Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LELUHUR KERAJAAN PURBA (Part 8) - HAMPIR CELAKA DIKERAJAAN GHAIB


JEJAKMISTERI - Kami siap pergi menuju dimensi Kerajaan Para Kera..

Kami berjalan menuju lokasi usaha Jenaka yang tak jauh dari rumah abah, malam itu udara malam begitu dingin, rimbun pepohonan berbisik di hantam angin bertubi-tubi. Seakan mengiringi tujuan kami yang akan masuk ke dimensi makhluk Ghaib. Dalam perjalanan abah sempat menyampaikan bahwa menghadapi hal seperti ini sebenarnya bisa di atasi dari rumah, jadi hanya pecahan dari diri kita saja yang ke lokasi. Akan tetapi abah paham betul aku belum pernah melakukannya, jadi gak ada salahnya juga tubuh fisik kita langsung ke lokasi.

Jarak sekitar 1 km di rumah Jenaka sudah terlihat hal janggal, batinku melihat bahwa ini sudah mulai masuk dimensi Ghaib. Abah memberiku aba-aba untuk berhenti di dekat 2 pohon jati besar, setelah beberapa saat terlihat keanehan, dari cela pohon tersebut muncul sosok kera besar bertaring dan berbulu lebat, hanya saja berbeda dengan yang kulihat dulu. Abah seperti melakukan negosiasi dan entah mengapa sosok kera besar tersebut kemudian diam dan memberi tanda bahwa kami boleh masuk.

Abah : Nak Aksa, lewat sini. Setelah ini kita akan memasuki dimensi mereka, kerajaan Ghaib Tanah Kuru. Berhati-hatilah dan terus berdzikir, mantapkan hatimu.

Aksa : Baik abah.

Aku baru paham ternyata 2 pohon besar itu adalah akses masuk Kerajaan Para Kera yang bernama Tanah Kuru, secara nyata memang hanya pohon jati besar di kebun Jati. Setelah masuk udara dan cahaya seperti berada pada titik tengah, tidak panas tidak dingin, tidak gelap tidak terang, entah mengapa waktu juga berjalan lambat sekali. Hawa mulai sedikit aneh, ada semacam aura merah bercampur kuning keemasan terpancar dari sebuah bangunan mirip kerajaan, hanya saja tidak terlalu besar. Abah berhenti dan mengatakan hal yang mengagetkan.

Abah : Nak Aksa, abah akan tunggu disini. Setelah ini coba kamu masuk dan temui Raja Tanah Kuru yang bernama Gadha Kencana.

Aksa : Lhah, saya sendiri abah? lha saya harus ngapain, nanti kalau tiba-tiba ada hal buruk bagaimana? Abah ikutlah (aku memohon sambil kebingungan)

Abah : (Tersenyum) Apapun yang terjadi hadapilah, ingat sebisa mungkin hindari pertempuran dan usahakan yakin dengan tujuanmu.

Aksa : Ya sudah lah, aku coba masuk dulu. Kalau ada apa-apa saya di bantuin ya abah.

Kemudian aku masuk dan melewati gerbang besar, berjalan dengan penuh kebingungan dan rasa merinding. Tekanan di dalam lebih berat, energinya seperti menusukku dari berbagai arah, batinku menangkap banyak sekali prajurit kera yang mengintaiku, sampai pada langkahku terhenti karena tanpa aba-aba ada cahaya melesat dan jatuh di hadapanku. Kemudian muncul sosok Kera Besar yang memakai atribut khas kerajaan, tetapi tidak memakai mahkota, dan ku ketahui ia adalah panglima kerajaan ini yang bernama Rakuti.

Rakuti : Manusia macam apa yang berani masuk ke wilayah Kerajaan Tanah Kuru. Apa tujuanmu.

Aksa : Assalamualaikum Sahabat, maaf bila aku masuk tanpa memberitahu terlebih dahulu, karena memang ini pertama kali aku masuk ke dimensi Ghaib. Aku datang untu bertemu Rajamu Ghada Kencana, ada hal yang harus aku tanyakan mengenai sebuah tempat di wilayah kerajaan ini yang menurutku terpengaruh dan sedikit mendapat gangguan dari kerajaan ini.

Rakuti : (Hahahahahaha, ia tertawa keras sekali kemudian memasang raut muka menakutkan) Hey bocah, bila yang kau maksud adalah rumah anak di sudut jalan itu, maka kau salah besar. Bukan kami yang mengganggu, tapi rumah beserta para manusia di sekitarnya yang mengusik ketenangan kami. Awalnya kami tidak sudi menyentuh wilayah manusia rendahan seperti mereka, tapi lambat laun watak busuk mereka mulai terlihat. Sikap dan perbuatan manusia kotor yang suka berbuat tanpa berpikir, mengotori wilayah kerajaan ini. Bila maksud kedatanganmu adalah membela mereka, maka kau sama saja. Kedatangan mu ku anggap perlawanan dan tanggunglah akibatnya. (kemudian ia mencabut senjata dari punggungnya, seperti tongkat berujung 3 bilah pedang kecil).

Aksa : (sekujur badanku kaku dan merinding, apa yang harus kulakukan? kemudian Rakuti seperti akan melepaskan energi yang terkumpul di ujung tongkatnya, ini mirip adegan film Mahabharata yang pernah kulihat, bedanya sekarang ada di depanku). Tunggu dulu, aku tidak bermaksud membuat kekacauan Disni sahabat, aku hanya ingin berbicara saja.

Tetapi ia tak menghiraukan, energi yang ia kumpulkan cukup besar. Dadaku mulai sesak karena ada semacam energi bergejolak, tanpa ku mau energi dari dadaku melesat cepat, aku sempat melihat seperti roda bergerigi yang berkumpul jadi satu dan memiliki rantai berwarna emas. Ini Kalacakra dari eyang pikirku, duh kok malah keluar padahal aku tidak ingin ada kekacauan disini. Kalacakra tersebut langsung mengitari rakuti, ia sempat kaget dan berpindah tempat, tapi kalacakra lebih dulu mengitarinya dengan cepat. Kemudian rantai disekitar kalacakra itu melesat ke arah rakuti dan sekejap mengunci gerakannya. Aku sampai dibuat takjub dengan kejadian ini, mirip seperti film animasi, tapi sekali lagi ini nyata di depanku. Rakuti berteriak keras, membabi buta mencoba lepas.

Rakuti : Brengsek. Dari mana datangnya benda suci ini, mana mungkin benda seperti ini muncul darimu, siapa kau? Beraninya menutup kehadiranmu dan menyembunyikan jati dirimu? Lepaskan!!

Aksa : Maafkan aku sahabat. Aku tidak bermaksud mencelakaimu, kalacakra itu hanya mencoba melindungiku. Akupun tidak bisa mencegah saat kau berusaha menyerang.

Aku masih kebingungan. apa yang harus kuperbuat, aku bisa saja meminta kalacakra itu kembali, tapi pasti Rakuti akan menyerang lagi. Tidak kulepaskan juga kasihan, aku bergelut dengan batinku sendiri. Di sekitar pohon batinku menangkap ada banyak sekali prajurit kera yang siap perang, tapi mereka tidak berani mendekat, walaupun dari raut wajah mereka seperti sudah siap mati melihat kejadian itu.

Dari arah kerajaan muncul lagi cahaya merah keemasan yang melaju cepat menuju Rakuti, kemudian muncul sosok yang membuatku menahan nafas dan takut bukan kepalang. Sosok itulah yang kulihat di batin Jenaka. Sosok Kera bertubuh kekar dengan mata merah menyala, ada hiasan khas Raja di tubuhnya, mahkota kecil di kepala nya semakin mengukuhkan bahwa ia adalah penguasa Kerajaan Tanah Kuru. Ada hal mencolok yang membedakan, sang raja ini berbulu putih dan terlihat sangat gagah membawa tongkat besar di tangannya.
Ia adalah Gadha Kencana, sang Raja para Kera.

Gadha Kencana : Hey Bocah, tariklah Kalacakramu. Benda Suci ini bisa memusnahkan Panglimaku bila terlalu lama mengekang. Aku menjamin Panglimaku tak akan menyerang. Aku tau maksud kedatanganmu.

Mendengar Sang Raja berbicara seperti itu, pikirku mungkin bisa di percaya walaupun aku juga belum yakin. Melalui batin kuminta kalacakra kembali, kemudian rantai terlepas dan kalacakra kembali ke dadaku. "lho kok bisa langsung kembali, ku pikir ada cara khusus, ah entahlah nanti saja kutanya abah".

Aksa : Assalamualaikum Sahabat, Gadha kencana Raja Kerajaan Tanah Kuru. Maaf bila kedatangan ku dimulai dengan sedikit kekacauan, itu karena panglimamu tidak mau di ajak bicara dan langsung menyerangku.

"Rakuti hampir terpancing dan akan menyerang kembali, tetapi di hentikan Rajanya"

Gadha Kencana : Tahan dulu Rakuti, biarkan dia berbicara. (Rakuti bersimpuh dihadapan Rajanya. Siapa Namamu anak manusia, bagaimana bisa ku memiliki benda suci yang hanya di miliki para Resi Suci jaman dulu. Kalacakra itu setingkat pusaka kedewataan dan hampir tidak mungkin di miliki manusia biasa.

Aksa : Namaku Aksa. Kalacakra ini pemberian dari Leluhurku dan Diminta untuk menjagaku. (kulihat Sang Raja sedikit mengernyitkan dahinya, seperti kaget dengan jawabanku).

Gadha Kencan : Aku sudah tau maksud kedatangan mu dan jawabanku hampir sama dengan Rakuti, Anak yang tinggal dirumah itu yang jadi alasanmu kesini bukan? bukan kami yang memulai, tapi kami mulai terusik dengan aktivitas nya. Manusia kotor seperti kebanyakan, selalu mengusik ketenangan kami. Aku tau kau sudah menyadari hal ini dan apa pembelaanmu?

Aksa : (Sewaktu ingin menjawab, samar kulihat seseorang di balik pohon, ia seperti orang yang sedang kebingungan dan takut, ia memakai busana khas sunda dan ternyata Jenaka. Aduh, apa yang Jenaka lakukan disini, kenapa dia bisa masuk? Apa ini hanya kebetulan saja. Aku mencoba mengalihkan pandanganku kembali).
Sahabat. Aku sadar kesalahan yang terjadi di rumah Jenaka Sahabatku, tapi bila ini terus berjalan aku takut kehidupannya akan terganggu, jadi bisakah kalian berhenti mengganggu Sahabatku itu?.

Gadha Kencana : (ia terlihat marah dan hampir mengantamkam Tongkat besarnya) Dasar bocah manusia lancang!! Kuberi kelonggaran masih saja beralasan, kau mau hidup atau jadi budakku disini?

badanku bergetar hebat, sepertinya kalacakra mau keluar lagi. Sampai aku dikagetkan dengan suara muncul di belakangku.

"Angkat kembali Senjata besarmu itu Gadha Kencana, mengancam Aksa sama saja mengusik keluargaku. Mau beradu kekuatan dengan perang??"

Abah Damar muncul dari arah belakang, bersama Mahogra (hewan mitologi berbentuk singa berkepala Rajawali milik eyang yang sebelumnya masuk ke Gelang Tasbihku. Kapan ia keluar pikirku). Abah berjalan dengan pelan dan ia sudah berganti wujud Ghaibnya dan duduk di atas Mahogra, Abah memakai ageman Raja yang sangat gagah seperti yang kulihat dulu.

Gadha Kencana : Damar Sasmitha? apa yang kau lakukan disini? (Gadha Kencana sedikit mundur dan sedikit cemas)

Aksa : (Kenapa Gadha kencana tau nama abah?)
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close