, Mereka itu ada dan tuan juga harus ingat ini bukanlah Tanah leluhur tuan dimana tuan di lahrikan, ini di sini.. Di tanah ini mereka ada di antara kita." Kata Aki buyut. 

Sontak saja suasana menjadi merinding ketika Aki buyut berkata demikian. 

Sinyo pun menurunkan beceng-nya dan mereka pun melanjutkan perjalanan. 

Dirasa hari mulai gelap, Aki buyut memutuskan untuk berhenti dan menginap, kembali usulan itu di tentang oleh Sinyo. 

Aki buyut beralasan kalau jalan sudah tak terlihat karena tidak ada sumber penerangan di samping itu, para predator nokturnal berkeliaran di malam hari sulit melihat jalan karena gelap. 

Karena Sinyo harus sampai di perbatasan besok pagi maka Sinyo dan Budi melanjutkan perjalanan berdua saja. 

Dan benar saja karena gelap mereka berdua malah nyasar. 

Kali ini Budi meyakinkan Sinyo untuk menunda perjalanan dan melanjutkan-nya ketika esok hari. Sinyo pun nurut dan mereka tinggal untuk beristirahat. 

Ketika tidur Budi sempat bermimpi, dia di kejar-kejar sesuatu. 

Budi kemudian tersandung dan jatuh. 

Budi tersandung pada sebuah batu nisan. Sedangkan makhluk yang mengejar budi semakin mendekat. 

Namun budi di tolong oleh kakek-kakek yang sangat tinggi. Perbandingan tinggi kakek dan Budi itu cukup jauh, tinggi si Budi hanya sampai pusar perut si kakek. 

Si kakek itu berbaju putih kumal dari bahan goni, memakai iket kepala dan janggut si kakek juga sangat panjang. Rambut dan janggutnya sama-sama berwarna putih. 

Si kakek menyuruh Budi untuk segera bangun dan pergi kembali menuju tempat Aki buyut dan yang lainya. 

Budi pun berusaha untuk terbangun tapi tidak bisa. 

Si kakek kemudian menyuruh Budi untuk membaca doa atau surah-surah pendek yang dia bisa. 

Budi kembali kebingungan karena dia tidak bisa mengaji. 

Karena panik Budi berdoa memohon pada Tuhan supaya dia sadar. Dan kalau nanti dia terbangun Budi berjanji akan belajar ilmu agama. 

Tak lama Budi terbangun. Dan Sinyo sudah tidak ada di sana. Rupanya Sinyo diam-diam meninggalkan Budi ketika dia terlelap. 

Teringat akan peringatan si kakek tinggi, Budi kembali menuju tempat Aki buyut. 

Ke esokan harinya, Budi sudah bergabung kembali dengan Aki buyut dan yang lainya. Ketika mereka menuruni bukit. Mereka kaget melihat sosok Sinyo yang sudah tak bernyawa tergeletak di tengah jalan. 

Tidak di ketahui apa penyebab yang membuat Sinyo mati, Aki buyut pun mengajak rekan-rekannya untuk menguburkan jasad Sinyo

Awalnya teman-teman Aki buyut menolak karena perbedaan kepercayaan yang di anut Sinyo. Namun Aki buyut mengatakan kalau dia itu tetap manusia dan harus di kebumikan dengan layak. 

"Bagaimanapun dia tetap manusia bukan hewan" Kata aki buyut

"Biarin aja paling di makan hewan liar" Kata asep yang masih marah

"Jangan itu tidak baik, manusia itu berbeda dengan an*ing buduk yang mati di jalan. Kalau an*ing buduk mati cuma belatungan, sedangkan manusia. Kalau sudah meninggal bukan cuma belatungan tapi akan ketemu balitungan (Perhitungan), ini aku bukan sedang membicarakan orang Belanda ini ya tapi ke kamu" Kata Aki buyut pada asep
Akhirnya jasad Sinyo di kuburkan di tempat yang agak datar tanahnya. Setelah itu Aki buyut dan yang lainya sudah sampai di bawah dan pulang berpisah dengan budi. 

Sinyo di makamkan di bukit itu. Dan entah dari mana beritanya hingga beberapa waktu ada mitos yang bilang kalau di bukit itu terdapat sabuk keramat milik orang Belanda yang terkubur di sana

Sore itu Aki buyut sedang membersihkan lumpur yang menempel pada dirinya di sebuah Pancuran. 

Tak lupa Aki buyut mencuci cangkul dan garpunya juga. 

ketika sedang berkemas Aki buyut mendengar suara burung yang sangat aneh. 

Saking anehnya membuat buluk kuduk merinding ketika mendengar suara burung itu. "Hoax...Hoax...Hoax"

Aki bao yang sedang mengganti roda traktor nya tiba-tiba berhenti ketika mendengar suara burung itu. 

"Burung apa yang berbunyi seperti itu? " tanya Aki bao sambil mendongak ke atas pepohonan

"Koreak.. " jawab Aki buyut

"Koreak? Bukan kah burung itu cuma mitos" tanya Aki Bao

"Kudengar Burung itu membawa pertanda buruk" kata mang tatang yang datang membawa arit dan sekarung rumput. 

"Aku penasaran seperti apa bentuk burung itu" tanya Aki Bao

"Sudah lah dari pada nyari tau yang tidak-tidak lebih baik kita pulang, sebentar lagi magrib" ajak Aki buyut 

setelah beberes dan mengemasi perlengkapan Masing-masing. mereka pun pulang, 

***

Suhadma terlihat berjalan tergesa-gesa. Laki-laki itu buru-buru membuka celananya dan jongkok di atas permukaan sungai. 

Setelah menuntaskan hajatnya suhadma pun merasa lega, 

Ketika dia masih fokus berak tiba-tiba suhadma mendengar suara aneh dari atas pepohonan "Hoax.. Hoax..!!! "

Suhadma pun mendongak ke atas.

"Eh burung apa ayam itu kok gede banget" Ucap Suhadma

Semakin suhadma perhatikan, rupa dari burung itu terlihat menyeramkan. 

"Hoax..!!! " 

Suhadma langsung lari terbirit-birit, sampai lupa di celana. 

***

"Eh kenapa tuh orang gak di celana?" Tanya Petani yang baru pulang dari Ladang

"Ari kamu kenapa? Lari-Lari tanpa celana?" Tanya Kohar

"Anu Ada burung.." Jawab suhadma

"Lah itu burungnya hahaha" Kata Petani lainnya menertawakan suhadma

Singkat cerita Malam pun tiba. 

Kala itu Aki buyut Sedang Duduk menunggu ngantuk sambil Mendengarkan Radio Bututnya, tiba-tiba Aki buyut mendengar suara "Hoax.. Hoax" Dari Burung itu, 

Nenek Yang waktu itu masih kecil tertidur di atas dipan dekat radio. 

Aki buyut langsung membalikan posisi tidur nenek sehingga dia terlengkup yang asalnya terlentang. 

"Itu suara apa bah?" Tanya nenek

"Koreak, Kamu tidurnya jangan menengadah kalau dengar suara burung itu" Kata Aki buyut

"Memangnya kenapa? " Tanya nenek kecil

"Katanya Burung itu membawa penyakit, itu burung Di tunggangi Setan" kata Aki buyut. 

Sebenarnya Aki buyut berkata seperti itu hanya untuk menakut-nakuti anaknya saja, karena di umur segitu anak Aki buyut pada Rewel dan manja. 

Aki buyut kemudian membuka tirai jendela dan melihat keluar. 

Terlihat kalau burung koreak itu sedang bertengger di salah satu dahan pohon Manggah. 

Tak lama Burung itu hinggap di sana kemudian burung tadi terbang ke arah timur. 

Menjelang subuh Koreak hinggap di salah satu rumah tingkat di kampung itu, karena pintu atas terbuka sehingga burung itu masuk ke dalam. 

Orang pemilik rumah kaget ketika melihat kedatangan burung koreak itu, si bapak pemilik rumah berteriak histeris sampai jatuh dan tak sadarkan diri. 

Mendengar jeritan suaminya si istri pemilik rumah yang sedang di lantai satu buru-buru naik, ketika melihat suaminya tergeletak lalu di sampingnya ada burung koreak si istri lalu berteriak meminta tolong

Burung Koreak sempat menatap Tajam pada sang istri. Matanya melotot mengintimidasi. 

Tetangga yang paling dekat rumah itu buru-buru masuk sambil membawa alat-alat, burung koreak pun terbang pergi ke luar. 

Ketika di periksa ternyata si bapak sudah tak bernyawa.

Hari demi hari burung koreak sering menampakan diri,

Merasa Risih di teror makhluk itu, Mener belanda yang memiliki Senapan bedil, Berusaha untuk memburu makhluk itu. 

Bersama sebagaian warga sang mener Tiap maghrib sampai menjelang subuh memburu keberadaan koreak.

Ketika itu koreak menampakan diri di dekat sungai, Meneer lalu melesatkan tembakan bedilnya dan mengenai sasaran. 

Koreak pun terjatuh, makhluk itu hanyut terbawa arus, warga pun bersorak senang.

Namun di hari berikutnya koreak itu kembali muncul. 

Kembali koreak itu di tembak meneer dan lagi-lagi di hari berikutnya dia kembali.

Sudah berkali-kali koreak itu di tembak mati namun makhluk itu tetap muncul lagi, pernah satu ketika ketika si koreak bertenger di atas pohon kelapa lalu si meneer menembak jatuh burung itu tapi anehnya ketika di cari bangkai dari koreak itu tidak bisa di temukan. 

Hingga suatu hari sang meneer di temukan tewas di kamarnya sendiri. 

Pada suatu hari Aki buyut Pernah mengamati datang dan perginya si koreak hingga Aki buyut menemukan tempat bersarangnya burung itu. 

Ketika si koreak tidak ada di sarang nya Aki buyut bersama beberapa temannya mendatangi sarang koreak itu, kagetnya mereka temukan ada 3 butir telur berwarna hitam dan berbau busuk dari telur-telur itu. 

Mereka pun membakar sarang dari koreak itu dan setelah itu, si burung koreak tidak pernah menampakan diri di kampung lagi.

Aki buyut bilang kalau burung itu pergi mencari tempat untuk bersarang di tempat yang jauh
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close