Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KIJANG KENCONO (Part 2)


JEJAKMISTERI - Bambang pun berjalan mengikuti arah yang diberikan Wawan tapi tetap saja dia tidak melihat keberadaan kijang tersebut, bahkan sampai posisinya ini persis di dekat kijang itu Bambang bilang tidak melihatnya.

Setelah cukup lama memberitahu Bambang dan tidak juga tau akhirnya kesabaran Wawan ini habis, dia meminta Bambang untuk diam ditempat dan Wawan berencana turun menyusul Bambang ke dasar lembah.

Setelah sampai di dasar lembah Wawan menghubungi Bambang melalui HT untuk menanyakan titik keberadaannya tapi seketika itu koneksi HT Wawan dan Bambang ini terputus hingga dia tidak bisa berkomunikasi dengan Bambang.

Karim yang sudah tiba di bivak dengan membawa satu ekor babi mendengar dari HT kalau Wawan sedang ada masalah, dia bertanya ke Wawan,

“Wan.. wan.. ada aku udah sampai di bivak, apa ada masalah?”

“Iya Rim, aku kehilangan frekuensi dengan Bambang, sekarang posisi di dasar lembah”

Karim yang juga kehilangan frekuensi dengan Bambang langsung mengikat hasil buruannya itu di dekat bivak kemudian dia menyusul Wawan dan Bambang.

Karena tidak tau keberadaan Bambang, Wawan yang waktu itu berada di dasar lembag segera kembali lagi keatas, sesampainya diatas dia bertemu dengan Karim.

“Gimana, udah ketemu sama Bambang?” tanya Karim.

“Belum, tadi kita liat ada kijang terus Bambang turun kesana buat nangkep” jawab Wawan sambil menunjuk ke dasar lembah.

“Paling dia lagi ngejar kijang itu mangkanya gak bisa dihubungi” ucap Karim.

“Yaudah lah semoga Bambang bisa dapet itu kijang, lumayan kan” jawab Wawan.

Tidak ada rasa khawatir sama sekali terhadap Bambang, karena dalam hal berburu itu sudah biasa bagi mereka.

Karena mengiranya Bambang sedang menangkap kijang itu Wawan dan Karim berjalan kembali ke bivak untuk menunggu Bambang dan berharap semoga Bambang datang dengan membawa kijang tersebut.

Babi hutan yang didapatkan Karim ini cukup besar dan bisa dijual.
Sambil menunggu Bambang mereka menghabiskan beberapa barang rokok di dekat bara api bekas api unggun yang mereka buat tadi, tapi sudah hampir 1 jam menunggu Bambang tidak juga terlihat dan HT juga tidak terkoneksi.

Karena takut babi hutan yang ditangkap Karim ini keburu mati mereka memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, urusan Bambang nanti dia juga bisa pulang sendiri, lagi pula dia juga membawa motor sendiri.

Bukannya tidak setia kawan tapi hal seperti ini sudah biasa mereka lakukan dalam hal pemburuan.
Bagi mereka hutan adalah rumah kedua.

Merekapun berjalan keluar dari hutan meninggalkan motor Bambang disitu untuk kembali pulang, sesampai dirumah mereka langsung menjual hasil buruannya itu dan kembali ke rumah masing-masing.

2 hari kemudian bapaknya Bambang datang kerumah dan menanyakan keberadaan anaknya yang belum pulang sejak 2 hari yang lalu. Sebut saja bapaknya Bambang adalah pak Jono.

Mendengar perkataan pak Jono itu Wawan kaget karena sebelumnya dia mengira kalau Bambang sudah pulang tapi menurut pak Jono belum, kemudian pak Jono minta tolong pada Wawan untuk menyusul Bambang.

Tanpa keberatan Wawan pun bersedia, dia mendatangi Karim kerumahnya dan memberitahukan kalau Bambang belum pulang sejak pemburuan itu.

Pagi itu Wawan dan Karim pergi ke hutan untuk mencari Bambang sekalian membawa peralatan berburu siapa tau dapat buruan lagi.

Sesampainya di tempat yang waktu itu dia menaruh motor, terlihat motornya Bambang ini masih di tempat yang sama, sepertinya dia memang belum pulang sejak 2 hari yang lalu.

Mereka berdua menaruh motornya di tempat yang sama dan langsung masuk kedalam hutan, sesampainya di bekas bivak yang kemarin mereka dirikan mereka berunding dan memutuskan untuk berpencar lagi.

Setelah HT sudah terkoneksi Karim berjalan kearah utara dan Wawan kearah barat.
Wawan naik keatas pohon yang sama ketika dia melihat seekor kijang waktu itu, dari atas pohon dia menggunakan teleskop senapan dan melihat kearah dimana dia melihat kijang waktu itu tapi kali ini dia tidak melihat keberadaan kijang itu.

Teleskop dia arahkan ke berbagai penjuru arah tapi dia tidak melihat keberadaan Bambang.
Disisi lain Karim yang berjalan kearah utara juga melakukan hal yang sama, dia naik ke sebuah pohon untuk mencari Bambang dan... jauh di depan terlihat seperti ada orang yang terkapar dibawah pohon.
Karim langsung turun dari pohon dan berjalan menghampirinya karena mungkin itu adalah Bambang.

Setelah berjalan kurang lebih 300 meter ternyata benar, orang yang terkapar itu adalah Bambang dengan keadaan lemas.

“Mbang,, kamu kenapa Mbang?” ucap Karim sambil menggoyang-goyangkan badan Bambang, tapi jangankan dijawab dilihat saja tidak.

Karim segera menghubungi Wawan melalui HT.

“Monitor..monitor.. Wan aku ketemu sama Bambang dia pingsan”

“Dimana? Kasih tunjuk lokasi” tanya Wawan.
“Dari bivak tadi lurus terus kearah utara” jelas Karim.
“Yaudah kasih petunjuk aku kesana” jawab Wawan menuju ke bivak.

Karim membuat asap dari daun kering yang dibakar untuk memberi petunjuk Wawan.
Beberapa menit kemudian terlihat Wawan datang dan.. melihat keberadaan Bambang disini Wawan kaget, karena terakhir kali dia melihat Bambang itu di dasar lembah sedangkan jarak dari sini cukup jauh.

Wawan langsung menghampiri Karim yang sedang sibuk menyadarkan Bambang.

“Loh Bambang kenapa Rim?” tanya Wawan.
“Gak tau, tadi ketemu udah kayak gini kondisinya” jawab Karim.

Disitu mereka berdua berusaha menyadarkan Bambang tapi tidak juga tersadarkan hingga akhirnya mereka memutuskan untuk membopong Bambang dan dibawa keluar hutan.

Sesampainya tempat meletakan motor mereka langsung menaikan Bambang keatas motor dan dibawa pulang kerumahnya.
Sesampai dirumahnya mereka menidurkan Bambang di ranjang yang ada di ruang tamu dan terlihat kedua orang tuanya sangat panik melihat keadaan Bambang yang seperti itu.

“Kenapa sama Bambang le?” tanya Ibunya Bambang.
“Gak tau mak, tadi kita nemuin dia di hutan udah kayak gini” jawab Karim.

Orang tuanya Bambang segera mengobati Bambang dengan obat-obatan alami kemudian Wawan dan Karim pamit untuk mengambil motornya Bambang yang masih tertinggal di pintu hutan.

Setelah diambil mereka berdua menuju ke warung kopi langganan yang berada di kampung halamannya.
Nah di warung itu Wawan menceritakan kepada Karim secara detail tentang Bambang yang waktu itu turun ke lembah untuk menangkap kijang itu hingga akhirnya dia seperti itu.

“Apa mungkin itu bukan kijang beneran ya Wan?” ucap Karim.

“Aku juga mikirnya gitu soalnya aku sempat liat kijang itu bukan kijang tapi pria tua berpakaian serba putih” jelas Wawan.

Mendengar pembicara’an mereka kakek penjual kopi itu bertanya.

“Loh Bambang nyaopo le?” (Loh, Bambang kenapa nak?)

“Iku lo mbah, mari nyasar ning alas kulon pas nyuluh babi” jawab Wawan. (Itu lo mbah habis nyasar di hutan barat pas berburu babi)

Karena sepertinya beliau ini dari tadi sudah mendengarkan pembicaraan mereka beliau bilang gini.

“Ning alas kulon iku sing ati-ati, ning kunu iku ancen enek kidang emas ingon-ingonane penunggu kunu, dadi nek petuk ojo di apak-apakno” (Di hutan itu yang hati-hati, disitu memang ada kijang emas peliharaan penunggu situ, jadi kalau ketemu jangan di apa-apain)
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close