Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

RUMAH MBAH (Part 3)


JEJAKMISTERI - Aku menjerit tertahan!

Langsung balik badan untuk segera lari dari situ. Tapi tiba-tiba sudah ada mbah yang entah darimana muncul di belakangku..

"Kenapa nduk? Kok mukamu pucat begitu?" Tanya mbah terheran-heran.

"Itu ada pocong di depan pintu!" jawabku sambil menunjuk tak berani melihat.

"Mana? Coba lihat lagi yang bener.." Balas mbah sambil menuntunku memutar badan untuk menengok..

Hilang !

Pocong tadi sudah hilang..

Aku yang masih ragu, tetap tak mau beranjak dari tempatku berdiri. Lalu mbah dengan tersenyum, merangkul tubuhku sambil berkata.. "Ayo, sini kalo nggak percaya.."

Aku ikut bergerak ketika mbah mengajakku melangkah mendekati rumah. Memang sudah tak ada apa-apa lagi disitu.

Aku masih bingung, ragu antara yakin dan tidak dengan apa yang baru saja kulihat.

Tapi kemudian mbah coba kembali meyakinkanku..

"Sudah jangan bingung gitu, nggak ada apa-apa kok, mending kamu masuk, sudah malam.." ujar mbah sambil duduk di kursi teras.

Aku tak langsung membalas, diriku bimbang. Logikaku mengakui, memang tadi kulihat hanya sekilas, sedikit kurang jelas karena suasana yang remang.

Tapi hati kecilku terus meyakinkanku, kalau tadi semua yang kulihat bukan omong kosong.

Akhirnya aku cuma membalas pelan.. "Ya udah, Sulis masuk dulu.." Sambil masuk ke dalam rumah.

Tapi saat aku melangkah lewat, aku merasa seperti ada yang berdiri di samping pintu, terasa sangat dekat, disertai aroma seperti benda yang terbakar...

______

"Assalamualaikum....

ucapku lantang di depan pintu, lalu duduk di kursi teras sambil membuka sepatu. Kulirik jam tangan, pukul 16.00 sore.

"Waalaikum salam.."

Muncul ibu di depan pintu lalu melangkah dan duduk di sampingku.

"Mau langsung mandi apa mau minum jamu dulu?" Lanjutnya bertanya.

Pilihan yang mudah..

Sudah pasti mandi dulu! Sebisa mungkin aku hindari paksaan ibu untuk minum jamu super pahitnya yang jadi musuh utamaku.

Mau langsung mandi dulu bu, mumpung masih sore." Jawabku sambil menenteng tas sekolah melangkah masuk menuju kamar.

Seeetttt !

Terlihat seperti bayangan anak kecil masuk ke dalam kamar! aku yang kaget, mendadak menghentikan langkah..

"Kenapa bengong di situ? Katanya mau langsung mandi?" Tanya ibu yang kini ada di belakangku.

"Itu bu, tadi seperti ada anak kecil masuk ke dalam kamar.." jawabku ragu sambil menunjuk ke arah bayangan tadi melesat lewat.

Ibu mengerenyitkan dahi, langsung mendahuluiku melangkah ke arah kamar.

"Anak kecil opo to lis? Lah wong pintunya aja ditutup begini kok. ada-ada saja kamu.. Kecapekan ya? Jadi ngawur begitu.."

Aku tertegun, baru menyadari kalau ternyata ibuku benar, pintunya tertutup. Aku mendekat untuk sekedar memastikan.

"Iya.. Masih tertutup bu.." ujarku masih kebingungan. Lalu membuka pintu dan langsung masuk kamar.

Tapi sekilas, mataku menangkap seperti ada kilatan mata yg mengintip di samping tempat tidur, membuatku spontan memalingkan wajah..

Tadinya mau langsung panggil ibu lagi, tapi batinku melarang.."kamu jangan kolokan lis."

Aku tak mau rewel. Aku tak mau di cap cengeng. Dikit-dikit ngadu, dikit-dikit teriak. Aku coba menyikapinya dengan lebih kalem.

"Hhhh... Hhhh...

Aku tetap diam ketika mendengar suara hembusan nafas halus dari sana. Ingin sekali berteriak, tapi tak kulakukan.

Aku coba mengabaikannya, berusaha bersikap seperti biasa, seolah-olah semua itu tak nyata.

Lalu suara nafas tadi perlahan terhenti, tatapan mata di sudut kamar pun kini tak nampak lagi. Hufft...

Kuraih handuk, lalu melangkah ke arah kamar mandi. Tapi semakin dekat ke sana, perasaanku makin campur aduk.

Aku coba untuk bersikap seperti tadi, kalem, tetap tenang, sebisa mungkin menepis rasa khawatir yang mulai muncul.

"Ini kan masih sore, nggak mungkin lah.." Batinku coba beri alasan untuk meyakinkan diri.

Aku masuk ke kamar mandi, lalu melakukan semua persiapan yang biasa kulakukan sebelum mandi.

Tapi belum apa-apa, aku merasa kakiku menyentuh sesuatu..

Aku langsung terdiam kaku..

Keringat dingin muncul dari pori-pori..

Bulu kuduk merinding berdiri..

Kuberanikan diri untuk melongok ke arah kaki..

Astaga!

kulihat sosok wanita menggunakan kemben, duduk berjongkok membelakangiku, dengan punggung berlubang besar penuh belatung!

Kakiku lemas, pandanganku gelap..

BRUKKK...

aku pingsan...
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close