WARISAN ILMU DARI MBAH BUYUT (Part 2) - Mencari Jawaban
JEJAKMISTERI - Dari kota pelajar, aku pindah ke kota sebelah utara kota pelajar... Bekerja di sebuah tempat pengepul besi tua.
Karena masih baru di situ, aku tidur di tempat kerja. Mau pulang jauh... ahaha.
Aku mencoba bersosialisasi dengan tetangga kiri kanan tempat kerjaku. Maklum, tempat kerjaku di dalam perkampungan..
Selidik punya selidik, ternyata tetanggaku itu juga mengontrak di situ. Kontrakan sederhana dengan 2 kamar.
Gambarannya begini ya gan...
Sebelah kiri gudang yang kutempati adalah rumah pak Haji, pemilik tanah dan kontrakan. Bossku ngontrak juga ternyata. Di depan gudang, ada tanah kosong agak luas. Ternyata kalau siang, di situ adalah pangkalan angkutan desa plat hitam. Di pojok tanah lapang, ada rumah kecil dihuni nenek-nenek yang berjualan aneka makanan dan minuman. Nantinya akan jadi langganan tempatku ngutang... hehehe Di sebelah kanan gudang, ada dua kontrakan kecil, 2 kamar, sangat sederhana dengan dinding papan. Yang satu, dihuni nenek-nenek yang selalu rapi dan suka dandan. Iya... dandan.. Dengan bedak dan gincu. Yang sebelahnya dihuni satu keluarga, bersama ibu mertua dan 3 orang anak mereka yang masih kecil.
Aku mencoba bersosialisasi dengan mereka. Dan juga dengan sopir dan kernet angkutan desa yang mangkal di situ.
Awalnya aku agak susah juga beraosialisasi.. tapi lama-kelamaan, akrab juga aku dengan mereka. Dari keakraban itulah, aku tahu bahwa nenek yang suka bersolek itu dulunya adalah mantan (maaf) psk. Walaupun sudah tua, namun masih menyisakan garis-garis kecantikan.
Namun nenek itu sudah tobat, dan rajin beribadah. Setiap waktu sholat, beliau selalu menuju masjid untuk sholat berjamaah.
Malam itu aku tidur di sebuah bangku panjang dari bambu yang dibuat ada sandarannya. Aku kapok tidur di lantai.
Pernah saat aku tidur di lantai, beralas kardus kulkas dan tikar, malamnya aku digerayangi. Bukan oleh manusia atau makhluk halus, tapi oleh tikus.. Bahkan pernah, jempol kaki kananku digigit oleh tikus. Rasanya seperti disundut pakai rokok. Aku kaget dan terbangun.. Jempol kakiku sudah berdarah-darah. Makanya sekarang aku tidur di bangku panjang ini.
Aku terbangun saat tengah malam... Suasana sunyi senyap.. Udara malam ini sangat gerah.. panas.. Aku bangun, mengambil botol air mineral dan meminumnya. Lalu kembali mencoba untuk tidur, tapi ga bisa. Barulah, menjelang subuh aku bisa tertidur lagi. Namun tak ada kejadian apa-apa malam itu. Selama tiga hari berturut-turut, kejadian itu aku alami. Ada apa sih ini? Kok rasanya aneh banget ..!
Malam keempat, udara kurasakan sudah seperti biasa. Aku bisa tidur dengan nyenyak.. Alhamdulillah...
Esok sorenya, saat gudang sudah tutup, dan aku bersantai di teras depan gudang, aku dihampiri oleh nenek yang suka dandan itu. Sebut saja namanya nenek Warti.
"Sedang santai ya mas Bisma...?" tanya beliau sambil duduk di dekatku.
"Iya nek... Baru selesai nyapu ya nek?"
"Iya mas.. Gimana mas Bisma, betah di sini?" tanya nek Warti.
"Alhamdulillah betah nek..!"
"Syukur deh... Eh, mas Bisma belajar ilmu kebatinan atau punya pegangan ya?" tanya nek Warti.
Kok mendadak tanya hal seperti itu sih? Pikirku dengan heran...!
"Enggak nek.. Aku ga pernah belajar kayak gitu. Pegangan apalagi... Ga punya nek...!"
"Ahh... bohong... Nyatanya kemarin aku kirimin, kirimannya mental...!"
"Dikirimin apa nek...?"
"Nenek kirimin pelet mas. Tapi tiga kali mental terus. Pasti mas punya pegangan...!" tuduhnya.
Eh busyett.... Ada-ada aja nih nenek-nenek.. Hampir aku ngakak dibuatnya.
Oalah nek... nek.. Biarpun dipelet kayak apapun, aku ga bakalan naksir sama nenek-nenek lah...! Ujarku dalam hati.
"Lah.. emang nenek bisa ilmu pelet? Ajarin dong nek...!"
"Punya lah... Dulu waktu nenek muda, banyak yang kena sama nenek... hehehe. Baru kamu yang lolos...!"
Ah.. nih nenek beneran apa cuma ngibul yak?
Apa mungkin waktu tiga malam aku merasa gerah dan ga bisa tidur itu adalah waktu nenek Warti mengirim ilmu peletnya padaku? Ah... tak tahu lah...
"Boleh minta diajarin ilmu pelet itu nggak nek?"
"Ga bisa mas... Ilmu ini khusus buat perempuan. Ga boleh dipakai oleh laki-laki...!"
Hadeehhh... pupus sudah harapanku belajar ilmu pelet. Sedianya, aku pengin ilmu pelet agar kekurangan fisik dan wajahku bisa tertutupi, dan bisa dengan mudah dapat gandengan... hahaha
Obrolan kami saat itu mengusik rasa ingin tahuku. Sebegitu menarikkah diriku, hingga seorang nenekpun ingin memeletku? Atau aku hanya dijadikan sekedar kelinci percobaan untuk melihat apakah ilmu peletnya masih berfungsi atau tidak?
Tapi.. jika benar apa yang beliau katakan, lalu bagaimana bisa ilmu itu malah mental saat menyerangku.
Aku ga merasa memiliki kemampuan linuwih atau pegangan berupa jimat atau apapun. Aku kan orang polos... hehe
Pertanyaan itu terus mengusikku...
Sampai suatu hari, aku diajak oleh salah satu sopir angkutan desa untuk main ke runahnya. Sore hari, saat gudang sudah tutup, aku ikut sopir itu ke rumahnya. Jauh ternyata dari kota... Ada mungkin 15 km lebih, dan jalannya bekelok-kelok dan menanjak. Kami sampai di rumah sopir itu menjelang maghrib. Setelah mandi, dan sholat, aku diajak makan malam oleh sopir itu dan istrinya. Nah, ini pengalaman pertama seumur-umur makan nasi jagung. Udah ngambil banyak... ternyata rasanya seret gan... Sampai melotot mau nelennya... Sejak saat itu, aku ga suka nasi jagung...
Selepas isya, aku diajak temenku itu ke tempat pak kyai yang tetangganya.
Katanya Kyai itu memiliki kelebihan dalam hal kebatinan. Kebetulan nih, ada yang mau kutanyakan.
Eh... baru masuk ke rumah Kyai, pak Kyainya menatapku tajam...
Aku merandek di depan pintu... merasa ga diterima di situ.
Tapi tak lama, pak Kyai tersenyum dan menyilahkan kami untuk duduk.
Setelah berbasa basi sejenak, temanku mengatakan tujuannya. Rupanya dia meminta pak Kyai untuk memimpin tahli lusa malam di rumahnya.
Setelah mengecek jadwal, pak Kyai menyanggupinya. Dilanjutkan dengan obrolan tentang hal-hal lain.
"Nak Bisma ini dapat temen dari mana?" tanya beliau padaku.
"Kenal di T**** pak!" jawabku menyebut nama pangkalan angkudes.
"Oh... hahaha.. Teman ghaib yang aku maksud nak...!"
"Hah... teman ghaib yang mana pak? Saya ga punya teman ghaib...!" sanggahku
"Nah itu, dia tadi ngikutin nak Bisma terus. Sosoknya cantik lho...!" kata pak Kyai.
"Ah, masa sih pak Kyai? Saya ga bisa lihat begituan soalnya...!" kataku.
"Benar nak Bisma... Mau saya bukakan mata batinnya?" tanya pak Kyai.
"Enggak pak.. Nanti saya malah ketakutan lihat makhluk-makhluk ghaib...! Tapi kalau boleh, saya mau menanyakan sesuatu pak!" kataku.
"Silahkan nak...!"
Aku menceritakan tentang kata-kata nek Warti saat itu.
"Padahal saya ga merasa punya ilmu atau pegangan apapun pak Kyai...!" tuturku.
"Lalu yang mau ditanyakan...?"
"Tolong dilihatkan pak Kyai, dalam diri saya apakah ada sesuatu atau tidak..!" pintaku.
"Hmm... tunggu sebentar...!" ujar beliau. Beliau terdiam dan menatapku tajam...
"Hmm... dalam diri nak Bisma, ada kekuatan tersembunyi. Turunan dari kakek buyut nak Bisma. Itulah yang bereaksi menolak kiriman pelet tersebut...!" kata pak Kyai.
"Tapi saya lahir setelah kakek buyut saya meninggal pak Kyai...!"
"Benar... Tapi memang bisa ilmu itu diturunkan walaupun si empunya sudah meninggal. Hanya saja mekanismenya, aku sendiri kurang jelas. Apakah melalui jin Qorin atau bagaimana..!" ujar pak Kyai.
"Oh.. begitu ya pak Kyai... Terima kasih informasinya.. Menambah pengetahuan saya pak Kyai...!"
Terjawab sudah tanya yang selama ini bergayut di pikiranku. Ternyata aku memiliki ilmu warisan dari mbah Buyut. Tapi apa gunanya untukku? Yah... minimal bisa jadi perisai dari serangan halus yang datang tanpa aku ketahui.
Yang jadi pertanyaan berikutnya adalah, siapa wanita cantik yang kata pak Kyai selalu mengikutiku..? Penasaran juga sih, ketika dikasih tahu bahwa yang ikut aku itu cantik...
Pertanyaan demi pertanyaan datang silih berganti. Entah kapan aku bisa menemukan jawabannya... Mungkin hanya waktu yang bisa menjawabnya.. (kok jadi kek lagu yak?)
Hari demi hari berlalu tanpa ada kejadian yang menarik. Bahkan aku hampir lupa tentang ilmu warisan mbah buyut dan pengikut cantikku. Kuisi hari-hariku dengan bekerja, dan sorenya jalan-jalan menikmati keindahan kota ini. Yah, siapa tahu ketemu jodoh yang bisa mengobati penyakit jomblo akut yang kuderita. Siapa tahu khan? Sayangnya ga ada yang tahu... jadi belum juga dapat obat yang tepat untuk penyakitku itu. Seringkali aku nongkrong di pecinan, yang ramai orang lalu lalang dan orang berdagang makanan. Dan tentunya sesekali godain cewe yang lewat... Namanya juga usaha... Tapi kok ya belum ada yang nyantol ya?
Aku ingat, malam itu malam jumat kliwon. Setelah nongky semalaman di daerah pertokoan, aku pulang ke gudang dengan tangan hampa. Lagi-lagi gagal godain cewe...
Sesampai di gudang, aku langsung tidur. Badan rasanya penat banget. Mungkin efek gagal nyari gebetan, jadinya badan kerasa sakit... sesakit perasaanku yang menyandang status jomblo... Tak terasa aku terlelap saat meratapi nasibku... Aku terbangun, ketika ada yang menggoyangkan kakiku. Hei, siapa yang menggoyang kakiku? Aku kan tidur sendirian... Aku segera bangun, takut jika tikus yang menggoyang kakiku karena mengincar jempol kakiku yang imut.
Aku mengucek mataku yang masih terasa berat untuk dibuka.. Dan saat penglihatanku mulai jelas, aku dibuat terbelalak oleh sesuatu yang ada di hadapanku...
[BERSAMBUNG]
*****
Selanjutnya
*****
Sebelumnya