LELUHUR KERAJAAN PURBA (Part 9) - GAWAT!! JENAKA TERTANGKAP, AKSA KENA TOMBAK
JEJAKMISTERI - Gadha Kencana : Damar Sasmitha? apa yang kau lakukan disini? (Gadha Kencana sedikit mundur dan sedikit cemas)
Aksa : (Kenapa Gadha kencana tau nama abah?)
Abah : Anak ini bisa dikatakan masih satu garis keturunan denganku, jadi apabila kau berniat mengancamnya sama saja menabuh perang denganku. Hanya saja aku enggan membuat masalah denganmu, aku hanya mengantarkannya untuk bertemu denganmu guna membicarakan hal yang sudah ia sampaikan.
Gadha Kencana : Asal kau tau Damar Sasmitha, aku menghormatimu karena kau adalah Raja di Dimensi sebrang dan akupun mengakui kekuasaanmu, tapi kali ini berbeda kau masuk ke wilayahku dan kau hanya bersama tungganganmu itu. Aku tau makhluk itu bukan makhluk biasa, bahkan bila ia mengamuk kerajaanku akan porak poranda. Sekali lagi ku ingatkan kau berada dalam wilayahku dan kau sudah di kepung.
Rakuti seperti memberi tanda dan sekejab para kera yang berada di pohon berkumpul menjadi satu, aku sempat menangkap mereka membawa Jenaka, hanya saja Jenaka masih dalam kondisi bingung dan tidak sadar dengan kejadian ini.
Rakuti : Sukma Bocah ini sepertinya tertarik masuk kesini, ini menguntungkan untuk kami. Apa yang akan kalian perbuat?
Gadha Kencana : Baguslah! Sukma anak ini bisa ku tahan bila kalian berbuat seenaknya. Damar Sasmita, ku beri pilihan kembali. Pergilah dan biarkan sukma anak ini disini, apa yang dilakukannya sudah sangat mengganggu ketenangan kami.
Aksa : Sahabatku, ini bukan murni kesalahannya. Banyak yang diluar kendalinya, ia hanya menjalani takdirnya, biarlah dimensi kerajaan dan manusia berdampingan semestinya.
Abah : Benar yang Aksa sampaikan. Biarlah 2 dimensi ini berdampingan, walaupun memang banyak hal yang mengusikmu tetapi ini diluar kendali dan jelas bukan sepenuhnya salah anak itu.
Mahogra sepertinya mulai tak bisa menerima situasi ini, ia seperti bersiap menyerang dan mengibaskan sayap besarnya. Energi yang tadinya tenang mulai berkobar, aku mencoba masuk ke batin Mahogra dan memintanya untuk tenang. Alhamdulillah ia mendengarkanku dan mulai tenang kembali.
Ketika aku berbalik arah, kepalaku hampir tertusuk tombak. Untunglah kalacakraku lebih dulu sigap membentengi, abah damar juga sudah berada didepanku untuk memperlambat laju tombak. Sepertinya itu tombak Rakuti, ia memanfaatkan kelengahanku.
Abah Damar : Lancang Kau Rakuti. Aku sudah bilang tidak ingin memulai kerusuhan disini. Kalau sedikit saja Anak yang kau bawa itu terluka, pertanda genderang perang di tabuh. Gada Kencana, kau salah bila menganggapku terkepung, lihat lebih jauh sekelilingmu.
Kemudian Gadha Kencana memandang sekitar dan akupun ikut melihat sekeliling. Ternyata parajurit kerajaan yang dulu di bawa Patih Darindra sudah mengepung kerajaan dan jumlahnya hampir 3 kali pasukan kera, lebih takjubnya aku melihat sosok yang tak asing bagiku berdiri di depan pintu kerajaan. Patih Darindra berdiri dengan gagah bersama seorang perempuan yang cantik seperti bidadari dan ternyata ia menyusup kerajaan dan membawa permaisuri dari Gadha Kencana.
Patih Darindra : Tuanku Damar Sasmita, tugas terlaksana. Kini posisi seimbang, wanita ini sudah di ujung kematian.
Gadah Kencana : Dasar Sombong, beraninya kau membawa permaisuriku.
Abah Damar : Sekarang posisi kita sama, kau lukai anak itu maka patihku tak akan segan melakukan hal yang sama.
Gadha Kencana, mari sudahi kekacauan ini. Dari awal aku enggan membawa kekacauan.
Gadha Kencana : Kau tak berubah Damar Sasmitha, kau memang terkenal dalam strategi peperangan. Aku sampai tak sadar patihmu menyusup diam-diam. Baiklah sudahi kekacauan ini, Rakuti lepaskam anak itu... Lalu apa yang kalian inginkan? Ingat, aku tak mau kerajaanku kembali terusik.
Aksa : Sahabatku, terima kasih atas kebaikanmu. Kami hanya ingin bernegosiasi dengan kepala dingin. Untuk wilayahmu yang terganggu akan ku urus, aku akan mencoba memberi pengertian Sahabat Manusiaku ini tentang pentingnya menjaga dan saling menghormati sesama makhluk. Mungkin akan ku minta dia untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan sekitarnya.
Abah : Ya, benar yang dikatakan aksa. Nantinya aku ku pagari rumahnya dengan Doa agar orang yang masuk wilayah itu terdoktrin untuk lebih berhati-hati atau tidak melakukan hak yang berlebihan.
Kemudian abah meminta Patih Darindra untuk melepas Permaisuri dan menarik kembali prajuritnya. Keadaan sekitar mulai kondusif. Sukma Jenakapun kembali ke tubuhnya tanda ia mulai sadar. Perbincangan mulai menemui baikk terang dan kekacauan terhindarkan.
Pada akhirnya segala hal memang bisa di bicarakan dengan kepala dingin, walaupun sempat ada kekacauan tapi ini memang tak terhindarkan.
Abah : Gadha Kencana Sang Penguasa Tanah Kuru, aku berhutang Budi padamu. Kebaikan akan ku ingat dan aku bersama anak yang tadi berjanji tak akan mengusik wilayahmu. Berjanjilah untuk menarik pasukanmu disana dan biarkan 2 dimensi ini berdampingan.
Gadha Kencan : Akupun berhutang budi padamu Damar Sasmitha, maafkan atas perbuatan Panglimaku yang hampir mencelakai anak ini (melihat aksa). Anak ini memiliki potensi yang luar biasa, terlebih ia memiliki benda suci di tubuhnya. Sebagai gantinya panggilah aku bila suatu saat kau butuhkan. Aku Sang Penguasa Tanah Kuru akan membantu segala urusanmu.
Setelah beberapa saat perbincangan selesai, tak perlu ada peperangan yang ku takutkan. Kami kembali ke dimensi masing-masing.
Dalam perjalanan pulang kami sempat mampir ke rumah Jenaka dan melihatnya tertidur pulas, kondisi rumahnya juga sudah bersih dari kabut Para Kera. Lega rasanya.
Abah sempat menasehati ku untuk lebih berhati-hati dan banyak belajar dari pengalaman.
Sewaktu sampai di depan warkop, kami melihat ada sosok laki-laki bertubuh kekar dan memakai mahkota khas Sunda.
Ia tersenyum dan memberi salam kemudian menyampaikan terimakasih karena telah melindungi Cucunya. Usut punya usut ternyata beliau adalah leluhur Jenaka, ia belum bisa membantu karena memang takdir belum mengijinkan untuk terkoneksi dengan Jenaka. Beliau hanya bisa melindungi dari kejauhan sembari menunggu waktu untuk dapat terkoneksi dengan Jenaka.
Abah sempat berkomunikasi sebentar kemudian sosok itu hilang bersama cahaya bulan yang memudar.
Nyai Sekar menyambut kami dan memintaku untuk bermeditasi sejenak untuk memantau energiku yang sempat berbenturan, Nyai mengajariku untuk memanfaatkan kalacakra sebagi media untuk menyembuhkan tubuh dan energi.
Hari berganti, tubuhku masih aneh rasanya. Mungkin efek peristiwa semalam.
Sewaktu aku mau mengantar istriku kerja, kulihat Jenaka sudah ada di depan rumah abah dengan terburu-buru. Aku sempat mendengar ia seperti antusias ingin bercerita sesuatu kepada abah.
Jenaka : (sambil duduk di kursi depan ia berbicara kepada abah) bah, abah. Panggung itu datang lagi di mimpiku bah. Aku tak berniat apapun saat ingin tidur. Aku akan bercerita bah. Abah sudah tau sendiri aku tak menyukai hal yang tidak logis, tapi ini perasaan yang beda bah. Mimpi ini seakan menununtuku dan semoga abah mau membantuku menjelaskan hal ini. Aku bermimpi di sorot lampu itu lagi banyak kertas berterbangan ke arahku. Sekejap mulai bimbang di dalah hati, dimana aku kenapa hal ini lagi. Kertas itu seperti naskah yang berhamburan mulai jatuh ke tubuhku yang aku sendiri hanya bisa rebahan di sorot lampu entah kenapa aku menikmatinya ketika kertas kertas itu jatuh ke arahku. Aku mendadak terbangun karena ada seperti wajah Abah dan mas Aska di dalam kertas yang berhamburan itu. Ketika aku beranjak lampu mati dan kondisi sangat gelap. Di ujung cahaya mulai lampu menyala seperti abah dan mas aska lagi. Aku berusaha mendekat aku seperti kaku seketika dan ada salah satu kertas naskah jatuh di depanku. Aku baca tulisan di naskah itu.. tapi rasanya aku seperti di bisiki oleh seseorang..
"Cucuku, temui takdirmu bersama mereka yang terpilih. Jalanmu akan di terangi, mulailah berjalan bersama mereka yang sanggup membawamu pada hakikat Sang Pencipta, yang menguasai seisi semesta".
Ini apakah pesan atau sekedar mimpi? abah bantu aku jelaskan apa maksud mimpi ini, kalau abah tidak menjelaskan aku akan mengancam abah,, aku hari ini tidur bersama abah karena aku takut. (dengan wajah yang serius)
Abah : ah nak Jenaka ini... tak biasanya serius seperti ini. Itu kan hanya mimpi.. ya to? ndak usah di khawatirkan.
Jenaka : Jadi abah mau menemani tidurku malam ini? (sambil memegang tangan abah)
Abah : Lo lo lo ya gak gitu konsepnya.. kamu tu kenapa Jenaka, mimpimu itu bisa jadi takdir bisa jadi sebuah perjalanan ikuti intuisimu saja. Kamu harus meningkatkan logikamu seperti biasanya. Gak biasanya lo kamu serius seperti ini.
Jenaka : Satu lagi bah, Ketika aku bangun ada sesuatu di dadaku. Ini membuatku yakin bahwa tidak ada yang biasa saja di mimpiku tadi malam. Abah berilah saya penjelasan Abahhhh... berikannn..
Kemudian jenaka seperti mengeluarkan sesuatu di sakunya, aku cukup kaget dan heran
Aksa : Lhah, itu kan gelang Tasbihku..? kok bisa bersama jenaka?
[BERSAMBUNG]
*****
Selanjutnya
*****
Sebelumnya