Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santri Edan (Part 6)


JEJAKMISTERI - Hari ke 6
Habis subuh aku lanjutkan perjalanan, langit terlihat masih berawan, melewati sebuah pom bensin kulihat di tong sampah ada nasi bungkus, yang aku heran masih Bagus dan belum ke makan sama sekali, kemudian sebelahnya ada sebuah warung angkringan yang tutup sepertinya sudah lama tak dipakai diatasnya ada krupuk dan kopi susu yang diikat pastikan mungkin sisa orang semalam yang tidak dimakan, hari ini aku malah jadi tidak puasa, menikmati rejeki pagi ini, ntah harus bersyukur atau ini sebuah ujian.

Kulanjutkan perjalanan, diiringi ramainya jalanan dan terasa teduh karena pinggir jalan banyak pohon-pohon besarnya, terlihat warung-warung yang menjual kerajinan kayu, sempat dipinggir jalan ketemu anjing, aku berusaha santai mau lari gak bisa kenceng karena kakiku yang masih sakit.

Terus berjalan melewati hutan-hutan, terlihat ada pasar hewan atau burung, aku mampir sambil liat-liat dan menikmati kicauan burung yang bersahutan, jalanan juga terlihat macet karena ada perbaikan jalan, kulihat pedagang-pedagang asongan yang menghampiri setiap mobil yang berhenti menawarkan jualannya, betapa beratnya hidup, aku salut dengan mereka yang berjuang untuk menghidupi keluarga mereka dan tidak gengsi memilih pekerjaan, aku sendiri mungkin angkat tangan jika bekerja seperti itu, ah betapa tingginya egoku terlihat diriku yang begitu sombong, sungguh ngedanku masih kalah dengan mereka,

Lawan dari sombong itu tawadhu, tawadhu adalah suatu sifat terpuji, bagi seorang salik ataupun seorang penuntut ilmu dimanapun jika ingin yang ia pelajari berhasil disarankan untuk tawadhu' taat kepada guru, jika malah menentang guru akan susah menyerap ilmu karena aliran cahaya keberkahan ilmu dia hijab sendiri,

Contoh saja, dulu sewaktu sekolah SMA aku termasuk anak yang bandel, setiap kelas itu pasti ada yang bikin ramai ada yang pendiam, ya aku termasuk orang yang selalu bikin ramai yang duduk di pojok belakang hehehe, guru sudah bagai teman sendiri hilang rasa tawadhu, sering ku nglawan guru, hingga sering menghadap kepala sekolah dan sering dihukum, dibotakin dan pernah 3 bulan sebelum ujian dilarang mengikuti pelajaran seorang guru yang mengajarkan 2 mapel pelajaran, bersama teman sebangku ku yang namanya kampret padahal namanya bagus yudi setiawan, cuma teman sekampungnya manggilnya kampret jadi aku ikut-ikutan, aku sama kampret malah seneng karena bisa keluar ke terminal main ps, juga hampir tiap pagi jadi tukang push up dan buang sampah karena tiap hari selalu telat, laci meja guru isinya surat ijin telat dariku sampai tebal, jam sekolah masuk jam 7 aku dari rumah baru berangkat padahal masih nunggu angkutan lewat, *plak. dan akhirnya aku lulus dengan nilai ujian yang minim, yang aku heran dari SD, SMP dan SMA kok ya pas ujian nasional selalu berada di depan persis pengawas, nasib lahh..

Setelah ketemu Kyai, Beliau bercerita bahwa dulu sewaktu sekolah tidak boleh mengikuti pendapat pelajaran oleh guru ruhani beliau, hingga nilainya sangat rendah, itu tujuannya agar pikiran tetap murni dan ilham mudah masuk, pelajaran disekolah itu kebanyakan dari pendapat pendapat seseorang yang kebenarannya masih dipertanyakan, kebenaran tentang arti menjalani hidup, Rosulullah SAW tidak sekolah tidak bisa baca tulis alasannya ya itu, setelah mendengar dari cerita Kyai aku jadi tidak terlalu menyesali jika dulu waktu sekolah yang agak bandel *plak


Dan yang terpenting adalah tawadhu dan taat kita pada Allah, yang menciptakan kita, yang memberi kita hidup, memberi rizki, dan yang memiliki segala sesuatu di alam semesta ini, jika menyangkal itu tidak tawadhu dan taat, tunggulah kehancuran hidup. Sebenarnya Allah itu akan memberikan kita sesuatu yang sangat baik bagi Kehidupan kita tapi kita sendiri yang menolaknya, ibarat kita punya sebuah usaha dan memiliki karyawan, sebenarnya kita ingin memberikan banyak gaji dan bonus bagi karyawan, tapi klo karyawan-nya itu kok gak tawadhu sama kita, sama kita malah nonjok ngeyelan bikin ribut, aturan juga tidak di taati jarang masuk kerja, maka apa yang mau kita beri jadi terhalang, malah bisa jadi mecat karyawan itu sedang diluar banyak orang mau masuk di usaha kita. Sungguh betapa kemurahan Allah yang telah diberikan kepada kita, sedang tawadhu' dan taat masih jauh, semoga selalu bisa diperbaiki.

Kulanjutkan perjalanan melewati sebuah taman dan memasuki hutan, karena kelelahan aku istirahat rebahan disebuah tempat duduk panjang mungkin bekas jualan orang, yang lama tidak dipakai, meski matahari mulai memanas tapi terasa sejuk karena disekeliling hanya ada pohon-pohon saja.

Hari ini hari jumat, tapi dalam ingatanku tak terbayang aku jumatan dimana, aku sudah lupa ntah di memori bagian mana ku taruh, biasanya sesuatu yang diluar logika dan sesuatu yang tak bisa di tangkap oleh indrawi itu disebut metafisik juga bisa disebut ghaib, kadang orang yang berpikirnya terlalu logis bisa sampai ada yang jadi atheis (tidak percaya tuhan), sedangkan dia punya akal pikiran dan ingatan. Pikiranya sendiri dia tidak bisa melihat wujudnya, meskipun otaknya dibedah gak bakal keluar kepingan cd, memory card bahkan hardisk, ntah mungkin saja nanti ada ilmuwan yg bisa membuat mikroskop canggih atau brain scanner mengambil sel otak terus di scan dan kemudian bisa memunculkan gambar ingatan di monitor dan gambar ingatanya, eh keluarnya kok syahrini dan aura kasih. hehe

dalam Alqur'an surat Al-Israa' [17] ayat 72 disebutkan:

"Dan barang siapa di dunia ini buta hatinya, maka di akhirat nanti juga akan buta, dan lebih sesat lagi jalannya".

Rasulullah SAW pernah mengingatkan para sahabat akan pentingnya mengedepankan fungsi hati sebagai raja bagi kehidupan. Ketika kita membuat akal kita sebagai raja dan hati menjadi pengawalnya, maka tunggulah kehancuran hidup kita. Hati kita akan tertutup dengan bercak hitam sehingga kita tidak mampu mengenal Allah.

Akal mempunyai sifat menimbang-nimbang apakah lebih condong arah nafsu yang sifatnya selalu mencari nikmat yang sementara dan menolak kesengsaraan atau ke hati yang sifatnya murni berisikan kebaikan dan sebuah keyakinan,..

Dan dalam lelaku ngedan ini aku belajar mengedepankan hati dari diriku yang dipenuhi nafsu inderawi, duniawi dan dari diriku yang jujur saja terlalu logis bahkan dulu sempat mempertanyakan ketuhanan, yang kurasakan dari latihan hati ini adalah keimanan, keyakinan dan lebih merasakan kehadiran Allah SWT, dan jika kembali ke tulisan sebelumnya aku tidak menyalahkan orang-orang yang pintar dan berpendidikan tinggi, bukan membela diri karena saya bodoh dan hanya tamatan SMA, tapi karena setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing, yang kunikmati di dunia ini secara sareat juga hasil dari orang-orang yang berpendidikan tinggi dan yang kusampaikan adalah hanya sebagai pengingat diriku dan peringatan saja agar sama-sama belajar untuk lebih mengedapankan hati daripada logika dan nafsu.

Hari sudah mulai gelap, dipinggir jalan aku bertanya pada seseorang

"Pak apa didepan sana ada masjid?"

"Ada mas, itu disana di masjid gontor''

''Oh ya, makasih pak "

"Ya" Jawab Bapak itu yang kayak kebingungan ngobrol dengan orang berpenampilan seperti ku.

Ku terus berjalan hingga terlihat tower penampungan air yang tinggi dan besar yang bertuliskan "Pdam kab Ngawi'', kemudian terlihat sekolah besar khusus perempuan gontor putri, aku malah baru tau ada sekolah putri yang sebesar ini, dan akhirnya sampai disebuah masjid bernama "Masjid mahronisa", di depan masjid sebelum maghrib aku nyari makanan di tong sampah dapat nasi bungkus bekas yang masih bagus, aku makan dipinggir tong sampah dan terlihat gadis-gadis pondok pada lewat ''ah bodo amat'' ucap batinku,

Kemudian ganti pakaian dan sholat maghrib lanjut wirid, saat wirid aku sempat ketiduran dan mimpi, dimimpi itu aku juga berada di masjid itu, dan orang-orang yang dibelakangku yang bilang padaku

"Kamu ini ngapain kok gini-gini, dah jangan'' menirukan gerakkanku menjentikan jari berdoa dengan meminjam karomah guru, setan-setan yang mendekat dan mengganggu terbakar,

Aku terbangun kulihat mesjid sudah sepi, ''oh ngimpi to, hehe jadi jin-jin itu gak suka aku seperti itu", lanjut wirid dan keluar ke teras belakang masjid istirahat melihat-lihat dibelakang masjid ada lapangan dan seperti ada sebuah wisma, lanjut sholat isya, wirid dan keluar dari masjid, kuputuskan untuk tidak jalan lagi karena saking lelahnya seharian berjalan, aku memilih untuk istirahat di emperan toko seberang masjid, dzikir sampai tertidur ditemani nyamuk-nyamuk.
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close