Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENGANTIN KERAJAAN GAIB (Part 5 END)

JEJAKMISTERI - Semua yang ada di situ nampak terdiam, tak ada yang berani bersuara..

Sang Ratu nampak tegang, dia khawatir terjadi sesuatu yang buruk, karena Buto Geni terkenal sebagai makhluk yang sakti dan amat brutal.


Sang Ratu ingin menjawab, tapi terdengar suara lain yang mendahuluinya..

"AKU...."

Aku menjawab, sambil melangkah maju ke depan...

"Aku calon pasangan mayang kemuning.." Ucapku dengan mantap.

Semua yang ada di situ terkejut !! dan mayang kemuning nampak yang paling kaget seolah tak percaya...

Semua mata memandang ke arahku, yang kini telah berdiri berhadap-hadapan tak jauh dari Buto Geni...

"Hahahaaha... kamu ??? Apa aku tak salah lihat ???"

"Hai ratu, apa maksud semua ini? Kau ingin mempermainkanku ??" Teriak Buto Geni marah...

Sang ratu nampak hendak menjawab, tapi di urungkan niatnya begitu melihat "tanda" dariku. Beliau paham maksudku...

"Memangnya kenapa kalau aku yang jadi pasangan mayang kemuning ?" Aku menjawab dengan nada sinis.

"Aku jelas lebih tampan darimu, setidaknya, mayang tak perlu khawatir terbakar bila ada di dekatku.." Ucapku dengan nada meledek.

"BANGSAT !!!"

"Jaga bicaramu manusia kerdil !! ku robek-robek mulutmu yang kotor itu..!!"

Teriak Buto geni, lalu menyuruh salah satu anak buahnya maju...

Sesosok raksasa besar maju mendekat ke arahku, langsung menghantamkan tangannya yang besar, ingin meremukkan tubuhku...

Aku tenang tak bergeming, ilmu pelindung raga sudahku persiapkan sejak tadi...

Raksasa itu terpental mundur, berkali-kali makhluk itu coba menyerangku, namun selalu sia-sia...

Kemudian menyusul beberapa raksasa ikut mendekat mencoba menyerangku secara bersamaan, namun hasilnya tetap sama... sang Buto Geni nampak sangat marah melihatnya...

Kulihat makhluk berambut api itu maju dengan bernafsu, hawa panas terasa saat sosoknya mendekat...

Di hantamkan tangannya ke arahku, kekuatannya luar biasa, aku terdorong mundur...

Melihat hal itu, dia makin brutal menyerang, di hantamkan tangannya yang panas bertubi-tubi...

Diriku hanya mampu menghindar, sangat terasa kekuatannya yang dahsyat, benturan langsung akan berakibat fatal...

Diriku makin terdesak, perisai pelindung ragaku makin melemah...

Aku tak bisa tinggal diam, ku siapkan pukulan ilmu pemusnah, dan ku songsong saat tangannya kembali menghantam...

CRAASSSHH...!!

Kedua tanganku beradu dengan kepalan tangannya yang besar, tapi pukulan ilmu pemusnahku ternyata tak berarti apa-apa bagi Buto geni...

Malah kulit tanganku terlihat melepuh terbakar, rasanya sakit luar biasa, dan kulihat dia mulai menyerang kembali...

Aku hanya bisa berkelit, tenagaku terasa berkurang drastis dan mulai terdesak hebat...

Aku tak mungkin selalu menghindar, lambat laun pasti akan terhantam..

Lalu ada suara berbisik di telingaku...

"Engkau tak bisa melawannya dengan wujud manusia..."

Suara tanpa wujud, terasa dekat sekali...

Ku lirik ke arah Mayang kemuning, dia tersenyum sambil mengangguk, rupanya bisikan itu berasal darinya...

Aku melompat menjauh, mataku terpejam, lalu kemudian...

RRRRROAAAARRR....!!!

Aku berteriak keras, tubuhku perlahan berubah...
Seluruh kulitku muncul sisik-sisik ular berwarna keemasan... Mataku merah menyala, lidahku menjulur panjang dengan ujungnya yang terbelah...

Buto geni nampak terkejut, tapi tak menunggu lama, dirinya langsung merangsek maju dengan kedua tangan di selimuti api yang panas..

Aku yang kini berwujud siluman ular, melompat menyambut serangannya..

kini kekuatan kami nampak seimbang, tapi tak lama kemudian Buto geni nampak kewalahan, dia mulai menjadi bulan-bulanan seranganku...

Kemudian Buto geni melompat mundur, wajahnya nampak marah, lalu terjadi sesuatu...

Perlahan sosok Buto geni nampak membesar, hingga menjulang tinggi seukuran gedung bertingkat..

Aku dan semua yang ada disitu nampak terkejut, kami semua terkesima melihat perubahan Buto geni yang kini nampak menjulang tinggi...

Lalu dia memanfaatkan situasi kami yang lengah, maju mendekat dan meraih mayang kemuning dalam genggamannya !!

Mayang kemuning menjerit...
Aku seperti tersadar...

Aku langsung melompat menyerang Buto geni, walaupun kini ukuran kami tak sebanding, aku tak perduli..

Para prajurit kerajaan juga merangsek maju, namun bala tentara raksasa Buto geni langsung bergerak menghalangi.

Dan sang raksasa berambut api itu nampak akan pergi meninggalkan tempat ini...

Sang ratu dan ki loreng juga ikut menyerang, namun semuanya nampak sia-sia, Buto geni terlalu tangguh, dirinya tetap melangkah pergi dengan membawa mayang dalam genggamannya...

Aku panik, ada rasa khawatir, takut kehilangan, bercampur rasa marah..

Tapi kemudian tiba-tiba saja pandanganku berubah gelap, tubuhku terasa mendidih, terutama dua titik di bawah pusarku...

Lalu sesuatu yang sangat dahsyat terjadi pada diriku...

Secara perlahan, diriku berubah menjadi ular raksasa yang sangat besar dan panjang, sampai-sampai memenuhi seluruh area itu !!!

Dengan sisik-sisik emas, mata merah menyala, dan sepasang tanduk di kepalaku...

Semua yang ada di situ serentak berhenti, semua pasang mata menatap dengan takjub...

"Itu ilmu NOGO SEJAGAD, ilmu andalan Naga kanaka, anak ini rupanya telah mewarisi seluruh kemampuan sang Naga, luar biasa.." Ucap sang Ratu terkesima.

Sosok Buto geni yang sangat besar, tidak ada apa-apanya di banding ukuranku saat ini...
Dan dia nampak terkejut sekali...

Mataku merah menyala menatapnya penuh amarah...

"Bala tentaraku.. Cepat serbu dan habisi ular raksasa itu !!"
Perintah Buto geni pada seluruh pasukannya...

Nampaknya dia ingin mengalihkan perhatian, agar bisa pergi dari tempat ini...

Bala tentara raksasa serentak maju ke arahku, tapi percuma....

Sekejap saja, mereka hancur tergilas tubuhku yang sangat besar, bagaikan kumpulan kerikil terlindas kereta malam...

Buto geni sangat terkejut, tapi nampaknya dirinya sadar kalau situasi tidak menguntungkan baginya, kemudian dengan cepat dia ambil ancang-ancang untuk pergi, tapi semua sudah terlambat...

Sebentar saja, tubuh raksasa Buto geni sudah ada dalam lilitanku.. Dirinya meronta, memukul, tapi semua tak berarti...

Lilitanku malah semakin kuat, Mayang kemuning lepas dari genggamannya, yang langsung di sambut ibu Ratu yang sudah siap berjaga...

Semua yang ada disitu menyingkir, tak ada lagi yang berani mendekat...

Dan akhirnya terjadi sesuatu yang luar biasa sekaligus mengerikan...

Secara perlahan, ku lahap tubuh raksasa Buto geni dari atas kepala sampai kaki, masuk semua tertelan mulutku yang menganga lebar...

Semua yang ada di situ nampak diam tak bergerak, tanpa suara...

Akhirnya seluruh tubuh Buto Geni masuk tertelan ke dalam mulutku, di susul raunganku menggema ke seluruh penjuru... ROAAAARRRRRR !!!!!

Lalu hening.. semua telah berakhir...

Aku masih berada di tengah-tengah arena, aku yang berwujud ular raksasa yang luar biasa besar, masih menatap tajam menguasai area itu, tak ada yang berani bergerak...

Tapi perlahan, tubuhku kembali berubah wujud menjadi manusia... Namun tetap tak ada yang berani mendekat.

Tubuhku terasa lemah, energiku habis terkuras, namun aku berusaha untuk tetap berdiri di atas kedua kakiku..

Tapi itu tak berlangsung lama, diriku kemudian ambruk lemah tak berdaya di tengah-tengah arena...

Mayang kemuning menjerit...
Samar-samar kulihat dia berlari menghampiriku, aku sudah tak ingat apa-apa lagi..

Semuanya gelap...

Aku seperti berada melayang di ruang gelap yang maha luas tak berujung.

Tanpa arah..
Aku pasrah...
Aku merasa, aku telah mati...
Mataku terpejam..

Lalu ku dengar sayup-sayup suara yg merdu dan lembut memanggil-manggil namaku...

Perlahan ku buka mata...

Kulihat Mayang Kemuning duduk di sampingku, matanya basah oleh air mata.

Ternyata aku kini terbaring dalam kamar istana.

Mayang terlihat senang melihatku sadar kembali...

"Yudha, syukurlah engkau telah sadar kembali, dirimu pingsan berhari-hari, aku sangat khawatir.." Ucap mayang tersenyum sambil menghapus air matanya.

"Terima kasih engkau telah menyelamatkan ku, seluruh negeri sangat khawatir dengan keselamatanmu.." Sambung mayang lagi sambil menciumi jemariku.

Aku tersenyum, suaranya yang lembut dan merdu, terasa sangat menenangkan...

Kemudian hadir sang ratu, berdiri di samping mayang, lalu berkata...

"Pangeran, ku ucapkan terima kasih karena telah menyelamatkan mayang dan negeri ini dari Buto geni, kami semua berhutang budi padamu.." Ucap sang ratu.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Bagaimana aku bisa menjelma seperti itu ?" Tanyaku pelan pada sang ratu.

"Itu adalah ilmu Nogo sejagad, ilmu andalan dari Naga kanaka, belum ada yang mampu menandinginya di seantero alam gaib ini" Jelas sang ratu.

"Engkau memang ksatria tanpa tanding, tak salah aku memilihmu untuk mendampingi putri ku.." Sambung sang ratu lagi.

Keesokan harinya, diriku telah pulih...

Mayang mengajakku kembali berjalan berkeliling negeri..

Kami duduk di sebuah pohon yang rindang, suasana terasa damai, lalu mayang memulai pembicaraan..

"Yudha, apakah engkau telah ambil keputusan tentang perjodohan kita ?" Tanya mayang dengan serius.

Aku terdiam..

Jujur dalam hatiku kini telah tumbuh benih cinta, namun kodrat kami yang berbeda, membuatku kesulitan untuk mengambil keputusan...

Mayang nampaknya paham apa yang ada dalam benakku, lalu gadis itu berucap...

"Aku mau melakukan apapun agar bisa bersanding denganmu yudha.. apapun.." Ujar mayang.

Terlihat kesungguhan dari pancaran matanya, di susul air mata yang menetes.

Diriku menjadi luluh melihat ketulusan hatinya, lagi pula tak dapat ku pungkiri, kini di hatiku telah tumbuh rasa sayang, dan tak ingin kehilangan dirinya...

Tapi aku juga tak mungkin meninggalkan duniaku saat ini, terlintas wajah kawan-kawan, dan orang-orang yang selama ini mengisi kehidupanku... Aku bimbang.

Tapi aku harus ambil keputusan...

"Baiklah..." Ucapku pelan.

"Tapi bukan sekarang, masih banyak urusan dan tanggung jawab yang harus aku selesaikan, dan tak mungkin ku tinggalkan begitu saja.." Jawabku sambil menatap matanya.

Mayang kemuning melompat kegirangan mendengar ucapanku, di genggamnya tanganku erat-erat, sambil tersenyum bahagia...

"Sampai kapanpun aku akan setia menunggumu yudha, karena hatiku telah ku berikan hanya padamu.." Ucap mayang terlihat menangis bahagia.

Saat itu juga kami kembali ke istana menemui sang ratu.

Lalu kami berdua menghadap, memberitahukan kesepakatan antara diriku dan mayang.

Sang ratu mengganguk-angguk perlahan, lalu kemudian dia berucap..

"Baiklah kalau memang itu sudah menjadi keputusan kalian, aku ikut senang.." Sang ratu tersenyum.

"Tapi kalau boleh aku minta, aku ingin kau bisa menikahi mayang tepat di usiamu yg ke-40 tahun, aku tak mau putriku menunggu terlalu lama.." Sabda sang ratu.

"Dan selama itu, engkau tak boleh menikah atau menggauli wanita lain, bagaimana, kau sanggup ?" Tanya sang ratu.

Aku tak langsung menjawab, tapi akhirnya ku sanggupi syarat yang lumayan memberatkan itu, yang penting, aku bisa kembali pada semua kawan-kawanku dan mereka semua bisa pulang dengan selamat.

"Dan satu lagi, untuk merayakannya, aku akan mengadakan pesta besar untuk seluruh rakyatku, agar mereka tau bahwa mayang sudah memiliki pasangan.." Ucap sang ratu.

Keesokan harinya, di gelarlah pesta besar merayakan perjodohan ku dengan mayang..

Seluruh rakyat wilayah itu nampak bersuka cita, ikut berbahagia bersama junjungan mereka.

Dan ketika semuanya usai, aku berpamitan pada mayang dan ratu.

Mayang menggenggam erat tanganku, seolah berat melepas kepergianku...

"Yudha, jaga dirimu baik-baik, aku akan setia menunggumu disini.." ucap mayang perlahan.

"Bawalah ini, agar aku selalu bisa ada di dekatmu.." Sambung mayang lagi.

Di berikannya sekuntum bunga melati dalam genggamanku.

"Kau tinggal ucapkan namaku, aku akan hadir di sisimu.." Ucap mayang sambil tersenyum.

"Pangeran, kau bisa kapan pun datang kesini, cukup pejamkan mata, engkau bisa langsung hadir disini.." Kata sang ratu.

"Bawalah ini sebagai cindera mata dari kerajaanku.." Ucap sang ratu sambil menyerahkan sebuah cincin bertahtakan batu berwarna merah.

"Saat kau butuh, cukup panggil nama ki loreng, karena dia kini menghuni batu cincin itu dan ku tugaskan untuk menjagamu.." Sang ratu menjelaskan.

"Sekarang pejamkan matamu.." Ucap mayang pelan.

Tangannya masih erat menggenggam jemariku...

Lalu ku pejamkan mata...

Sesaat kemudian terasa segalanya berubah, ada hawa dingin terasa di sekelilingku.

Aku membuka mata...

AJAIB !!!

Aku kini kembali berada di depan api unggun, ku lihat sekelilingku masih gelap gulita..

Di genggamanku ada sekuntum bunga melati dan cincin berbatu merah..

Lalu tiba-tiba...

idrus muncul dari dalam tenda..

"Yud aku mules nih, mau buang air, anterin dong.." Pinta idrus kepadaku.

Aku melongo... tak segera menjawab... spontan ku ambil sepotong kayu, dan ku lemparkan kepadanya..

"Aduh, apaan sih nih anak ? Kalau emang nggak mau ya udah, nggak usah lempar-lempar segala.." Idrus ngomel menuju semak-semak sambil memegangi pantatnya...

Aku tertegun...
Padahal sepertinya aku pergi berhari-hari, tapi nampaknya, aku tak pernah sedetik pun beranjak dari sini..

"Subhaanallaah, Maha besar kuasamu Ya Allah.."

ucapku lalu masuk ke dalam tenda dan langsung terlelap...
---==SELESAI==---

*****
Sebelumnya

close