MISTERI KERIS PUSAKA SAKTI
JEJAKMISTERI - Berawal dari suatu malam, Dian sedang asik membersihkan gudang bawah tanah bersama kawan-kawannya, rencana mereka gudang itu akan dijadikan aset, untuk markas berkumpul bersama kawan-kawan.
Saat sedang mengemasi barang-barang yang ada digudang, Dian menemukan sebuah keris pusaka milik nenek moyangnya yang terbungkus pada sebuah kain merah.
"Gays! Gue nemu ini. Apakah ini bisa dijual?" Dian bertanya kepada kawan-kawannya.
Tiba-tiba ada seseorang anak kecil yang memberinya sebuah peci dan berkata, "ini pasangannya, jangan dipisahkan sampai kapanpun juga." Kemudian bocah itu berlalu begitu saja dan tidak diketahui darimana asalnya dan bagaimana perginya. Sebab mereka semua lebih fokus kepada keris dan peci pemberiannya bocah tadi.
Kemudian perut mereka semuanya berbunyi, lalu segera membuka kotak makanan yang sudah disiapkan dimeja dan sesegera mungkin melahapnya. Namun mereka terkejut bukan kepalang, saat melihat kotak makanan di atas meja tidak ada habis-habisnya, padahal sudah berulangkali makanan itu masuk mulut mereka. Bahkan sampai kekenyangan.
"Gue ngantuk, Dian! Boleh gak menginap di sini?" Kata Bimo dengan wajah yang nampak sekali kelelahan.
"Nginep aja. Tuh tidur dekat sofa sebelah kanan satu-satunya jendela."
Malam semakin larut, Dian merasa ada yang aneh dan memperhatikanya. Saat kawan-kawannya sudah tertidur dengan pulas, Dian merasa kakinya ada yang menyentuh, seperti sentuhan yang lembut namun begitu menggelikan hingga sekujur tubuhnya bergetar dengan hebatnya. Dian sangat kaget dan mencari siapakah dia. Namun tidak ada siapapun, hanya ada keris dan kain merah yang mulai membungkus betisnya, sedangkan peci merah seperti memayungi ujung keris yang berdiri miring dekat betis.
Tak seberapa lama, Dian mendengar suara aneh. Lalu kain pembungkus keris serupa mengikatnya dengan lebih kencang, membuatnya berteriak. Dian mencoba meminta bantuan, namun tak ada yang satupun kawan-kawannya yang mendengar. Sampai pada akhirnya dia pingsan karena penampakan dari sosok tinggi besar berwarna hijau dan menyeramkan.
Saat keesokan harinya Dian menceritakan hal ini kepada kawan-kawannya. Menurut seorang paranormal yang akhirnya mereka datangi, Dian diganggu oleh makhluk halus yang sedang terperangkap dalam sarung keris tersebut. Salah satu dari kawan-kawan Dian ternyata ada yang memiliki indra ke-enam. Namun dia belum berani untuk menunjukkan kemahirannya dalam menerawang benda-benda pusaka.
"Lalu bagaimana caranya agar aku tidak lagi diganggu oleh makhluk itu, Pak Mon?"
"Campurkan air seni dari lima perjaka dan tiga perawan. Kemudian mandikan keris pada malam satu suro, sekitar tiga hari lagi lalu bakar kain merah serta pecinya."
Mereka saling pandang dan...
"Aku sudah tidak lagi perjaka." Kata Chimot.
Setelah mereka berdiskusi dengan manis, ternyata dari sepuluh pria hanya dua saja yang masih perjaka. Dan dari lima wanita hanya Dian sajalah yang masih gadis. Mereka pada akhirnya harus mencari para perjaka dan para gadis untuk membuat keris itu tidak memakan korban.
Berkelilinglah mereka untuk mencari semua yang dibutuhkan. Namun mencari perjaka dan perawan di kota ini tidaklah mudah. Bahkan sampai enam belas RT tetap saja belum ditemukan. Sampai suatu hari ada kumpulan pemuda dari kampung yang ngekos di rumah Dita. Mereka ternyata masih lajang dan mau menyumbangkan air seninya.
"Tinggal dua perawan lagi. Dimana mencarinya?" Kata Barno.
"Wait! Anida dan adiknya." May segera memberikan ide bagus.
"Mereka kedua orang gila." Kata Sri.
"Yang penting perawan." Kata Andi.
Kemudian mereka mencoba untuk membuat Anida mau pipis dan di berikan wadahnya. Agak kesulitan pada awalnya. Namun pada akhirnya mereka berhasil.
Malam satu suro datang dan keris mulai dimandikan oleh para pria, sedangkan membakar kain dan peci tugas wanita.
Wusss... Tiba-tiba ada makhluk yang muncul dari dalam keris dan terbang ke angkasa. Namun secara tidak sadar nyawa di antara mereka mulai lepas satu-persatu mengikuti jejak makhluk tadi. Hanya Dian saja yang selamat dikarenakan hanya dia satu-satunya yang perawan.
SEKIAN