Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LELUHUR KERAJAAN PURBA (Part 5) - EYANG DHARMAWANGSA, TUGAS BESAR


JEJAKMISTERI - Kemudian cahaya tersebut semakin terang dan tanpa aba-aba cahaya tersebut melaju ke arahku dan melaju cepat bagai kilat masuk ke dadaku. Posisi meditasiku mendadak buyar, aku hampir terjungkal kebelakang karena kaget dan tak kuasa menahan peristiwa tersebut. Sebenarnya tidak ada rasa sakit sedikitpun sewaktu cahaya itu masuk kedalam dadaku, rasanya seperti ada semacam benda padat yang mendadak mencair dan masuk ke pori-pori lalu menyebar di dalam tubuhku, hingga akhirnya berkumpul dan berputar-putar di dadaku.

Eyang Dharmawangsa : Wajar kalau kau sampai terpental seperti itu cucuku, selain energy yang besar, yang masuk kedalam dadamu itu adalah inti energi murni dari eyang, inti energy murni ini berbentuk kalacakra yang kelak akan banyak membantumu. Kau harus segera belajar mengendalikannya, agar tau kapan harus aktif dan tertidur, sebelum mampu mengendalikan maka Kalacakra ini akan aktif secara otomatis bila ada hal jahat atau buruk yg mengincarmu.

Aksa : Eyang, apa pantas cucumu ini menerima hal ini?Cucumu ini takut suatu saat justru terhasut nafsu untuk menyalahgunakannya.

Eyang Dharmawangsa : (Tersenyum tipis dan semakin tajam memandangku). Cucuku, inti energi murni ini bisa menetralkan hawa jahat, meredam nafsu angkara, menyembuhkan luka, tetapi bisa juga digunakan untuk pertahanan dan menyerang. Untuk 2 hal terakhir ini bersumpahlah untuk menggunkannya hanya dalam keadaan darurat saja.

Aksa : (Aku masih duduk dibatu dengan kepala sering tertunduk karena masih kikuk juga).

Tiba-tiba di sebelah kiriku ada suara yang ikut nimbrung dalam obrolan, dan sewaktu kuangkat kepalaku cukup kaget juga karena yang kulihat adalah sosok seperti raja bermahkota, memakai jubbah yang sederhana tapi sangat gagah.
(Abah damar??? Dalam hatiku menjerit pelan. Ya itu memang abah damar. Lantas ku ingat sewaktu perjalanan aku sempat melihat ada seperti mahkota di kepala abah).

Abah Damar : Nak Aksa itu yang terpilih dari sekian generasi. Jangankan keterbatasanmu, dosa serta kilafmu di masa lalau tak akan mengubah takdir hari ini. Anggap saja Tuhan sedang membawamu kearah yang lebih baik melalui peristiwa hari ini, terutama pertemuanmu dengan eyang Dharmawangsa yang juga leluhurku juga. (sambil memberi salam kepada eyang).
Aksa : Leluhur abah? Berarti aku dan abah?

Eyang Dharmawangsa : Ya seperti dugaanmu. Damar Sasmita masih keturunanku, hanyas aja berbeda jalur keturunanan dengamu. Aku yang memintanya untuk mengawasimu serta membimbingmu di dunia ini. Apa yang ia kenakan memang seperti itu, Damar sasmitha memiliki hak atas sebuah kerajaan karna itu ia mewarisi darah raja dari sebuah kerjaan di wilayah barat. Tapi ia lebih memilih menjadi rakyat biasa, berbaur dengan rakyat dan meninggalkan jubah kebesarannya. Takdir tetaplah takdir, sekalipun ia melepas jubah kerajaan, tetapi unsur keturunan sang raja akan tetap melekat seperti sekarang ini. Apa yang kau lihat itu adalah wujud dari energi ilmu dan juga keturunan.

Abah Damar : Sekalipun ingin kulepaskan dan mencoba menjadi manusia seperti yang lain, tak bisa nak aksa. Akhirnya kusadari semua ini memang ada maksud dan tujuannya, tinggal bagaimana kita pintar-pintar menggunakan. Tak perlu semua orang tau siapa sesungguhnya kita, apalagi oleh sesama spiritual. Nantinya kau akan tau bagaimana menutup aura dan energimu yang besar itu demi kepentingan kebaikan, gunakan hanya untuk hal yang riskan saja.

Aksa : Baik abah, sejujurnya aku masih kesulitan harus berkata apa, tetapi pada akhirnya takdir mempertemukan ku dengan abah dan eyang. Mohon di bimbing cucumu ini eyang, terlebih eyang menitipkan sesuatu di dalam tubuhku.

Kemudian aku diminta melanjutkan meditasi sembari bersyukur atas nikmat Tuhan dan peristiwa yang terjadi ini. Kurasakan cahaya eyang mulai perlahan menjauh dan samar menyisakan pesan..

"Cucuku, setelah ini perjalanan akan banyak hambatan, tetapi yakinlah akan satu hal. Percaya dengan keteguhan hatimu dan selalu panjatkan doa kepada Sang Hyang Tunggal. Gunakanlah kelebihanmu untuk menolong mereka yang membutuhkan" "Kapanpun kau butuhkan eyang akan hadir".

Suara semakin memudar dan hilang. Kubuka mata dan kulihat abah sudah berdiri dengan santai sambil menghisap tembakau.
Aku hampir lupa berapa lama peristiwa ini berlangsung, sampai khawatir dengan istri dan anakku. Kulihat jam dan masih jam 1 pagi, berarti hanya sekitar 1 jam tadi, walau rasanya hampir setengah hari peristiwa dari jalan kaki sampai selesai.

Abah Damar : Nak Aksa yang pertama bisa melihat wujud ghaib abah, bejanjilah tidak bercerita kepada siapapun. Cukup kau yang tau, karena memang abah tidak ingin siapapun mengetahui. Mari pulang nak aksa.

Setelah berjanji dengan dengan pesan abah, kami melanjutkan perjalanan pulang. Di perjalanan ku temui lagi pohon besar yang secara batin seperti pintu gerbang, walaupun aku tak melihat tetapi seperti ada informasi masuk kedalam kepalaku. Apa ini efek dari peristiwa tadi pikirku. Ah fokus pulang, capek rasanya.

Abah berjalan di depan seperti biasa dan kusadari sesuatu, kok sudah hampir sampai rumah?

Abah Damar : Nak Aksa menyadari gerbang tadi ya? ya itu memang gerbang ghaib atau sebuah portal jalan pintas menuju lokasi tadi. Sebenarnya memang sedekat ini, hanya saja untuk menuju kesana abah sengaja memutar jalur untuk melihat keteguhan hatimu.

Aksa : (terjawab sudah kegelisahan ku) hufff. Abah, banyak sekali pertanyaan di kepalaku. Ku coba mengurai satu persatu dulu agar nanti bisa terjawab.

Abah Damar : sampai rumah istirahatlah, jangan lupa bersyukur dan memohon ampun. masih banyak hal yang akan nak alsa alami dan pastinya lebih hebat (sambil tersenyum)

Akhirnya sampai rumah juga, tapi ada yang aneh dengan rumahku. Ada seperti kubah menutupi menyelimuti rumah, dan samar seperti ada seseorang di atas kubah. Rasa was-was dan khawatir seketika berkecamuk, ada istri dan anakku disana.

Kemudian Abah Berhenti dan Seorang diatas Bergerak turun..
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close