Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DENDAM SANG NENEK HITAM (Part 1)

Lanjutan kisah nyata perjalanan yudha Anak titisan Siluman Ular Naga Kanaka..


JEJAKMISTERI - Jam menunjukkan pukul 23.00. Sudah hampir satu jam aku menunggu bis antar kota yang akan membawaku ke sebuah kota di selatan jawa tengah, tempat sahabatku si Budi, teman baikku di tempat aku bekerja.

"Pokoknya kamu harus cepet-cepet kesini yud. Cuma kamu yang aku harapkan bisa membantuku. Aku nggak tau lagi harus minta tolong sama siapa?" Teringat ucapan Budi dari percakapan telepon kami beberapa hari yang lalu.

Aku pun menyanggupi permintaannya. Lagi pula, dia adalah teman karibku semenjak pertama aku bekerja sampai sekarang, tak mungkin aku menolak permintaannya. Apalagi ada nada khawatir dari ucapannya itu.

Dari kejauhan, terdengar suara bis mendekat, "Akhirnya datang juga" ucapku dalam hati. Aku naik dan duduk persis di belakang supir, tak lama aku langsung terlelap, karena rasa kantuk yang sudah menyerang dari tadi.

Aku sampai di tempat tujuan, jam tanganku menunjukkan pukul 12.00 siang. Langsung bergegas mencari warung makan untuk mengisi perutku yang sudah terasa perih dari tadi.

Tak lama kemudian hp ku berdering, "Halo yud, udah sampe mana, apa mau aku jemput aja ?" Terdengar suara budi di speaker hp ku. Ada nada gembira di dalam suaranya, sepertinya sangat senang dengan kedatanganku." Ngga usah bud, lagian udah deket kok.

Aku memang sudah beberapa kali di ajak budi ke kampungnya, karena setiap libur akhir tahun, aku nggak tau harus pergi kemana, jadi dia beberapa kali mengajakku ke sini.

Aku melanjutkan langkahku menyusuri jalan kampung yang becek, sepertinya habis hujan disini. Desa ini ngga terlalu banyak berubah, suasana yang asri, sejuk, dihiasi pepohonan hijau dan persawahan yang tertata rapi.

"Assalamualaikum" Ucapku sambil mengetuk pintu sebuah rumah.

"Waalaikum salam" Jawab orang di dalam rumah.

Pintu terbuka, "Alhamdulillah, kamu sampai juga yud..." Pak, ini lho... yudha sudah sampai !" Teriak budi memanggil bapaknya.

"Wah, nak yudha, apa kabar ? Bagaimana perjalanannya ?" Tanya bapaknya Budi sambil senyum

"Baik pak, alhamdulillah lancar" Jawabku

"Ayo di minum dulu" Ujar budi yang datang membawa teh manis hangat dan cemilan dari dalam dapur.

Kami berbincang sebentar sambil aku menikmati suguhan yang ada di meja, tiba-tiba....

BRAAAKKK.... !!!!
Suara benda keras dari dalam kamar yang ada di ujung ruang tamu...

Kami bertiga saling pandang, dan bergegas menuju asal suara...

Pintu kamar dibuka, langsung tercium aroma tak mengenakkan, bau pesing, makanan busuk dan amis, bercampur jadi satu dari dalam ruang yang pengap tanpa cahaya...

Telihat di sudut kamar yang gelap, sesosok perempuan muda, berpakaian kotor dan lusuh, rambut acak-acakan, menatapku dengan pandangan melotot, seperti tak suka dengan kehadiranku..

"Beginilah nak yudha, keadaan yanti sekarang" Ujar bapaknya budi pelan, ada nada sedih dari ucapannya

"Semakin lama semakin parah yud, tadinya masih mau makan, ganti pakaian, sekarang sudah tak terkendali, sering ngamuk-ngamuk ngga karuan" Kata budi coba menjelaskan.

"Sejak kapan adik mu begini bud?" Tanyaku kepada budi

"Ya kira-kira sejak 3 hari yang lalu. Makanya waktu itu aku buru-buru telpon kamu. Soalnya tiba-tiba saja dia ngamuk-ngamuk sambil mencoba melukai dirinya sendiri, makanya tangannya aku ikat, takut kenapa-kenapa" Jawab budi

Diriku merasakan sesuatu aneh di kamar ini, ada aura jahat yang memenuhi ruang..

Aku coba memandangi seluruh kamar yang gelap, sambil menajamkan mata batinku..

Tiba-tiba saja, samar ku lihat sosok makhluk di sudut ruangan persis di samping kanan yanti.

Makin lama makin jelas..

Sesosok makhluk tinggi besar, dengan bulu hitam yang sangat lebat di sekujur tubuhnya...

Matanya sangat besar, berwarna merah menyala, dengan sepasang tanduk kecil di kepalanya...

Lidahnya menjulur panjang keluar, meneteskan air liur di antara giginya yang bertaring...

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close