Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

JANUR IRENG (Part 2 END)


JEJAKMISTERI - Sementara itu Sabdo merapal mantra sembari mencabik-cabik tubuh bokolono, mengulitinya hidup-hidup..

Saat suara pintu dibanting terdengar.. la menoleh, mendapati Arjo dengan sebilah keris yang ia kenal, keris milik Sekti Jerok.

"KOEN WES KELEWATAN" (Kamu sudah kelewatan) kata Arjo, suaranya gemetar hebat dengan darah yang keluar dari kedua bola mata, hidung serta kedua telinganya. 

Arjo sedang menahan rasa sakit, tubuhya juga mendapat efek dari santet ini. 

"KOEN TAK PATENI SAK IKI" (Kamu tak bunuh sekarang) teriak Arjo.

Sabdo merangkak mundur, kedua kakinya lumpuh, tidak dapat menahan beban tubuhnya. 

Paku serta belenggu yang sebelumnya menghancurkan tulang kakinya membuat Sabdo tidak dapat berbuat banyak..

Arjo mendekatinya dengan cepat, ia menendang wajah Sabdo, menginjak kepalanya lalu menghunus keris hingga menusuk rongga pipinya. 

Darah mengalir dari wajah Sabdo, ia meraung kesakitan.

"KOEN AMBEK BAPAKMU PODO AE GOBLOK, GOBLOK KABEH! JANCOKI" (Kamu sama ayahmu sama bodohnya, bodoh semua! Brengsek)

Keris terus menembus wajah Sabdo, merobek pipi hingga ke dagu.

"ARJOOOOO" terdengan suara teriakan..

Arjo menoleh mendapati Bayu yang tubuhnya dibopong oleh Lina.

Tubuh Bayu bermandikan darah, Bayu menyeringai tersenyum melihat Arjo.

"AKU SUDAH MEMIMPIKAN MALAM INI SEUMUR HIDUPKU, KAMU PASTI BINGUNG KENAPA AKU MELAKUKAN INI KARENA KAMU ARJO, KAMU-KAMU AKAN MENJADI AWAL KEHANCURAN MEREKA SEMUA, KUNCORO MENDAPAT BALASAN YANG SETIMPAL"

"BANGSAT KAMU, BOCAH TENGIK" Arjo menarik keris itu dari wajah Sabdo. Sabdo menjerit kesakitan.

Arjo mendekati Bayu tetapi Sabdo menahan kakinya. Bayu lalu berkata..

"KETAMAKANMU AKAN MENGAKAR LALU TUMBUH MENJADI BENALU PADA BUNGA WIJAYAKUSUMA. 
KAMU TUMBAL YANG SUDAH KUTUNGGU, SAMPAI JUMPA LAGI ARJO, SAMPAI JUMPA DI NERAKA, BANGSAT"

Lina membawa Bayu pergi meninggalkan tempat itu, sementara Arjo mulai merasakan sesuatu mengambil alih dirinya. 

Bagian di dalam tubuhnya sudah hancur. Seseorang-tidak-semua orang yang selama ini disumpah bersekutu dengannya rupanya bersama-sama ingin menghancurkan dirinya hingga berkeping-keping seperti ini. 

Dalam kesadaran yang terbatas, menjambak rambut Sabdo. 

la mengiris telapak tangannya sendiri laLu menjejalkan darah yang mengalir ke mulut Sabdo.

"KAMU-KAMU PIKIR AKU AKAN BERDIAM DIRI SAAT KAMU MELAKUKAN INI KEPADAKU. 
KAMU TAK AKAN BISA MENGENDALIKAN BOKOLONO LAGI. MAKHLUK INI AKAN KUKUNCI DE DALAM PATUNG INI,
KAU TIDAK AKAN BISA MELEPASKAN DIRINYA KECUALI MATI"

Sabdo melihat tubuh Bokolono terbakar di depan wajahnya.

Arjo tertawa, ia tak pernah tertawa sekeras ini. 

"KOEN NGGAK EROH OPO-OPO AMBEK SING MOK LAKONI, MB0K PIKIR WONG IKU NGGAK BAKAL MATENI KOEN SAWISE AKU MATI, KOEN GOBLOK, GOBLOK, 
KUNCORO RA PANTES DIDADEKNO KOYOK NGENE! TERIMOEN NASIBMU, NASIB AJORMU SABDO" 

(KAMU GAK TAHU APA-APA SAMA YANG KAMU LAKUKAN, KAMU PIKIR ORANG-ORANG ITU TIDAK AKAN MEMBUNUHMU SETELAH AKU MATI, KAMU BODOH,BODOH,
KUNCORO TAK PANTAS DIJADIKAN SEPERTI INI, TRIMALAH NASIBMU, NASIB HANCURMU SABDO)

Setelah mengatakan itu tiba tiba Arjo terdiam, dari mulutnya ia memuntahkan darah hitan, Janur ireng mulai menggerogoti tubuhnya. 

Ketakutan yang selama ini Arjo sembunyikan di dalam hidupnya kini mulai menyeruak naik, ketakutan akan sebuah kematian mulai memenuhi isi kepala Arjo. 

la mulai berlutut sembari meraung-raung, menolak untuk mati dengan cara seperti ini.

Namun Sabdo melihat bahwa tidak ada lagi yang dapat dilakukan oleh Arjo. 

Ajalnya sudah dekat. Sabdo bersimpuh di bawah patung kambing Bokolono, mengerang menahan tubuhnya yang mulai mati rasa..

Tiba-tiba Arjo melihat wajah Sabdo sembari menangis..

Arjo menjerit seperti anak kecil, sebelum tertawa lagi dengan begitu keras. 

la kemudian meninggalkan Sabdo, pergi entah ke mana.

Tubuh Sabdo tidak dapat digerakkan lagi, ia terdiam dalam pilu yang begitu hebat, ia bisa melihat dari matanya bahwa Arjo begitu menderita. 

Benarkah seberat ini menyandang nama Kuncoro? Arjo hanya ingin membuat nama Kuncoro kembali disegani seperti pendahulunya, tetapi cara yang dilakukan untuk mendapatkan keagungan ini bener-benar salah. 

Arjo merampas yang bukan menjadi miliknya, tapi malam ini mungkin dia akan melihat Arjo mati, mengakhiri penderitaan selama-lamanya.

Arjo melangkah di lorong, ia sudah tidak dapat mengenali dirinya lagi.

Di tengah-tengah perjalanan, Arjo mendengarnya, ia mendengar alunan gamelan yang sedang dimainkan. 

Arjo mulai menari-nari sembari melenggak lenggok di atas tumpukan mayat yang berserakan dengan genangan darah yang memenuhi lantai. 

Arjo mengikuti irama musik, tertawa tawa sampai tariannya berhenti ketika melihat seseorang berdiri di muka pintu rumahnya. 

Sugik Bakhir.

Arjo melihat Sugik dengan ekspresi bingung sebelum tersenyum menyeringai lalu menggorok lehernya sendiri dengan sebilah keris yang ada di tangannya. 

Dia berusaha memotong kepalanya sendiri sembari kakinya bergerak menari-nari. 

la menarik kepalanya sendiri sekuat tenaga dengan kedua tangannya hingga akhirnya terlepas, menggelinding di lantai sementara tubuh Arjo masih berdiri menari-nari tanpa kepala.

Sugik melihat Arjo dengan perasaan campur aduk. 

la melewati Arjo, menuju ke tempat Sabdo berada. 

Di sana ia menemukan bocah itu tengah tergeletak menutupi wajahnya, meraung-raung menangis. 

Sugik membantu Sabdo membopong tubuhnya meninggalkan tempat ini.

Tempat di mana Janur ireng dituntaskan dan menghabisi semua orang yang ada di sini. 

Hanya beberapa orang yang berhasil lolos dari peristiwa ini karena melarikan diri, Sugik melihat kediaman Kuncoro untuk terakhir kali, sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi meninggakan kutukan ini yang akan mendekam selama-lamanya di Sana.

SEKIAN

close