Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LELUHUR KERAJAAN PURBA (Part 11) - DIMENSI PASAR MATAHARI 2


"Sekali lagi. Pergi atau cari mati
 
JEJAKMISTERI - Abah seperti menggenggam sesuatu dan ternyata keris yang bersinar, kemudian..

***

Abah : Nak aksa... Jenaka.. jangan masuk dulu.
 
Jenaka : Abah, itu yang ku maksud. Lorong itu lumayan serem apakah kita tidak berdoa dulu?
 
Aksa : Baik bah, aku merasakan aura yang berbeda di tempat ini.
 
Abah : Tempat ini adalah pasar terbesar di kota ini, "Pasar matahari". Seperti nama pasar ini, mereka memiliki cahayanya sendiri. (sambil tersenyum)
 
Jenaka : Abah, tapi dari tadi disini gelap. (menyalakan senter ke wajahnya) kalau ini terang !
 
Abah : mau lihat yg lebih serem?
 
Jenaka : Hehe, endak bah makasih banyak.
 
Aksa : Jenaka resapi kata-kaya abah tadi,  Ada hal yang tersirat di dalamnya.
 
Jenaka : oh oke aksa, sori sori..
 
Abah : Jenaka berhati hatilah, hari ini kamu akan sadar ada sesuatu di dalam dirimu. Kita siapkan energi dengan mengatur nafas di dalam diri kita. Atur nafas kalian fokus untuk menyerap energi di sekitar. Energi itu bisa kita rasakan lewat indra perasa kita. Energi itu akan mengitari tubuh kita. Tantien! Adalah salah satu pusat energi di tubuhmu, letaknya di antara pusar dan kemaluan... pusatkan disitu. Kita akan belajar bagaiman hal semacam ini akan membantu dalam pembelajaran malam ini. Tujukan pandangan kalian ke depan dan cari satu titik fokus untuk membantu kalian memaksimalkan untuk penyerapan energi.
 
Abah, Aksa dan Jenaka berhenti sejenak di depan Pasar Matahari untuk mempersiapkan diri, Karena abah sadar sudah ada yang menanti untuk menyambut. Sambutan itu kembali ke kita, yang dimana antar sambutan yang baik atau sambutan untuk perang. Abah mencoba untuk berkomunikasi dengan penunggu pasar matahari. Dalam unggah-ungguh orang jawa kita sudah seharusnya kulonuwun atau meminta izin dan memberitahukan tujuan kita apabila ingin masuk suatu tempat, terlebih tempat yang wingit seperti Pasar matahari. Agar penunggu di tempat tersebut tidak terusik karena kehadiran sesuatu dari luar.
 
Abah : Jika kalian sudah siap mari pejamkan mata, Agar kita bisa maksimalkan indra perasa kita. Aksa tetap jaga kalacakramu agar tidak keluar, Jenaka hati-hati dengan keingintahuanmu, jika tidak kau akan terlalu jauh berjalan. Tinggikan logikamu ketika ingin kembali ke dirimu.
 
Aksa & Jenaka : Baik Abah.
 
Kami bertiga mulai bermeditasi dan masuk ke batin masing-masing, Walau disini hanya jenaka yang tidak menyadarinya. Cahaya terang mulai menyelimuti abah. Keris yang di genggamnya semakin terang, beriringan dengan suara sayu gemericik seperti rantai bergesekan dengan lantai. Suara tersebut seperti jauh terlintas, dengan perlahan semakin jelas seperti volume yang perlahan di besarkan.
 
 
Sepertinya situasinya sedikit berbahaya kalau abah sampai harus mengeluarkan Kerisnya, padahal ini baru awal tapi sudah berat rasanya. Aku justru khawatir sama Jenaka, tapi kulihat dia tak begitu ketakutan dan hanya fokus dengan meditasinya. Mungkin ini karena dia tipe orang yang lebih suka berfikir logis, alhasil dia tidak terkena efek langsung.
 
Jenaka : (membuka sebelah mata) Aksa, abah lagi ngapain sih? itu kaya pegang sesuatu, apa mau ada adegan berbahaya? hehe
 
Aksa : (oh ternyata keris abah memang tidak bisa dilihat sembarang orang).  Iya mas, aku jg sedikit merasakan ada energi  negatif yang kuat dari arah atas, mungkin dia pemimpin di wilayah ini. Kalau tidak salah abah sedang berkomunikasi dan di genggamannya itu ada sebuah pusaka yang memang tidak bisa dilihat. Jenaka kalau mau coba merasakan pejamkan matamu lagi dan harus fokus, coba dengan batin minta ijin dengan abah untuk melihat, insyaallah bisa merasakan dan mungkin melihatnya.
 
Jenaka : Gak mau Takut ah  (tapi diam-diam Jenaka mulai fokus dan memejamkan mata kembali, setelah beberapa saat ia sedikit tersentak). aksa, yang di bawa abah itu meliuk-liuk seperti keris bukan? atau aku salah lihat, soalnya cuma sekilas aja.
 
Aksa : (tersenyum dan mengangguk). ya mas. ssssttttt. Fokus Jenaka.
 
Aku dan Jenaka kembali fokus kedepan.
Kemudian kembali kulihat sosok yang ada di atas, aku kaget abah sudah ada di lantai atas padahal raganya ada di depanku. Mungkin ini yang disebut orang ilmu memecah diri dan sosok Abah yang diatas adalah wujud ghaib abah yang memakai mahkota.
 
Abah : Assalamualaikum, waaaikum sallam wahai penguasa dimensi ghaib. Aku Dhamar Sasmita bersama anak didikku hanya ingin berjalan-jalan saja di wilayahmu, tidak bermaksud mengusikmu. Aku hanya ingin mengajari anak didikku tentang keghaiban disini, agar kelak mereka tidak salah arah. Siapa namamu?
 
Zalanbur : Sejak kapan manusia sanggup berhadapan denganku, tapi kurasa kau ini bukan manusia biasa, wujud ghaibmu bukan sembarangan. Zalanbur. Aku Zalanbur, penguasa wiliayah ini, apa sebenarnya tujuan kalian, kuingatkan untuk pergi saja. Bila tujuan kalian hanya untuk beradu ilmu kupastikan kalian pulang tinggal nama.
 
Komunikasi antara Abah Damar dan Zalanbur terdengar melalui batin dan tertangkap oleh Aksa dan Jenaka. Oh iya, sebenarnya komunikasi awal ini kami masih dalam kondisi duduk bersila di depan pasar dan hanya melalui batin masing-masing sambil memejamkan mata. Aku sempat melihat wujud Ghaib Jenaka, ia memakai busana khas sunda, seperti ageman orang dalam kerajaan. Untuk wujud ghaibku entahlah aku sendiri tidak bisa melihatnya sendiri, yang ku di tahu aku seperti memakai jubah biasa seperti Eyang Dharmawangsa.
 
Energi Zalanbur masih terasa kuat sekali walaupun dari kejauhan, abah masih berdiri gagah di depan Zalanbur yang terikat Rantai.
 
Abah : Apa harus ku ulangi, kami hanya ingin mencari tahu sekaligus menambah wawasan pengetahuan tentang hal ghaib pasar ini, tidak lebih. Kalau memang kau merasa di terusik kami akan pergi, tapi ingat bukan berarti aku takut denganmu. Aku hanya takut dengan Tuhanku.
 
Zalanbur : (Rantai di sekujur tubuhnya terangkat dan terlihat jelas ada  5 rantai yang mengikat kedua tangan, kedua kaki dan lehernya. Rantai itu terpusat dari sesuatu di dimensi lain, mungkin ada seseorang yang membelenggunya dari dimensi lain. Rantai di kaki kiri dan tangan kanan sudah lepas) Kalau saja aku tak terikat sudah ku hantamkan rantai ini ke arahmu. Laknat!. Beraninya kau sombong di depanku.
 
Kemudian aura merah pekat semakin tebal menyelimuti tubuh Zalanbur, di tubuhnya muncul banyak tanduk dan ia mengarahkan energi di tangan kirinya ke arah Abah Damar, seketika seperti terjadi ledakan. Aku dan Jenaka sampai sedikit terhempas, posisi duduk kami sempat bergeser. Jenaka seperti menahan sakit di lehernya, mungkin efek ledakan energi barusan dan akupun juga merasakan.
 
Abah Damar : (Di di posisinya dengan tenang tanpa ada sedikitpun luka atau goresan, bahkan debu tak menempel). Tak ada gunanya Zalanbur, energy sekecil itu tak akan mampu melukaiku. Asal kau tau aku sanggup melepaskan rantai itu, aku juga tau kau di paksa oleh majikanmu disini. Asalmu dari pulai Sebrang kan? Tapi bila kau mau beradu kekuatan, coba kau tahan ini.
 
Keris yang tadinya di tangan sudah merapat di depan dada abah, disna muncul sinar kuning keemasan lalu sinar itu melesat kearah zalanbur, kalau dilihat lebih detail sinar itu berbentuk naga yang memakai mahkota kecil. Dan seketika cahaya tersebut melilit tubuh Zalanbur dan kepala naga berahadapan dengan kepala zalanbur, ia terhentak sesaat dan seperti menahan sakit.
 
Abah : Sanggupkah kau melawan ini zalanbur? Aku enggan membuat masalah disni, aku sudah meminta ijinmu mengingat kau penguasa wilayah ini?
 
Zalanbur : (Meronta kuat, tanduk ditubuhnya meruncing, tetapi semakin kuat pula cengkraman naga dari keris Abah). Tak kusangka keris Nogososro itu asli, terlebih ia tipe nagaRaja. Baiklah, ku akui kau lebih kuat kali ini. Kalau saja belenggu ini tidak ada, mungkin pertarungan akan lebih lama lagi. Kau manusia pertama yang sanggup menahanku sampai seperti ini, banyak manusia yang datangdan pergi hanya untuk menjajal kekuatanku, tapi berakhir dengan kekalahan, ilmunya ku makan. Siapa sebenarnya kau ini, mana mungkin manusia biasa memiliki kemampuan seperti ini? Tapi aku tak perlu tau juga, Jika kau ingin tau lebih dalam apa yang terjadi disini, masuklah ke area tengah pasar, disana ada kolam ikan yang tembus kedalam dimensi ghaib. Disana kau bisa meminta muridmu untuk masuk ke masa lalu dan mencari tahu yang telah terjadi.
 
Abah : Zalanbur, kuingat nama itu. Walaupun bisa saja aku membebaskanmu dari belenggu Tuanmu disana, tapi jelas ini menyalahi takdir. Suatu saat bila memang takdir membawaku Kembali maka aku akan datang sendiri menemuimu. Aku hanya manusia biasa seperti yang lainnya, manusia yang yakin akan kuasa Tuhan dan pasrah dengan segala ketentuannya. Salam Zalanbur.
 
Zalanbur : Bawa ini… (Zalanbur memberikan sebuah kalung dari tanduknya). Bawa ini sebagai identitas selama kau dan muridmu masih disini, maka takkan ada yang berani mengganggumu. Hanya saja ini berlaku di wilayahku, bila kau masuk ke dimensi yang lain sudah bukan urusanku.
 
Abah : Ya, terima kasih. Ku bawa saja untuk berjaga-jaga.
 
Kemudian aura merah pekat mulai memudar, wujud ghaib abah perlahan Kembali ke raganya. Aku dan Jenaka masih bermeditasi di depan pasar dan melihat peristiwa tersebut dengan cukup jelas. Sewaktu aku akan menyudahi meditasiku, kulihat Wujud Ghaib Jenaka justru masuk lebih dalam ke arena tengan pasar, entah mengapa ia seperti tertarik kesana. Dengan cepat abah datang dan langsung duduk di belakang Jenaka, kemudian abah menarik wujud Ghaib Jenaka Kembali dan membasuh bagian punggungnya (seperti memberikan stimulus energi). Patih darindra terlihat membantu back up dari arah depan. Situasinya sedikit gawat, tiba-tiba kalacakraku keluar dengan sendirinya dan mengitari kami semua, gemerincing rantai kalacakraku seperti membantu Jenaka Kembali, terbukti ia menoleh sebentar, sampai aku dikagetkan dengan lubang besar yang terbuka dan terlihat ada pintu berhiaskan ukiran kerajaan disana.
 
Patih Darindra : Tuanku Damar Sasmita, ijinkan saya melepas mantra. Ini terlalu cepat terbuka, anak itu bisa terseret jauh.
 
Abah mengangguk dan patih Darindra seperti melepaskan energi berbentuk kuda putih, Jenaka hamper tak sadarkan diri sampai kuda menyambarnya..
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

close