PENGANTIN JURANG SETAN
JEJAKMISTERI - Semua Nama dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf jika ada kesamaaan.
Perkenalkan namaku Dimas, aku adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan ternama di jawa timur, kerja sebagai karyawan full time, memang sebagian besar waktuku menjadi habis di tempat kerja, oleh karena itu aku hanya bisa pulang kerumah seminggu sekali.
Meski jarak dari rumah ke tempat kerjaku hanya sekitar 3 jam, tetapi aku memilih untuk kost di sekitar kantor daripada harus pulang pergi, karena terkadang sepulang kerja badan sudah capek dan tidak kuat lagi jika harus mengemudi.
Karena umur sudah hampir 28 Tahun, tidak jarang ketika dirumah aku selalu ditanya tentang pacar dan kapan menikah oleh orang sekitar rumah bahkan oleh saudara-saudara ku sendiri.
Hal itu selalu kujawab dengan santai karena memang aku sudah mempersiapkan pasanganku sendiri tanpa sepengetahuan teman-temanku bahkan orang tuaku.
Benar,,, aku mempunyai seorang pacar bernama Putri, rumahnya sekitar 2 jam dari kotaku, dulu dia adalah teman satu kampusku, sejak lulus kuliah dia belum sempat ku Kenalkan kepada orangtuaku karena dia sudah lebih dulu berpindah pulau karena panggilan kerja.
Jadi hubungan ini memang kita lanjutkan dengan LDR, karena selain tidak menganggu kerjaanku, LDR kurasa cocok untuk keadaanku sekarang yang memang lebih sering sibuk bekerja.
Singkat cerita hubungan kami pun berjalan lancar, dan memang aku sudah berniat untuk menikahi Putri suatu saat nanti.
Hingga akhirnya hari itupun tiba.
Hari yang sangat membahagiakan di hidupku karena hari itu aku akan melamar Putri. Uang hasil kerja kerasku selama ini yang aku kumpulkan kurasa sudah cukup untuk melamar dan mengadakan pesta, fikirku.
Saat itu aku pulang kerja langsung menuju ke rumahku dengan perasaan yang sangat bahagia, dan sesampainya di rumah, akupun langsung meminta ijin kepada orangtuaku.
"Pak, Bu,, aku mau melamar perempuan yang sudah lama aku cintai" ucapku santun.
"Lho kok gak kamu kenalin sama bapak dulu nak" jawab bapak.
"Kami pacaran sudah 5 tahun lebih pak, dia temenku kuliah dulu, anaknya baik, sopan, aku sudah kenal lama kok, insyalah aku yakin bapak dan ibu suka" ucapku meyakinkan,
"Kalau kamu suka, kami orang tua bisa apa, kami hanya bisa mendoakan, semoga kalian jodoh, karena kalau sudah menikah, dia tidak cuma harus menyayangi kamu saja, tetapi juga harus menyayangi bapak dan ibu juga lho" sahut Ibu.
Singkat cerita,
Akhirnya aku mendapatkan restu dari kedua orangtuaku, hal itu tentu saja membuatku sangat lega dan bersyukur karena semua perjuanganku selama ini akan mencapai puncaknya.
Keesokan harinya akupun menghubungi Putri.
"Sayang, kamu pulang kapan" tanyaku,
"Mungkin bulan depan sayang, ada apa, kok tumben nanya, lagi kangen ya" jawab dia manja,
"Pulang 3 hari lagi bisa ?" Imbuhku,
"Gak bisa lah, ada apa sii,, kok mendadak sekali" ucapnya heran,
"3 hari lagi pulang aja ya, aku mau ajak orang tuaku ke rumahmu" jawabku,
"Lo,,, la ini gimana kerjaanku yank" imbuhnya,
"Sudah,,, setelah ini kamu gak usah kerja, biar aku yang menafkahi, kamu fokus aja sama rumah tangga kita, aku sudah minta restu dan aku akan melamar kamu 3 hari lagi, jadi kamu pulang aja ya" jawabku.
Diapun langsung menangis bahagia mendengar hal itu, dan akhirnya besuknya dia langsung pulang kerumahnya untuk memberi tahu orang tuanya perihal lamaranku.
Akhirnya hari lamaranpun tiba, dan berjalan dengan sangat lancar, keluarga kami pun sepakat akan menggelar pernikahan 3 bulan setelah lamaran di hari itu.
Setelah hari lamaran itu,
semuanya sudah berubah,
Kini aku lebih sering main kerumah Putri begitu juga sebaliknya, hubungan kami lebih mesra dan saat itu Putri sudah kusuruh untuk berhenti dari kerjaannya dan kusuruh fokus dengan acara pernikahan kami.
Disamping itu, keluarga kami masing-masing juga sudah mulai sibuk dengan persiapan pernikahan kami.
Karena pernikahanku yang masih lumayan jauh, akupun tetap pergi bekerja karena aku dapat ijin cuti hanya 2 minggu, jadi saat itu semua urusan pernikahan aku percayakan kepada keluargaku.
Hingga akhirnya hari itu tiba,
hari dimana aku hendak mengajak Putri untuk memilih baju pernikahan dan perlengkapan untuk pesta nanti.
Karena di sekitar rumahku tidak ada pusat perbelanjaan besar, jadi kuputuskan untuk belanja kebutuhan pernikahan disekitar kantorku saja, kan disini banyak mall besar, fikirku.
Akupun langsung menghubungi Putri Via telfon,
"Sayang besuk pagi aku jemput ya" kataku,
"Tidak usah,, kan kita belanjanya di sekitar tempat kerjamu, nanti kalau kamu jemput aku, kamu jadi bolak balik yank" jawab Putri,
"Gpp lah, aku gak mau kamu mengemudi sendirian kesini, jauh" protesku,
"Sudah gpp, aku juga mau mampir ke rumah temenku yank, aku mau ngasi undangan pernikahan kita, kebetulan jalannya satu arah dengan kantormu" jawab dia.
Akhirnya dengan berat hati aku menyetujuinya, karena saat itu Putri sangat bersikukuh untuk berangkat kesini sendiri.
Keesokan harinya sekitar pukul 9 pagi, Putri sampai di depan Kostku, dia terlihat sangat cantik dan anggun dengan baju putihnya.
"Lo tadi berangkat jam berapa kok gak telpon aku dulu" tanyaku,
"Tadi pagi, aku mau telpon takut ganggu, kamu biasanya masih tidur" jawabnya,
"Yasudah masuk sini dulu, biar aku ganti baju dulu" ucapku sambil aku kembali masuk ke dalam Kost,
Setelah ganti baju, akhirnya kami pun pergi berbelanja, kali ini putri sangat beda sekali, sekarang dia lebih manja dan lebih banyak diam, tidak seperti biasanya, yang cenderung lebih cerewet.
Apa gara-gara mau menikah itu ya, jadi lebih manja, fikirku.
Saat itu tentu saja perasaanku sangat bahagia sekali, ditambah selama kami berbelanja, dia tidak pernah sekalipun melepaskan pegangan tangannya dari lenganku.
Tetapi saat itu aku mulai merasakan keanehan, Aku merasa diikuti oleh sosok besar berjubah hitam.
Hal itu kuketahui ketika aku beberapa kali melihat arah belakang dari pantulan cermin, sosok tersebut 5 langkah di belakang kami, dan seolah mengikuti kami kemanapun kami pergi, dan anehnya, setiap kutoleh sosok tersebut sudah tidak ada entah kemana.
Perasaan itu terjadi beberapa kali, tetapi tidak kuberitahukan kepada Putri karena aku khawatir dia nanti ketakutan dan akan merusak suasana kami yang romantis.
Dan tidak hanya disitu saja,
sepanjang hari aku mencium aroma dupa yang entah darimana asalnya, ditambah aku sering melihat ada bunga kamboja yang berceceran di sekitar kami. Meskipun kami sudah Berpindah-pindah tempat selalu saja aku melihat ceceran bunga kamboja tersebut.
Semua itu tentu saja tidak kuhiraukan karena perasaan kami saat itu yang sangat bahagia.
Ucapan cinta yang keluar dari mulut putri sepanjang hari, seolah membuat aku menjadi laki-laki paling beruntung di dunia ini.
Dan hari pun menjelang malam, saat itu rencanaku untuk langsung mengantar Putri pulang ke rumah tiba-tiba ditolaknya.
"Habis ini kita langsung pulang aja ya yank, kamu gak bisa bawa nanti, ini bajunya banyak banget" usulku.
"Tidak usah pulang ya, aku tidur kost mu saja, besuk pagi kita pulang bareng-bareng, aku pingin malam ini kamu temani yank" jawabnya.
Tentu saja saat itu aku sangat terkejut, karena kost ku ada larangan tidak boleh membawa wanita masuk sebelum sah menjadi istrinya.
Ini bahkan ibu kostku belum tau kalau aku mau menikah, ditambah gimana nanti bilang orang tuanya putri, saat itu tentu saja kami melakukan perdebatan hingga akhirnya aku mengalah karena dia telah sukses meyakinkanku bahwa semua akan baik-baik saja.
"Kita jalan-jalan saja dulu sampai puas, nanti ke kost kalau sudah larut malam, nunggu ibu kost sudah tidur" usul Putri.
Akhirnya akupun menyetujuinya, dan akhirnya kita pun keliling kota ini hingga larut malam.
Dan akhirnya aku memilih untuk nongkrong di sebuah taman karena badan sudah mulai lelah karena beraktifitas seharian.
Ketika di taman malam itu, aku kembali melihat ceceran bunga kamboja dan bau dupa yang menyengat,. Ditambah saat itu tiba-tiba ada beberapa orang yang lewat di depan kami berdua dengan wajah yang aneh.
Ada beberapa orang yang berwajah putih pucat, ada juga yang wajahnya membiru dan terakhir ada yang lehernya seperti sehabis dicekik. Mereka mondar-mandir lewat di depan kami berdua dengan sesekali melirik kearahku.
Saat itu aku langsung merinding dan sangat ketakutan, tetapi saat itu aku juga lega karena Putri kupastikan tidak melihatnya karena dia sibuk dengan camilannya.
Dan puncaknya, tiba-tiba seperti ada yang menarik tanganku dari belakang hingga aku jatuh dari atas kursi taman, hal itu membuat aku seketika ketakutan.
Setelah hal itu terjadi, mengingat waktu sudah tengah malam akhirnya aku memutuskan untuk mengajak Putri pulang karena kurasa Taman ini tidak aman dan banyak setannya.
Sesampainya di depan kost, kekhawatiranku pun terjadi,
aku saat itu melihat ibu kost masih belum tidur dan masih sibuk telfon dengan seseorang, beliau tepat di depan pintu gerbang sambil mondar-mandir.
Saat itu aku kebingungan dan tiba-tiba ibu kost memanggilku karena tau kedatanganku.
"Tumben Dim pulang malam lembur ya" tanya ibu kost.
Sayapun menjawab pertanyaan tersebut dengan badan gemetar karena takut di marahi kemudian diusir dan tidak boleh kost disini lagi karena ketahuan membawa perempuan.
"Endak bu, ini habis belanja hehe" jawabku,
Anehnya ibu kost saat itu langsung masuk ke dalam rumahnya tanpa menegurku.
Wah saat itu perasaanku sangat lega karena kupikir ibu kost lagi baik hati, jadi aku diijinin bawa perempuan masuk.
Di dalam kost, Putri sangat manja sekali, dia tidak henti-hentinya memujiku dengan kata-kata mesra.
"Aku gak mau kehilangan kamu Dim, Apapun yang terjadi, jangan tinggallin aku ya, aku sayang banget sama kamu" ucapnya,
"Iya gak bakal tak tinggal, seminggu lagi kita menikah, setelah itu kamu ikut aku disini aja ya, gpp kan kita kost dulu, nanti kalau kontrak kerjaku sudah habis, kita hidup di kampung lagi, biar aku cari kerja disana. Yang penting aku bisa tiap hari pulang dan bisa ketemu kamu.
Kamu jangan kerja lagi wes, aku gak mau kamu capek ,kamu dirumah saja, biar aku yang kerja" jawabku meyakinkan.
Putri pun mengangguk sambil meneteskan air mata, saat itu aku kembali memeluknya karena itu kuanggap air mata bahagia.
Dan tidak lama kemudian, tiba-tiba Putri membuka semua bajunya sambil menciumiku. Dan betapa kagetnya aku saat itu, ketika tau perlahan-lahan tangan putri juga mulai memaksa untuk membuka bajuku.
Saat itu aku langsung terkejut dan menghentikan tindakan Putri tersebut.
"Kamu kok aneh gini, kan biasanya cowok yang ngajak duluan" Godaku,
"Gpp, kan ini sudah akhir perjalanan kita" jawab Putri,
"Sayang, kita udah janji dari awal pacaran untuk tidak aneh-aneh,. Kita nikah cuma kurang seminggu lo, mending pas malam pertama aja biar hallal.
Kan biar tenang juga, nanti kalau disini, ibu kost dengerin kita gimana, kan jadi malu" terangku menenangkan dia.
Dia kembali tidak menghiraukan perkataanku sambil terus memaksaku untuk membuka bajuku, waktu itu memang Putri sudah melepaskan semua bajunya hingga hanya tersisa selimut tipis yang menutupi seluruh tubuhnya.
Aku pun saat itu terus menolaknya hingga akhirnya dia tersadar, kalau aku memang benar-benar tidak mau melakukan apa yang dia inginkan.
Akhirnya dia tiba-tiba kembali menangis sambil memelukku erat.
"Kamu memang orang baik Dim, maafin aku kalau aku punya salah ya, aku gak mau pisah sama kamu, aku Sayang banget sama kamu, jangan pernah lupain aku ya." Ucap Putri.
Aku pun mencium keningnya sambil mengusap air matanya, dan akhirnya kami pun kembali bermesraan hingga kami ketiduran.
Sekitar pukul 2 pagi, aku terbangun karena tiba-tiba aku mendengar ada suara orang mengetuk pintu dengan sangat cepat dan tidak beraturan.
Karena saat itu aku takut ibu kost yang melakukan hal itu, sebelum kubuka pintu aku mengintip dulu dari balik tirai.
Dan betapa kagetnya aku saat itu.... ketika tepat di depan pintuku ada sosok laki-laki tinggi besar dengan wajah yang sangat menyeramkan, dengan sesekali menggaruk garuk pintu dari arah luar.
Saat itu aku kembali terkejut ketika Putri tiba-tiba terbangun dan menarik tanganku agar tidak menghiraukannya.
Akupun menurutinya dan kembali masuk dalam selimut.
Saat itu suara pukulan di pintu semakin keras dan sesekali tercium bau dupa yang sangat pekat.
Dan setelah beberapa lama, tiba-tiba sosok tersebut pindah tepat di samping almari pakaianku, dia berdiri sambil membentur-mbenturkan kepalanya ke tembok.
Saat itu sekujur tubuhku terasa kaku, dan seperti tidak bisa bergerak sama sekali. Membuka mulut untuk berteriakpun saat itu aku sangat kesulitan, entah apa penyebabnya aku juga tidak tau.
Malam itu terasa sangat panjang dan Aku hanya bisa memejamkan mata dan membaca doa sebisannya sambil memeluk Putri yang mulai menangis ketakutan.
Gangguan itu pun berlanjut hingga menjelang subuh, dan saat terdengar adzan subuh suara tersebut mulai hilang dan akupun ketiduran sambil memeluk Putri.
Akhirnya aku terbangun kesiangan sekitar pukul 10 pagi.
Aku sangat terkejut saat itu karena Putri tiba-tiba sudah tidak ada di sampingku, setelah aku mondar-mandir dia tetap tidak ada dan aku simpulkan dia pulang lebih dulu karena motornya didalam kost yang juga sudah menghilang.
Aku pun saat itu langsung mencoba menghubungi Putri berkali kali dan tidak ada jawaban. Baju-baju yang kami kemarin beli juga masih di kost, jadi kalau gak pulang mungkin dia pergi beli makanan, tapi kok gak ijin aku ya, fikirku.
Dan setelah kutunggu hingga sekitar pukul 12 siang, akhirnya kuputuskan untuk pulang kerumah, karena Putri sudah 2 jam tidak kembali ke kost, saat itu kupikir dia pasti pulang duluan. Karena jika dia memang beli makanan harusnya sudah balik ke kost dong, fikirku.
Akhirnya saat itu aku menuju kerumahku terlebih dahulu sebelum kerumah Putri, karena saat itu aku harus meletakkan barang belanjaan kami kemarin.
Dan betapa terkejutnya aku setelah sampai dirumahku.
Dirumah tidak ada yang menyambutku, semua orang dirumah tertunduk seperti sedang ada masalah, akupun saat itu bingung sekali apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Aku pulang kok diam semua, apa ada masalah dengan pernikahanku ? Uangnya kurang ? Apa orang tua Putri menolaknya ? Apa ada masalah lain" tanyaku heran,
"Kemarin kamu kemana HP mu gak bisa ditelfon, adikmu ke tempat kerjamu, kamu katanya gak masuk, ke kostmu kamu gak ada, kamu kemana ?" Tanya Ibu,
"Oo itu,, kemarin aku belanja sama Putri bu, dia nyusul ke kostku" jawabku santai.
Tiba-tiba ibu menangis tersedu-sedu dan masuk ke kamarnya.
Saat itu aku semakin kebingungan dan coba memaksa Ayah dan Adiku untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
Dan benar,, saat itu akhirnya Adiku bilang sambil memegang tanganku.
Kalau ternyata Putri kecelakaan kemarin Pagi, sekitar pukul 8 di jurang setan (area jalan berliku dan menanjak di wilayah tersebut), dia di tabrak mobil, terpental dan akhirnya dilindas Bus, jasadnya tidak dikenali karena bagian tubuhnya sudah hancur, kepalanya pecah dan ususnya berhamburan.
Aku sudah cari kakak seharian tidak ketemu kak, HP kakak mati. Ucap adikku..
Saat itu aku tidak percaya dengan semua ucapannya dan aku kembali menelfon Putri berkali-kali, setelah tidak ada jawaban aku langsung menaiki motor menuju rumah Putri, ditemani adikku.
Sesampainya di rumah Putri aku sudah disambut dengan bendera kematian dan beberapa warga yang berkumpul. Saat itu aku langsung berteriak histeris memanggil-manggil nama Putri.
Aku memberontak tidak karuan,,,
Dan akhirnya bisa di tenangkan oleh Ayah Putri. Akupun kemudian diajak ke kuburan Putri untuk takziyah.
Dan ketika sampai di kuburan Putri, saat itu aku kembali melihat bunga kamboja berceceran dengan posisi yang sama saat kulihat kemarin di beberapa tempat.
Saat itu aku langsung menangis tiada henti disamping kuburan Putri.
Dan di sela-sela aku menangis, aku kembali melihat sosok hitam tinggi besar.
Sosok tersebut berdiri di balik kayu besar di area kuburan sambil menatapiku, dan sosok itu kuyakini adalah sosok yang mengikutiku saat aku masih bersama Putri kemarin.
Aku pun langsung berlari mendatanginya dan mencarinya sambil berteriak teriak agar Putri di kembalikan kepadaku.
Aku saat itu dikejar oleh beberapa orang termasuk adikku dan Ayah Putri, dan akhirnya aku dibawa kembali kerumah Putri.
Dan tidak lama kemudian orangtuaku pun menyusulku. Dan saat itu aku menceritakan semua yang kualami kemarin bersama Putri.
Ternyata yang datang kekost ku tersebut adalah arwah Putri, hal itu kusadari setelah mengingat bahwa ibu Kost Ku membiarkan kami masuk bukan karena aku diijinkan bawa wanita, tapi karena memang saat itu ibu Kost tidak melihat sosok Putri.
Ditambah waktu di mall aku memang kerap dipandang aneh oleh pengunjung yang lain, ya itu mungkin karena mereka fikir aku ngomong-ngomong sendiri.
Akupun kembali meneteskan air mata mengingat dia membeli semua baju kesukaannya dan memang ingin menghabiskan hari terakhirnya bersamaku.
Kemarin saya seharian bersama dia pak, dia manja banget, kemarin sudah ku ajak pulang dia tidak mau, dan tadi pagi, dia tiba-tiba tidak ada, ucapku sambil meneteskan airmata.
Pagi hari sebelum berangkat ke tempat kerjamu, dia tidak bilang kalau hendak mengunjungimu, dia cuma pamit mau ngantar undangan pernikahan saja, makanya saya ijinkan, jika saya tau dia akan pergi ke tempat kerjamu, tentu saja saat itu tidak saya ijinkan ketika dia pamit, ucap ayah Putri.
Saat itu aku hanya bisa menangis tersedu-sedu sambil mengingat kenangan bersama Putri sembari memeluk baju baru yang dibeli Putri Kemarin. Dan saat itu juga, aku tidak henti-hentinya menelfon HP putri yang katanya sudah ikut hancur, tapi aku terus menelfonnya berharap Putri menjawab panggilan telfonku suatu saat nanti.
Hari-haripun berlalu, karena keadaanku yang murung, menangis dan tidak mau bekerja kembali, akhirnya aku oleh orang tuaku di bawa ke salah satu pesantren di kotaku untuk memulihkan mentalku yang saat itu hampir berbulan-bulan tidak kunjung membaik.
Aku setiap hari menelfon Putri dan memakai baju pembelian Putri waktu bersamaku saat itu.
Akhir cerita, setelah melakukan berbagai terapi, akhirnya aku sekarang sudah sembuh dan sudah menikah dan memiliki 3 orang anak.
Tiap hari-hari tertentu, aku masih mengunjungi makam Putri Untuk melakukan takziyah dan mendoakan arwah Putri agar tenang di alam sana.
~SEKIAN~