Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LELUHUR KERAJAAN PURBA (Part 10) - MASUK DIMENSI GHAIB PASAR MATAHARI


JEJAKMISTERI - Kemudian jenaka seperti mengeluarkan sesuatu di sakunya, aku cukup kaget dan heran

Aksa : Lhah, itu kan gelang Tasbihku..? kok bisa bersama jenaka?

***

Karena terburu-buru aku tak sempat bertanya, kemudian aku beranjak antar istri kerja. Diperjalanan aku masih penasaran kenapa gelang tasbihku bisa ada bersama Jenaka, sedangkan ada Mahogra (Makhluk mitologi suci) di dalamnya, apa Mahogra lantas menjaga Jenaka ya? atau memang aku yang teledor menjatuhkannya? ah, entahlah nanti saja kutanya.

Selepas mengantar Istriku kerja, aku pulang bersama anakku. Mampir sebentar ke taman bermain untuk membuatnya senang, ini waktu berharga bersama anak perempuanku "Dhira" di sela kesibukan kami. Oh iya, Entah mengapa Anakku Dhira sedikit berbeda dari kebanyakan anak. Menurutku ia memiliki daya ingat dan tangkap yang cepat, bahkan terkadang ia mampu mengingat hal yang cukup jauh terlewati. Waktu lahirnya dulu aku sempat melihat ia di selimuti aura kuning keemasan, hanya saja aku belum begitu paham. Terlebih saat bertemu orang tua tak dikenal, ia sempat mengatakan kalau anakku itu istimewa dan kedepannya aku harus bisa lebih sabar. Yah, nantilah ku ceritakan di episode lain mengenai anakku ini, karena ada juga pengalaman aneh dan berbau metafisika yang ku alami bersama anak ini.

Setelah puas bermain, kami kembali ke rumah, tetapi di depan rumah Nyai sekar memintaku untuk menidurkan Dhira di kamarnya. Ya sudahlah, sudah seperti neneknya sendiri juga.

Kulihat Jenaka ada diruang santai bersama abah, kukira sudah pulang, lalu aku ikut nimbrung di obrolan. Singkat cerita Jenaka masih penasaran dengan kejadian di mimpinya, yang sebenarnya memang terjadi. Namun sepertinya abah juga sudah menjelaskan dengan cara yang paling gamblang dan logis.

Jenaka : Aku masih penasaran ini bah, yang jelas mimpiku semalam itu kayak kenyataan. Nah ini mumpung mas Aksa sudah datang, tak tanya sekalian.
Mas, to the point saja ya dari pada nanti Abah muter-muter lagi penjelasannya. (Abah tertawa puas). Mas, ini gelangnya mas Aksa kan? Ini kok bisa tiba-tiba ada di atas dadaku mas? aneh ini, waduh aku merinding ini.

Aksa : lhah saya juga gak tau mas, atau mungkin ketinggalan waktu saya kesana pagi itu ya, soalnya sempat dibuat mainan Dhira.

Jenaka : gak mungkin to mas, kalau ketinggalan paling kan di meja atau jatuh, ini di atas dadaku. Wah, mrinding lagi aku. Bah abah, pasti abah tau sesuatu, jelasin lah bah, karena ini sudah tidak bisa di anggap logis.

Abah : (mendengar kalimat terakhir jenaka abah tersenyum). Nah, itu dia Jenaka yang abah maksud. Ada hal di dunia ini yang memang tidak bisa dijelaskan secara logis. Abah tau kamu ini orang yang sistematis, logis dan nalar. Itu bagus karena tidak selamanya sebuah kejadian itu harus di hubungkan dengan hal Ghaib /metafisika, selama bisa di jelaskan secara logis ya sudah selesai. Tetapi, kejadian yang kamu alami dari mimpi sampai munculnya gelang nak Aksa itu memang tidak sepenuhnya nyata. Dalam artian ada hal yang berhubungan dengan dunia spiritual atau lebih mudahnya hal ghaib. Sebenarnya mimpimu semalam itu berhubungan dengan mimpimu sebelumnya, naskah yang kau dapat di mimpi, gelang Nak Aksa dan juga munculnya kami di mimpimu itu sudah di gariskan Tuhan. Abah akan coba jelaskan sejelas-jelasnya agar kamu juga mulai belajar hal spiritual dan metafisika.
Jenaka, yang kamu lihat di mimpimu semalam itu nyata terjadi walaupun tidak di dunia nyata. Semalam Abah dan Nak Aksa berinteraksi dengan keghaiban di sekitar rumahmu, disana ada dimensi makhluk Ghaib yang memang sedikit berbenturan dengan dimensi kita, khususnya rumah dan usahamu itu. Singkat cerita Semalam sudah kami bereskan, memang sempat ada kekacauan karena memang sifat mereka yang tak mau di usik dan ingin mempertahankan wilayah.

Aksa : Benar yang di sampaikan abah mas, semalam kami sempat masuk kerajaan Ghaib Tanah Kuru yang di pimpin sosok Kera besar. Sebenarnya menurunnya usaha mas jenaka itu ada efek timbal balik dan gesekan dari dimensi mereka, ada juga sebab yang muncul dari pihak mas jenaka walaupun bukan sepenuhnya salah. Kesalahan yang timbul justru diluar kendalimu, karena justru orang lain yang kurang berhati-hati ketika berada di lokasi itu. Pada akhirnya negosiasi berhasil dan mereka tidak akan mengganggu lagi.

Jenaka : Lho bener kan, pasti ada yang aneh dan kok ya pasti urusannya sama yang gak kelihatan ya bah, aku kan ya gak tau. Ya walaupun aku sempat merasakan hal-hal aneh setiap hari, tapi tak ku gubris karena aku juga niatan cuma buka usaha aja. Lha kalau gelang ini ceritanya gimana mas Aksa? ini aneh.. hmmmm

Abah : Pemikiran mu sudah benar Jenaka, memang harusnya begitu, kamu harus bisa meninggikan akal dan logikamu agar tidak gampang terdoktrin hal-hal diluar nalar. Jadi sekarang kamu sudah tau kan? Kebetulan saja abah dan Nak Aksa diberi kelebihan oleh Allah bisa tau dan berkomunikasi dengan mereka yang tak terlihat, tapi kelebihan ini juga bukan hal yang harus di pamerkan, hanya harus disyukuri dan digunakan untuk semestinya. Nah, soal gelang itu memang sebelumnya dipakai nak Aksa saat masuk dimensi Ghaib, didalam gelang itu sebelumnya ada sosok pendamping yang menjaga Nak Aksa tetapi saat pertempuran ku minta keluar agar tidak terjadi hal yang membahayakan, terlebih nak aksa belum bisa mengendalikannya secara penuh. Saat gelang itu dalam kondisi kosong abah melihat ada sosok yang masuk dan gelang itu melesat ke arah rumahmu, kemudian saat kami pulang abah bertemu lagi dengan sosok yang masuk gelang itu. Setelah berkomunikasi ternyata beliau adalah sosok leluhur yang menjagamu, beliau berterima kasih dan berpesan suatu saat akan tiba waktunya bertemu denganmu.

Jenaka : leluhur itu makhluk Ghaib bah?

Abah : (menepuk jidad). Susah memang menjelaskan hal seperti ini sama anak yang kebanyakan ngicipi tinta sablon.

Jenaka : ya maaf bah, Aku beneran gak tau ini. Ya udah jelasinnya bersambung dulu aja bah, aku masih pusing sama penjelasan sebelumya, tapi aku jadi penasaran sama hal-hal yang abah dan mas Aksa alami semalam, ditambah kok kaya ada hubungannya sama mimpiku sebelumnya.

Abah : Nah, kebetulan kamu bilang kaya gitu. Abah berencana untuk mengajak kalian berdua melakukan sebuah perjalanan atau ekspedisi, abah mendapat suatu pesan untuk memulai kembali perjalanan menjaga peninggalan para leluhur Nusantara. Sebagai awal abah akan mengajak kalian untuk memahami dulu seluk beluk dunia Ghaib, agar kalian juga tau apa saja yang ada di sana. Bagaimana, mau ikut?

Aksa : Sepertinya menarik, insyaallah saya ikut kalau ini juga untuk belajar dan menimba ilmu spiritual lebih banyak lagi.

Jenaka : Mau uka-uka? gak mau, ujungnya nanti pasti aneh-aneh, aku itu percaya hal begituan bah, tapi ya kalau mau terjun model kaya gitu selain serem aku juga takut usahaku terganggu.

Abah : kamu ini ada aja alasannya. Jenaka, yang abah maksud itu bukan model di tv itu, abah cuma mengajak kalian untuk belajar spiritual dengan jalan yang insyaallah tepat, terlebih tujuan Abah adalah untuk memecahkan teka-teki mimpimu juga, abah merasa dengan ikut sertanya kalian akan membuka kembali pintu takdir dan jawaban atas semua pertanyaanmu. Abah tidak akan meminta kalian untuk menjadi spiritualis, bukan soal kesaktian atau semacamnya, tapi lebih kepada kembali kepada kesadaran diri dan Tuhan melalui perjalanan ini. Apa yang akan kita temui di depan adalah untuk lebih membuat kita mendekat kepada yang memberi hidup.

Jenaka : nah, kalau kaya gini aku aku baru mau ikutan. Terus mau kemana kita bah?

Abah : Pasar Matahari

Jenaka : Nekat. Gak jadi ikutan. Itu kan lokasi paling horor di disini. Mau ngapain di sana bah?

Abah : Ya nanti kamu bakal tau, di sana banyak hal yang bisa kita pelajari dan abah merasa lokasi itu awal untuk menjawab pertemuan kita bertiga.

Jenaka : Yasudah aku ikut ,tapi aku di back up lho bah, aku kan gak paham sendiri model begituan. Mas Aksa sih pasti mau aja, ya kan mas.

Aksa : Saya manut aja mas, asik juga bisa belajar hal baru lagi.

Abah : Kalau semua setuju, malam jumat nanti kita kesana.

Jenaka : Malam Jumat, Abah Nekat. Fix horor bah.

Abah & Aksa tertawa, dan suasana kembali cair.

Kemudian di Malam jumat semua sudah berkumpul di rumah Jenaka, kami bersiap ke Pasar Matahari. Berjalan bertiga menyusuri jalanan yang sepi, malam berkabut menambah kesan seram malam ini. Sesampainya di Pasar Matahari kami berdoa dulu memohon perlindungan, setelah selesai kami masuk pasar matahari dan menyusuri beberapa lorong yang tak begitu gelap. Pasar ini sebenarnya masih aktif, hanya saja banyak kerusakan efek kebakaran 8 tahun silam. Sambil ngobrol Aku seperti mulai merasa hawa aneh menekan dari berbagi arah, rasa mual dan merinding bercampur. Kalacakra di dadaku seperti ingin keluar, tapi ku tahan sekuat tenaga. Abah dan Jenaka menyadari keanehanku dan mereka berhenti sejenak di depanku.

Abah : Jangan sampai keluar dulu kalacakramu Nak Aksa, tenangkan dirimu, yang kau rasakan ini mungkin efek kejadian masa lalu yang mencoba masuk ke otak.

Aksa : ya bah, tapi kuat juga tarikannya. Rasanya seperti di hantam sana sini. Abah sepertinya di ujung lorong ada sesuatu yang menunggu kita, benar gak bah yang kulihat.

Jenaka : Apa sih mas, belum apa-apa sudah mulai merinding ini. Pindah aja yuk bah.

Abah : Ya, di depan ada seperti penjaga utama lokasi ini, walaupun ada beberapa lokasi berbeda yang terbagi menjadi beberapa wilayah.

Abah sejenak diam dan suasana menjadi semakin seram, aku mencoba fokus dan menata energi. Kulihat Patih Darindra juga hadir dan mendekat kepada Jenaka, mungkin abah yang meminta menjaganya.
Sewaktu abah konsentrasi kedepan, aku merasakan hawa panas dan bau wangi yang menusuk, sepertinya jenaka juga merasakan tapi tak disampaikan. Hawa dan energinya sangat kuat, dari arah atas pasar. Kucoba menguatkan batinku dan memohon kepada Allah untuk mengetahui apa yang sebenarnya ada di atas sana. Seketika tubuhku kaku, batinku menangkap ada sosok yang bentuknya mirip manusia tapi memiliki tanduk di sekujur tubuhnya, ia diam karena banyak rantai mengikat tubuhnya. Ku tajamkan lagi batinku dan hampir jantungan rasanya sewaktu sosok itu beradu mata denganku.

"Pergi, kecuali kalian cari mati"

Rantainya bergerak dan sosok itu seperti menggerakkan salah satu tangannya, rantai bergemerincing membuat tubuhku mati rasa, ia menatap tajam dan berteriak ke kami.

"Sekali lagi. Pergi atau cari mati

Abah seperti menggenggam sesuatu dan ternyata keris yang bersinar, kemudian..
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close