Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santri Edan (Part 2)


JEJAKMISTERI - Seseorang yang beriman itu perlu mengingat akan sebuah kematian, menghisab diri sendiri dari semenjak akil baligh, apakah amal baik lebih banyak daripada amal buruk, dan siapkah jika esok nanti meninggalkan dunia, mempertanggung jawabkan apa yang telah kita lakukan semasa hidup?,

Cinta akan dunia, hingga lupa akan kematian, dikira hidupnya abadi, dikira hidupnya bertahan sampai kakek-kakek atau nenek-nenek, padahal sepengetahuanku tak semua orang meninggal hingga mencapai umur sangat tua,

Dulu ketika masih SD kelas 4 ada temanku yang meninggal, kelas 2 SMA sahabatku juga ada meninggal, dan tidak sedikit aku mendengar berita seseorang itu meninggal di usia yang belum tua,

*****
Adzan subuh yang berkumandang, mendayu-dayu memecah bekunya alam malam, suara kodok juga sudah tak seramai lagi, seperti saat aku belum tidur, mungkin sudah lelah, aku bangun, dan mencari masjid, aku tidak kembali ke mushola yang aku buat sholat kemarin, sampai di masjid, sholat jamaahan diimami oleh seorang imam yang sudah sangat sepuh/sangat tua, di masjid, subuh itu hanya ada sekitar 4-5 tidak anak muda ataupun remaja, padahal sholat subuh itu disaksikan para malaikat, Andai saja sholat subuh itu ramai seperti sholat jum'at,

Sejak SMP aku berusaha sholat berjamaah di mushola, jika mendengar adzan aku berusaha untuk bangun, kadang memang berat untuk bangun, hingga kadang sudah iqamah baru bangun dan lari ke mushola, ada beberapa orang yang pernah curhat padaku, ingin berubah bisa sholat 5 waktu tapi masih susah, jawabku ya hanya yakinkan diri, Paksa diri sampai terbiasa, terus bertanya "lah dosaku teramat banyak mas?", orang merasa kotor itu malah lebih baik daripada merasa bersih, ketika merasa kotor itu tandanya sedang diberikan sebuah cahaya iman, seperti sebuah kamar yang gelap, setelah lampu dihidupkan akan terlihat berantakannya dan kotoran-kotorannya, tinggal kamar itu kita mau tata dan bersihkan atau tidak,

Sabda Rasulullah saw : “Apabila Allah Swt menghendaki seseorang menjadi baik, maka Dia membuatnya menyadari akan kesalahan-kesalahannya."

Kadang orang yang tidak tau background keluargaku, ngiranya bahwa aku tumbuh di keluarga yang taat beribadah, padahal ya enggak, dari SD aku sering ngajak ibuku untuk sholat jawabannya malah nanti kalau sudah waktunya, hingga aku SMP dan SMA terus ku tagih, yah memang hidayah mutlak milik Allah, hanya bisa menyampaikan saja tidak memaksa, jika memaksa bukan menjadi seorang hamba lagi yang menjalankan tugas menyampaikan, tapi berusaha menyaingi tuhan dan Alhamdulillah sekarang ada perubahan, yang penting dari kita mencotohi,

Setelah hidupku ketemu Kyai guru, baru kusadari bahwa sholatku selama ini seperti kosong, kyai mengajarkan bahwa sholat itu jangan pura-pura, keliatannya lagi sholat tapi pikiran kemana-mana alias tidak ada ruhnya, sedang hakekat sholat itu untuk mengingat Allah, hati yang ditujukan pada Allah dan fikiran khusuk asma allah, Allah yang melihat ke dalam hati, bukan paras atau pakaian kita, dan tidak diperkenankan menyekutukanNya di dalam ibadah kita, dalam al-quran disebutkan bahwa sholat itu berat kecuali bagi orang yang khusuk, jadi beratnya itu bukan karena mau bangun untuk sholat subuh terus berat atau berat karena berat badan sendiri, tapi karena beratnya itu karena untuk menghadirkan dalam hati,

Wirid harian habis subuh selesai, keluar dari masjid, ganti pakaian, duduk santai didepan sebuah warung pinggir jalan, memandang pesona malunya matahari untuk mununjukan wajahnya, hingga bias sinarnya terlihat elok, seperti wanita yang pemalu, pesonanya menyentuh hati bukan menyentuh nafsu syahwat,

Pematang sawah yang malamnya terlihat menakutkan jadi menyejukkan mata, beningnya embun berkilauan bak berlian-berlian diatas dedaunan, udara juga terasa sangat segar ketika masuk ke hidung dan seperti memandikan paru-paruku,

Ku lanjutkan perjalanan, ternyata di depan ada sebuah kuburan, melewati satu pemukiman dan hutan lagi, untungnya semalam perjalanan tidak kulanjutkan hehe, daerah sini memang terlihat sangat beda dengan daerahku dimana disini banyak hutan jatinya,

Jalan yang kulewati ini tidaklah ramai, dari kejauhan terlihat 3 orang sedang lari pagi, karena melihatku jadi puter balik hehe,

Ketemu juga dengan seorang perempuan tua, yang kulihat pakaiannya hampir lusuh mirip denganku, cuma pakaianku ini sobek-sobek,

"Buk ini ada nasi buat ibuk", teriakku karena berseberangan jalan, kutawarkan nasi yang diberikan orang tadi malam, karena masih banyak

"Tidak usah dek, terimakasih," Balas ibuk itu tersenyum,

"Tidak papa kok buk, ini buat ibuk saja" Kutawarkan lagi,

"Hehe, makasih, buat adek saja" Ibuk itu masih nolak

Ada mobil pickup lewat, sopir dan penumpangnya terlihat ketawa melihatku, ntah apa yang mereka pikirkan, dan karena ibuk itu menolak, kulanjutkan perjalanan.

Memasuki pemukiman desa,

"Mas.. mas.. Mau kue?" ada seorang ibuk-ibuk sedang membeli sesuatu di tukang eyek (penjual sayur keliling) menawari makanan saat aku berjalan melewatinya,

"Hehe.. Terimakasih buk", aku hanya senyum dan terus berjalan, mungkin kalau dikasih langsung aku terima, mungkin tadi harusnya kusamperin ibuk yang kutawari nasi tadi, baru kusadari tadi aku kurang sopan,

Ku terus berjalan melewati sebuah desa-desa, pasar-pasar, hingga ada sebuah plang arah kiri menujukan arah "Cepu" Dan arah kanan saya dah lupa hehe,

Berjalan dan terus berjalan dan melatih hati untuk berdzikir meski banyak lalainya, mencari tempat yang cocok untuk istirahat, dan ketemulah sebuah warung, mungkin ini sebuah warung makan malam, aku hanya istirahat sebentar disitu takut dikira maling, karena ada barang-barangnya, dan berjalan kembali mencari tempat istirahat dan ku memilih nyantai dibawah sebuah pohon, meluruskan kaki yang lumayan pegel juga berjalan begitu jauh,

Karena kehausan aku berjalan kembali, berharap ada masjid untuk ku minum air wudhunya, panas matahari begitu garang, meskipun jauhnya tak terkira, tapi panasnya sangat super, Maha besar Allah yang menciptakan alam yang begitu sistematis dan terstruktur tempat, bentuk dan pergerakannya, ada matahari, ada bulan, ada bintang, ada hujan, ada api, ada angin, ada laut, ada udara, ada tumbuhan ada hewan dan semua yang melingkupi, diatur sedemikian rupa untuk kehidupan manusia, kusadari itu tapi aku sendiri malah sering ingkar, jauh dari sebuah ketaatan atas perintah dan laranganNya, harusnya aku malu.

Suasana sekarang sudah berbeda dengan kemarin, kanan kiri sudah banyak toko-toko, perumahan dan jalanan juga terlihat ramai, kadang kutemukan bekas botol-botol air minum yang meski isinya cuma beberapa tetes aku minum, sekedar untuk membasahi tenggorokanku yang kering, melewati sebuah toko ind*mart ada 3 orang yang baru belanja disitu terlihat diplastik belajaanya ada 3 botol f*nta dingin, ah.. makin kecut ini tenggorokan,

Akhirnya kutemukan sebuah masjid, ku minum air wudhunya tapi rasanya agak aneh, hanya minum dikit, istirahat diemperan masjid, rebahan ah terasa sejuk dinginnya lantai dan angin yang berhembus mengibas rambutku, kulihat jam masjid menunjukan jam 10:30, wah lama juga aku berjalan, kemudian ada seseorang lewat yang ternyata 3 orang yang aku lihat di depat ind*mat,

"Mas ini untuk mas", Salah satu dari orang itu menghampiri memberiku satu botol f*nta ukuran 1,6 liter yang baru keminum sedikit,

"Terimakasih mas" Balasku sumringah

"Ya dah mas saya ke atas dulu" Kata orang itu tersenyum

"Ya.. mas"

Memang kulihat masjid itu sepertinya sedang dalam pembangunan untuk 2 lantai, nama masjid itu bernama "masjid baitussalam", di sebuah daerah yang kulihat dijalan-jalan tertulis "kasiman",

Ku minum air yang diberikan orang itu seteguk demi seteguk, cess... Ah... Manis, Dingin dan menyegarkan sodanya melewati tenggorokanku, ahh.. Super Mantabss bener dah, mungkin baru kali ini aku menikmati sebuah minuman yang terasa begitu sangat nikmat sekali,,,

Karena waktu dzuhur masih lama perjalanan kulanjutkan,
Tiba disebuah pertigaan yang sebelumnya melewati sebuah gedung besar bertingkat namanya "ppsdm migas cepu",

"Permisi pak numpang tanya, kalau kesana itu kemana ya pak?" Aku menghampiri seorang tukang ojek dan bertanya menunjuk arah kanan,

"Kalau kesana ke kota mas" Jawab bapak itu

"Kalau lurus terus?" Tanyaku lagi

"Bisa sampai blora mas", Jawab bapak itu dengan ramah

"Kalau yang sebelah kiri situ?" Tanyaku lagi arah yang satu

"Kalau kesitu ke pasar mas",

"Kalau ngawi itu bisa lewat situ ya pak?" tanyaku yang penasaran dengan ngawi

"Ya, bisa nanti setelah pasar ada pertigaan terakhir ambil kiri nanti ada jembatan lurus terus nanti ambil arah padangan, bisa tanya orang situ" Jelas bapak itu

"Makasih pak"

Aku mengambil arah kanan dulu karena sudah terdengar adzan dzuhur, tiba disebuah masjid bernama Ar Rohmah, dzuhuran dan wirid sampai ashar, di masjid ini tidak terlalu besar, ruangan tertutup dan ber AC, terasa dingin setelah berpanas panas dijalanan, setelah wirid ashar kembali jalan lagi, melewati pertigaan tadi, melewati pasar cepu yang ternyata lumayan ramai, disini mulai banyak orang yang memperhatikanku dan melihat penampilan edanku, sampai dipertigaan terakhir dan ambil arah kiri melewati jembatan tua, dan terus berjalan, sesekali ku mengambil makanan dipinggir jalan yang masih layak untuk dimakan, hingga kutemukan sebuah buah jeruk beberapa butir yang masih bagus dan sebelah dekat sapu ada setengah botol air putih, eh ternyata sampingnya sebuah toko buah, berjalan lagi menemui sebuah perempatan yang sangat ramai, ambil arah kanan jurusan ngawi melewati rel dan kemudian istirahat disebuah warung kosong, ku minum air putih yang kutemukan di toko buah tadi, tapi aku merasa ragu, karena airnya lebih dari setengah botol, kok aku main ambil saja, aku kemudian balik lagi ke toko itu setelah jalan kaki agak jauh,

"Mas.. Mas.., maaf saya tadi ambil air dibotol didekat tempat sampah itu", Pinta maafku pada penjual buah itu yang sedang melayani pembeli,

"Ya mas gak papa", Balas mas itu terlihat agak kebingungan.

"Ya mas terimakasih", Aku langsung pergi,

Kemudian balik jalan lagi, terlihat diseberang jalan ada beberapa perempuan (mungkin kasir kasir toko) sedang memperhatikanku dan seperti membicarakanku,

"Mungkin mereka heran, ganteng-ganteng kok edan", ucap dalam batinku yang absurd kegeeran hehe, aku pura-pura cuek, memasang gaya sok cool sambil jalan meninggalkan meraka,

Berjalan lagi, kendaraan sibuk lalu lalang menutup sibuknya hari, sampai waktu maghrib, tiba disebuah Mushola kecil, kebelet kencing tapi tidak ada kamar kecilnya, dimushola itu malah gak ada makmum lakinya semua perempuan, wiridan disitu, kurang konsentrasi karena banyak nyamuknya, setelah selesai aku keluar dari mushola dan mencari masjid yang besar,

Kutemui sebuah masjid bernama "masjid (maaf gak jadi saya tulis)", sholat isa' kemudian wiridan diemperan masjid, setelah selesai aku rebahan sekedar melepas lelah, hingga tak terasa aku ketiduran,

"Mas mas.. Mas mas...", Seseorang membangunkanku,

"Oh ya.. Maaf saya ketiduran", Aku kaget dan langsung bangun, kulihat jam sekitar jam dinding setengah sepuluh malam,

"Gak papa mas, ini dimakan dulu", Bapak itu memberiku bingkisan nasi berkat,

"Makasih pak"

"Dari mana mas?" Tanya bapak itu

"Saya dari tuban, tapi saya aslinya magelang",

"Oh seminggu kemarin saya wisata ziarah wisata ke magelang mas,

"Oh.." Aku hanya tersenyum

"Oh ya mas saya ini imam masjid, tapi tidak setiap hari, karena dibagi dua dan dijadwal, tapi yang saya heran ada yang tidak saya suka jadi imam, kalau imamnya saya ada yang tidak mau, padahal saya sendiri dimandati oleh para sesepuh sini untuk jadi imam, kampung ini pada sensitif mas ada dua aliran,"

"Itu namanya ada yang ngiri sama panjenengan pak, kalau sudah ada yang ngiri itu berarti iblis sudah mulai geli dengan perjuangan jenengan, jika tidak digoda iblis itu harusnya intropeksi diri jangan-jangan malah satu bis dengan iblis hehe," Jawabku

"Oh.. Ya mas.. Disini juga jamaahnya sedikit kalau sholat, ya kalau jumatan saja yang jamaahnya sampai luar mas", ucap bapak itu,

"...", aku hanya memperhatikan saja

Sebenarnya masjid-masjid pada megah tapi sepi itu sudah menandakan jaman akhir, sepi itu bisa jadi karena pembangunan-nya dananya mengandung riba atau yang berbau subhat, menjadikan keberkahan tak banyak, aku pernah dengar cerita ada masjid dibangun dari dana pesugihan, jadinya malah buat tempat wisata dan nongkrong, suasananya juga panas,

Kemudian ngobrol ngalor ngidul dengan bapak iti yang aku sendiri sudah lupa,

"Saya pulang dulu jangan lupa dimakan nasi berkatnya ya mas, wassalamualaikum", Bapak itu pamitan

"Waalaikumsalam terimakasih pak" Balas salamku,

Kemudian bapak itu pamitan, sebenarnya sempet aku tulis percakapan yang aku hapus saja, tentang makam-makam wali/kyai-kyai yang disalah gunakan, hingga berefek tidak baik untuk sang ahli kubur yang diziarahi

Kemudian aku keluar masjid mencari tempat untuk istirahat, ganti pakaian lagi, disebuah emperan toko, tidak sepi amat karena ada warung makan yang masih buka, bis-bis malam juga banyak yang lewat, mengingatkanku ketika dulu merantau, ditemani para nyamuk yang sangat mengganggu awalnya aku biarkan saja lama-lama kok ya gak betah juga, aku nyari tempat lain saja, di sebuah tempat warung terbuka di depan masjid seberang jalan,

Aku mulai tertidur dan bermimpi, dalam mimpi itu aku berjalan melewati rumah bambu, namanya juga mimpi aku melihat temanku SMP perempuan sedang tidak memakai pakai** dan berpose ero***, dan kemudian ***** (aku lupa), terbangun dan aku cek celana kolorku, waduh basah,

Aku segera ke masjid untuk mandi, dua hari ini aku baru mandi, karena memang aturan dalam ngedan ini tidak boleh mandi kecuali junub, ku cuci celana kolorku, mandi tanpa sabun rasanya kurang enak, hanya membuatku kedinginan, kemudian dzikiran dan tak lama adzan subuh berkumandang.
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close