Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

WARISAN ILMU DARI MBAH BUYUT (Part 5) - Hasil Mulai Nampak


JEJAKMISTERI - Setelah melakukan puasa 3 hari yang kurasakan paling berat, aku merasa sangat puas. Minimal, aku bisa menyelesaikan tantangan itu.. Sampai aku heran dengan diriku yang bisa melewati puasa model begitu.

Hari Senin, kurasakan tenagaku sudah pulih lagi. Juga rasa kantuk yang setia menemaniku selama 5 hari sejak awal puasa, sudah banyak berkurang. Gimana enggak? Dua hari kemarin aku habiskan waktu sebagian besar untuk tidur. Bangun hanya untuk sholat, makan, dan mandi. Bahkan kadang aku kelewatan waktu sholat... Namun ternyata, tidur yang sedemikian banyak, belum bisa menghapus tuntas rasa kantukku. Tapi aku harus mulai bekerja lagi... Kalau ga kerja, siapa yang mau beliin kesenanganku? Yah, Senin ini aku mulai bekerja. Walaupun masih digayuti rasa kantuk, namun tak separah yang sebelumnya. Masih bisalah, aku tahan...

Aku ga merasakan perubahan apapun dalam diriku setelah puasa itu. Mungkinkah puasaku gagal? Ah... apa peduliku? Gagal ya sudah lah... besok kalau mau dicoba lagi. Kalau ga mau, ya sudah to?

Aku masih melihat makhluk astral dalam rupa bayangan. Karena sudah sering melihat, aku jadi terbiasa juga. Ga kagetan lagi... Kadang kalau aku lagi bawa barang dan ada bayangan menghalang di depan, aku suruh pergi saja.

"Minggir... jangan ngalangin jalan..!" ujarku.

Dan bayangan itu biasanya langsung bergeser. Tapi kadang ada juga yang ga mau geser, ya sudah... aku tabrak saja...

Sebulan sudah lewat sejak aku menyelesaikan puasaku. Aku bahkan sampai lupa kalau aku pernah puasa seperti itu.

Suatu malam, saat aku tidur, kembali mbah Buyut datang menyambangiku Masih dengan wujud dan baju yang sama.

"Cucuku....!" panggilnya padaku.

'"Iya mbah....!" sahutku.

"Siapkan mental dan jiwamu... mulai esok hari, ilmu-ilmu yang kutitipkan padamu akan mulai bekerja. Ada baiknya kamu libur bekerja dulu...!" ujar beliau.

"Walah... Lagi pengin beli hp  mbah, kok malah disuruh libur sih?" tanyaku.

"Ya... mungkin saat ilmu-ilmu itu mulai bangun dan bekerja, kamu akan sering mengalami kekagetan-kekagetan yang agak di luar nalar manusia."

"Halah... kok medeni (menakutkan) mbah...?" tanyaku.

"Sebetulnya tidak menakutkan bagi yang sudah biasa, tapi bagi yang belum... bisa bikin ketakutan hebat...!" kata Mbah Buyut.

"Waduh... iya lah mbah, besok aku tak ijin libur dulu...! Tapi kenapa reaksinya puasa lama banget mbah?"

"Kamu tahu apa manfaat puasa? Selain menahan lapar dan haus, intinya adalah menahan hawa nafsu. Kalau sudah begitu, maka pikiran akan jernih, dan batinpun akan bersih dari nafsu duniawi. Nah puasa yang kamu lakukan itu akan membentuk wadah yang bersih dalam dirimu. Wadah yang bersih dan jiwa yang bersih, akan membangunkan ilmu yang bersemayam di tubuhmu. Bukan sekedar ilmu yang kuberikan, tapi juga ilmu bawaan yang ada dalam diri setiap manusia. Dan itu butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan wadahnya. Wadah yang bersih, akan mempengaruhi ilmu itu sendiri, menjadi ilmu yang bersih atau lebih dikenal sebagai ilmu putih. Wadah yang kotor, akan membuat ilmunya ikut kotor...
Walaupun semua tergantung juga pada manusianya, ilmu itu akan dipakai di jalan lurus atau jalan sesat. Nah, setelah ada penyesuaian ilmu dan wadah, maka ilmu akan berkembang dalam wadah itu, sehingga bisa dikembangkan hingga tanpa batas. Jika kau terus menjaga puasa, maka akan semakin cepat juga ilmu itu berkembang, di samping harus dilatih juga. Jadi bukan serta merta setelah puasa lalu kau akan jadi sakti mandraguna. Butuh proses, latihan, dan kesabaran untuk itu. Jelas...??"

Asli... aku ga ngeh sama sekali dengan penjelasan yang panjang lebar dari mbah Buyut, tapi terpaksa mengangguk.

"Hahaha... masih kulihat kebingungan pada raut wajahmu. Tak apa... Pengertian akan hal itu akan berjalan seiring waktu. Nanti, kau akan paham dengan sendirinya. Hanya saja butuh waktu yang tidak sebentar...!" kata mbah Buyut lagi.

"Terus, peningkatan macam apa yang akan aku alami Mbah?"

"Kita lihat saja besok... kamu akan tahu sendiri.. Karena semua juga tergantung pada Hyang Tunggal... atau kalau agamamu menyebutnya Allah SWT. Seberapa banyak yang akan diberikan olehNYA.. itu adalah anugerah yang harus kita syukuri...!"

Makin mumet aku mendengar uraian dari mbah Buyut.

"Siapkan batin dan jiwamu... bersiaplah pada tataranmu yang lebih tinggi dari sebelumnya. Satu pesanku, seberapa besarpun kemampuanmu... jangan pernah menjadi sombong. Sebab, kesombongan akan membawamu pada kehancuran. Sekarang simbah pamit dulu...!"

"Baik mbah... terima kasih...!"

Sosok mbah Buyut terselimuti kabut dan memudar bersamaan dengan hilangnya kabut.

Aku terbangun dari tidurku...
Masih pukul 3 pagi... Aku segera mengambil wudhu dan sholat malam. Usai sholat dan berdzikir, aku kembali merenungkan apa yang diuraikan mbah Buyut tadi. Walaupun tak semua dapat kupahami, setidaknya aku bisa memahami sebagian.

Tak terasa adzan subuh terdengar, aku melakukan sholat subuh, lalu menyeduh kopi. Menyulut sebatang rokok.. dan duduk santai sambil menikmati kopi dan rokok. Dua hal yang susah untuk aku hindari...

Pagi hari itu aku ijin libur dari pekerjaanku. Kakekku jelas marah karena aku libur mulu, tapi setelah kujelaskan bahwa itu perintah mbah Buyut, langsung deh disetujui. Masih ditambah dikasih uang buat bekal libur.. hehe.

Dari rencana libur tiga hari, aku mengubahnya menjadi seminggu sekalian. Toh sudah dikasih sangu... Itulah enaknya kerja ikut kakek sendiri... ngoahaha

Nah, yang jadi pertanyaan sekarang, libur seminggu ini mau kemana? Pulang lagi? Yah... ga ada pilihan lain... mesti pulang lagi.

Dengan naik bus, aku pulang ke rumah ortuku. Pulang ke desa yang sunyi. Untung musim kemarau, jadi ga perlu repot ke sawah... ahaha.

Hari itu sampai menjelang maghrib, belum ada perubahan yang kurasakan sebagai akibat dari puasa yang kulakukan. Tapi saat maghrib, aku dikejutkan dengan kenyataan bahwa aku bisa melihat makhluk astral dengan sangat jelas. Bukan lagi berbentuk bayangan. Yang pertama kulihat adalah Nastiti. Wajah cantiknya tersenyum saat aku melihatnya

"Nastiti...? Aku bisa melihatmu sekarang ..!" ujarku.

"Mas Bisma, syukurlah... tapi mas juga akan melihat makhluk sebangsaku yang rupanya ga sebagus aku...!" Katanya.

"'wah. Gimana dong? Serem amat..!"

"Tenang mas.... Nanti lama-lama, mas juga akan terbiasa kok. Dan aku akan selalu melindungi mas jika di antara mereka ada yang mengganggu mas Bisma!"

"Wah, makasih banyak Nastiti...!" ujarku kegirangan..

Bagaimana tidak, setiap waktu, setiap saat aku... si jomblo akut karatan ini bakal didampingi oleh cewe secantik Nastiti. Yeyy.... Seolah ada kebanggaan tersendiri walaupun tak ada yang bisa melihat sosok Nastiti.

Dan benar saja apa yang dikatakan Nastiti. Malam harinya, aku kehabisan kopi dan rokok. Dengan ditemani Nastiti, aku berniat ke warung. Saat aku baru membuka pintu, di jalanan gelap depan rumahku tampak ramai yang berlalu lalang. Setelah aku perhatikan dengan seksama, ternyata berbagai macam makhluk halus bersliweran di situ.

Asem.. kupikir orang... ternyata memedi... Dan begitu aku melihat mereka, baru aku sadar bahwa semua makhluk itu berhenti bergerak dan memandangiku. Seolah mereka tahu bahwa aku bisa melihat mereka.

Bulu kudukku langsung meremang... lututku gemetar. Baru sekali ini aku melihat mereka... dan banyak pula. Jelas saja aku ketakutan. Nastiti yang tahu aku ketakutan, berjalan di depanku. Aku merasakan seperti ada hawa aneh yang keluar dari tubuh Nastiti.

Dan nampaknya hawa itu membua para makhluk yang sedang memandangiku itu segera bergerak kembali dan mengacuhkan aku.

Aku menarik nafas lega...
Dengan Nastiti di depanku, barulah aku beranikan diri untuk pergi ke warung. Sepanjang jalan, Nastiti terus mengeluarkan hawa itu, dan tak ada makhluk yang berani menggangguku.

Namun bagaimanapun juga, tetap saja ngeri melihat makhluk halus sebanyak itu dengan bentuk-bentuk yang mengerikan...

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close