Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LAHIRNYA PUTRA SANG NAGA (Part 1)

JEJAKMISTERI - Berdasarkan kisah nyata seorang anak manusia...
Di takdirkan hidup dengan iblis bersemayam dalam tubuhnya...

LAHIRNYA PUTRA SANG NAGA


"Hmmm... Nampaknya semua telah siap..." Ujar warsito pelan berbicara pada dirinya sendiri.

Di pandanginya seluruh ruangan gua itu.. Sudah dua hari dirinya sibuk keluar masuk gua yang ada di tengah hutan di kaki gunung yang terkenal angker seantero pulau jawa ini.

Di hadapannya tersusun dengan rapi, 3 buah tampah besar berisi bunga saji yang menebar bau harum ke seluruh gua yang pengap itu.

Di samping tampah, ada tungku kecil terbuat dari tanah yang biasa di pakai untuk membakar dupa.

Di tengah-tengah gua, tergelar tikar yang di lapisi kain berwarna hijau tua.

Di sudut gua, nampak sebuah wadah besar yang di atasnya tergeletak kepala kerbau berukuran lumayan besar.

"Nanti malam saat yang sudah lama aku nanti-nantikan, usahaku selama ini harus berhasil" Warsito tersenyum tipis sambil sekali lagi memandangi semua yang ada di hadapannya.

Warsito bergegas keluar melalui lorong gua yang lumayan panjang, sepintas nampaknya gua dan lorong sempit itu seperti tempat-tempat yang biasa menjadi sarang ular.

Di luar gua, dirinya memperhatikan sekelilingnya yang penuh dengan pohon-pohon besar dan semak belukar.

Dia ingin memastikan tak ada yang melihat dirinya keluar dari gua yang sebenarnya letaknya pun sudah lumayan tersembunyi itu.

Hari sudah menjelang sore, warsito tampak bergegas menyusuri hutan melalui rute yang sepertinya sudah biasa di laluinya selama ini.

Sebentar saja, warsito, lelaki bertubuh kekar dan berkumis tebal itu sudah keluar dari hutan.

Lalu dia menyusuri jalan setapak yang akhirnya membawanya sampai di depan sebuah rumah yang seluruh dindingnya terbuat dari kayu, namun terlihat kokoh dan terawat.

Itu adalah rumah adiknya, Rukmini, letaknya memang tak jauh dari hutan. Sudah 2 hari dia dan istrinya menginap.

Di teras rumah, nampak rukmini yang tengah berbincang-bincang dengan Laras, wanita berwajah keibuan, dia adalah istri warsito, yang langsung tersenyum melhat suaminya tiba.

"Gimana mas? Mana hasil buruanmu, ku lihat kamu ngga bawa apa-apa ?" Tanya Laras pada suaminya.

"Ah nihil Ras, dari kemaren berburu, satupun tak membuahkan hasil, entahlah, kelinci hutan kesukaanku nampaknya makin sulit kucari" Jawab warsito.

Rupanya warsito selama ini merahasiakan apa yang sebenarnya dia lakukan di dalam hutan selama ini dari istrinya dan juga adiknya sendiri.

"Ooh ya sudah, terus besok mau mau coba berburu lagi? Masih penasaran ..?" Tanya laras pada suaminya.

"Nggak lah, mungkin lain kali saja. Nanti sehabis magrib kita pulang saja.." jawab warsito.

Warsito menjawab sambil memperhatikan reaksi istrinya, dia takut istrinya curiga.

Rukmini datang dari dapur sambil membawa segelas kopi hitam.

"Nih ngopi dulu mas To, supaya capekmu hilang" Rukmini menaruh segelas kopi panas di meja di hadapan warsito.

Warsito selama ini dikenal sebagai jawara tanpa tanding, tak ada yang berani kepadanya, karena selain ilmu bela diri, dia juga di kenal memiliki ilmu kebatinan tingkat tinggi yang di warisi dari bapaknya yang jauh sebelumnya juga memiliki reputasi yang sama.

Warsito memiliki sawah yang luas dan juga kebun yang di warisi dari orang tuanya.

Namun semua itu seperti tak berarti, karena selama ini dia dan istrinya belum juga di karuniai keturunan.

Sudah berbagai cara mereka coba namun tak membuahkan hasil.

Sampai pada suatu malam, dalam semedinya, warsito di datangi sesosok ular besar bersisik emas, dengan sepasang tanduk kecil yang ada di kepala ular itu...

"Buka matamu warsito" Sosok ular itu yang ternyata dapat berbicara.

Warsito terkejut dengan apa yang kini ada di hadapannya.

Dia mencoba tenang, sambil menjawab.. "Siapa engkau wahai ular bersisik emas ?" Tanya warsito pelan.

"Aku adalah sumber dari semua ilmu yang kau miliki turun temurun sejak jaman nenek moyangmu" Ujar ular itu sambil mendesiskan lidahnya yang bercabang.

"Aku tau apa yang kau inginkan, kalau kau mau, aku bisa memberikannya padamu" Sambung ular itu yang kini melingkar di hadapannya.

"Benarkah? apa imbalan yang kau minta dariku ?" Tanya warsito.

"Kau tak perlu khawatir, aku tak minta apa-apa darimu, semua ini aku berikan sebagai imbalan atas pengabdian leluhurmu selama ini kepadaku, engkau hanya tinggal mengikuti petunjuk yang aku minta" Jawab ular besar itu.

"Apa itu ?" Tanya warsito penasaran.

Lalu ular itu mengajukan syarat-syarat ritual yang harus di lakukan warsito

"Ingat, saat bulan purnama kau harus melakukannya, ini kesempatanmu satu-satunya agar kau bisa punya anak, dan kau akan bertambah sakti melebihi leluhurmu dulu" Ucap ular itu

Warsito tampak bersemangat, tanpa pikir panjang dia menyanggupi semua syarat ritual yang di minta ular siluman itu.

Tak lama kemudian sosok ular itu menghilang, meninggalkan warsito yang masih duduk bersila dengan wajah yang kini terlihat sumringah.

"Masih ada beberapa hari lagi, cukup waktu bagiku untuk mempersiapkan semuanya" Ucap warsito dalam hati.

Hari mulai terlihat gelap, namun nampak bulan purnama perlahan menunjukkan sinar terangnya menghiasi langit.

Warsito dan istrinya pamit pulang pada Rukmini, nampaknya Rukmini dan Laras tak menyadari kalau warsito punya rencana besar malam ini.

Warsito dan Laras berjalan menyusuri jalan setapak, malam itu bulan purnama nampak menerangi jalan mereka.

"Kamu haus Ras? Nih aku bawa minum, kamu habiskan saja" Warsito menyodorkan botol minum kepada istrinya.

Tanpa curiga, laras menyambut botol minum itu dan meneguknya perlahan.

"Maafkan aku ras, ini semua ku lakukan demi kita berdua" Ucap warsito dalam hati.

Tak lama kemudian, laras berhenti sambil memegangi kepalanya.

"Aduh, kok aku jadi pusing begini ya mas? Pandangan serasa muter-muter" Keluh laras pada suaminya.

"Mungkin kamu kelelahan, memang kamu dan rukmini tadi ngapain aja selama aku berburu di hutan ?" Tanya warsito.

Laras tak menjawab, tiba-tiba tubuhnya lemas, warsito dengan sigap memegangi tubuh istrinya agar tidak jatuh.

Lalu dengan tangannya yang kekar, warsito membopong istrinya yang pingsan masuk ke dalam hutan.

Warsito berjalan hati-hati sambil memperhatikan sekelilingnya takut ada orang yang melihatnya.

Tak lama kemudian, dia sampai di depan mulut gua, lalu bergegas membawa istrinya masuk ke dalam.

Di baringkan tubuh istrinya di atas tikar beralaskan kain hijau yang sudah di persiapkannya tadi.

Dengan hati-hati, dia membuka seluruh pakaian istrinya sampai tak ada sehelai benangpun yang menempel.

Lalu di ambilnya tampah berisi bunga sesaji, di sebarkan ke sekujur tubuh istrinya itu.

Tak lama, dia pun membuka seluruh pakaiannya, lalu duduk bersila, dan kemudian membakar dupa yang ada dalam tungku

Mulutnya sibuk komat kamit, entah apa yang di ucapkan lelaki itu, dia tampak serius ambil memejamkan mata.

Tak lama kemudian, muncul sosok ular besar bersisik emas dari lorong gua...

"Wahai warsito, apakah engkau sudah siap ?" Tanya ular itu kepada warsito yang masih sibuk komat kamit.

"Ya, aku sudah siap.." Jawab warsito dengan mantap.

Lalu ular itu perlahan merayap ke arah warsito.

Tak lama kemudian, ular besar bersisik emas itu nampak melilit tubuh warsito yang masih duduk bersila tanpa busana...

Dan ketika kepala ular itu persis ada di depan wajah warsito, tiba-tiba sosok ular itu berubah menjadi asap tipis berwarna kuning...

Perlahan warsito membuka mulutnya, asap kuning itu sedikit demi sedikit masuk ke dalam mulut warsito...

Setelah itu warsito membuka matanya, ada hawa panas menjalar di sekujur tubuhnya...

Perlahan-lahan sekujur tubuhnya muncul sisik ular berwarna emas, mata warsito berubah warna merah menyala...

Mulutnya mendesis sambil menjulurkan lidahnya yang ujungnya kini bercabang dua...

Warsito berubah menjadi sosok yang menyeramkan...

Dirinya kini bagaikan perpaduan antara manusia dan ular !!!

Perlahan-lahan dia bangkit, mendekati Laras yang masih tertidur dengan bertaburkan berbagai jenis bunga sesaji di sekujur tubuhnya...

Warsito yang kini sudah di rasuki siluman ular itu, duduk persis di samping laras yang masih tidak bergerak, napasnya terlihat turun naik...

Lelaki itu memandangi tubuh laras yang ada di hadapannya, sambil lidahnya terus menjulur-julur mengeluarkan suara berdesis...

Lalu dia mendekatkan kepalanya ke tubuh laras, dengan perlahan, di jilati sekujur tubuh wanita itu dengan lidahnya dari atas kepala sampai kaki...

Lalu warsito berdiri mengangkangi laras sambil memandangi wajah istrinya itu.

Malam itu di dalam gua, warsito melakukan persetubuhan dengan istrinya yang tetap diam tak bergerak...

Setelah selesai melakukan hal itu, warsito kembali duduk bersila di tempatnya semula.

Mulutnya terbuka, perlahan ada asap kuning yang keluar dari mulut dan hidungnya...

Asap kuning itu berkumpul, dan kemudian berubah menjadi sosok ular besar bersisik emas yang kini melingkar persis di hadapan warsito.

"Sudah ku laksanakan semua syarat yang kau minta, sekarang tinggal persembahan ku yang terakhir, silakan, sudah ku siapkan.." Ucap warsito.

Ular itu seperti paham apa yang di maksud warsito, lalu perlahan merayap menuju sebuah wadah besar yang di atasnya tersaji sebuah kepala kerbau yang berukuran besar...
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya
close