Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santri Edan (Part 5)


JEJAKMISTERI - Hari ke 5
Dari subuh, dzuhur dan ashar, aku masih berada di alun-alun Ngawi, waktu di masjid aku sempat membaca artikel di sebuah mading, yang berisikan berita di koran, disitu aku melihat berita bahwa manchester united kalah, btw aku ini seorang penggemar sepakbola, dan klub favoritku MU, aku hampir menonton setiap pertandingannya, aku jadi ingat saat awal-awal merantau di Cikarang Bekasi saat belum punya TV di kos, aku sampai nonton di pangkalan ojek, kadang nonton live streaming di warnet, kadang juga malah minta tukar sift sama karyawan lain hanya untuk bisa menonton MU, saat aku sedang ngedan untung saja MU lagi banyak kalahnya jadi tidak terlalu memikirkannya,

Aku jadi inget ketika setelah subuh yang malamnya ada dzikir akbar, pagi-nya Kyai selalu mengetes perkembangan muridnya apakah dzikirnya sudah benar atau membaik, disitu para murid rata-rata memang belum baik dalam berdzikir, karena dzikirnya itu bukan hanya sekedar dimulut saja tapi batiniahnya juga berdzikir, batiniah yang ikhlas yang ditujukan pada Allah dengan konsentrasi asma Allah di titik-titik latifah, ada tausiah kyai yang terdengar menyentil kenapa dzikir begitu susah untuk benar, salah satunya apa yang menyangkut dihati kita yang harusnya yang dihati kita itu hanya Allah malah diisii Cinta akan duniawi,

"Manchester united menang..., hehe la ya urusanmu apa??" itu kata kyai yang benar-benar menampar padaku waktu pagi itu, la ya sebenarnya urusannya apa ya.. mereka menang atau kalah juga gak berpengaruh pada hidupku setelah meninggal nanti, mungkin karena dikampung sering debat antar penggemar sewaktu di sekolah, tempat kerja dan di fbku juga, kyai juga pernah mengatakan "untuk apa eyel-eyelan (debat) dengan dunia yang pasti kita tinggalkan?", kata-kata kyai sering terngiang-ngiang dikepalaku memang tak seharusnya terlalu pusing dengan kehidupan orang yang bukan jadi urusanku,

Ketika memikirkan sesuatu apa yang ada dihati kita tentang suatu hal-hal, kita akan menarik atau tertarik dengan apa yang dihati kita, entah itu sesuatu yang baik atau tidak, seperti cinta sepak bola akan kumpul dengan sesama apa yang disukainya, seorang pemabuk atau penjudipun juga akan kumpul bersama, sebenarnya hati itu awalnya sesuatu yang fitrah, tapi karena dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan tertangkap oleh indrawi kemudian masuk kepikiran dan nafsu maka hati akan terpengaruhi dan menyimpannya, dan tanpa disadari akan mempengaruhi tingkah laku kita, jadi kita harus teliti juga memilih teman atau tempat untuk kita bergaul, karena sesuatu yang melawan keimanan itu akan mudah masuk ke hati, karena nafsu dikendalikan oleh syetan, dan sifat nafsu yang suka akan kenikmatan dan menolak kesengsaraan, sehingga syetan selalu memberi bayang-bayang akan kenikmatan, kenikmatan yang sifatnya sementara, memang bukan hal mudah menundukan nafsu aku sendiri sudah kalah telak dengan nafsuku sendiri, tapi karena tidak mudah itu ada nilai perjuangannya, perjuangan yang dinilai Allah, berjuang itu artinya Jihad, jika perjuangan itu yang sifatnya di jalan Allah maka itu di sebut Jihad fi sabilillah, dan jika hatimu tersimpan tertuju tentang keruhanian atau keimanan semoga kita bisa bertemu,

Setelah dzuhur aku mojok wiridan dimasjid dengan dua tasbih karena hitungan dzikirnya sampai 10rb , tangan kanan muter tasbih sampai 100 biji, tangan kiri dapat 1 biji, jika tangan kiri sudah sampai 100 biji tandanya sudah sampai hitungan 10 ribu, aku jadi ingat ketika ngobrol dengan mbah Ngawi di majlis,

"Mbah kok bisa kenal kyai itu awalnya gimana mbah?" tanyaku pada mbah Ngawi

"Itu waktu aku dimasjid dikudus lihat mas Andra orang Nganjuk tiap hari dzikiran lama pakai dua tasbih, la mbah kan juga heran ini ikut tarekat apa kok pakai dua tasbih, la wong setiap kali aku kasi makanan katanya juga sedang puasa, kemudian diajaklah aku sama mas andra kesini" jelas mbah Ngawi,

"Oh, terus pas datang kesini langsung minat mbah?"

"Iya hehehe" jawab mbah Ngawi yang orangnya mudah tersenyum.

*****
*flasbck end

Saat aku sedang berdzikir tiba-tiba ada seseorang dari belakang menyapaku

"Mas mas.. Maaf ngganggu.. Mohon diterima" seseorang memberiku sebuah uang sambil badanya menunduk,

"Iya terimakasih, lah sampean lagi mas, mas yang kemarin kan?" balasku kaget ternyata orang yang kemarin memberiku uang 10 ribu dijalan

"Iya mas, minta doanya saja, ya dah mas saya balik dulu" kata mas itu yang kemudian keluar dari masjid

Kulihat uang senilai 20 ribu, setelah wirid selesai aku masukan uang itu ke kotak amal masjid dan mendoakan orang yang ngasih uang itu padaku,

Setelah ashar aku keluar dari masjid, aku mulai merasa bosan disini, aku melihat plang yang menunjukkan arah Solo, batinku ah apa aku ke solo saja ya, soalnya seingatku aku belum pernah ke solo,

Kemudian aku mulai berjalan menuju Solo,

"Pak ini benar ya arah solo? " tanyaku pada seseorang yang sedang dipinggir jalan

"Iya mas ini ambil kanan lurus terus ngelewati Sragen"

"Ngelewatin hutan gak pak,? Tanyaku khawatir nglewati hutan lagi waktu malam hehe

"Ya, ada tapi masih jauh kok"

"Ya dah makasih pak"


Aku langsung lanjut jalan lagi di tengah jalanan kota Ngawi, sangat ramai, dari kemarin sore aku tidak berjalan, dan saat aku mulai jalan lagi badanku terasa remek, dan masih dengan kaki kiriku yang telapak kaki bagian depan terasa sedikit sakit karena duri yang masih nancap di telapak kaki, sudah ku coba sering kuambil tapi kok ya susah.

Berjalan dan terus berjalan sambil mencari makanan di tempat sampah untuk buka puasa maghrib nanti, hingga sampai magrib aku hanya dapat satu bungkus kecil kedelai yang aku dapat di terminal Ngawi, sempat dijalan ketemu seorang banci di lampu merah menatap aneh, aku cuek saja,

Tiba di sebuah masjid bernama "masjid baitussalam" (bisa dicek di google maps), di masjid itu menyediakan air disebuah galon, dan aku buka puasa dengan air itu dan sebungkus kecil kedelai, setelah magriban, aku wirid diteras samping masjid, kemudian ada bapak-bapak yang menghampiriku

"Assalamualaikum dari mana mas?" salam bapak itu

"Waalaikumsalam dari Tuban pak,"

"Musafir ya?, soalnya di masjid ini memang banyak para musafir yang mampir di masjid"

"Iya pak, oh.., maaf pak tadi saya minum air yang digalon itu"

"Ya, gapapa mas, itu memang untuk umum, sudah berapa lama mas jalan? "

"Baru beberapa hari ini aja pak"

"Oh soalnya musafir yang mampir disini itu ada yang jadi musafir sejak tahun sekitar 1999," cerita bapak itu

"Wah lama juga, itu kemana saja pak? Kalau saya cuma di jatah 21 hari saja, nanti bisa lanjut ke tingkatan berikutnya"

"Oh ya keliling Jawa si mas.. Mas nya nanti nginep disini to?"

"Gak pak, tidak diperbolehkan untuk tidur di masjid"

"Oh.. klo mau tidur disini gapapa kok sudah biasa musafir pada tidur disini,"

"Hehe makasih pak"

Ngobrol dengan bapak itu sampai waktu isa', setelah isa' aku kembali wiridan di teras samping masjid, kemudian ada kakek-kakek yang mendatangiku, kemudian diajak ngobrol yang isinya hampir sama dengan bapak tadi,

"Bentar ya mas jangan pergi dulu, saya mau kasih sesuatu" kata bapak itu,

Kemudian setelah setelah sekitar 5 menit kakek-kakek itu datang lagi

"Ini aku kasih tapi jangan untuk beli rokok ya," kakek itu memberiku sebuah amplop yang berisikan uang

"Makasih mbah"

"Saya ini sudah umur 65 tahun, tapi masih terlihat sehat kan hehe, jadi itu untuk beli apa saja yang penting jangan rokok" kata mbah itu

"Wah iya mbah masih keliatan seger, iya mbah saya juga bukan perokok" balasku yang heran dengan kesegaran badan kakek itu

"Saya dulu juga ngerokok, tapi sewaktu masih muda dulu, ya dah mbah pamit dulu ya"

"Nggih mbah terimakasih," balasku dan mendoakan kebaikan untuk kakek itu

Aku memang bukan perokok tapi saat kutulis kisah ini, aku sudah jadi perokok berat, itu bukan tanpa alasan, alasannya mungkin akan ku ceritakan setelah after ngedan.

Kubuka amplop itu berisikan uang 20 ribu, aku juga terasa lapar, di dipinggir jalan masjid juga ada angkringan, wuaduh godaan terasa berat, tapi aku ingat temenku kalau dapat uang mending langsung masukin kotak amal masjid daripada bisikkan jadi kenceng, aku langsung masukan uang itu kotak amal masjid, kemudian lanjut jalan,

Jalan yang kulewati ini lumayan ramai, juga penerangannya Bagus mungkin karena jalur utama, berjalan dan terus berjalan melewati perkampungan perkampungan dengan sambil mencari sebuah makanan jika ketemui sebuah tempat sampah, tapi tidak juga kudapatkan, hujan pun mulai jatuh rintik-rintik hingga akhirnya terlihat dari kejauhan ada menara masjid yang ada lampu warna warni dan terdengar speakernya seperti sedang ada pengajian, pikirku wah klo pengajian itu biasanya ada makanan, pas berjalan sampai jalan dekat masjid hujan turun deras aku berteduh diteras sebuah sekolah kecil, mungkin sekolah TK, aku kemudian tiduran disitu ditemani hujan dan nyamuk-nyamuk, ditas plastiku ini ada kulit jeruk yang beraroma Wangi, kuperas dan kuusapkan ketangan dan kakiku. kemudian mulai tertidur, setelah terbangun masjid sudah sepi, aku berharap ada sisa makananan, kucari ditumpukan-tumpukan nasi bungkus, dan alhamdulillah ada yang masih Bagus, kulihat jam di masjid menunjukkan jam 2:45, kamudian aku wudhu dan sholat malam berdzikir sampai subuh..
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close