Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santri Edan (Part 4)


JEJAKMISTERI - Hari ke 4
Qiro' subuh berkumandang menandakan akan segera adzan subuh, hari ini kuniatkan untuk puasa lagi, ku cari masjid dipinggir jalan dengan kaki terpincang pincang, hingga kutemui masjid bernama "al ikhlas" yang di depan puskesmas margomulyo, sholat subuh disitu dan lanjut wirid, setelah selesai aku nyantai di teras samping, keramiknya putih dan lebar-lebar, anginnya juga semilir, terasa sangat sejuk, sambil berusaha mengeluarkan duri kecil yang masih nancap di kakiku tapi masih tidak bisa, sampai kupaksa robek sedikit kulit telapak kakiku, kulihat sudah masuk terlanjur dalam dan menggembung berair.

Anak-anak sekolah mulai terlihat berseliweran di jalan, dan aku mulai kembali berjalan, kulihat jalan ini tidak terlalu ramai, melewati pemukiman-pemukiman, pasar dan kembali memasuki sebuah hutan, terlihat gapura besar bertuliskan "Selamat Datang Di Kabupaten Ngawi", jalan dan terus berjalan, karena lelah dan ngantuk aku tiduran disebuah warung terbuka, kulihat sepertinya warung ini sudah tidak dipakai lagi, kemudian datang juga dua orang mungkin seorang sales juga ikut tiduran diwarung yang sebelahnya.

Bangun dan kembali berjalan, kulihat dijalan aspal tengah hutan ini tidak ada tiang listriknya, mungkin kalau malam sama dengan jalan yang kulewati semalam, tiba-tiba dari belakang ada sepeda motor matic berhenti disampingku agak kebelakang,

"Assalamualaikum, Mohon diterima ya.." ucap orang itu sambil memberikan uang dengan menunduk

"Wa'alaikumsalam.." jawab salamku sambil senyum tipis

Orang itu langsung pergi sambil senyum dan menundukan kepala, mungkin dia paham akan lelaku ku, uang itu ssbesar 10 rb, dalam lelaku ngedan ini jika dikasih uang harus disedekahkan ke masjid atau fakir miskin, tapi jika dikasih makanan diterima, jadi jika dikasih uang aku malah jadi kurang senang hehe..

Berjam jam berjalan ditengah hutan sudah terlewati, berjalan dan berjalan sambil berusaha berdzikir, aku semakin merasa kesakitan dengan kakiku, ditambah panas matahari yang super panas, ditambah lagi lelah haus dan kelaparan, ada sebuah pom bensin sebelumnya jalanan menurun yang panjang, lagi-lagi kakiku harus berusaha mengerem, kadang tak kuat, ku temui sebuah sendal dipinggir jalan, herannya kok ya pas sandal sebelah kiri, aku ragu untuk memakainya karena larangan untuk memakai alas kaki, tapi akhirnya kupakai juga karena benar-benar kesakitan, setelah beberapa jauh berjalan akhirnya kulepas juga, aku berharap ada masjid didepan untukku istirahat, akhirnya ku temui sebuah masjid setelah melewati sebuah universitas bernama "Universitas Soerjo Ngawi", saat aku memasuki masjid aku tak sempat ganti pakaian, saat baru sebentar duduk di tangga lantai bawah terdengar dari kejauhan,

"WOYYYY...!!! " seseorang bapak-bapak berteriak sambil mengepalkan tangan kepadaku dari jauh,

Aku langsung pergi, aku kembali berjalan mencari masjid dengan sangat keletihan, melewati sebuah pasar dan dari kejauhan terlihat sebuah mustaka masjid, aku menuju ke masjid itu lokasinya seberang jalan, nama masjid itu "Hidayatullah kalisuruh", sebelum masuk aku ganti pakaian dulu, khawatir diusir lagi, tiba dimasjid, aku ke tempat wundu membersihkan kaki tangan dan mengguyurkan ke kepalaku yang seperti sudah mendidih kepanasan, kurasa sangat segar sekali, tapi setelah itu badanku terasa sangat lemes sekali, aku istirahat diteras mushola, uang yang dikasih orang dijalan tadi juga kumasukan ke kotak amal masjid dan tak lama adzan dzuhur berkumandang, aku lanjut sholat berjamaah disitu, waktu shalat aku mulai merasakan badanku kerasa meriang dan ditambah sangat terasa lemas hingga ketika mau bangun dari sujud terasa berat, tapi aku merasa tertegur karena sebelah sholatku ini seorang kakek yang sangat sepuh sekali hingga sholatnya hanya duduk dan sujud saja, wah masak kalah ini sama kakek-kakek, harusnya aku malu, sholat selesai dan wirid habis sholat juga selesai aku langsung merebahkan badan karena sangat kelelahan dan badan kerasa panas dingin, aku tak kuat lagi untuk berpuasa, akhirnya aku makan seadanya yang ada ditas plastik, yang kutemui hanya sambal saus tomat manis sasetan, ku makan seadanya dan kemudian minum air wudhu, akhirnya badan terasa mendingan,

Maha Bijaksana Allah, ketika dosa-dosa kita yang malas untuk kita tobati, Allah memberikan sakit untuk menghapus dosa-dosa kita, dan ketika amal ibadah kita yang belum tentu diterima karena keiklasan kita yang masih dipertanyakan, Allah memberi kesabaran saat kita sakit, dan dari sabar itu kita mendapat pahala kesabaran. Juga dalam sakit apabila seseorang itu menerima suka rela maka Allah akan menaikan derajat ketaqwaan seseorang itu disisiNYA.

"Assalamualaikum mas," seorang bapak-bapak datang dan memberikan salam, mungkin orang yang punya rumah depan masjid,

"Wa'alaikumsalam "balasku senyum

"Mas ini lelaku ya?" tanya bapak itu

"...." aku hanyan senyum saja.

"Soalnya kemarin ada juga orang kayak mas ini bawa tas plastik yang dibawa mas, apa itu temennya mas"

"Oh iya mungkin pak, soalnya seminggu sebelum saya berangkat ada 5 orang yang berangkat" jawabku,

Seminggu sebelum aku berangkat ada dua orang bapak-bapak berangkat bareng, bapak yang satu agak mudaan dengan ciri khasnya kumis tebal orang madura dan bapak yang satunya ini sudah sangat tua banget sampai rambut dan alisnya memutih, pas mau berangkat beliau bilang kepada santri-santri yang sedang nyantai "ayo ngedan masak yang muda kalah sama yang sudah tua hehe", temen santri yang lain pada ketawa. Kemudian hari kamisnya ada juga yang berangkat namanya mas bagus dia orang cilacap yang bicaranya kalo gak ngapak gak kepenak katanya hehe, aku sempet bilang mau ngedan sama dia, dan dia ngajak untuk ngedan bareng, tapi aku tolak karena aku bener-bener ingin ngedan sendirian, kemudian hari jumat ada dua orang datang dari Tangerang mau ngedan, yang satu badanya kurus mau ngedan 21 dan yang satu yang badannya tinggi besar ngedan 41, yang kurus ini ternyata orang Purworejo dekat dengan rumahku dan ngajak aku ngedan bareng dan pulang dari majlis nanti setelah ngedan minta nebeng pulang bareng, tapi untuk ngedannya lagi-lagi ku tolak, hingga akhirnya aku berangkat sendirian,

*****
Kembali ke percakapan

"Oh ya mungkin saja wong hanpir mirip tampilannya hehe" kata bapak itu

"Oh ya pak kalo kota atau alun-alun masih jauh gak ya? Tanyaku dengan wajah masih pucat

"Oh dekat mas itu nanti ada bundaran ambil kanan saja"

"Oh.. ya pak makasih, saya mau jalan dulu" aku pamit mau jalan lagi sakalian mau cari makanan

"Monggo mas silahkan" jawab bapak itu ramah

Aku kemudian melanjutkan perjalanan sambil mata melihat kanan kiri berharap ada makanan, hingga kulihat ditempat duduk memanjang depan warung tertutup ada botol minuman poca** sw*** masih setengah botol, dipintu warung ada ibuk-ibuk yang mungkin pemilik warung, dari jauh sambil jalan tanganku menunjuk botol itu tanpa bicara, dan ibuk yang dipintu merespon baik aku langsung ambil hehehe

Berjalan sampai alun-alun Ngawi, ternyata sangat luas, ada banyak lapangannya, taman, gazebo-gazebo dan wahana-wahana, aku disitu muter-muter nyari sesuatu untuk aku makan, aku cuek saja dengan orang-orang yang melihatku, kemudian aku asharan, magriban dan isyaan sekalian mojok wiridan dimasjid samping alun-alun Ngawi, masjidnya juga sangat besar dan luas,

Malamnya aku muter-muter mengelilingi alun-alun, lumayan ramai, sambil nyari makan yang masih layak untuk dimakan, yang aku heran alun-alun sebesar ini kok ya dapat makanan sedikit hehe, setelah dapat makanan aku nyantai di sebuah gazebo sambil dzikir dan melihat orang-orang yang disekitar keluarga yang sedang bermain main dan anak muda yang sedang nyantai hotspotan di warung makan atau kafe terbuka mungkin. Terus berdzikir sampai tertidur.
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close