Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENARIKAN UANG GHAIB BERUJUNG MAUT


JEJAKMISTERI - Jika diajak kembali mengenang pengalaman waktu itu, hingga saat ini aku seolah masih tidak percaya jika semua itu bisa terjadi kepadaku.

Sebuah pengalaman pilu tentang proses penarikan uang ghaib yang awalnya kukira semua itu hanyalah bualan belaka, ternyata akhirnya aku dibantai habisan-habisan oleh makhluk halus yang usut punya usut datang karena perbuatan yang aku lakukan.

Masih sangat teringat jelas dikepalaku, malam itu aku kedatangan seorang tamu yang tidak lain dan tidak bukan, dia adalah rekanku yang memang sudah lama kami tidak bertemu.

Dia datang dengan membawa sebuah kabar sekaligus cerita tentang sebuah ritual penarikan uang Ghaib yang konon katanya bisa menyelamatkan hidupku yang saat itu bisa dikatakan jauh dari kata Mampu.

Dan entah apa yang merasukiku, akhirnya waktu itupun aku bersedia ikut dengannya untuk pergi kesalah satu tempat yang dia anggap sebagai tempat dimana aku bisa mendapatkan semua itu.

"Lu yakin semua ini benar-benar bisa mat" ucapku sambil mengarahkan pandanganku kearah Rahmat yang saat itu fokus menjalankan Mobilnya,

"Gue sih yakin Li, ya apa salahnya kita coba, iya kan, aku udah gak ada pilihan lagi li, Hutangku udah banyak" jawab Rahmat tegas,

"Aku sebenarnya kurang yakin mat" ucapku sambil menyandarkan bahuku kekursi mobil yang saat itu melaju kencang,

"Apa yang buat lu gak yakin" sahut Rahmat singkat,

"Narik uang ghaib itu gimana ceritanya, yang namanya uang itukan ada bentuknya, ada nomor serinya, dan segala macamnya. Dan semua uang yang nyetak kan ya cuma Bank Indonesia. kalau kita narik dari dunia lain, nanti gimana bentuknya, jangan-jangan uang palsu, atau jangan-jangan semua itu penipuan", tanyaku,

"Sebenarnya aku juga kurang yakin li, tapi kata temenku, uang yang kita tarik nanti itu adalah rejeki anak cucu kita, jadi rejeki yang seharusnya menjadi jatah mereka, kita ambil duluan dengan bantuan setan" terang Rahmat,

"Emang bisa ?" Tanyaku,

"Makanya kita coba, kalau gak dicoba ya mana bisa tau, kan nanti kita dengarkan dulu arahan dari orangnya, sudah santai saja," jawab Rahmat.

Setelah mendengar penuturan Rahmat, akhirnya akupun diam dengan tidak lagi menanyakan seputar hal yang akan aku lakukan.

Dan singkat cerita, akhirnya sekitar pukul 22.00 malam, aku dan Rahmatpun sampai di sebuah rumah besar pinggir kebun salak yang ada diselatan pulau jawa.

Sesampainya dirumah tersebut, kami disambut oleh pemilik rumah yang sepertinya sudah tau tentang kedatangan kami.

Karena sejak awal, Rahmat memang kulihat sibuk mengotak atik ponselnya yang sepertinya dia menghubungi bapak pemilik rumah yang aku datangi ini.

"Lho, sudah sampai, saya kira masih nanti, silahkan-silahkan" ucap bapak-bapak tersebut menyambut kedatangan kami.

"Iya pak Burhan, tadi jalannya sepi, jadi cepat deh" ucap Rahmat dengan tidak berhenti melangkahkan kakinya.

Sesampainya didalam rumah pak Burhan, aku tidak henti-hentinya melirik kekanan dan kekiri untuk melihat isi rumah pak Burhan yang saat itu memang terlihat banyak sekali dihiasi lukisan dan barang-barang antik.

Pak Burhan yang awalnya kukira adalah seorang seniman, ternyata beliau berprofesi sebagai seorang dukun setelah aku mendengar isi dari percakapan Rahmat yang ternyata mereka ini sepertinya sudah saling mengenal.

"Gimana pak, Ramai ?" Tanya Rahmat dengan menyalakan sebatang rokok yang memang tersedia dimeja ruang tamu saat itu.

"Iya ada saja lah mat, tiap hari ya gini, banyak tamu datang. Ngomong-ngomong, gimana keadaan Bambang" jawab pak Burhan.

Malam itu, setelah kami puas berbasa basi, akhirnya Rahmatpun terlihat mulai membicarakan tentang maksud dan tujuan sebenarnya kenapa kami datang kemari.

Hal itu tentu saja ditanggapi oleh pak Burhan yang akhirnya kami memang diarahkan untuk melakukan berbagai ritual yang menurutku sangat tidak masuk akal.

"Asal kalian tau, Penarikan Uang Ghaib, adalah salah satu aliran pesugihan yang terbilang sangat beresiko. Karena selain berbahaya, hal ini memang mengambil hak, rejeki, serta umur yang kalian miliki. 

Dan kalian juga harus hati-hati dalam hal ini, karena tidak sedikit pula dukun yang mengaku bisa menarik uang ghaib, namun ujung-ujungnya adalah penipuan, yang minta inilah, itulah, syaratnya inilah, harus setor berapa uang dululah dan masih banyak lagi. Jika kalian menemukan hal seperti itu, ingatlah, itu semua adalah penipuan. 

Jaman sekarang, dukun seperti itu sudah sangat banyak sekali mas, Yang benar-benar bisa menarik uang ghaib, hanya 1 banding 10. Jadi harus benar-benar sangat berhati-hati jika ingin mencari orang untuk memandu ritual ini.

Tapi mas tenang saja, disini saya memang akan menunjukan jalan yang belum tentu bisa menghasilkan tersebut" terang pak Burhan jelas.

"Maksudnya belum tentu menghasilkan itu gimana pak" ucapku memotong penjelasan pak Burhan,

"Masnya tau, uang yang akan mas tarik ini uang siapa ?" Tanya pak Burhan balik,

"Gak tau pak" jawabku polos,

"Uang itu ya uang masnya sendiri,. Ini semua rejeki yang akan mas dapatkan nanti. Entah itu rejekinya anak-anak mas, atau cucu-cucu mas Yang akan diberikan oleh sang maha kuasa nanti, tapi disini, semua itu kita ambil sekarang" imbuh pak Burhan,

"Jadi, semua itu benar-benar bisa pak ?" Tanyaku,

"Bisa, tentu saja nanti kita minta bantuan makhluk halus, dan gantinya, nanti umur kita akan dikurangi. Bagaimana, apa mas benar-benar yakin tentang hal ini ?" Jawab pak Burhan,

"Bentar pak, aku masih belum bisa mengerti" ucapku,

"Ya intinya kita jual umur gitu loh li, jika kita ditakdirkan berumur 60 tahun, nanti sebelum 60 tahun kita sudah meninggal" sahut Rahmat dengan terlihat sangat Santai.

"Hah, gila lu,, apa iya pak " jawabku sambil pandanganku kembali kuarahkan kearah pak Burhan yang saat itu tersenyum lembut.

"Iya mas, untuk hasilnya setiap orang berbeda-beda, tergantung rejeki yang diberikan oleh sang maha kuasa" terang pak Burhan.

"O gitu ya pak" ucapku sambil memikirkan kembali semua penjelasaan pak Burhan  yang memang sempat menciutkan nyaliku.

"Masa bodo, pada akhirnya semuanya juga bakal mati" Ucap Rahmat tiba-tiba dengan kembali meminum kopi yang ada didepannya.

Dan singkat cerita,,
Setelah melakukan obrolan yang sangat panjang, akhirnya aku dan Rahmatpun menyanggupinya dan benar-benar akan melakukan semua arahan yang dikatakan oleh pak Burhan.

Menurut pak Burhan, ritual tersebut memakan waktu satu hingga dua bulan lamanya, sebelum akhirnya kami dapat menarik Uang Ghaib tersebut.

Step by step harus kami lakukan bertahap hingga nantinya, pak Burhan lah yang memutuskan jika semua ritual kami telah selesai.

Dan setelah menyepakati semua itu, akhirnya  aku dan Rahmatpun kembali pulang kerumah dengan membawa serangkaian bahan ritual yang akan kami gunakan ketika dirumah nanti.

Dan setelah malam itu, aku dan Rahmatpun Melakukan prosesi ritual kami dirumah masing-masing.

Dan setiap 3 hari sekali, kami harus kembali pergi kerumah pak Burhan untuk melakukan ritual dirumahnya dan selanjutnya mendengarkan tentang apa yang harus kami lakukan berikutnya.

Keadaan seperti itupun berlangsung hingga beberapa minggu lamanya, kini rumahku penuh dengan sesajen yang akhirnya membuat keadaan dirumahku semakin lama kurasakan menjadi semakin aneh saja.

Didalam rumahku, sekarang sering sekali terasa panas entah darimana asalnya.

Lampu ruangan yang terus-terusan mati meskipun sudah kuganti hingga aroma-aroma aneh yang hampir setiap malam tercium, membuat aku saat itu memutuskan untuk berhenti dari semua ritualku karena aku mulai sadar jika yang aku lakukan adalah tindakan yang sangat membahayakan.

Hal itu tentu saja dibantah oleh Rahmat yang akhirnya sempat membuat aku dan dirinya berdebat hebat.

"Aku mau berhenti deh mat, aku gak mau lanjutin ritualnya, aku takut" ucapku,

"Ya elah li, tanggung tau, kita belum dapet hasil, lu udah nyerah,  gimana sih, gak lama lagi ritualnya selesai kok" sahut Rahmat.

"Udah deh, aku berhenti saja, aku kemarin mimpi ketemu almarhum orang tuaku dan beliau bilang kalau semua ini berbahaya" tuturku pelan,

"Ya udah lah, kalau lu mau berhenti terserah, aku mau lanjut sendiri aja, terserah lu dah li" ucap Rahmat yang saat itu seketika masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkanku.

Dan setelah sedikit perdebatanku dengan Rahmat saat itu, akhirnya aku dan Rahmatpun kini sudah tidak lagi bertemu.

Sesajen-sesajen didalam rumahku yang sebelumnya tertata rapi, saat itu juga sudah tidak ada lagi.

Kini, semuanya sudah benar-benar kutinggalkan karena aku sadar jika semua yang aku lakukan tersebut adalah hal yang tidak benar.

Namun anehnya, setelah semuanya kutinggalkan, bukanya damai, waktu itu aku malah diterror habis-habisan oleh makhluk halus yang sepertinya tidak terima dengan keputusanku.

Masih sangat teringat jelas dikepalaku.

Malam itu adalah malam ke 7 aku tidak lagi menaruh sesajen ditempat biasanya.

Meja yang sebelumnya kugunakan sebagai tempat sesajen, waktu itupun juga sudah kembali kuisi dengan pernak pernik dan hiasan rumahku yang memang sebelumnya sudah ada disitu.

Tapi anehnya, dimalam itu, aku mendengar dengan sangat jelas jika semua yang ada di atas meja tersebut seolah diacak acak tidak karuan.

Hal itu tentu saja dapat kudengar dari arah kamarku, karena kebetulan, meja tersebut memang berada tepat diruangan tengah rumahku yang berhadapan langsung dengan kamar tidurku.

Mendengar hal itu, tentu saja aku seketika bangun dari tidurku dan langsung berlari kearah mejaku yang saat itu memang terdengar sangat berisik.

Namun sayangnya, sesampainya aku di ruangan tengah rumahku, jantungku yang sebelumnya berdetak tenang, saat itu seketika berdetak kencang tidak karuan.

Bagaimana tidak, malam itu aku benar-benar melihat semua barang-barangku berantakan tidak karuan, bahkan tidak hanya dimeja tersebut, hampir disetiap sudut ruangan rumahkupun, semua barang-barangku malam itu sudah berceceran tidak karuan.

Melihat hal itu, tentu saja aku seketika kembali kekamarku dan mencoba tidak menghiraukannya dan berfikir jika esok hari saja aku akan membersihkan semuanya.

Namun sayangnya, semuanya tidak berhenti disitu saja, ditengah-tengah aku mencoba untuk tidur, malam itu aku kembali mendengar suara benda-benda seolah seperti sedang dijatuhkan.
Bahkan aku juga mendengar suara barang yang terdengar seperti dibanting dan Pecah.

"Pyar..pyar pyar" 

Karena aku takut jika ada barang berhargaku yang ikut pecah, akhirnya malam itupun aku seketika bangun dan berlari kearah sumber suara yang saat itu kudengar berasal dari arah dapur rumahku.

"Woew siapa itu" teriakku dengan tanganku yang saat itu sambil menekan saklar lampu.

Dan ketika lampu sudah menyala, akupun kembali tidak melihat adanya seseorang yang ada didalam rumahku, bahkan saat itu, aku juga melihat ada beberapa piring dan gelas sudah pecah tidak karuan.

"Ulah siapa sih" fikirku dalam hati sambil berjalan kesana kemari untuk memastikan jika tidak ada orang dirumah ini selain aku.

Dan singkat cerita,
Karena aku kembali tidak melihat siapapun, akhirnya akupun memutuskan untuk tidur diruangan tengah rumahku dengan keadaan lampu tetap menyala mengingat jika kutinggalkan, aku takut semua barang yang ada dirumahku ikut pecah seperti yang sudah sudah.

Dan akhirnya, malam itupun berlalu begitu saja.

Keesokan harinya, semuanya semakin aneh saja, aku yang sebelumnya tidur diruangan tengah rumahku, pagi itu tiba-tiba aku bangun sudah berada dilantai depan kamar mandiku.

Aku bangun tentu saja dengan keadaan yang linglung, karena akupun juga ingat, kalau semalam aku tidur diruangan tengah, bukan dilantai depan kamar mandi.

Dan tanpa memperdulikan hal itu, akupun pagi itu bangun dan berjalan pelan kearah kamar tidurku dengan badanku yang saat itu tiba-tiba terasa kurang sehat.

Pagi itu, aku merasakan seluruh tubuhku menggigil kedinginan dengan nafasku yang terasa sulit untuk dihembuskan.

Dan karena aku merasa sedang tidak enak badan, akhirnya akupun seharian hanya diam didalam kamar tidur dengan badanku yang sudah tidak kuat lagi untuk melakukan aktifitas.

Dan singkat cerita, malampun tiba.
Malam itu, suhu tubuhku terasa semakin dingin dengan badanku yang juga sudah terasa semakin meriang tidak karuan.

Seluruh tubuh kubalut dengan selimut dengan tanganku yang tidak henti-hentinya bergetar perlahan.

Dan disaat aku masih merasakan semua kesakitan tersebut, tiba-tiba aku mendengar suara tangisan yang terdengar pelan seolah berada tidak jauh dari tempat tidurku.

Suara tangisan tersebut terdengar jelas merintih rintih seperti suara wanita yang sedang bersedih.

"Hi.....hi...hi.hi.hi.hi.hi.hi. hi...hi.hi.hi.hi.hi.hi"

Mendengar hal itu, akupun seketika membuka selimutku dengan jantungku yang mulai berdetak kencang tidak karuan.

"Waduh sialan, ada suara orang nangis lagi" ucapku dengan tetap tidak bangun dari tidurku.

Dan tidak berhenti disitu saja, ketika aku masih terus mendengar suara tangisan tersebut, malam itu aku juga mendengar suara lain yang sepertinya suara langkah kaki orang mondar mandir yang kuduga kuat juga berasal dari dalam rumahku.

"Plek plek plek plek plek plek" 

Hal itu dapat kupastikan selain dari suara keras langkah kaki tersebut, aku juga bisa melihat dari bawah pintu kamar tidurku yang tertutup, ada bayangan yang terlihat wara wiri layaknya seseorang sedang mencari sesuatu.

Mengetahui hal itu, tentu saja aku tetap tidak bergerak dari tidurku dengan terus memperhatikan dari dalam selimutku yang malam itu sudah kubuka sedikit agar aku bisa mengintip.

Dan dengan terus melihat bayangan yang terlihat sesekali melintas ditambah suara tangisan yang tidak berhenti terdengar, malam itu aku tiba-tiba merasakan jika ada seseorang yang ikut tidur bersamaku.

Hal itu dapat aku rasakan selain suara ranjang yang terasa bergerak, aku juga mendengar ada suara hembusan nafas yang terdengar tepat dibelakang tubuhku yang malam itu posisiku memang sedang miring kekanan.

Merasakan hal itu, tentu saja aku sama sekali tidak berani menoleh kebelakang dengan air mataku yang saat itu sudah menetes perlahan karena ketakutan.

"Aduhhhhhhh.... siapa lagi ini" rintihku dengan tanganku yang semakin kuat meremas selimutku.

Dan setelah beberapa lama kemudian, akhirnya akupun memberanikan diri untuk menoleh kebelakangku karena aku mulai khawatir dengan keselamatanku.

Namun anehnya, setelah aku menoleh kebelakang, malam itu tiba-tiba aku melihat ada potongan pohon pisang yang seukuran dengan tubuhku.

Potongan pohon pisang tersebut terlihat tergeletak benar-benar berada tepat dibelakang tempatku tidur saat itu.

Bahkan hingga cerita ini ditulispun, potongan pohon pisang tersebut masih saja kusimpan didalam rumahku, agar aku tidak lupa jika kejadian seperti itu pernah menimpa hidupku.

Bagaimana bisa lupa, 
setelah aku mengetahui jika ada sebuah potongan pohon pisang yang ada diranjangku, akupun bangun dari tidurku dan mulai berdoa sebisaku karena aku mulai yakin jika makhluk halus yang mengangguku tersebut, sepertinya tidak hanya ingin menganggu, namun lebih kearah ingin melukaiku.

Mengetahui hal itu, akupun seketika bangun dari tidurku dan langsung duduk dipojok dinding kamar tidurku dengan mulutku yang tidak berhenti berkomat kamit membaca doa.

Ditengah tengah aku masih duduk ketakutan, tiba-tiba pandanganku teralihkan dengan adanya sosok laki-laki yang terlihat dari jendela kaca yang ada didalam kamar tidurku.

Sosok laki-laki tersebut, berdiri tegak dengan menatap kearahku.

Dan yang paling membuat aku terkejut adalah, ketika sosok laki-laki tersebut kulihat dengan lebih teliti, ternyata wajahnya sangat mirip dengan wajahku.

Bahkan, bisa dikatakan dia saat itu adalah aku mengingat baju yang dipakainya pun sangat sama dengan baju yang kukenakkan saat itu.

Namun bedanya, saat itu dia terlihat lebih pucat dariku dan dia juga terlihat sedang bersedih.

Mengetahui hal itu, akupun seketika bergegas keluar dari kamarku karena aku sudah tidak kuat lagi menahan semua gangguan itu.

Badanku yang masih sakit dengan tubuh yang sangat lemas, malam itu benar-benar kupaksa kugunakan untuk berjalan keluar agar aku segera mendapatkan bantuan.

Namun sayangnya, setelah aku baru saja keluar dari kamar tidurku dan baru saja sampai diruang tengah rumahku.

Aku kembali melihat dengan mata kepalaku sendiri, ada sosok perempuan berambut gimbal yang terlihat duduk jongkok disalah satu sudut yang ada diruangan tengah rumahku tersebut.

Sosok gimbal itu terlihat menangis tersedu sedu dengan tangannya yang tidak berhenti mencakar cakar lantai rumahku.

Dan disaat itulah, aku sangat terkejut dan berfikir jika dialah sumber suara tangisan yang sedari tadi aku dengarkan.

Dan dengan kondisi terseok seok, akupun melanjutkan langkahku dengan tidak lagi bisa menahan semua ketakutanku.

Seluruh tubuh gemetar dengan nafas yang terasa semakin sulit untuk dihembuskan, seolah melengkapi penderitaanku yang saat itu sudah tidak bisa lagi kugambarkan.

Dan singkat cerita, setelah aku berhasil keluar dari rumahku, aku kembali melihat pemandangan yang sangat tidak masuk diakal.

Malam itu, ketika aku keluar dari rumahku, aku melihat banyak sekali orang yang berlalu lalang dengan wajah yang sangat mengerikan.

Semua orang-orang tersebut berkepala botak dengan tubuhnya yang juga terlihat menghitam entah kenapa.

Dan tidak berhenti disitu saja, orang-orang yang kulihat tersebut, semuanya berjalan menunduk dengan tidak ada satupun yang terlihat menghiraukanku.

Saat itu, aku seolah berada ditengah tengah tempat yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.

Akupun juga masih ingat, malam itu semua bangunannya juga terlihat sangat asing bagiku. 

Bahkan, rumah tetanggaku yang biasanya kugunakan untuk menitipkan jemuran baju, saat itu juga sudah tidak lagi terlihat.

Dan ditengah tengah aku masih kebingungan, tiba-tiba aku mendengar suara orang yang memanggil manggil namaku yang setelah kutoleh kebelakang, dia adalah orang tuaku yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

Beliau terlihat berdiri didepan pintu rumahku dan menyuruhku untuk kembali masuk kedalam agar aku tidak lagi melanjutkan langkahku.

"Balik o le  (kembalilah nak)" teriak almarhum ibuku yang saat itu terlihat melambai lambaikan tangannya kearahku.

Mengetahui hal itu, akupun seketika kembali berjalan cepat kearah rumahku dengan kepalaku yang semakin pusing tidak karuan ditambah dengan perutku yang juga sudah mual-mual seolah tidak bisa lagi kutahan.

Dan puncaknya, saat itu semuanya tiba-tiba berubah menjadi gelap tidak karuan, kepalaku pusing, dengan seluruh tubuhku yang sudah tidak bisa lagi kurasakan.

Dan singkat cerita, malam itu sepertinya aku pingsan.

Keesokan harinya, ketika aku bangun, aku sudah dikerumuni oleh tetangga-tetanggaku dan beberapa orang yang ada dilingkungan sekitar rumahku.

Menurut warga, aku ditemukan disumber air yang berada 2 km dari rumahku.

Sumber air tersebut adalah sumber air utama untuk menghidupi orang-orang yang ada didesaku.

Bagi warga desaku, sumber air tersebut memang sangat dikeramatkan, karena selain disitu terdapat sebuah pohon keramat desa, disumber tersebut memang kerap dijadikan sebagai tempat ritual ketika sedang ada acara selamatan desa.

Hal itulah yang membuat warga desa benar-benar mengeramatkan tempat tersebut, bahkan banyak yang percaya, ditempat tersebut terdapat gerbang ghaib menuju dunia lain.

Karena ternyata, bukan hanya aku yang pernah ditemukan tiba-tiba tidur ditempat tersebut.

Sebelumnya, ada beberapa warga juga pernah ditemukan di sumber air tersebut, selain itu, juga pernah ada beberapa anak kecil yang hilang dan akhirnya juga ditemukan ditempat yang sama.

Hal itulah yang akhirnya membuat warga desaku beranggapan jika aku kemarin sudah masuk kedalam alam lain dan alhamdullilah aku bisa keluar dengan selamat.

Singkat cerita, setelah mendengar semua penuturan warga, akupun hanya kebingungan dan bisa dikatakan saat itu aku linglung seperti orang yang sedang tidak waras.

Hal itu memang sangat masuk akal, karena akupun saat itu juga merasakan jika ada sesuatu yang aneh sedang mengincarku.

Yang aku rasakan saat itu adalah, aku seperti terus diawasi oleh sosok laki-laki dengan telingaku yang terus berdengung kencang tidak karuan.

Dan tidak berhenti disitu saja, sosok perempuan gimbal yang sebelumnya kulihat terus menangispun, saat itu sering sekali terlihat wara wiri didepanku dengan tidak jarang juga dia menoleh kearahku dengan tatapan yang hingga kini tidak akan pernah bisa aku lupakan

Hal itu tentu saja membuat aku seketika menjerit ketakutan dengan tubuhku yang kembali gemetar tidak karuan.

Dan setelah para warga melaporkan keadaanku kepada pak kepala dusun,
Akhirnya pak Kepala Dusunlah yang mengarahkan warganya untuk membawaku ketempat sesepuh desa karena mereka menganggap jika aku saat itu masih diikuti oleh makhluk halus.

Dan singkat cerita, setelah menjalani berbagai terapi dari pihak sesepuh desa, akhirnya akupun perlahan mulai membaik.

Kini, aku sudah tidak lagi mendengar, melihat dan mencium hal-hal aneh yang sebelumnya selalu menggangguku.

Semuanya sudah kembali normal dengan sekarang aku tinggal bersama saudaraku karena aku yang sudah tidak berani lagi tinggal seorang diri.

Dan Rahmat, setelah beberapa lama aku tidak mendengar kabar tentangnya, tiba-tiba aku mendengar berita jika dia sudah meninggal karena serangan jantung yang dideritanya.

Dan anehnya, menurut tetangganya, sebelum dia meninggal, malam harinya, tetangganya mendengar dan melihat adanya kereta kuda lengkap dengan atributnya sedang berhenti didepan rumahnya.

Hal itu tentu saja membuat tetangga Rahmat curiga, kok ada kereta kuda malam-malam berhenti didepan rumah Rahmat dengan tidak ada satupun orang yang terlihat.

Dan keesokan harinya, Akhirnya Rahmat pun ditemukan meninggal dunia didalam kamar tidurnya.

Didalam cerita ini, aku tidak bisa memastikan tentang bagaimana sebenarnya  kematian Rahmat.

Apa yang membuatnya meninggal dan apakah ritual penarikan uang ghaibnya berhasil, 

Sampai cerita ini ditulispun aku tidak berhasil mengetahuinya.

Karena, kitapun semua tau, terakhir aku ketemu dia, ketika aku diajak untuk kembali kerumah pak Burhan dan aku menolaknya.

Dan akhir cerita, 
Setelah semua itu berakhir, aku sebenarnya  sempat kembali bertemu dengan pak Burhan, 

Pada kesempatan itu, tentu saja aku menanyakan tentang bagaimana akhir dari ritual Rahmat.

Dan anehnya, pak Burhan saat itu seolah tidak mengakui tentang apa yang sudah aku dan Rahmat lakukan.

Pak Burhan terus bersikukuh tidak mengenalku dan mengaku tidak pernah bertemu denganku sebelumnya. Jangankan aku, Rahmatpun menurut pak Burhan adalah sebuah nama yang sangat asing ditelinganya.

Hal itu tentu saja membuat aku seketika curiga tentang siapa sebenarnya pak Burhan, karena akupun masih sangat ingat, kurang lebih 5 tahun yang lalu. Dialah yang mengarahkanku dan Rahmat untuk melakukan praktek ritual tersebut.

Tapi anehnya, dia benar-benar bertingkah seolah tidak pernah bertemu dan berurusan denganku.

Dan tanpa memikirkan hal itu, akhirnya akupun kembali menjalani kehidupanku dengan tidak lagi mendekati hal-hal semacam itu.

Karena asal kalian tau, yang aku alami saat itu benar-benar sangatlah menyeramkan, dan hanya sebuah keberuntungan dan belas kasihan dari tuhanlah yang membuat aku akhirnya bisa selamat dan hidup hingga saat ini.
SEKIAN


close