Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PESUGIHAN RATU SILUMAN TIKUS (Part 3)


JEJAKMISTERI - Aku tahu resiko apa yang harus di tanggung sahabatku itu. Aku merasa dia sudah akan menghadapi kematian. Hati kecilku merasa ini adalah pertemuanku yang terakhir dengannya.

Seminggu kemudian, aku kedatangan anak bungsu Sukri. Tangis histeris langsung pecah manakala anak bungsu itu masuk kerumahku. Dalam pelukanku dia terisak tanpa bisa berkata-kata. Aku menduga, Sukri telah meninggal.

"Bapak meninggal, paklik," hanya itu yang keluar dari mulutnya di sela isak tangisnya.

Istriku berusaha menenangkan anak Sukri dengan memeluknya. Dalam dekapan istriku, aku melihat anak itu tetap terisak menahan tangis. Aku paham dengan perasaannya. Meski aku belum mengenal dekat padanya. Tapi sepertinya telah dekat denganku karena Sukri memang kerap menceritakan tentang diriku pada anak-anaknya, bahkan di akhir hayatnya, Sukri meminta tolong pada anaknya agar aku mengurus jenazahnya bukan saudara-saudaranya.

Malam harinya, aku baru tahu kejadian Sukri meninggal. Malam itu Sukri pamit pergi ke toko untuk membeli keperluan rumah. Tak seperti biasanya, Sukri pamit anak-anaknya untuk berbelanja di toko yang agak jauh. Butuh waktu sekitar dua jam perjalanan untuk bolak balik ke toko itu. Padahal biasanya Sukri hanya berbelanja ke toko yang dekat saja. Tidak sampai satu jam, keluarga Sukri di kejutkan dengan berita kecelakaannya karena di tabrak truk gandeng.

"Begitulah ceritanya.." ucap Lik Parmin

"Terus apa yang akan lik par lakukan?" tanya Mas Jarwo

"Itulah mas, aku butuh bantuan kamu untuk menemaniku pergi ke gua tikus, tolong ya mas.. jangan menolak, pada siapa lagi aku minta bantuan" pinta Lik Parmin penuh harap.

Mas Jarwo terdiam terus mengangguk, dalam hati kecilnya dia merasa kasihan pada Lik Parmin, Lik Sukri yang makan nangkanya dia kena getahnya karena itu Mas Jarwo bertekad membantunya.

Mayat Lik Sukri di kuburkan siang hari setelah putranya yang sekolah di universitas negeri tetangga alias Malasiya pulang ke desa.

Dan seperti masyarakat desa umumnya, di rumah Lik Sukri juga di adakan tahlilan, seusai tahlilan aku nggak mau pulang cepat-cepat, maklum pujaan hatiku alias Dik Ani juga membantu memasak di sana atau kalau bahasa jawanya Rewang dari kata ewang-ewang yang berarti bantu-bantu.

Mataku aktif melirik bikin Lik Parmin berdehem-dehem.

"Mas.. boleh aku tanya?" tanya Mas Andi, putera sulung Lik Sukri yang juga duduk di sampingku.

"Boleh.. apa yang mau kau tanyakan?"

"Apa mas jarwo percaya manusia bisa berhubungan badan sama makhluk halus dan bahkan membuat perjanjian gaib dengan makhluk halus itu untuk kekayaan dunia"

"Di bilang nggak percaya, kadang kejadian itu ada yang nyata terjadi sedang di bilang percaya, ya ndak bisa di jelaskan ilmu pengetahuan.. tapi soal supranatural katanya kini bisa di jelaskan dengan ilmu metafisika," jawab Mas Jarwo memandang Ani yang juga tersenyum padanya.

"Kalau ini mah bisa di jelaskan dengan ilmu fisika, kutub magnet utara dan kutub magnet selatan terjadi gaya tarik menarik"
"Mas..," panggil Mas Andi.

"Iya, ada apa?"

"Memang mas tahu cerita orang yang nikah sama makhluk halus?"

"Aku sih pernah baca di sebuah situs internet, ya kira-kira begini ceritanya,"

***
Menikahkan Manusia Dengan Makhluk Halus. Di sebuah desa di dekat aliran sungai terpanjang di pulau Jawa, ada seorang laki-laki yang pekerjaan sehari-harinya sebagai blantik sapi, orang di sana menyebutnya Ki Darmo. Anehnya, sang blantik juga memiliki profesi lain, yakni sebagai seorang penghulu nikah. Namun, penghulu ini lain daripada yang lain. Yaitu menikahkan manusia dengan makhluk halus. Aneh, kan?

Proses ritual yang di lakukan dengan adegan senggama dan makhluk gaib itupun akan datang. Tentunya, manusia yang melakukan ini tujuannya adalah mencari kekayaan dengan jalan nyleneh atau yang biasa di sebut pesugihan.

Narto (Nama Samaran), profesi aslinya bagian pemasaran dari sebuah perusahaan rokok di pulau Jawa. keinginnya untuk merubah nasib mengantarkannya pada Ki Darmo, bersama seorang teman, suatu malam Narto berada di rumah Ki Darmo, maksudnya untuk melakukan profesi ritual menikah dengan makhluk halus.

"Jadi melakukan kawin gaib dengan peri, nakmas?" tanya Ki Darmo pada Narto dan temannya.

"Jadi Ki!" jawabnya mantap.

"Sebentar, tampaknya nak narto ini punya anak kecil ya?"

"Iya Ki, memangnya kenapa?" tanya Narto

"Kalau punya anak kecil, lebih baik di undur dulu. Kasihan anaknya, nanti akan nangis terus, Soalnya rumah nak narto akan berhawa panas" terang Ki Darmo.

Narto mundur. Yang maju malah temannya, sebut saja namanya Leo. Dalam ritual tersebut, Ki Darmo menjelaskan, bahwa untuk memanggil makhluk halus yang beristana di seberang sungai rumahnya itu harus membawa pasangannya.
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close