Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DENDAM SANG NENEK HITAM (Part 2)

Lanjutan kisah nyata perjalanan yudha Anak titisan Siluman Ular Naga Kanaka..


JEJAKMISTERI - "Hmmm... Gondoruwo, tapi yang ini beda, dia memiliki aura jahat yang sangat kuat, berkali-kali lipat dari gondoruwo lain yang sudah sering aku lihat sebelum-sebelumnya... " Batinku berucap.

"Bapak sama budi lebih baik tunggu di luar saja, biar saya masuk sendiri ke kamar. Tolong siapkan segelas air putih" ucapku pada Budi dan bapaknya

Budi membawakan apa yang ku minta..

"Tutup pintu kamar, jangan masuk sebelum aku suruh" Pintaku kepada mereka.

Aku menatap tajam ke arah makhluk itu. Pintu kamar ku tutup. Tak lama kemudian, ku rasakan kehadiran makhluk lain...

Ternyata gondoruwo itu tak sendiri. Tiba-tiba muncul seekor ular hitam. Melingkar dekat meja samping tempat tidur...

"Pantas saja dari tadi ku cium ada aroma amis khas ular, ternyata ini dia sumbernya.."

Ku bacakan ayat suci al quran, lalu ku tiupkan ke dalam gelas air putih. Tak lama, langsung ku semburkan kearah yanti...

Yanti menjerit keras... Genderuwo itu langsung mencoba menyerangku, tapi aku sudah siap dari tadi. Sambil terus melafalkan ayat suci dalam hati. Aku menghindar sambil menghantamkan tangan kiriku ke arah gondoruwo itu...

Tapi ternyata pukulanku tak mampu menyentuhnya, makhluk itu menyeringai....

Sambil menjulurkan kedua tangan berbulunya, kuku-kukunya yang tajam mencoba mencengkram leherku...

Aku tak tinggal diam, ku hantamkan tangan kananku yang tadi sudah ku isi dengan mantra ilmu pemusnah...

Makhluk itu menjerit, serangannya makin ganas, ku hantamkan sekali lagi tangan kananku, makhluk itu terpental ke dinding, dan tiba-tiba menghilang....

Sekarang ular itu.... Ku bersiap-siap untuk mengusir ular jadi-jadian itu... Tapi belum apa-apa, ular itu sudah menjauhiku dan lenyap tak berbekas...

"Hmmm... Rupanya ular itu paham, dia sedang berhadapan dengan siapa..." ucapku dalam hati..

Akhirnya ku lanjutkan konsentrasi kepada yanti...

Ku semburkan kembali air putih ke tubuhnya, kaki, tangan, dan kepalanya...

Yanti menjerit keras, meronta-rota... Perlahan ada asap hitam tipis keluar dari atas kepalanya... Lalu yanti terkulai lemas...

Ku dekati yanti yang pingsan... Ku buka ikatan kain di tangannya, lalu ku usapkan sisa air putih ke sekujur tubuhnya...

"Alhamdulillah.. Selesai.." Ujarku dalam hati.

Ku panggil Budi dan bapaknya masuk ke dalam kamar, mereka terkejut melihat yanti yang pingsan...

Tak apa-apa, sudah aman, nanti kalau sudah siuman, cepat mandikan dia dan beri makan.. Insya allah yanti sudah tak bakal ngamuk lagi..." Ucapku pada Budi dan ayahnya

Malam itu udara mulai terasa dingin..

Aku selesai mandi, langsung sholat isya, lanjut berkumpul dengan budi dan bapaknya di ruang tamu...

"Sebenarnya yanti kenapa nak yudha?" Bapak budi bertanya padaku.. Budi juga serius menunggu jawaban dariku...

"Maaf sebelumnya saya mau tanya... Apa yanti pernah cerita, kalau dia punya musuh, atau siapapun yang tidak suka padanya ?" Tanyaku pada bapak dan anak itu.

"Setahu saya sih tidak ya, malah yanti itu termasuk anak yang ramah, periang, banyak sekali temannya, baik ygan perempuan maupun laki-laki" ujar bapaknya budi.

"Terutama yang laki-laki yud, soalnya kan adikku ini termasuk yang paling cantik di kampung ini, ya wajar kalau banyak pemuda yang coba cari perhatian sama dia" Budi menambahkan

"Memangnya kenapa? Kok kamu nanya begitu ?" Sambung budi penasaran.

"Jadi begini..." Ucapku perlahan... "Tadi di kamar, ada beberapa makhluk yang mengganggu dia selama ini, menurutku, mereka itu kiriman dari seseorang..."

Budi dan bapaknya terperanjat kaget... Wajah mereka seperti orang bingung sambil berpandangan satu sama lain

"Serius yud ? Jangan bercanda kamu..." Budi masih tidak percaya...

"Iya.. Tadi di kamar, ada genderuwo dan ular hitam... Menurut batinku, mereka adalah makhluk suruhan yang sengaja di kirim untuk mengganggu adikmu..." Aku coba menjelaskan

Budi dan bapaknya masih saling berpandangan, seolah masih tak percaya dengan apa yang barusan aku katakan..

"Lalu bagaimana? apa yanti sudah aman? Makhluk-makhluk tadi apakah sudah benar-benar hilang atau bakal kembali lagi?" Tanya bapaknya budi bertubi-tubu kepadaku.

"Yanti baik-baik saja pak, untuk malam ini dan seterusnya, dia jangan tidur di kamar itu dulu, biar aman, sebaiknya dia di pindah saja" Pintaku pada Bapaknya budi

"Soalnya malam ini saya mau tirakat di kamar itu. Pokoknya biar masalah ini cepat selesai" Sambungku lagi.

"Baiklah nak yudha, biar yanti tidur di kamar bapak saja di depan sini. Nanti bapak bisa tidur di ruang tamu atau di kamar budi" Jawab Bapaknya budi.

"Iya yud, tapi memang kamu mau apa di kamar yanti?" Apa nggak sebaiknya malam ini kamu istirahat, soalnya dari tadi siang, sampai barusan, kamu langsung sibuk begitu

"Apa kamu ngga capek?" Tanya si budi kepadaku.

"Ah... Nggak apa bud, malah aku makin semangat campur penasaran, soalnya yanti sudah aku anggap adik sendiri, aku ngga rela ada orang berbuat sejahat itu kepadanya" Aku coba menjelaskan pada budi.

"Ya sudah kalau itu mau kamu, kira-kira ada yang bisa aku bantu? Aku ngga enak cuma kamu saja yang sibuk dari tadi" Ujar budi.

"Nggak usah bud, biar aku saja... Aku cuma minta sama kamu dan bapak, jangan lengah awasi yanti, memang dia tadi sudah ku pagari dengan mantra pelindung, tapi buat jaga-jaga, sebaiknya jangan sampai lengah" Pintaku pada keduanya.

"Siap yud, kamu nggak usah khawatir, biar yanti aku yang jaga, kamu konsentrasi saja sama apapun yang akan kamu lakukan nanti. Kalo perlu apa-apa, jangan sungkan minta sama aku" Jawab budi penuh semangat.

Tepat pukul 11 malam...

Budi terlihat duduk bersandar di bangku ruang tamu, sebatang rokok perlahan di hisapnya, sambil matanya tetap mengawasi ke arah kamar bapaknya, dimana yanti tidur sekarang.

Sesekali matanya melirik ke arah kamar yanti, dimana sedari tadi yudha ada di dalam situ..

Dirinya bertanya-tanya, apa yang di lakukan sahabatnya itu di dalam sana..

Suasananya terasa sunyi, perlahan pikirannya kembali pada saat pertama kali dia dan yudha bertemu di pabrik tempat mereka bekerja..

"Budi.." Sambil menjulurkan tangannya menjabat tangan yudha

"Baru masuk sini juga?" Tanya budi kepada yudha

"Iya mas budi, baru hari ini saya mulai kerja" Jawab yudha.

"Ah, jangan panggil mas, kayanya kita sepantaran deh, panggil budi saja" Ucap budi sambil tersenyum

Sejak saat itu mereka langsung akrab, kebetulan mereka ada di divisi yang sama.

Masih terbayang jelas dalam ingatannya, ketika hari itu tiba-tiba saja banyak karyawan wanita maupun pria yang menjerit-jerit tak karuan, suasana begitu panik dan mencekam saat itu

Manajer pabrik dan beberapa sekuriti bingung dan saling berpandangan, melihat kejadian yang ada di depan mereka

"Gimana ini pak yanto? Kayaknya karyawan-karyawan ini tingkahnya seperti orang kesurupan pak" Ucap pak heru sang kepala sekuriti kepada pak yanto, manajer pabrik.

"Iya pak heru, kok bisa ya? Apa kita harus cari orang pintar untuk menyadarkan mereka ini? Pak heru ada kenalan yang bisa di minta tolong?" Tanya pak yanto.

"Wah saya nggak paham yang begituan pak, tapi coba saya tanya anak buah saya dulu, siapa tau mereka bisa bantu" Jawab pak heru.

Tiba-tiba yudha menghampiri pak yanto..

"Maaf pak.. kalo boleh, mungkin saya bisa coba bantu, sepertinya kawan-kawan ini memang kesurupan pak, tapi biar coba saya lihat dulu, kalo bapak mengijinkan" Ucap yudha dengan sopan kepada pak yanto sang manajer.

Budi yang ada di sebelah yudha, terkejut..

"Heh, emang kamu ngerti yud? Jangan main-main lho. Nanti bisa ikut kesurupan kamu" Ucap budi pada yudha

Soalnya bagi budi, yudha adalah orang yang pendiam, jarang bicara. Kesehariannya seperti orang biasa saja. Tak ada yang istimewa..

"Ya namanya juga usaha bud, nggak ada salahnya bantu, lagipula kalau harus cari orang pintar dulu, itu makan waktu, takut kawan-kawan yang kesurupan makin parah, udah kamu tenang aja" Jawab yudha sambil tersenyum.

"Ya kalau memang kamu ngerti silakan saja, tapi kalau kenapa-kenapa, saya nggak tanggung jawab lho" Ucap pak yanto kepada yudha.

"Insya allah nggak akan ada apa-apa pak" Jawab yudha pelan sambil maju menghampiri karyawan-karyawan yang kesurupan

"Tapi saya boleh minta air putih pak? di gelas saja, kalo bisa yang rada besar" Pinta yudha pada pak yanto.

Pak yanto menyuruh seorang sekuriti untuk mengambil apa yang yudha minta

Perlahan yudha melangkah mendekati orang-orang yang kesurupan, sambil membawa segelas besar air putih di tangan kanannya

Mulutnya tampak komat kamit membacakan sesuatu, lalu meniupkan ke dalam gelas..

Lalu secara terus menerus, yudha menyemburkan air putih yang ada di gelas, satu persatu kepada orang yang kesurupan

Ajaib !!! Orang yang di sembur, satu persatu langsung terkulai lemas

Sampai pada satu orang karyawan, satu-satunya yang di sembur, tapi malah tertawa terbahak-bahak...

Orang itu malah melotot ke arah yudha, sambil mengucapkan sesuatu yang tidak jelas...

Yudha terlihat tenang, sambil mengarahkan tangannya memegang kepala orang itu

Orang itu meraung keras, meronta-ronta sambil tangannya mencengkram keras tangan yudha yang ada di kepalanya.

Perlahan gerakan dan suaranya mulai pelan, berangsur-angsur orang itu menjadi lemas, dan akhirnya pingsan..

Yudha menghela napas, lalu tersenyum sambil mengucap, "Alhamdulillah... Selesai..."

Lalu dia berbalik melangkah ke arah pak yanto, pak heru dan budi yang masih nampak bengong tak percaya...

"Sudah pak, nanti kalau mereka sudah sadar dan sudah kuat jalan, mereka boleh pulang, sudah aman.." Ucap yudha pada pak yanto yang masih melongo...

Sejak hari itu, yudha terkenal seantero pabrik, bahkan sampai ke lingkungan luar pabrik dan sekitarnya..

Ya, yudha... Si dukun sakti...
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close