Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TEROR BONEKA PENARI (Part 1) - Legenda Nini Thowok

Di tengah malam seorang anak perempuan yang masih belia berjalan ke tengah lapangan dengan membawa sebuah boneka buatan dari kayu dengan batok kelapa yang dicat berwarna putih bergambarkan wajah bersama pakaian dan selendang seperti penari.


JEJAKMISTERI - “Yati, kami minta tolong ya.. sudah setengah tahun desa ini kekeringan, kalau kali ini tidak ada hujan warga akan semakin kesusahan” Ucap seorang kepala desa yang di dampingi dengan kedua orang tua Yati.

“Sebisanya aja ya.. jangan dipaksakan” Ucap seorang pria yang merupakan ayah Yati.

Di tengah lapangan sudah diletakan beberapa keperluan ritual seperti kemenyan, kembang, dupa dan beberapa benda yang sulit dikenali.

Alat musik dan dekorasi pementasan juga sudah disiapkan disana, hingga saat Yati siap, ia membakar dupa dan membawanya mengelilingi boneka yang ia bawa.

Sebuah mantra pemanggil diucapkan layaknya membentuk alunan nada yang mengajak untuk menari.

Seiring dengan setiap kata-kata berbahasa jawa kuno diucapkan, suara gong gamelan terdengar dipukul perlahan demi perlahan dengan beraturan..

Seperti detak jantung yang mulai bangkit suara gong tersebut seolah mengiringi kebangkitan sebuah sosok yang merasuki boneka yang didandani seperti penari itu.

Yati mulai kesulitan menahan getaran benda itu yang seolah bersiap mengamuk sehingga beberapa warga membantu memegangnya. Dan tepat ketika boneka itu berdiri, Yati melepaskanya.

Ia menorehkan gincu di bibirnya, mengangkat selendang di pinggangnya dan mulai menari mengitari boneka itu. Perlahan getaran itu berhenti dan mulai mengayun sendiri tanpa sentuhan dari siapapun.

Suasana mistis terasa ke seluruh penjuru desa. Sosok yang merasuki desa itu bukanlah roh biasa. Ia adalah roh tua yang dipilih Yati untuk bisa menurunkan hujan di desa itu yang telah setengah tahun ini kekeringan.

Warga merasa merinding, sebagian dari mereka masih tidak yakin dengan ritual ini. Sebagian dari mereka berbisik, bukan hanya manusialah yang menonton pementasan ini melainkan berbagai macam sosok makhluk halus di sekitar desa berkumpul di tempat ini.

Perlahan rasa ragu mereka menghilang ketika tetesan hujan membasahi tanah kering di lapangan itu.

Seketika seluruh warga tersenyum merasa senang dengan hujan yang turun membasahi tanah lapang dan segera ikut menari bersama merayakan turunya hujan pertama yang mebasahi desa itu setelah setengah tahun terakhir.

Anak perempuan itu adalah Yati. Seorang anak perempuan yang cukup aneh dan jarang bergaul dengan warga sekitar. Namun walaupun begitu warga selalu memperlakukanya dengan baik dan Ia juga tidak segan membantu warga dengan kemampuanya bila dibutuhkan.

Hanya saja Yati lebih senang bermain dengan “Warga desa” lainya yang tak kasat mata bersama boneka buatan favoritnya.

Boneka yang terkenal sejak jaman kerajaan mataram sebagai perantara makhluk dari alam lain dengan alam manusia untuk memanggil hujan, pengobatan, pesugihan, hingga ilmu hitam.
Nini Thowok..
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya
close