Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PESUGIHAN RATU SILUMAN TIKUS (Part 1)


JEJAKMISTERI - Hare gene jomblo emang memalukan?. "betul..betul!." candaan orang desa sok gaul bikin telinga Jarwo, gatel.. 

Tapi jomblo emang benar-benar merepotkan, coba bayangin yang lain asyik bercengkerama sama isteri, dengan alasan jombles, Pak Kepsek terpaksa jaga mayat Lik Sukri malam ini sama Lik Parmin teman akrabnya, mau di kuburin malam ini nggak bisa nunggu anak tertuanya yang kini di Malasiya.

"Daripada bengong kita ngopi aja ya mas?" tanya Mas Parmin, Jarwo mengangguk.

Suasana malam ini dingin sekali, pengaruh dari hujan yang baru saja berhenti, sesaat kemudian, tiba-tiba angin besar menghempas dari arah belakang rumah. Sejumlah pohon besar nampak terseok- seok di terpa angin ribut yang datang mendadak. Suara gemuruh terdengar dari dalam kamar yang di tempati mayat, seperti ada ribuan cicitan tikus..

Jarwo merasakan kejanggalan dalam kamar mayat, dengan ketakutan, Kepsek ganteng ini mendekati kamar.. di kunci lagi.. dia harus cari akal agar bisa masuk ke kamar ini.. Matanya lirik sana lirik sini, di atas sebuah meja kecil ada selembar kertas dan jepit rambut wanita tempo dulu yang hitam legam nggak ada hiasannya beda ama jepit anak sekarang mah warna warni dengan berbagai hiasan, nggak heran kalau di pasar Mita selalu merengek mintak dibelikan jepit rambut. Gumannya

Jarwo meletakkan kunci itu di celah pintu.. dengan keahlian yang dia dapat entah darimana, pasti bukan dari sekolah S1 nya, apalagi S2 yang kini di tempuhnya. Dia mengotak ngatik lubang pintu dengan jepit rambut dan plung!. "kunci itu pasti jatuh, dia nyengir lega seperti Komeng dalam acara spontan uhuii!." dia tarik kertas putih itu, "krekk!." pintu akhirnya terbuka tapi kepala Pak Kepsek langsung teperana kaget dengan apa yang diliharnya.. 

Ada ratusan tikus di lantai dan seekor tikus sebesar kambing berwarna abu-abu dengan kulit berminyak.. dengan moncongnya menjilati kemaluan jenazah yang sedang telanjang.

Jarwo mau berteriak tapi ada yang membungkamnya, "mas jarwo.. aku akan jelaskan apa yang sebenarnya terjadi ,tapi ini rahasia kita demi nama baik almarhum," ucap suara itu memelas.

Jarwo mengangguk.
"Mas.. begini ceritanya, "ucap Lik Parmin memulai ceritanya, setelah Jarwo kembali dari shocknya dan mereka duduk di teras rumah.

"Sesungguhnya aku tak ingin menceritakan peristiwa ini pada siapapun. Bagiku peristiwa ini adalah aib yang tak pantas untuk di ketahui oleh orang banyak. Tapi di balik serentetan peristiwa yang menyeramkan ini ada hikmah yang sesungguhnya bisa di petik oleh kita bersama. Bahwa semanis apapun bujuk rayu iblis, pasti hanyalah impian yang menyesatkan. Pada saatnya manusia yang terbujuk oleh rayuan iblis itu akan tersesat dan menjadi penghuni neraka.

***

Sukri adalah salah satu dari sekian banyak orang yang terbujuk rayu iblis itu. Sepuluh tahun lalu, ia hanya seorang buruh yang pekerjaannya serabutan
tak karuan. Kadang ia mendapatkan pekerjaan, kadang pula tidak. Tak jarang untuk sekedar mencari makan saja Sukri harus banting tulang seharian dengan hasil yang tidak memuaskan. Bahkan ia dan keluarganya pernah seharian tidak makan lantaran tak mendapatkan uang sepeserpun. Sebagai teman sejak kecil aku tahu semua yang di lakukan Sukri. Ia adalah orang yang berterus terang dalam banyak hal padaku, aku menjadi salah satu orang yang kerap di jadikannya tempat mengadu setiap ia mendapatkan masalah.

Karena kepadaku pula ia kerap meminta bantuan ketika masih dalam keadaan susah. Sukri sering kali meminjam uang atau minta makanan untuk isteri dan anaknya.

Hari itu ia bercerita padaku, baru saja pulang dari rumah temannya di kota A yang terdapat di pulau Jawa. Temannya mengajak Sukri untuk melakukan ritual pesugihan di gua tikus. Dia menceritakan itu padaku untuk minta pendapat apakah ia harus mengikuti temannya itu atau tidak. 

Tentu saja aku langsung menjawab tidak. "untuk apa kau lakukan itu. Meskipun kau bisa kaya raya, tapi pada suatu saat kau akan sengsara dan menjadi penghuni neraka selamanya," jawabku.
Sukri termenung mendengar jawabanku. Tapi jelas dari raut wajahnya, ia masih ragu untuk mengikuti saran teman atau mengikuti apa yang baru saja aku katakan.

Paginya kami bertemu di jalan lalu ia mengajakku mampir ke warung kecil pinggir jalan itu.

"Aku terpaksa mengambil keputusan min. Aku sudah tidak tahan lagi,"

"Kenapa kau lakukan ini, masih banyak pekerjaan halal yang bisa kau lakukan," aku setengah membentak.

Tapi Sukri sudah mengambil keputusan, ia akan menjalankan perjanjian maut dengan iblis gua tikus, tekadnya sudah membaja dan merengek-rengek kepadaku agar menemaninya, awalnya aku tidak mau tapi melihat muka melasnya terpaksa aku setuju dengan perjanjian aku hanya menunggu depan gua tikus.

Hujan baru saja berhenti. Kabut tipis mulai turun menyelimuti kampungku yang sunyi sepi setelah di guyur hujan lebat, sore itu aku pamit pada istriku untuk menemani Sukri ke rumah teman di Jawa (aku tidak berani mengatakan karena semua orang tahu, gua tikus adalah tempat angker yang banyak di huni makhluk halus dengan penampakan mengerikan dan tempat mencari pesugihan yang cukup terkenal di pulau Jawa, kami berdua kesana menggunakan bus antar propinsi).

Malam itu setelah sampai di Jawa, aku dan Sukri menemui Ki Karso, juru kunci goa tikus, setelah perbincangan yang cukup lama, akhirnya sekitar pukul 12 malam, mereka mulai menggelar ritual tepat di mulut gua. Sesajian khusus untuk makhluk gaib penghuni goa di gelar tepat di depan pohon trembesi, Sukri berharap dirinya bisa di temui penghuni gaib goa itu untuk meminta kekayaan, sebab menurut Ki Karso, hanya orang-orang yang di temui penghuni goa itu saja yang bisa sukses, yah Sukri hendak melakukan ritual pesugihan karena sudah tak tahan hidup miskin.

Hingga pagi menjelang, aku dan Sukri yang duduk bersila di depan goa tak di temui apapun. Sementara Ki Karso sudah pulang sesaat setelah ritual dirgelar, belum ada makhluk gaib yang biasanya berwujud wanita cantik. Yang ada nyamuk dan binatang malam yang saling bersahutan di kejauhan.

Malam itu tak ada hal apapun yang menandakan kalau sesembahan Sukri di terima penghuni goa. 

Malam kedua, seperti saran Ki Karso, semedi yang di lakukan Sukri pindah ke tengah goa, sejak malam itu, Sukri harus menjalani puasa selama dua hari dua malam, di tengah goa ini suasana lebih mencekam, gelap dan pengap serta aura mistik yang makin terasa membuat aku tak tahan berada di tengah goa, aku memutuskan keluar tak lagi menemani Sukri semedi, memilih tidur di gubuk yang terletak tak jauh dari mulut goa, gubuk itulah yang biasanya di gunakan Ki Karso untuk berkonsultasi dengan para pelaku pesugihan.

Aku duduk bengong di tengah pohon-pohon randu, terdengar suara kereta lewat.. mungkin ini kereta terakhir yang lewat, tiba-tiba rasa kantuk menyerangku dan langsung tertidur pulas.

Setengah jam kemudian aku terbangun.. ada suara aneh di dalam gua.. seperti suara orang bercinta berpadu dengan cicitan tikus.. aku bergerak mendekati pintu goa.. dan pemandangan dalam goa itu membuatku melotot tajam.. dia sedang bercinta dengan tikus sebesar kambing,.. aku begitu ketakutan, tidak bisa berpikir jernih.. tiba-tiba angin berhembus kencang hanya di sekitar tempat mereka berdiri saja. Buktinya di kejauhan sana, pohon-pohon besar itu tetap berdiri tegak tanpa terpaan angin.

Aku melihat ribuan tikus keluar dari mulut gua.. aku berlari kencang menyusuri jalan setapak yang becek dan licin itu menyeruak di antara pohon, rumput dan ilalang, beberapa saat kemudian aku sampai di tanah lapang dengan rumput halus, lepas tanah lapang aku menemui rumah penduduk dan bersyukur telah sampai ke perkampungan.
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

close