Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SUTRISNI KUNTILANAK GUNUNG SUMBING (Part 1)


JEJAKMISTERI - Waktu itu sekitar pukul 3 sore, mereka berenam ini sedang kumpul di tempat yang biasa mereka gunakan untuk nongkrong untuk membahas rencana pendakian ke gunung Sumbing.

Kegiatan mendaki gunung memang rutin mereka lakukan, biasanya sebulan sekali mereka ini aktif mendaki ke gunung-gunung yang tidak terbilang berat seperti gunung Prau dll, dan biasanya setiap 3 bulan sekali mereka ini selalu merencanakan pendakian ke gunung yang mempunyai ketinggian diatas 3000 MDPL.

Kenapa bisa seperti itu? Karena waktu itu mereka berenam ini lagi senang-senangnya bergelut dengan alam.

Karena sudah 3 bulang terakhir mereka tidak mendaki ke gunung yang memiliki ketinggian 3000 MDPL, di tongkrongan itu mereka membahas rencana pendakian ke gunung Sumbing.
Sebenarnya rencana untuk ke gunung Sumbing ini sudah lama mereka rancang tapi baru kesampaian sekarang.

Setelah membahas rencana itu mereka lanjut ngobrol-ngobrol dan bercanda, hingga sekitar pukul setengah 6 sore mereka kembali pulang.

Singkat cerita, tibalah hari pemberangkatan, pagi itu mereka berkumpul di rumahnya Wily dan berencana berangkat bareng dari sana, setelah semua sudah berkumpul mereka langsung bergegas menggendong kariernya masing-masing dan berkendara menuju ke basecamp gunung Sumbing via Garung dengan menggunakan motor.

Kurang lebih pukul 10 pagi, sampailah mereka di basecamp, sesampainya di basecamp Wily segera mengurus izin, jadi bisa di bilang Wily ini ketua kelompok pendakiannya.

Setelah itu pendakian di mulai sekitar pukul 11 siang, berhubung di situ ada jasa ojek sampai pos satu, mereka memilih untuk naik ojek saja biar lebih menghemat tenaga.

Tapi ojek yang ada di sini berbeda, kalo biasanya penumpang di bonceng di belakang, ini mereka di bonceng di depan, jadi mereka ini bisa merasakan sensasi yang berbeda, apalagi tukang ojek itu jalannya cukup ngebut.

Kurang lebih pukul setengah 12 siang sampailah mereka di pos 1, di situ mereka berhenti sejenak karena merasa tegang setelah di bonceng sama ojek tadi, tapi mereka juga ketawa ketika lihat ekspresi Ana dan Chika yang masih gemetran setelah menaiki ojek tadi.

Setelah dirasa sudah siap mendaki mereka mulai berjalan menuju ke pos 2, dengan posisi Wily berjalan paling depan, disusul Rendi, Fajar, Ana, Chika dan Anto paling belakang.

Perjalanan menuju pos 2 masih belum ada kejanggalan apapun dan di sepanjang jalan cuma ngobrol-ngobrol dans esekali bercanda.

Setelah cukup lama berjalan, sekitar pukul 2 siang sampailah mereka di pos 2, di sini mereka memutuskan berhenti lebih lama untuk masak-masak makanan ringan sambil ngopi.

Sambil menikmati kopi, mereka berdiskusi dimana nanti akan bermalam dan Wily mengajak mreka untuk camp di pos 3 aja.

Setelah cukup istirahat, mereka berkemas lagi dan perjalanan kembali di lanjutkan.

Nah, di tengah perjalanan menuju ke pos 3 tepatnya di area engkol-engkolan, sekitar 10 meter di depan, Wily yang waktu itu berjalan paling depan melihat ada seorang cewek yang sedang duduk di pinggir jalur, dia memakai celana hitam dan kaos putih, rambutnya cukup panjang terurai dan juga membawa tas carier, sepertinya dia juga pendaki.

Melihat itu Wily bilang ke teman-temannya,

“Eh itu di depan kayak ada pendaki cewek?”
“Iya tuh, sendirian pula”, jawab Anto.

Mereka berjalan menuju kearah cewek tersebut karena kebetulan arah jalurnya menuju kesana, sesampai di tempat cewek itu Wily bertanya,

“Mari mbak?”,
“Iya mari”, jawab cewek itu dengan singkat.

Karena cukup lelah mereka berhenti sebentar dan lanjut bertanya pada pendaki cewek itu,

“Sendirian aja mbak, apa sama temen?”
“Enggak, aku ndaki sendiri” jawab cewek itu dengan ramah.
“Udah turun apa mau naik?”, tanya Wily.
“Baru mau naik”, jawab cewek itu.

Mendengar itu mereka semua heran, kok berani cewek mendaki sendirian?

Lalu Wily mencoba mengajak pendaki cewek itu untuk berjalan bareng, dengan tujuan biar rame dan cewek itu menganggukkan kepala sambil tersenyum.
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

close