Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SUTRISNI KUNTILANAK GUNUNG SUMBING (Part 4)


JEJAKMISTERI - Sesampainya di depan tenda ternyata yang menyanyi merdu itu adalah Sustrini, dia menyanyi dalam posisi seperti tadi, duduk dan mencoret-coret tanah dengan ranting, tapi anehnya kali ini Sustrini tidak berpakaian pendaki melainkan berpakaian putih lusuh dan sangat kotor, rambutnya panjang dan berantakan.

Melihat itu Ana benar-benar ketakutan, pelan-pelan dia berjalan masuk kedalam tenda sambil sesekali melirik kearah Sustrini dan ketika dia sedang melirik itu tiba-tiba Sustrini menoleh kearah Ana sambil tersenyum sinis.

Ana cepat-cepat masuk kedalam tenda dan menutupnya rapat-rapat. Di dalam tenda dia benar-benar ketakutan.
Suara nyanyian Sustrini masih terus terdengar di telinga Ana hingga akhirnya suara nyanyian itu membuat Ana terlelap tidur.

Tidak lama setelah itu terdengar suara Chika membangunkan dan mengajaknya untuk keluar tenda mencari udara segar.

Bangun tidur dia masih terbayang mimpinya barusan dan dia baru sadar kalau ternyata itu hanyalah mimpi. Ana tidak menceritakan hal itu kepada Chika dan langsung keluar tenda.

Di luar tenda, terlihat mereka yang cowok sudah pada bangun dan sedang membiacarakan sesuatu.

Ternyata yang dibicarakan pagi itu adalah Sustrini yang pagi ini terlihat sudah tidak ada begitupun dengan tendanya.

Ana dan Chika ikut nimbrung bersama mereka yang cowok dan disitu Anto bercerita kalau semalam dia sempat keluar tenda untuk pipis dan melihat Sustrini di depan tenda dengan wujud yang lain.

Mendengar itu Ana tersentak karena apa yang diceritakan Anto itu sama persis dengan mimpinya semalam, termasuk Sustrini yang sedang bernyanyi.

Ana pun menjelaskan itu pada teman-temannya.
Mendengar penjelasan dari mereka berdua, teman-temannya hampir tidak percaya, akhirnya Wily meminta pada mereka semua untuk melupaka kejadian ini dan anggap saja Sustrini sudah jalan duluan keatas.

Pagi ini Ana merasa sedikit lega karena sudah tidak bersama Sustrini lagi.
Kemudian mereka masak-masak dan sarapan sebelum nanti berjalan summit ke puncak.

Singkat cerita, sekitar pukul 9 pagi mereka memulai perjalan summit kepuncak dan meninggalkan tenda di pos 3, di perjalanan ini sudah tidak ada kejanggalan apapun.
Sambil berjalan sesekali mereka membahas tentang Sustrini, tapi semakin di bahas malah terasa merinding, akhirnya mereka sepakat untuk tidak membahasnya lagi.

Setelah cukup lama berjalan sampailah mereka di puncak Buntu gunung Sumbing, di situ mereka meerasa sangat senang karena misi pendakian ke gunung dengan ketinggian diatas 3000 mdpl ini sukses.

Setelah cukup puas di puncak mereka kembali turun dan sampai pos 3 sekitar pukul 3 sore.

Di pos 3 Wily mengajak berhenti sebentar untuk istirahat, pas berhenti itu dia bilang,

“Eh, di puncak kok aku nggak liat Sustrini ya”

“Iya ya, ah mungkin dia ke puncak Rajawali kali” jawab Rendi.

“Iya juga sih”, jawab Wily.

Mereka menganggapnya begitu karena di jalur gunung Sumbing via Garung ini terpadapt 2 puncak yaitu puncak Buntu dan puncak Rajawali.

Ana meminta pada mereka agar tidak membahas soal Sustrini lagi karena jujur saja dia masih takut meskipun Cuma dengar namanya.

Setelah cukup lama istirahat mereka segera mengemasi tenda dan bergegas turun kurang lebih pukul setengah 5 sore.

Di perjalanan turun, tepatnya setelah melewati area Seduplak Roto, tiba-tiba Ana mencium bau yang sangat anyir seperti bau darah, dia pun bertanya pada yang lain, apakah mereka juga mencium bau anyir? Dan ternyata mereka semua juga sama.

Di sepanjang perjalanan bau anyir itu masih terus tercium dan Ana mulai merasa takut, disisi lain waktu juga sudah mulai petang.

Sambil jalan Ana terus membaca doa dan seringkali matanya meng-eksplore keadaan sekitar.
Di tempat mereka bertemu dengan Sustrini ketika naik kemarin, tiba-tiba bau anyir itu perlahan hilang hingga akhirnya tidak tercium lagi.

Disini Ana merasa sedikit tenang dan terus berjalan hingga sampailah mereka kembali di pos 2 kurang lebih habis maghrib, di situ Wily mengajak mereka untuk istirahat sebentar untuk minum.

Pas sedang istirahat itu Wily bilang,

“Apapun yang terjadi jangan sampai lari, kita jalannya berdekatan” ucapnya sambil mengamati sekitar.

Mendengar Wily bilang seperti itu Ana merinding.
Nah, baru saja Wily bilang seperti itu, tiba-tiba tercium bau yang sangat wangi seperti wangi bunga melati, mereka yang mencium bau itu hanya saling pandang dan memberi kode untuk lanjut jalan meninggalkan pos 2.
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close