Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BOCAH BOCAH AJAIB (Part 1)

JEJAKMISTERI - Siang mengurat pada garis cahaya sang mentari, angin kibaskan rasa gerah ditiap pori pori kulit manusia, wajah wajah senja menapaki jalan berundak panggul hari dengan sekeranjang sayur mayur dipundak, sementara para anak-anak mainkan layang layang yang tiupkan oleh anak angin yang berseri seri.

Jelitheng, harry (elang), dan ari (kancil) telah menapakan kaki di kota malang tepatnya TUMPANG, mereka hendak menuju ranupani untuk jalan jalan ke SEMERU, sayang mereka hanya bertiga, biasanya mereka berlima atau bertuju dody (lumba lumba) april (kelinci) lesmana (gombak) sandi (sandal) tidak bisa ikut karena masih ada urusan kerjaan.


Dengan menumpang jeep mereka menuju ranupani. Seperti biasa kebisuhan menghantui sesama menikmati berjubel jubel dalam jeep dikoyak koyak jalan berlubang, bersiram debu meriasi wajah dan tubuh, ada senyum nyengir ketika saling pandang karena wajah wajah dalam jeep telah berubah jadi badut badut yang berbedak debu debu semeru.

Mentari masih ceria menandai siang pada kebun kebun ranupani yang mencondong kebarat, kicau merdu burung burung menyambut, keramahan para pemilik warung tebar pesona tuk disinggahi, tawa tawa mulai terdengar riuh antara sesama pendaki.

Jelitheng elang dan kancil langsung bergerak menuju ranu kumbolo memburu senja indah di ranu.

Mereka adalah pejalan pejalan kaki tipe diesel semakin berkeringat semakin cepat jalannya, sudah banyak gunung gunung tanah jawa mereka daki bahkan si elang sudah ke gunung AGUNG bali dan RINJANI LOMBOK dalam 1 trip, kebetulan waktu itu jelitheng ada penelitian urusan KAMPUS dibanyuwangi dan kancil sakit tipes jadi tidak bisa mengikuti adventur para pasukan blendung.

Senja hadirkan hening, mengupasi maksud maksud malam yang segera muncul, dingin sejuk ranu kumbolo meriasi suasana ruang tanpa batas, ombak ombak kecil ranu meriak riak beriring kepakan sang belibis mandi senja, nyanyian kutilang pergi tidur dan terpaan angin nakal menemani si kancil (ari) mendirikan tenda,,

Jelitheng dan elang menyiapkan kail untuk memancing, setelah ditebar pancing pancing itu,, jelitheng menyiapkan alat pembakar ikan dan mengumpulkan ranting ranting kering untuk api pembakaran.

Si elang mulai kerasukan lagu lagu gerry moore berjingkrak jingkrak senyam senyum sambil mengamati para pancingnya.

Tak seberapa lama salah satu pancing yang mereka pasang disamber ikan,, dan teriakan si elang (harry,,) "STRIKEEEE,, hahahaaa... mampus loe monster bakalan masuk perut gue.. ahahaha...
woouw.. woouuw.. aaach... jangan nakal laaah.. come baby to papa... hahaha.." Si elang terus merancau tak karuan dengan logat betawi kentalnya..

"Jumbo NDENG.." dia memanggil jelitheng. Si elang dan para pasukan blendung lainnya memang punya panggilan khusus untuk jelitheng dengan sebutan GENDHENG (si gila).

Dan akhirnya monster ranu kumbolo terangkat memang besar, sebesar genteng karang pilang dengan bobot kurang lebih 2kg dari jenis tombro hitam..

"Mirip loe ndeng,, item,, gkgkgkgk" nyeletuk si elang dan si kancil (ari) tertawa kwakakak...

Jelitheng pun nyolot,
"Kumis dan bibirnya mirip loe jarang jarang,, hahahahahaa" tawa mereka bertiga meledak meriuhkan suasana ranukumbolo yang hening.

Kini giliran pancing jelitheng yang tersambar ikan..
"Woouuw woouw... makan besar rupanya kita malem ini hahaha..." 

Lalu datanglah seseorang pendaki mungkin dari sekitar kota malang menghampiri,, MAS SEBAIKNYA IKANNYA DILEPAS LAGI KE RANU DARI PADA NANTI TERJADI SESUATU MENIMPA MAS MAS BERTIGA..

"Ooh iya mas kita tadi uda minta ijin kog.." nyeletuk si jelitheng dan membatin.
"Emang kamu yang punya ranu nyuruh ngelepas ikan yang kena pancing !!!"

Si ari menyiapkan api pembakaran dan mereka sudahi acara memancingnya dua aja cukup untuk makan malam kata Ari..

Tak seberapa lama bau harum ikan bakar menonjok hidung dan bikin perut menendang nendang brontak minta jatah preman.

"Ntar duri duri dan kepala ikan kumpulin jangan dibuang untuk dilepas lagi ke ranu" kata jelitheng.

"Kayaknya ada mata mata jalang yang mengawasi dari dalam ranu itu, seperti tidak terima kalau mainanya kita makan.." kata jelitheng lagi sambil mengunyah ikan bakar.

Malam turun yang kini jadi penguasa penguasa kegelapan menjadi sebuah kerajaan atas hantu hantu semeru berarak arakan menikmati hari dimana rasa bebasnya terlepas,, kidung kidung sunyi memojokan segelintir manusia untuk berbagi kehangatan di api unggun bergeliat membara, suara suara malam mencengkram pola pikir bermaksud menyelimuti, di desir angin yang kian didingin, kabut bias menebar hawa merinding ditancapkan pada bulu kulit kini kian menegak.

Mereka bertiga terpengaruh dengan suasana malam bercanda dan tawa dalam kisah lama, Ari dan Harry mengisap asap kejenuhan kesukaannya, Jelitheng diam memandangi hp yang mulai mengusik rasa tentramnya, ternyata AISYAH sms.

(Baca MAKAM WASIAT IBLIS tentang aisyah)

"KANGMAS DIMANA...??" Lalu hp jelitheng bunyi sms lagi "KANG MAS DIMANA DIRIMU..."

Tapi jelitheng tetap tak menjawab satupun sms dari AISYAH..

Mungkin aisyah tak bisa lagi bertelepati atau menerawang (Pengelihatannya) pada jelitheng, karena semenjak peristiwa PERTUNANGAN DITEBU IRENG, jelitheng sudah mematikan telepati hatinya pada aisyah.

Dia menjadi pendiam, sudah jarang tertawa dan jahil serta isengnya telah luntur, menjadi PRIBADI YANG BERBEDA dari sebelumnya, rambutnya sudah dijadikan gundul tak gondrong lagi, dan tak lagi jadi PENGEMBARA, lebih banyak berdiam dirumah persembunyiannya menyibukka diri dengan tanaman hias dan burung burung piaraannya.

Hpnya berbunyi lagi tapi tak dilihatnya malah dimasukkan dikotak umpan lalu beranjak menikmati susu coklat kesukaan dan bernyanyi tembang tembang cinta berirama ukulele dan harmonika serangga malam..

Lelap menyergap memaksa mereka merebahkan tubuh pada SlipingBack masing masing.

Si kancil berkata,
"ADA YANG DATANG GEDHE GEDHE iiih.. takut tidur aacch"

Lalu si harry menjawab dari dalam slipingnya,
"BIARIN AJA MEREKA PENGEN KENALAN AMA LOE,,, gkgkgkgk,, LOE kan yang MBAKAR IKANNYA.. hihihi"

Jelitheng hanya diam mencoba memejamkan mata tapi bayangan AISYAH yang menghantui pikirnya bukan SETAN SETAN RANU KUMBOLO yang pada datang mengelilingi tenda mereka.

Akhirnya dengan rasa dingin yang mencengkram tubuh ELANG (harry) keluar melihat, rupanya yang datang adalah raksasa raksasa RANU KUMBOLO yang sudah melingkari tenda..

"NDEENGG..." dia memanggil jelitheng.

"NDEEENG... TEMAN TEMAN LOE PADA DATENG KELUARLAH COK..." sedikit teriak dengan rada gemeteran.. Jelitheng pun keluar dan memandang dari bawah lalu perlahan mendongak keatas.

Memang yang datang berbentuk raksasa raksasa berwajah mengerikan, ada yang berbulu seperti GENDERUWO BERTARING PANJANG BAK GADING GAJAH AFRIKA, BERMATA SATU BESAR DI JIDAD ada yang menyerupai DERMO tapi berambut gondrong menyentuh tanah (baca DERMO di makam wasiat iblis) dan masih banyak lagi wajah wajah yang mengerikan.

Salah satu dari mereka yang bermata SATU dan bertaring berkepala gundul berkata,
"KOWE WIS MANGAN IWAKU SAIKI KOWE KUDU MELOK AKU TAK DADEKNO INGON INGONKU.." (Kamu sudah memakan ikanku, sekarang kamu harus ikut aku jadi piaraanku..)

Dengan hati hati jelitheng menjawab,
"Ngapunten poro sesepuh penguoso alas semeru lan ranu kulo mung gawe dolanan iwak iwak jenengan mboten mangan,,, ngapunten monggo dipersani iwak iwake,, maleh tanse utuh menopo mboten" (Maaf para tetua hutan semeru dan ranu, aku cuman membuat mainan ikan ikan para tetua dan tidak memakannya,,, maaf tetua mohon dilihat kembali ikan ikan itu kembali,, apakah masih utuh atau tidak..)

Lalu jelithen masuk tenda sambil komat kamit mengASMAI duri duri ikan agar menjadi utuh kembali dalam pengelihatan para raksasa RANU KUMBOLO..

Kini dipiring tangan jelitheng tampaklah ikan ikan hidup yang kena pancing tadi sore, mulutnya masih mengap mengap dan matanya berkedip kedip..

Lalu jelitheng berkata,
"Niki loh iwak iwak sampean poro sesepuh,, kulo culno maleh ke ranu,, kulo sampun bosen dulinan" (Ini loh ikan ikanmu para tetua,, saya lepas kembali ke ranu,,, aku sudah bosan mainan)

Sambil melangkah ketepiaan ranu dan melepas ikan ikan tersebut yang sebenarnya adalah hanya duri dan kepala ikan..

Si elang cekikian sendiri.. dan para raksasa pun tertipu tanpa ada pertarungan dan perselisihan,, apalagi ketika jelitheng menyebut nama KUNTO dengan alasan agar mereka mengenali GENDERUWO gunung arjuno tersebut,,

Dengan alasan tersebut mungkin ada anak anak Si KUNTO antara raksasa raksasa itu,, dan memang ada anaknya KUNTO diantara mereka, jadi aman tak terjadi perselisihan,,

karena mereka bertiga ke SEMERU untuk jalan jalan bukan cari musuh..

(Baca MAKAM WASIAT IBLIS tentang kunto)

Deru angin mengais debu debu menyadarkan pepohonan dan belukar akan tarian abadi, rerumputan serta bunga bunga tanah masih asik dengan goyangan manisnya,,

Tak terasa sudah dua hari mereka menikmati indahnya panorama semeru, canda canda tertukar dengan sejuk nan dingin,, beban beban pikir digusur kelopak kelopak mungil adelwis, duka duka di dada tertanam di tanjakan pasir pasir nan terluas mahameru.

***

Bagai coboy kehilangan kuda mereka menuruni semeru dengan langkah langkah tak mantap tetapi pasti, berpayung gelak tawa seiring cerita cerita konyol yang tercipta.

Bangkai bangkai kenangan masa lalu di tinggalkan di ARCO PODO, kesedihan dan duka hidup dilarung di RANU KUMBOLO, dan harapan harapan baru berbungkus doa doa sederhana diambil dipuncak MAHAMERU.

Senja telah mengeliat lagi memancarkan keemasan sempurna cakrawala dan sang surya tunduk pada sang waktu.

Mereka istirahat dan mandi disebuah masjid kecil dan sholat ashar berjama'ah, seperti sebelum sebelumnya, kekhusuk'an mengurat pada diri mereka, itulah cara cara mereka melepas masalah atau beban pikiran dengan menaiki gunung gunung dan berdoa untuk melepas semua bebannya.

Lalu mereka berjalan jalan dikota Malang untuk menginap disalah satu teman dikota itu.

Tiba tiba mata si kancil (ary) tertuju pada seseorang perempuan muda cantik berhijab dan berjubah hitam dari arah samping menggandeng anak kecil perempuan lima tahunan,,

"Gadis atau janda kalau dia single koen (kamu) harus bisa mendapatkannya.." kata kancil kepada jelitheng.

Seketika jelitheng dan harry menoleh kearah datangnya perempuan itu, lalu si harry nyeletuk
"Seandainya belum ada wiwien dihatiku akan kunikahin dia,,"

Tapi jelitheng malah diam seribu bahasa dan memandangi anak kecil yang digandeng bukan perempuan cantiknya,,

Ada sinar cahaya ditubuh anak itu,, cahaya kekuatan tak terbatas yang sukar ditemui dikolong bumi kota ini..

Seperti kenak magnet jelitheng mengikuti kemana arah wanita cantik itu menggandeng anak kecilnya, sambil mencoba konekkan batinnya ke anak itu dan memang bocah tersebut langsung menangkap sinyal sinyal yang dipancarkan oleh jelitheng,, dan bocah itu berhenti dari langkahnya lalu menoleh kearah tiga pengikutnya lalu merentangkan tangan seraya minta gendong ke jelitheng sambil tersenyum,,,

"Om gendong capek" kata bocah itu, dan perempuan cantik tak lain adalah mamanya itu heran melihat kelakuan anaknya.

Lalu jelitheng menghampiri perempuan cantik itu untuk memperkenalkan diri berserta ary dan harry.
Dengan murah senyum perempuan itu juga menerima perkenalan itu..

"Om gendong" kata bocah itu lagi,, lalu jelitheng menggendongnya seraya bertanya namanya siapa..
"NISA OM.."

"Om jelitheng yaa,, terus itu om ari dan om hary kan.." Nisa menyebut mereka bertiga.

Mamanya hanya senyam senyum sendiri melihat mereka bertiga ditebak nama nama mereka oleh NISA,, PADAHAL MEREKA BARU KETEMU..

Senja semakin larut mengenang masa masa manisnya dalam waktu rentang yang singkat, sebujur maksud malam akan mengantikan perannya,, Nisa masih berceloteh digendong jelitheng, mengajak mereka untuk kerumahnya yang tak jauh dari pertemuan itu.

Entah apa yang ada benak pikiran bocah seusia Nisa untuk mengajak menginap dirumah mamanya,, dan mereka bertiga langsung mengiyakannya dari maksud Nisa.

Dirumah mamanya Nisa begitu asri, bangunannya tua tapi nampak terawat dan memiliki halaman yang luas, rumah itu tepat ditengah tengah dikeliling halaman yang juga terawat, dalam ruang tamu mereka bertiga memandangi lukisan lukisan tua yang terpajang didinding, sementara Nisa tak mau lepas dari pangkuan JELITHENG..

"MA... om jelitheng gak suka kopi lo,,, air putih aja yang banyak kalau minum air kayak BUTO BELKOLOL (Raksasa berkolor) hihihii.. kalau om hary ama om ary suka kopi.." 

Mereka pun tertawa semua hingga nisa malu memeluk jelitheng..
Lalu datanglah seseorang teman dari mamanya Nisa.

"Assalamuallaikum..
Waallaikum salam.." mereka menjawab.

Nisa turun dari pangkuan jelitheng lalu menghampiri tamu yang baru datang dan mencium tangannya, lalu diajaknya kedalam menemui mamanya, karena mama nisa lagi berada didapur membuat minuman.

Lalu Nisa kembali lagi ke pangkuan jelitheng dan berbisik, "TANTE TADI DISUKAI AMA JIN, JADI KEMANA AJA TANTE PERGI DIIKUTI OM... JIN NYA ITU COWOK NAMANYA KHALUN (kharun) OM BANTUIN DONK MENYINGKIRKAN YAA.." rengek Nisa.

"Kog om gak ngelihat ya.." kata jelitheng sambil memandang Kancil dan kancil memberi isyarat "iya.." berarti si kancil telah melihat JIN yang mengikuti Tantenya Nisa tadi..

Aacch... om pura pura sii,, tanya aja ama om gondrong (om gondrong si kancil)

"Kasian om,, uda tiga kali mau menikah tapi ga jadi jadi,, gara gara JIN itu.." kata nisa.

"Kog om jelitheng sii,, kan nisa bisa usir jin itu" kata harry memancing amarah jiwa nisa.

"Iya nisa kan bisa.." kata jelitheng pula..
"Takut om.." jawab nisa polos.

Nisa kan belum besar kayak om bertiga..

Kalau gitu ntar kita anter pulang TANTE tadi,, lalu kita sikat JIN itu dirumahnya

Oke... toos... Hahahahahahaa....

Canda canda polos Nisa keluar mengalir bawa rasa geli memijarkan suasana tawa,, sosok bocah yang punya kelebihan luar bisa dalam pengelihatan maupun kekuatan supranatural.

Pengelihatan sebelum dan sesudah kejadian sangat akurat,, tidak seperti yang mereka mereka sebut dengan anak anak INDIGO lainnya, tak seperti dengan di cerita cerita buku atau tayangan TV yang menampilkan itu itu saja, yang ini lain, ya Nisa dengan nama lengkap ANISA KHAIRUNISA, dalam pengelihatan JELITHENG dia (nisa) bisa memusnakan jenis jin jin kafir dengan hanya satu kali lepas tangan, dan juga bisa menghipnotis semua makhluk makhluk astral untuk tunduk kepadanya hanya dengan sekali ucap,, mengagumkan..

Akhirnya mama nisa keluar membawa kopi dan seteko air putih beserta makanan ringan bersama tante tadi..
Mereka lalu saling berkenalan satu sama lain, dan mereka pun bercanda seolah tidak terjadi apa apa agar jin bernama KHARUN tidak curiga nantinya,,

Lalu Nisa nyeletuk, "TANTE ntar Nisa ikut kerumah TANTE ya.."

"Emang ngapain nisa kerumah tante.."

"Hihii.. ini om hary pengen main kerumah tante hihiii..." dengan malu malu berbohong sambil gigiti ujung ujung baju jelitheng.

Ta seberapa lama akhirnya mereka menuju rumah tante tadi, dengan berjalan kaki karena rumahnya hanya tak lebih dari seratus meter dari rumah mamanya Nisa,,
Nisa masih melekat dalam gendongan jelitheng seolah menemukan mainan baru yang tak ingin terlepas walau semenit.

Setiba dihalaman rumah tante ADILLAH, si elang tidak masuk kerumah menunggu diluar, jelitheng dan si kancil masuk ke dalam, setelah ngobrol sebentar di dalam Nisa menyuruh tante adillah untuk mengajak masuk om elang.

Maka keluarlah lagi tante menemui si elang dan untuk mengajaknya masuk kedalam, tapi si elang malah mengajaknya ngobrol diluar rumah.
Itulah skenario Nisa dan kejelian bocah lima tahun yang tahu teknik membantu tanpa diketahui yang dibantu,,

Dan jelitheng yang masih mengendong nisa,, menyuruh untuk menunjukkan rumah JIN KHARUN, dengan gamblang Nisa menuju sebuah ruangan yang tak terpakai, kebetulan rumah keadaan kosong ibu dan adiknya tante adillah pergi kerumah saudaranya,,

Kini tampaklah jin kharun dengan jubah hitamnya, lalu jelitheng berbisik ketelinga Nisa..
"Kita hajar atau disuruh pergi.."
"Hajar om.. ini tipe jin bandel, kalau ga suka ama orang dibikin sakit ama dia.."

"Ya uda ambil kancing baju om,, sentil ke muka dia tepat dikepalanya.. jangan lupa bismillah 3x" kata jelitheng masih berbisik bisik.

Nisa mengangguk lalu ditariknya satu kancing baju jelitheng dimainin ditangannya sebentar dan disentilkannya kearah muka JIN itu, maka laksana kilatan sinar putih yang keluar dari tangan Nisa melesat memecahkan kepala jin itu tanpa dia sadari akan mendapat serangan hebat dari seorang bocah dan memusnahkan jasad halusnya hingga berbau seperti rambut yang terbakar..

Sudah hilang kata si kancil sambil mengelus elus kepala Nisa..

"Ada lagi om dibelakang rumah dipohon mangga tapi cuman penunggu aja, yaa.. kadang kadang menampakan diri" kata nisa tanpa dosa.

"Suruh pergi aja kalau ga mau kita usir.." kata jelitheng.

Akhirnya mereka keluar rumah menghampir tante adilah dan om elang yang lagi asik ngobrol beriring tawa tawa kecil mencair, sambil mengerlingkan mata ke om hary Nisa Tersenyum.

Om hary pun ikut mengerlingkan mata ke nisa dan mereka pun tertawa bersama..

"Tante minta mangganya donk.." celetuk nisa.

"Emang ada.. perasaan mangga tante ga berbuah dee.."

"Aaach tante pelit bilang aja ga boleh..."
"Ga berbuah sayang.. emang tante pernah pelit ama nisa.."
"Ga juga siih... aku liat yaaa"
"Iyaa..."

Itulah tujuan nisa kepohon mangga untuk mengusir PENUNGGUNYA dengan alasan minta mangga yang memang lagi tak berbuah.

Sesampai dibawah pohon mangga dibelakang rumah, Nisa yang masih dalam gendongan jelitheng, menunjuk arah dimana disitu ada sosok perempuan berbaju putih yang bernyanyi nina bobo pelan seperti rintihan menyayat, sambil mengendong sebuah boneka kayu dan berambut hingga menyentuh tanah.

Lalu nisa berkata, "NENEK PERGILAH DARI SINI JANGAN BERTEMPAT DISINI,, SINI BONEKANYA NISA GANTI DENGAN YANG BAGUS.." tanpa ekpresi nenek itu melempar boneka kayu ke nisa, dan nisa mengelus elus boneka itu dan seketika bonekanya menjadi baru lalu diberikannya ke nenek itu yang kini sudah dihadapan mereka berdua..

Seketika nenek berbaju putih dan berambut menyeret ketanah tadi menghilang dari pandangan mereka ALHAMDULILLAH kata jelitheng diikuti nisa..

Mereka pun pulang dari rumah tante adillah dengan bercanda canda dan Nisa minta berjalan sendiri sambil kegirangan seperti anak anak baru yang mengenal cara berjalan dengan baik.

Setiba dirumahnya Nisa minta gendong dengan manjanya lagi,, lalu berbisik,
"Dirumah Nisa,, ada yang suka ngintip mama mandi om,, orangnya guanteng berdiam dibelakang kamar mandi.."
"Oh yaa..."
"Iya om...."
"Mau donk om ngintip mama mandi.. gkgkgkgk" kata jelitheng mengoda Nisa.

Iiiiich... dengan gemas nisa ngigit telinga jelitheng.
"Adu.. adu... ampun ampun...."
"Awas ntar kalau ngintip mama...!!!"
Yee...kalau om yang mau ngintip aja digigit tapi kalau orang ganteng dibiarin..
"Emang ganteng mana,, om ama orang ganteng itu....!!!"
"Ganteng om tapi dikit.. hihiiihiii..." sambil memeluk erat dan mencium pipi jelitheng.

Mama nisa sudah didepan pintu..
"Nisa... kog gendong om terus,, kasihan om capek tu..." kata mamanya..

Lalu jelitheng menjelaskan kepada mama nisa,, bahwa ada makhluk astral yang suka ngintip dikamar mandi..
Dan mamanya nisa terperanjat kaget mendengar penjelasan tersebut..
Dan jelitheng menyuruh mama nisa mengambil dua butir garam brosok (garam murni) dan parfum yang biasa dipakai oleh mamanya nisa.
Tak seberapa lama mama nisa sudah membawa garam dan parfum,, diserahkan ke jelitheng, kemudian garam tersebut diserahkan ke Nisa dan parfumnya di ASMAI oleh jelitheng lalu disemprotkan ketubuh si kancil.. Untuk mengelabui agar dalam pengelihatan makhluk astral itu sikancil adalah mamanya nisa.. 
Kemudian kancil disuruh mandi agar aroma parfum tadi memancing keluar makhluk astral (jin) untuk keluar dan melakukan aktifitas mengintipnya.. dan memang benar setelah si kancil masuk kamar mandi JIN itu nongol dan mengintipnya..

Maka Nisa yang masih digendong jelitheng menunjuk arah JIN itu.
Dan jelitheng berbisik,
"Sentilkan garam yang kamu pegang kematanya satu persatu dengan cepat biar dia gak bisa mengintip lagi dan pergi"

Dengan cekatan butir garam yang sebesar biji jagung dibidikkan kemata kanan JIN itu, lesatan cahaya putih dan bunyi desingan WUUUUUUSSS keluar dari jari jari kecil nan manis Nisa,, Jeritan jin itu melolong mengerikan,, aaaaaaccrrrhh... ketika matanya pecah, dan hanya berselang hitungan detik lesatan sinar putih yang kedua lepas mengenai mata satunya..
aaaaarrrrccch... sambil menutupi matanya jin itu melesat keluar rumah entah kemana.

Dalam kamar mandi si kancil tertawa ngakak KWAKAKAKAKA... "Sukuuuur, ni kunamku (burungku) intip emang enak dikerjaiin, hahaha"

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya
close