Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KIJANG KENCONO (Part 1)


JEJAKMISTERI - Kisah ini dialami oleh 3 orang, sebut saja mereka adalah Wawan, Bambang dan Karim. Mereka hidup di sebuah desa terpencil yang terletak di lereng gunung.

Sehari-hari mereka mencukupi kebutuhan hidup dari hasil ladang dan terkadang juga mereka masuk ke hutan untuk berburu sebagai penghasilan tambahan.

Bulan juli 2007, sekitar jam 7 pagi Wawan menghampiri dua temannya yang tak lain adalah Bambang dan Karim di warung kopi langganan mereka, disitu Wawan mengatakan kepada dua temannya kalau dia sedang ada masalah keuangan dan mengajak mereka untuk berburu babi nanti, tanpa banyak pikir Bambang dan karim setuju, karena memang mereka bertiga ini sudah sering berburu barsama.

Di warung mereka membahas rencana perburuan itu dan menentukan tempat, setelah cukup lama membahas itu akhirnya mereka memutuskan untuk berburu di hutan X yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya karena disitu hutannya tidak terlalu rimbun yang terdapat aliran air.

Kenapa demiian? Karena kalau musim kemarau biasanya hewan-hewan seperti babi dll datang ke aliran air untuk minum dan berendam.

Setelah rencana sudah matang dan kopi juga sudah habis mereka segera kembali pulang dan sekitar jam 10 pagi, Bambang dan Karim datang ke rumah Wawan dengan segala persiapannya.

Di rumah, Wawan mempersiapkan alat untuk berburu mulai dari mengecek kesiapan senapan, mengasah parang, memeriksa koneksi HT dan menyiapkan beberapa tali, tidak lupa juga mereka membawa bekal makanan untuk jaga-jaga kalau harus menginap di hutan.

Ketika mereka sedang sibuk mempersiapkan semua itu terlihat orang tua Wawan pulang dari ladang dan bertanya pada mereka..

“Mau berburu ya?”
“Iya pak semoga dapat dan bisa buat nyambung hidup” jawab Wawan.

“Rencana mau berburu kemana?”

“Di alas itu pak yang katanya banyak babinya” jawab Wawan.
“Yaudah sing ati-ati”

Mereka sudah cukup akrab dengan bapaknya Wawan.
Disitu mereka ngobrol banyak dan beliau menjelaskan sedikit tentang hutan yang akan mereka datangi kalau hutan itu jarang dijamah oleh manusia jadi harus hati-hati.

Bagi mereka semua hutan itu sama karena ini bukan pertama kalinya mereka berburu di dalam hutan bahkan sampai berhari-hari baru pulang dan itu sudah biasa dilakukan oleh pemburu.

Setelah peralatan sudah dirasa siap mereka berpamitan dengan bapaknya Wawan dan segera mengendarai 2 motor butut milik Karim dan Bambang, 1 motor dinakiki Karim dan Wawan dan 1 lagi dinaiki Bambang sendiri.

Setelah menempuh kurang lebih 3km perjalanan sampailah mereka di pintu hutan, disitu mereka menaruh motornya di sela-sela semak yang sangat rimbun.

Nah kenapa mereka menaruh motor di semak-semak?
Kerena itu sudah jadi kebiasaan mereka bahkan mungkin kebiasaan pemburu lain.
Setelah motor sudah dirasa aman mereka berjalan masuk kedalam hutan.

Di dalam hutan itu hari sudah menjelang sore, mereka membuat bivak untuk camp dan mengumpulkan kayu kering untuk dibakar.

Setelah semua sudah siap mereka duduk-duduk dan makan makanan yang di bawa dari rumah tadi sambil membahas rencana selanjutnya dalam misi pemburuan ini.

Karim memberi saran agar malam ini mereka berpencar dengan tujuan agar gampang, dan nanti kalau salah satu diantara mereka ada yang sudah mendapatkan buruan segera hubungi via HT.
Mereka semua pun setuju dengan saran Karim itu, karena kalau berpencar akan lebih mudah.

Tidak terasa hari sudah mulai gelap.
Sekitar pukul 7 malam mereka sudah siap dengan senjata masing-masing dan mulai bergerak meninggalkan bivak untuk berburu.

Karim terlebih dahulu berjalan kearah utara sedangkan bambang dan wawan berencana ke arah utara dan selatan, tapi sebelum bergerak kearah utara dan selatan mereka sempat berjalan beriringan karena dari tempat bivak itu jalannya hanya satu arah yaitu ke barat.

Ketika sedang jalan berdua, dari arah kanan terdengar ada suara berisik dari dalam semak, spontan mereka langsung bergerak mendatanginya karena dikira itu babi atau mungkin hewan lain, dan ketika di cek sekitar terlihat ada sekelebatan hewan yang berlari kearah barat, tapi tidak tau itu hewan apa.

Dengan sigap mereka berdua langsung lari mengejarnya dan sekelebatan hewan itu terlihat lari sangat kencang kearah barat.

Karena saking kencangnya hewan itu lari mereka kehilangan jejak.

“Lari kemana tadi Wan?” tanya bambang.

“Gak tau, kayaknya kearah barat” jawab Wawan.

Karena tidak melihat keberadaan hewan tersebut mereka berdua naik keatas pohon untuk mencari keberadaan hewan itu, karena kalau dari atas akan lebih mudah.

Dari atas pohon mereka menyoroti area sekitar dengan senter. Nah ketika Wawan ini menyorotkan senter kearah selatan, di bawah lembah terlihat seperti ada seekor hewan yang sedang makan tapi gak tau hewan apa. Jaraknya kira-kira 150 meter di dasar lembah.

Karena tidak begitu jelas Wawan menggunakan teleskop senapan untuk melihatnya lebih dekat sambil menyorotkan senter searah dengan teleskop.

Pas dilihat ternyata itu bukan kijang melainkan sosok pria tua dengan pakaian serba putih yang sedang berdiri membelakangi wawan.

Melihat itu sontak wawan kaget.

“Kenapa wan?” tanya Bambang.

“Nih coba lihat arah sana” jawab wawan sambil memberikan senapan angin dan mengarahkannya ke sosok pria yang tadi dilihatnya.

Bambang meraih senapan itu dan melihatnya melalui teleskop.

“Wah, ini kalau ketangkep hidup-hidup pasti mahal wan” ucap Bambang sambil terus memperhatikan itu melalui teleskop.

Mendengar ucapan Bambang itu Wawan bingung, dalam hati dia bilang

“Loh, emangnya apa yang dilihat bambang?”

“Udah ayok kita tangkap, kalo bisa hidup-hidup” ajak Bambang dengan senang.

“Bentar Mbang, emangnya apa yang kamu lihat?” tanya Wawan.
“Kijang Wan, itu mahal kalo dijual” jelas Wawan.

Wawan meminta senapannya dan melihatnya lagi.
Dan ternyata benar, sosok pria tua tadi tidak ada, adanya yaitu seekor kijang yang berwarna kuning kecokelatan.

Melihat keanehan ini Wawan bingung, padahal tadi jelas-jelas yang dilihatnya itu adalah pria tua tapi sekarang tiba-tiba jadi seekor kijang.

Wawan yang juga seharusnya senang kali ini tidak, malahan dia merasa ada yang janggal.
Belum sampai Wawan memberitahu tentang sosok pria tua itu Bambang lekas turun dari pohon.

“Ah kelama’an kamu Wan, yaudah kamu pantau dari sini ntar arahin aku ke kijang itu” ucap Bambang sambil berusaha turun dari atas pohon.

Sementara Bambang turun ke dasar lembah Wawan terus memperhatikan seekor kijang tersebut yang terlihat sedang memakan tumbuhan.

Tidak lama kemudian terdengar panggilan HT dari Karim yang memberitahukan kalau dia mendapatkan seekor babi hutan.

Sambil terus memperhatikan kijang itu Wawan meminta pada Karim agar menunggunya di bivak dulu dan Wawan juga memberitahukan kalau saat ini Wawan dan Bambang sedang memburu seekor kijang.

Bambang yang masih berusaha menuruni lembah bertanya pada Wawan melalui HT tentang keberadaan kijang tersebut dan Wawan pun memberi arah agar lurus aja, kira-kira 50 meter lagi.

Sesampainya Bambang di dekat kijang itu dia bertanya lagi.

“Wan, masih jauh gak? Aku belum ngeliat?”

“Maju lagi Mbang agak serong kanan, udah deket itu” jelas Wawan.
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

close