Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TUMBAL PEMBANGUNAN WADUK KEDHUNG JATI (Part 14)


JEJAKMISTERI - "Ingat Prabowo! Kau masih punya hutang kepadaku! Dan dengan apa yang telah kita lakukan malam ini, maka hutangmu juga semakin bertambah!" tiba tiba Gayatri berbisik pelan ditengah permainan keduanya yang nyaris mencapai puncak, membuat hasrat Prabowo yang sudah naik sampai ke ubun ubun mati seketika.

"Hutang? Hutang apa?!" Prabowo bertanya tak mengerti.

"Cih! Dasar manusia! Lihat dan perhatikan baik baik!" Gayatri mendecih, lalu bangkit dan menarik tangan Prabowo hingga tubuh laki laki itu tersentak melayang, terbang melintasi ruang dan waktu hingga keduanya tiba di lokasi proyek bendungan yang sedang digarap oleh Prabowo.

"Tunggu! Apa maksudmu...."

"Lihat baik baik! Apa yang telah kau perbuat selama ini!"

Prabowo tersentak. Ia merasa seolah sedang dibawa ke masa lalu. Dimana nampak saat ia pertama kali datang ke tempat ini. Dihadapannya kini terbentang kilasan kilasan peristiwa bak adegan dalam sebuah film yang diputar di layar lebar.

"Kau pembunuh!" dengus Gayatri, saat sebuah gambaran Prabowo yang sedang memukul ular hitam itu sampai mati dan menghanyutkan bangkainya di sungai.

"Kau penipu!" desis Gayatri, saat gambaran itu berubah menjadi bayangan Prabowo yang tengah menanam kepala kerbau lubang galian pondasi bendungan, yang mana kemudian kepala kerbau itu hilang dicuri orang, dan ia tak menggantinya dengan yang baru.

"Kau hancurkan tempat tinggalku!" gambaran itu kembali berubah menjadi bayangan para pekerja yang sedang menebang pohon trembesi dan menghancurkan batu besar di bantaran kali.

"Kau khianati istrimu!"

"Kau menodai aku!"

"Kau melakukan kesalahan demi kesalahan yang sebenarnya kausadari tapi kau tak mau mengakuinya! Satu kesalahan kau tutupi dengan kesalahan yang baru! Semua itu harus kau bayar Prabowo! Nyawa harus kau bayar dengan nyawa. Janji yang kau ingkari harus kau lunasi! Kerusakan yang kau buat harus kau perbaiki! Pengkhianatan akan kau tebus dengan penyesalan! Dan noda yang kautebar harus kau bersihkan!"

"Tidak! Ini semua mustahil! Kau..., kau...., kau bukan manusia! Kau iblis terkutuk! Kau sengaja menjebakku untuk..."

"Hihihihi...! Dari awal kau sudah kuperingatkan Prabowo! Tapi kau manusia bebal! Kau tak mau mendengar! Sekarang kau lihat apa yang akan terjadi."

Kembali Prabowo melihat kilasan kilasan yang silih berganti membayang di depan matanya. Nampak Rokhayah yang menjerit kesakitan, saat sesosok perempuan bertubuh ular menarik paksa janin dalam kandungannya keluar. Jerit dan tangis yang terdengar sangat memilukan, membuat Prabowo segera memalingkan wajah dan menutup kedua telinganya.

"Cukup! Hentikan semua ini! Jangan ganggu istri dan calon anakku! Jangan...."

"Hihihihi...! Terlambat Prabowo! Terlambat!" Gayatri tertawa mengikik sambil terbang menjauh dari Prabowo. "Tak ada gunanya kau memohon! Karma akan berlaku Prabowo! Camkan itu baik baik!"

"Tidaaaaaaakkkkkk...!!!"

"Braaakkk...!!! Braakkkk...!!! Braakkkk...!!!"

"Boss...!!! Bangun Boss...!!! Ada masalah lagi di Proyek!"

Teriakan Mandor Saman, menyelamatkan Prabowo dari mimpi buruk berkepanjangan.

***

Tanpa terasa, dua minggu sudah Rokhayah kembali ke kota, meninggalkan Prabowo dengan segudang masalah yang semakin hari kian bertambah. Proyek yang sedang ia kerjakan berjalan sangat lambat, karena ada saja kendala kendala tak terduga yang timbul tanpa disangka. Dari kecelakaan kerja yang sering dialami oleh para pekerjanya, kesalahan kesalahan pengukuran dan perhitungan fatal yang membuat pekerjaan pekerjaan harus diulang dari awal, hujan yang sering turun tiba tiba yang mengakibatkan sungai meluap dan membanjiri area proyek, dan bahkan gangguan gangguan tak masuk akal yang sulit untuk dipercayai oleh akal sehat Prabowo. Bebeapa pekerja pernah mengalami kesurupan. Lalu sebagian lagi mengaku melihat penampakan penampakan serta suara suara aneh di malam hari.


Seperti pagi itu, Prabowo berdiri mematung dengan wajah kesal di bantaran kali, memandangi batu batu sebesar kepala kerbau yang berserakan di hadapannya. Pasangan pondasi bendungan yang selama ini dipasang oleh para pekerja, ambrol dengan tiba tiba, tanpa sebab yang pasti. Tak ada hujan, tak ada banjir, bahkan di bagian hulu aliran air sungai ini sudah dia alihkan ke saluran irigasi darurat yang sebelumnya telah ia buat. Lalu apa yang menyebabkan kerusakan sampai separah ini?

Prabowo lalu teringat dengan mimpi buruk yang ia alami beberapa hari yang lalu. Kata kata Gayatri dalam mimpinya itu, akankah semua akan menjadi kenyataan? Kalau benar maka....

"Astaga! Tidak! Tak akan kubiarkan Rokhayah dan anakku..."

"Boss! Sepertinya ini sudah tidak main main lagi! Kita harus mengambil tindakan Boss!" suara Mandor Saman membuyarkan lamunan Prabowo.
"Tindakan macam apa? Dan apa yang bisa membuat kerusakan sampai separah ini? Kau kan mandor disini, masa kau sampai tidak tau apa yang menjadi penyebab semua ini?!" sedikit ketus ucapan Prabowo, membuat Mandor Saman tersentak.

"Justru itu Boss! Semalam...., ah, mungkin Boss tak akan percaya kalau kuceritakan."

"Apa yang terjadi sebenarnya?"

"Ular Boss!"

"Ular?"

"Ya. Semalam, saat kami hendak beranjak beristirahat di bedeng, tiba tiba terdengar suara bergemuruh dari area ini. Aku dan beberapa pekerja mencoba mengeceknya. Dan Boss tau apa yang kami temukan? Ratusan atau bahkan ribuan ekor ular menggeliat keluar dari dasar pondasi bendungan, menimbulkan ribuan lubang lubang yang membuat dasar pondasi menjadi rapuh dan akhirnya seperti yang Boss lihat sekarang ini! Pasangan batu kali yang beberapa hari ini susah payah kita bangun, ambrol!"

"Kau tidak sedang mabuk kan Man?"

"Aku masih waras Boss! Dan, Boss boleh bertanya sendiri kepada para pekerja itu! Sebelum ini, sudah banyak kejadian kejadian ganjil yang kami alami selama bekerja disini. Ular yang tiba tiba masuk kedalam bedeng, bahkan ikut bergelung didalam sarung salah seorang pekerja yang sedang tidur, suara suara aneh yang ketika dicari tiba tiba menghilang, bahkan beberapa pekerja sempat melihat penampakan.... Kuntilanak!"

"Kuntilanak?!"

"Iya Boss! Perempuan bergaun putih yang bisa terbang, apalagi namanya kalau bukan kuntilanak! Dan ulat ular itu, sepertinya peliharaan si kunti itu Boss! Karena beberapa pekerja juga sempat melihat, kunti itu sering duduk di bekas batu besar yang kemarin kita hancurkan itu. Duduk sambil meniup seruling, dan setuap seruling ditiup, maka ratusan ekor ular akan datang menghampiri perempuan itu.!"

"Omonganmu semakin ngelantur Man! Mana ada...."

"Kalau Boss tak percaya, coba sekali kali Boss ikut menginap disini! Ini bukan omong kosong Boss!"

"Ah, terserahlah! Masa bodoh dengan semua dongengmu itu Man! Sekarang yang terpenting, segera perbaiki semua kekacauan ini, dan pastikan agar kejadian seperti ini tak terjadi lagi!"

"Sepertinya kita harus mencari orang pintar Boss."

"Kau pikir aku kurang pintar Man? Jangan sembarangan kalau ngomong!"

"Maksudku, orang yang ngerti dengan hal hal berbau gaib begini Boss! Karena aku yakin, semua kejadian ini, pasti ada hubungannya dengan tumbal kepala kerbau yang kemarin hilang itu!"

"Dukun maksudmu?"

"Ya, semacam itu Boss!"

"Hmmm, terserah kamu lah Man! Kamu atur aja! Yang penting pekerjaan kita segera selesai dan tak ada masalah lagi."

"Kalau begitu, biar nanti kuhubungi kenalanku di kota sana Boss! Dia kenal dengan orang yang biasa mengatasi masalah masalah seperti ini. Tapi..."

"Tapi apa?!"

"Mungkin akan ada biaya tambahan Boss!"

"Cih! Dasar mata duitan! Ya sudah, kamu atur semuanya. Soal biaya, nanti aku siapkan. Asal nantinya masalah masalah yang seperti ini tak terulang lagi."

"Siap Boss!!!" Mandor Saman segera berlalu dari hadapan Prabowo. Sedang Prabowo sendiri masih berdiri terpaku di pinggiran kali, mengawasi para pekerja yang mulai sibuk dengan aktivitas mereka masing masing.

Hari beranjak semakin siang. Prabowo lalu beranjak menuju ke bedeng untuk mengecek ligistik proyek. Namun langkah laki laki itu terhenti seketika, saat mendapati di depan bedeng telah berdiri dua orang yang sepertinya sengaja menunggunya. Dua orang yang sangat ia kenal. Rokhayah sang istri, dan seorang laki laki setengah baya yang tak lain adalah ayah dari Rokhayah, bapak mertuanya!
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close