Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERJAKA TUMBAL PESUGIHAN

Lanjutan kisah perjalanan hidup seorang manusia dengan iblis yang bersemayam dalam dirinya..

PERJAKA TUMBAL PESUGIHAN


JEJAKMISTERI - Baiklah, mari kita lanjutkan kisah ini...
Mataku memandang dari kaca jendela bis malam yang membawaku pergi.

Pikiranku menerawang jauh, teringat hari-hari terakhir di padepokan.

"Yudha, jaga dirimu baik-baik, jaga perilakumu, jaga ibadahmu, berbuat baik terhadap sesama, semoga engkau selalu di lindungi Allah SWT.." nasihat pamanku ki Heru cokro melepas kepergianku.

Hampir 2 tahun aku tinggal di padepokan karang sewu, sampai akhirnya aku mampu mengendalikan pengaruh iblis dalam diriku.

Sampai tiba saatnya bagiku untuk pergi melangkah membuka lembaran hidup baru...

Akhirnya aku tiba di sebuah kota di jawa timur, kota yang berhawa sejuk dekat pegunungan.

Aku langsung mencari alamat yang di berikan kawanku, kabarnya disana membutuhkan pegawai baru.

Singkat cerita, aku akhirnya sampai di sebuah rumah yang sangat megah, lalu di sambut oleh seorang perempuan setengah tua.

"Nak yudha ya? Temennya heri? Yang mau kerja disini kan..?" Tanya perempuan itu.

Aku mengangguk sambil tersenyum lalu menjawab..

"Betul bu, apa benar ini rumah pak Dharsono...?" Ucapku pada wanita itu.

"Iya betul, saya mbok darmi, pembantu disini, mari silahkan masuk.." Jawab perempuan itu.

Aku di persilahkan duduk di teras, tak lama kemudian, mbok darmi datang bersama seorang pria.

Lalu dia memperkenalkan dirinya...

"Saya dharsono, kamu yudha ya ?" ucapnya sambil menjabat tanganku.

"Betul pak, apa benar bapak sedang cari orang untuk kerja disini ?" jawabku.

"Iya betul, kalau boleh saya bertanya, kamu sudah menikah, atau pernah menikah barang kali ?" Tanya pak Dharsono.

"Belum pak, memangnya kenapa ?" Tanyaku heran.

"Ah nggak apa-apa, saya memang sengaja cari yang bujangan, soalnya kan harus tinggal disini, dan tempatnya hanya cukup untuk satu orang saja..." Jawabnya sambil tesenyum.

Setelah sedikit berbincang-bincang, pak dharsono pamit...

"Saya tinggal dulu ya, biar nanti mbok darmi yang jelaskan..." ucapnya lalu beranjak pergi.

Aku di bawa mbok darmi ke sebuah kamar, terpisah dari rumah utama, ada di halaman belakang.

Tidak terlalu besar, ideal untuk satu orang, dengan isi yang terbilang lengkap, termasuk kamar mandi di dalamnya.

Tapi entah mengapa, suasana dalam kamar serasa tak nyaman, ada hawa yang aneh.

"Ahh... mungkin perasaanku saja.." Batinku berucap.

"Nah ini kamar kamu, mudah-mudahan kamu betah ya..." Ucap mbok darmi.

Aku tersenyum sambil mengangguk, lalu mulai mengeluarkan isi tas.

"Itu apa ?" Tanya mbok darmi saat aku mengambil alquran kecil dari dalam tas.

"Alquran mbok, memang kenapa ?" Jawabku balik bertanya padanya.

"Ohh... Tapi kalau nanti mau membacanya, lebih baik pelan-pelan saja ya, soalnya pak dharsono nggak suka suara-suara berisik.." Pinta mbok darmi.

Sebuah permintaan yang aneh, tapi ku iyakan, karena aku cuma numpang tinggal disini.

"Oh iya, satu lagi, kamu tidak boleh sembarang masuk ke dalam rumah sana ya, kalaupun terpaksa, harus ijin dulu.."
Jelas mbok darmi lagi.

Kemudian mbok darmi pergi, ku rebahkan diriku di kasur, tapi tetap suasana kamar ini terasa aneh, aku tak tau mengapa, namun sebentar saja aku sudah terlelap kelelahan.

Ke esokan harinya...

Aku mulai bekerja, pak dharsono adalah seorang juragan perkebunan yang memiliki lahan yang sangat luas, aku bekerja di salah satu area perkebunan itu.

Jumlah pekerja perkebunan ini lumayan banyak, tapi setelah beberapa waktu aku sadari, kalau aku adalah yang paling muda di antara mereka.

Dan anehnya lagi, hanya aku yang tinggal di area rumah pak dharsono, sedangkan yang lain tinggal di rumah masing-masing, karena sebagian besar mereka warga sekitar sini.

Sepanjang hari saat bekerja, mereka tampak berbisik-bisik sambil memperhatikanku.

Tapi aku maklum, biasanya orang baru memang selalu jadi perhatian, aku tetap fokus bekerja saja.

Sore hari sepulang bekerja, aku mandi dan siap-siap sholat magrib di kamar...

Tapi lagi-lagi, hawa kamar ini memang terasa lain, terutama saat aku sholat, seolah-olah ada yang memperhatikanku...

Aku menajamkan mata batinku, tapi semua nampak normal di kamar, tapi kemudian...

Justru aku merasakan sesuatu yang lain dari dalam rumah pak dharsono, namun samar-samar seperti terhalang sesuatu...

Ingin sekali aku mencari tau, tapi ku urungkan niatku, karena aku tak mau lancang mencampuri urusan orang lain...

Saat malam, aku duduk-duduk di depan paviliun kamarku, ku lihat ada seorang gadis datang mendekat...

"Kamu yudha ya? Temannya heri ?" Tanya gadis itu sambil tersenyum.

"Aku rahayu, panggil saja ayu... aku anak pak dharsono..." Sambungnya lagi.

"Eh.. iya mbak ayu, salam kenal. Mbak ayu temannya heri juga?" Ucapku tersenyum.

"Jangan pakai mbak, cukup ayu saja... iya betul, aku teman heri sejak kecil, dia memang tadinya asli warga sini..." Jawab ayu.

Setelah lama berbincang-bincang, ayu pamit...

"Aku tinggal dulu ya... senang bisa ngobol sama kamu, soalnya di rumah ini, kami cuma bertiga... bapak, aku dan mbok darmi..." Ucap ayu lalu pergi masuk ke dalam rumah.

Pak dharsono hanya punya satu anak, istrinya telah lama meninggal, mbok darmi sudah kerja di rumah ini sejak ayu masih kecil.

Aku masuk kamar dan segera terlelap, tapi dalam tidurku, terasa ada sesuatu yang memperhatikan dari sudut kamar, dan makin mendekat...

Aku bangun dan segera memperhatikan dengan mata batinku, tapi lagi-lagi nihil... malah justru dari dalam rumah pak dharsono, ku rasakan sesuatu, sangat kuat... dan jahat...

Aku bangun dari tempat tidur, lalu meraih alquran kecil di meja dan mulai membacanya, sesuatu yang biasa aku lakukan untuk menenangkan diri...

Tiba-tiba, pintu kamar di gedor dari luar...!!!

Aku bergegas membuka pintu... Sepi... Aneh...

Kemudian aku melanjutkan membaca lagi, dan lagi-lagi pintu kamarku di gedor dengan keras !!!

Tapi lagi-lagi, tak ada siapapun di luar sana. Dan di hari-hari berikutnya, kejadian itu selalu berulang setiap kali aku mulai membaca alquran.

Semenjak kejadian itu, aku mulai merasa tak nyaman. Aku mulai bertanya-tanya, apa sebenarnya yang tersembunyi di tempat ini.

Aku ingin masuk ke dalam rumah, tapi selalu gagal karena tak punya alasan ataupun kesempatan baik.

Hingga pada suatu hari, mbok darmi nampak menghampiriku...

"Nak yudha, bisa minta tolong? Lampu dapur mati, bisa kamu ganti lampunya? Soalnya posisinya lumayan tinggi" Pinta mbok darmi.

Aku mengiyakan, lalu mengikutinya masuk ke dalam rumah... ini pertama kalinya aku masuk ke dalam, sebuah kesempatan yang telah lama aku tunggu...

Dalam rumah ini memang sangat besar, di hiasi dengan perabotan antik yang mahal, tapi suasana rumah ini terasa aneh bagiku...

Saat menuju dapur, aku melewati sebuah kamar, dengan pintu besar penuh ukiran, dan terasa hawa aneh yang selama ini menggangguku berasal dari dalam...

Aku berhenti di depan pintu...

"Ayo nak yudha, kok bengong disitu...?" Ucap mbok darmi mengagetkanku..

Aku bergegas menyusul...
Setelah selesai mengganti lampu, makin terasa hawa aneh itu, makin kuat, tapi mata batinku seakan terhalang dinding tebal...

Dan beberapa malam berikutnya, aku selalu mengalami mimpi buruk, yang sering berulang-ulang dan terasa seakan-akan nyata...

Dalam mimpiku, aku berada di satu tempat, dimana tempat itu banyak sekali laki-laki muda, wajah mereka nampak sedih, tersiksa, seakan memohon pertolonganku...!!!

Aku selalu terhentak dari tidur setiap kali aku mengalami mimpi itu, mencoba menerka, memahami apa yang baru saja aku lihat dalam mimpi...

Hari-hari berikutnya...

Aku mulai sering memperhatikan gerak gerik penghuni rumah itu...

Pak dharsono, mbok darmi, dan juga ayu...

Di antara mereka, pak dharsono yang paling aneh. Ayu pernah bercerita kalau ayahnya sering bicara sendiri dalam kamar...

Bahkan ayu beberapa kali memergoki ayahnya seperti sedang menyiapkan sesaji, entah untuk apa...

Pekerja di perkebunan pun pernah bilang, kalau banyak pemuda yang bekerja sebelum aku, tapi tak pernah bertahan lama, mereka selalu pergi menghilang begitu saja tanpa pamit...

Pada suatu saat, ayu pernah mengeluh padaku...

"Bapak makin hari makin aneh yud, sekarang kami jarang ngobrol, dengan macam-macam alasan... ya sibuk lah, capek lah... aku makin kesepian..." Cerita ayu dengan wajah sedih.

Tapi sikap pak dharsono padaku malah sebaliknya...

Beliau akhir-akhir ini sering mengajakku ngobrol, basa basi, malah kadang-kadang mengajak makan malam bersama di rumah.

Sedang mbok darmi terlihat normal-normal saja, layaknya seorang pembantu, dia sangat sibuk mengurus rumah yang sangat besar ini, tapi dia selalu menolak bantuan dariku.

Hingga akhirnya pada suatu malam, malam yang takkan pernah bisa ku lupakan...

Aku baru selesai sholat isya di kamar, terdengar seseorang mengetuk pintu...

Ayu datang sambil membawakan makan malam, di suruh bapak katanya.

Sambil menyantap makanan, ayu mengajak ngobrol, ku coba manfaatkan untuk bertanya hal-hal yang selama ini mengganjak dalam hatiku...

"Memang sebelum aku, siapa yang tinggal di kamar ini yu ?" Aku mulai bertanya sambil menyuap makanan ke dalam mulut.

"Oh banyak, semua laki-laki, dan rata-rata seusia kamu... tapi nggak pernah lama, mereka selalu pergi tiba-tiba begitu saja tanpa pamit, bahkan barangnya selalu di tinggal, aku juga nggak tau kenapa..." Jawab ayu panjang lebar.

"Pergi gitu aja? Trus nggak pernah ada kabar lagi ?" Tanyaku.

"Iya, aku juga heran, padahal sebelumnya mereka terlihat betah dan senang disini.." Jawab ayu lagi.

"Trus, gimana sikap bapakmu ?" Aku kembali bertanya.

"Bapak sih biasa aja, lalu nggak pake lama, langsung cari gantinya..." Jelas ayu.

"Memang kenapa kamu tanya-tanya ?" Mulai nggak betah, terus mau pergi juga ?" Tanya ayu serius.

Aku cuma menggeleng sambil tersenyum, lalu lanjut bertanya...

"Maaf yu, aku mungkin terdengar lancang... tapi apa kamu pernah melihat atau merasakan kehadiran sosok aneh di rumah kamu ?" Tanyaku hati-hati.

"Sosok aneh, maksudnya setan gitu? Makhluk halus ?" Jawab ayu keheranan.

Aku menggangguk sambil menunggu jawabannya.

"Nggak pernah, memang rumahku terlihat kuno dan antik, tapi selama ini, aku nyaman tinggal disini... memangnya kenapa ?" Ayu balik bertanya.

"Ah, nggak apa-apa, cuma nanya aja... ini aku udah selesai makan, piringnya aku kembalikan besok ya..." Jawabku mengalihkan pembicaraan.

"Jangan, sini aku bawa lagi aja, biar mbok darmi nanti yang beresin..." Kata ayu sambil ikut membereskan wadah bekas makan.

"Oh iya yud, malam ini aku di suruh bapak menginap di rumah budeku, dia tinggal sendiri, letaknya tak jauh dari sini, nanti lain kali kamu ku ajak main ke sana ya..." Ucap ayu lalu beranjak pergi.

Beberapa jam kemudian, aku merasakan kepalaku pusing... tubuhku terasa sangat lemas.

"Ah, mungkin aku terlalu lelah bekerja..." Batinku berucap.

Tak lama, aku tertidur dengan sangat lelap...

Entah sudah berapa lama aku tertidur, tapi kemudian dalam tidurku, aku seperti mencium bau dupa yang sangat menyengat, membuat nafasku sesak...

Lalu perlahan aku terbangun...

Aku terkejut !!!

Aku kini dalam posisi terlentang, tertidur pada sebuah ranjang, di dalam sebuah kamar lain...

Di hadapanku, pak dharsono nampak bersila sambil komat kamit...

Aku coba bangun, tapi aneh, badanku terasa kaku, sangat sulit di gerakkan...
Sekuat tenaga aku mencoba, namun sia-sia, aku tetap tak bergerak, hanya mulutku saja yang masih bisa untuk bicara...

"PAK... APA MAKSUD SEMUA INI ??? KENAPA SAYA DIBUAT BEGINI ???" teriakku pada pak dharsono...

Dia tersenyum namun tidak menjawab, lalu kemudian...

Datang mbok darmi membawa nampan berisi sesaji, aku makin heran...!!!

"Apa mau kalian? Lepaskan saya, atau saya akan teriak...!" Ucapku sambil meronta.

"Diam kamu, silahkan saja kalau mau teriak, tak ada yang bakal mendengar...!!!" Bentak mbok darmi.

Mbok darmi nampak lain, sangat berbeda dari yang biasa ku lihat.

"Pak, apa salah saya... bapak mau apa ?" Tanyaku pada pak dharsono lagi.

Pak dharsono tersenyum lalu berkata...

"Kamu akan ku jadikan tumbal pesugihan yang akan ku persembahkan pada junjunganku, kamu lebih baik diam saja..." dia menjawab.

"Kenapa saya ? apa salah saya sama bapak...?" Tanyaku lagi.

"Kamu nggak salah apa-apa, seperti semua pemuda bujangan sebelum kamu yang sudah aku tumbalkan..." Jawab pak dharsono.

"Memang syaratnya seperti itu, seorang pemuda yang belum pernah menikah, ku tumbalkan setiap tahun, lalu aku akan semakin kaya.... hahahaha..."
Sambung pak dharsono sambil tertawa. Dia nampak lain, kini wajahnya terlihat bengis.

Kini terjawab sudah semua pertanyaan dalam hatiku, semua hal aneh yang kurasakan, ternyata berujung pada sebuah ritual pesugihan...

Diriku berusaha tenang, sambil menyalurkan tenaga dalam ke seluruh tubuh, agar aku bisa segera dapat bergerak lagi.

Tak lama kemudian, mbok darmi sibuk mempersiapkan semua proses ritual, ternyata wanita tua ini adalah kuncennya, jahanam...

Tapi tiba-tiba...

Mulai ku rasakan ada hawa aneh yang sangat jahat, hadir di dalam ruangan...

Perlahan-lahan semakin kuat, dan akhirnya....

Secara perlahan, muncul sosok makhluk tinggi kurus dengan mata merah menyala...

Sekujur tubuhnya berwarna hitam licin berlendir, tangannya sangat panjang hampir menyentuh lantai, dengan kuku yang runcing dan tajam, lidahnya menjulur...

Mengerikan...

Aku sadar akan situasi saat ini, namun tubuhku belum juga pulih, tapi aku telah siap dengan ilmu pelindung raga, supaya makhluk itu tak dapat mendekatiku.
Aku siap menghadapi apa yang akan terjadi...

Makhluk itu mulai mendekat, matanya yang merah menatapku tajam.

Tapi kemudian...

Gerakan makhluk itu terhenti, dia tak dapat menjamahku, sosoknya terhalang pagar pelindung raga yang bagai perisai melindungi tubuhku...

Saat dia mencoba menjulurkan tangannya ke arah leherku, dia menjerit kesakitan, makhluk itu sangat marah...!!!

Pak dharsono dan mbok darmi pun tak kalah terkejut, saling pandang satu sama lain, tak mengerti apa yang terjadi...!!!

"Mbok, ini ada apa? Kenapa bisa begini...? Tanya pak dharsono ke mbok darmi, dia nampak panik.

Mbok darmi diam tak menjawab, wajah wanita tua itu pun nampak sangat tegang, rupanya wanita itu mulai sadar apa yang terjadi...

"Celaka pak, kita salah pilih tumbal, anak ini ternyata bukan anak sembarangan...!!!" ucapnya nampak ketakutan.

Tapi semuanya terlambat...

Makhluk itu malah balik menyerang pak dharsono, sebentar saja, pria itu meregang nyawa dalam cekikan kuku-kuku tajam sang makhluk...!!!

Mbok darmi nampak sangat ketakutan, dia cuma bisa pasrah di tempatnya, dia pun menjadi korban amarah makhluk itu, tewas di cekik sang iblis.
Tragis...

Kemudian sang makhluk coba kembali mendekatiku, nampaknya dia masih bernafsu ingin menyerangku. Aku yang kini telah pulih dan sanggup bergerak, tak tinggal diam...

Aku bangkit dan langsung menghantam makhluk itu dengan ilmu pemusnah yang sudah ku persiapkan dari tadi...

Makhluk itu meraung, tubuhnya terpental dan tiba-tiba saja menghilang !!!

"Hmmm... Makhluk itu kabur, tapi takkan ku lepaskan, aku harus memusnahkannya..." Ucapku membatin.

Aku langsung duduk bersila, ku pejamkan mata, memusatkan fikiran, menajamkan mata batin, memohon petunjuk Sang Maha Kuasa...

Beberapa saat kemudian, aku mulai merasakan sesuatu yang lain di sekitarku, saat kubuka mata, aku seperti berada di tempat lain, semua serba gelap, dunia tanpa batas, alam gaib...

Tak jauh dari tempatku, terlihat sebuah bangunan mirip istana, aku segera menghampiri, nampak suram...

Istana yang nampak sunyi, tanpa pengawal, ku langkahkan kaki sampai di depan pintu istana, ku perhatikan sekeliling... Astaga...!!!

Ternyata beberapa bagian dari istana ini terbuat dari tubuh manusia !!!

Pilar-pilar istana itu ternyata berupa jejeran manusia, bahkan tangga naik menuju pintu pun terdiri dari manusia-manusia yang tersusun sedemikian rupa, dan mereka terlihat masih hidup !!!

Mengerikan...

Saat ku perhatikan, semua manusia itu tak bisa bicara, tapi mereka seperti tak henti menangis...

Aku melangkah masuk ke dalam istana, dan kini aku berada dalam sebuah ruang besar...

Dalam ruangan itu, kulihat nampak puluhan pemuda, berdiri berjajar, wajah mereka pucat, dengan wajah sedih memilukan... Persis seperti dalam mimpiku !!!

Ku lihat sesosok wanita berbadan gemuk, duduk di atas kursi yang juga terbentuk dari manusia, di sampingnya ada meja yang juga terbentuk dari manusia-manusia yang membungkuk, dan salah satunya adalah pak dharsono !!!

Di dekat wanita gemuk itu, berdiri makhluk yang tadi berhadapan denganku, aku makin penasaran, aku melangkah mendekat...

Tapi tiba-tiba wanita itu memandang ke arahku lalu berkata...

"Apa maksud kedatanganmu ke tempatku ini wahai anak siluman ular...?" Ucap wanita itu dengan lantang.

Aku kaget mendengar perkataannya !!! bagaimana dia bisa tau siapa diriku ? tapi dengan tenang aku menjawab...

"Bagaimana engkau bisa mengenaliku? siapakah engkau? dan siapa makhluk hitam yang ada di dekatmu?" Tanyaku bertubi-tubi.

Perempuan itu tertawa, kemudian menjawab...

"Aku Nyi Roro Lemu, penguasa tempat ini, dan mahluk hitam itu adalah abdi setiaku..."

"Aku juga kenal siapa dirimu wahai anak siluman ular, dan kau tak punya urusan disini, lebih baik kau segera pergi..." Ucap wanita gemuk itu.

Aku terdiam mendengar jawabannya. Lalu kembali bertanya...

"Mengapa banyak sekali pemuda-pemuda di tempatmu ini? Dan siapa manusia-manusia yang kau siksa sedemikian rupa seperti itu ?" Ucapku kembali.

Nyi Roro Lemu dengan sinis menjawab...

"Para pemuda itu adalah tumbal persembahan dari para manusia yang menyembahku, mereka yang melayani nafsuku, aku hisap saripati hidupnya, sehingga aku bisa kekal abadi..."

"Sedangkan manusia-manusia yang kujadikan budak-budak ku ini, dulunya mereka adalah para manusia serakah yang menyembahku dengan imbalan harta..."

"Sekarang lebih baik kau pergi dari sini, sebelum aku marah dan berubah pikiran..." Ucap Nyi Roro Lemu yang terlihat mulai emosi.

Aku tercekat... Lalu mencoba tenang, dan kembali berbicara...

"Nyi roro lemu, aku minta engkau lepaskan mereka... berhentilah memperdaya manusia, jangan kau jerumuskan mereka dalam kemusyrikan..." Ucapku kemudian.

Wanita itu tertawa... Lalu menjawab...

"Hahaha... Kau kira dirimu siapa? Lebih baik kau pergi dari sini, atau ku jadikan dirimu budak seperti mereka...!!!" Ucapnya sombong.

Lalu dengan tegas aku menjawab...

"Baiklah, sudah takdir kita bertemu, dan aku akan menghentikanmu dengan caraku sendiri..." Aku berkata sambil bersiap-siap.

Nyi roro lemu nampak marah !!! lalu memerintahkan sang makhluk hitam untuk menyerangku...

Mahluk hitam itu langsung maju menyerang, aku sudah siap, kami pun langsung terlibat perkelahian sengit...

Namun setelah beberapa saat, mahluk itu meraung terpental terkena hantamanku. tubuhnya nampak hangus terbakar... Lalu musnah...

Nyi roro lemu sangat marah, perlahan dia berubah...

Kini dirinya menjadi sosok wanita berbadan sangat gemuk yang berukuran sangat besar, dengan payudara yang panjang menggelantung sampai perut, rambutnya kasar dan panjang menyentuh tanah, giginya besar dengan taring yang tajam !!!

Dia langsung membabi buta menyerang, kekuatannya sungguh luar biasa, ku kerahkan semua kemampuan untuk menghadapinya, tapi ternyata aku tak sanggup mengimbanginya, dan mulai terdesak hebat...

Hingga pada suatu kesempatan, tiba-tiba rambutnya menjulur panjang, melilit sekujur tubuhku...

Aku tak mampu melepaskan diri, tenagaku seperti tersedot habis, kedua tangannya mencekik leherku dengan sangat keras, aku tak mampu bernafas...

"Mampus kau, bersiaplah jadi budakku !!!" Teriak Nyi Roro Lemu.

Diriku tak sanggup bergerak, badanku terasa lemas, aku meregang nyawa...

Di saat yang genting, terpaksa harus ku gunakan sesuatu yang selama ini sangat ku benci, yang bersemayam abadi dalam tubuhku ini...

Ku pejamkan mataku, perlahan ada rasa panas menjalar ke seluruh tubuh Dan akhirnya....

RRRRROAAAARRR....!!!

Aku berteriak keras, tubuhku perlahan berubah...
Seluruh kulitku muncul sisik-sisik ular berwarna keemasan... Mataku merah menyala, lidahku menjulur panjang dengan ujungnya yang terbelah...

Nyi Roro Lemu sangat terkejut !!! aku langsung melepaskan diri dari cengkramannya, kini kami berdua saling berhadapan, tapi dengan sosokku sebagai siluman ular...

Nyi roro lemu kembali maju menyerang, tapi kini dengan wujudku sebagai siluman ular, aku jauh lebih unggul darinya, akupun sanggup meladeni serangannya...

Hingga dalam beberapa saat saja, Nyi Roro Lemu terhempas terkena hantamanku, dia tergeletak tak berdaya, aku berdiri gagah di hadapannya...

Dalam kondisi sudah tak berdaya, Nyi Roro Lemu memohon padaku...

"Ampuni aku, apapun yang kau minta, pasti akan ku berikan... Kau ingin harta? Atau kekuasaan? Aku mampu memberikannya..." Ucap Nyi roro lemu.

Aku tersenyum sinis mendengarnya...

"Maaf, aku tak butuh itu semua, sekarang terimalah ajalmu..." Jawabku sambil menghantamkan pukulan yang dahsyat...

Nyi roro lemu meraung, seluruh tubuhnya terbakar hebat, kemudian menjadi abu, musnah...

Bersamaan dengan musnahnya Nyi Roro Lemu, seluruh pemuda-pemuda dan para manusia pengisi istana, tiba-tiba juga ikut menghilang... Aku tak tau kemana, tapi semoga mereka mendapat tempat yang lebih baik...

Kemudian aku langsung ambil posisi duduk bersila, ku atur nafasku, perlahan sisik emas di sekujur tubuhku menghilang, ada hawa dingin di sekitar pusarku, pertanda aku telah normal kembali...

Lalu tiba-tiba saja seluruh istana bergetar hebat, bergemuruh, seakan di guncang gempa yang sangat dahsyat...

"Celaka, tempat ini akan musnah, aku harus segera pergi dari sini..." Batinku berucap.

Kembali ku pejamkan mata, memusatkan pikiran, memohon petunjuk sang maha kuasa...

Tak lama kemudian, suasana terasa berubah, saat ku buka mata, ternyata kini aku telah kembali berada di kamar...

"Alhamdulillah...."

Ucapku bersyukur, terhindar dari makhluk jahanam yang kini telah musnah...

Lalu ku urus jasad pak dharsono dan mbok darmi...

Keesokan harinya, seluruh penduduk geger...

Terjawab sudah pertanyaan mereka selama ini, rupanya penduduk sekitar telah lama curiga, namun tak bisa berbuat apa-apa karena tak punya bukti.

Ayu nampak sangat terpukul sekali, kenyataan ini masih belum bisa di terimanya, dia masih belum percaya kalau selama ini bapaknya dan mbok darmi bersekutu dengan iblis...

Aku coba memenangkan, gadis itu tak henti menangis, seperti memohon perlindunganku...

Aku tawarkan dia untuk ikut pulang ke padepokan pamanku di karang sewu, ku berharap dia dapat bimbingan yang mampu menenangkan jiwa dan melindunginya, dia pun setuju...

Pamanku pun menerimanya dengan senang hati, beliau bersimpati pada nasib gadis malang itu. Setelah yakin ayu ada di tempat yang aman, aku pamit pergi, ku lanjutkan rencana untuk kembali memulai kehidupan baru...

~~~~*SELESAI*~~~~

Bagaimana perjalanan hidup yudha selanjutnya?

Mungkinkah dia bisa hidup normal seperti manusia lain?

Nantikan dalam kisah berikutnya...

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close