Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BOCAH BOCAH AJAIB (Part 11) - Kerajaan Jin Hutan Pantai Utara

JEJAKMISTERI - Setelah menikah berselang dua minggu  mereka memutuskan pergi ke tanah suci sesuai nadar mereka berdua jika mereka bisa bersama maka mereka akan pergi ketanah suci sebagai bentuk sujud sukur di depan ka’bah atas semua lika liku hidup yang terjalani bagi jelitheng dan aisyah, tak lupa si ayu cahyaning ati diajak bersama nisa, menjadikan mereka keluarga kecil yang selalu bahagia, Kinanthi memutuskan pulang ke pulau dewata, walau berat harus berpisah dengan putri semata wayangnya dalam waktu yang mungkin cukup panjang, itu karena mereka kinanthi dan anaknya tak pernah terpisah dalam waktu beberapa lama, apalagi harus berpisah di waktu mingguan yang terbentang jarak ribuan kilometer dari pelukannya, tetapi itu semua dia ikhlaskan demi kebaikan anaknya sendiri walau serasa berat di hati.


Selepas aisyah dan jelitheng pergi ke tanah suci, gus shidik mengembara lagi dan merasa tanggung jawabnya kepada anak semata wayang si aisyah sudah selesai, mendidik menjadikan sosok putri yang sesuai dengan yang di harapkan, menikahkannya dan kini menjadikannya sebagai orang tua baru bagi anak anaknya kelak nanti, maka dia memutuskan pergi mengembara dengan meninggalkan sepucuk surat apabila nanti bisa dibaca aisyah jika kelak kembali dari tanah suci.

***

Gus shidik pergi kesebuah tempat dimana dia harus melepas raga untuk mencari sosok anak yang sukmanya telah di ambil dari golongan jin untuk di jadikan sebagai raja di alamnya, anak itu kini wadaknya tak mati dan tak hidup, kata orang orang yang mumpuni dia itu mati suri karena sukmanya telah diambil oleh kaum jin yang ingin menjadikan anak itu sebagai raja di alam gaib mereka, itu dikarenakan anak itu memiliki kelebihan kelebihan sesuai persyaratan raja di raja dari kaum jin tersebut.

Gus shidik harus turun tangan, itu di karenakan anak ini merupakan anak semata wayang seorang teman sekaligus saudara jauh dari gus shidik sendiri, setelah diberitahu orang tua si anak yang mati suri yaitu pak kariman dan yang mati suri itu adalah bagas sholeh pati, sosok anak yang sejak lahir di beri kelebihan kelebihan yang tak bisa di nalar dengan logika, tujuan kaum jin mengambilnya untuk di jadikan raja di negara gaibnya, itu dikarenakan hanya dialah sang penyelamat kaum jin itu dari peperangan laksana mahabarata dengan kelompok jin yang lain dari kerajaan jin pantai utara.

Dengan melepas sukma di sebuah hutan pesisir laut utara dan hanya di temani pak kariman sebagai penunggu jasad gus shidik agar tapa melepas sukmanya tidak terganggu oleh apapun yang berada hutan tersebut, agar proses nanti pengembalian sukma berjalan dengan semestinya, juga mereka membawa wadak dari tubuh bagas sholeh pati yang terbaring dengan selimut jarek penutup layaknya orang yang telah meninggal, yang terbaring di sebelah tubuh gus shidik terduduk bersila layak seseorang yang sedang bertapa, kenapa sampai gus shidik melepas sukma dalam mencari sukma bagas sholeh pati, itu dikarenakan tidak bisanya kerajaan jin ini untuk di tembus   dengan mata batin atau lainnya, di sebabkan bagas sholeh pati berada di suatu lingkungan kerajaan jin yang susah di tembus oleh bangsa manusia.

Dalam pengembaraan ke alam kerajaan jin yang sedang berperang gus shidik tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, maka beliau memberlakukan kecerdikannya dalam mengatasi apa yang sedang terjadi dialam gaib itu, peperangan memang terjadi, jiwa dari bagas sholeh pati masihlah belum di keluarkan dalam peperangan, melainkan masih di gembleng oleh para guru guru jin dalam penyatuan ilmu ilmu mereka agar bisa membasmi lawan lawan mereka di medan laga, jadi masihlah sulit di temukan oleh gus shidik, dimana letak dari istana penggemblengan sosok dari bagas sholeh pati tersebut sedangkan peperangan terus berlangsung, kebuntuhan itu membuat gus shidik  meminta bantuan teman temannya dari golongan jin yang sakti sakti untuk membantu dia dalam mencari keberadaan dari anak muda bernama bagas sholeh pati ini.

Maka di panggilnya seluruh panglima jin jin putih yang gus shidik kenal mulai dari tanah jawa, andalas dan borneo, dari tanah jawa di wakili panglima jin penjaga makam wasiat iblis yaitu kyai fatahillah abdullah bin sholluhiddin basri, berperawakan tinggi tegap dengan wajah kalem nan berwibawa, selalu berpakaian hitam hitam memakai ikat kepalapun hitam, sangat kejam jika berseteru dengan golongan hitam, senjata pamungkasnya adalah sebilah pedang berjuluk pedang baginda ali bin abu thalib, sesakti dan sekebal apa pun bangsa jin, iblis maupun setan pasti musnah jika  tertebas oleh pedang ini, yang kedua adalah kyai dari pulau andalas bergelar datuk panglima raja bernama syech maulana malik  berpakaian putih putih bersorban berwajah teduh putih pualam bersinar dengan sorot mata yang sangat tajam seperti bisa menusuk jantung hati siapa saja di tatapnya dengan lekat, sakti mandraguna, dari tangannya bisa keluar kilauan cahaya laksana bom atom jika di lepaskan kearah musuh musuhnya, matanya sanggup menembus ribuan kilo meter jika di gunakan, yang terakhir dari pulau borneo berperawakan sedang matanya sedikit menyipit putih bersih berpakaian putih putih bersoban hitam memakai shal seperti kain shongket suku ndayak melingkar di lehernya, bergelar panglima raja kumbang dengan nama syech riduwan mustofa, juga memiliki sesaktian yang luar biasa tetapi jarang di gunakan karena memang bukanlah sosok yang ringan tangan dalam menjatuhkan tangan jahat.

Mereka berkumpul menyusun strategi dalam mencari sosok bagas sholeh pati yang sebelumnya beramah tama karena memang jarang mereka bertemu, "Assalamualaikum" kata gus shidik sambil menjabat tangan berpelukan satu sama lainnya seraya berucap, dan mereka menjawab bersamaan "Waallaikum salam warokmatulloh wabarakkatuh,,"

"Ada apa gerangan kyai memamggil kami bertiga di kerajaan jin yang lagi berperang ini" tanya kyai andalas.

"Maaf para kyai panglima, saya memohon bantuan dari para kyai panglima untuk mencari sosok ponakan saya yang di ambil oleh para jin untuk di jadikan panglima perang sekaligus raja di kerajaan jin hutan laut utara ini" gus shidik menjelaskan kepada para kyai panglima tersebut.

"Oh.. itu maksud nya" kata panglima fatahillah penjaga makam wasiat iblis.

"Injeh kyai" jawab gus shidik.

Kemudian panglima andalas menujuk arah barat laut,, dan berkata,
"Disana si bagas sholeh pati di gembleng oleh para guru jin dan di jaga oleh ratusan panglima jin jin yang sakti sakti,,"

"Kalau begitu mari bergerak sesuai arah, arahan dari panglima andalas" kata gus shidik.

"Tunggu dulu" kata panglima borneo.

Penjagaan masih terlalu ketat, sebentar lagi ada kelonggaran penjagaan  sambil telapak tangannya beliau rebahkan di tanah tanda bahwa beliau ini mengukur kekuatan dari penjaga yang sedang menjaga si bagas sholeh pati yang sedang di gembleng di dalam suatu tempat barat laut sesuai arahan dari panglima andalas.

Peperangan masih terus berkecamuk dalam dua kerajaan jin itu, entah apa yang mereka perebutkankan hingga terjadi peperangan itu, silih berganti maju mundur antar pasukan dan panglima mereka masing masing, hingga tak ada yang kalah dan menang dalam jangka waktu yang mungkin sangat amat lama sekali.

Mungkin sosok bagas sholeh pati lah yang nanti akan mengakhiri peperangan itu, jika menang bagas sholeh pati akan menjadi raja di negeri jin hutan laut utara dan sukmanya tak akan pernah kembali kepada jasad tubuhnya, artinya dia akan mati karena jasadnya akan membusuk karena sudah tak bersukma.

Jika kalahpun dia harus mati di medan laga dan juga sukmanya tak bisa kembali lagi, seperti buah simalakama menang mati kalah pun juga mati, makanya gus shidik harus merogoh sukma atau melepas sukma agar dapat mengambil sukma dari si bagas sholeh pati agar terhindar dari kematian yang tak wajar.

Jelang pagi mereka berempat bergerak sesuai arah petunjuk dari panglima andalas, menuju dimana para guru jin menggembleng si bagas sholeh pati, memang tepat arahan dari panglima borneo jelang pagi waktu yang tepat untuk menyatroni tempat penggeblengan dalam sebuah istana candradimuka tempat dimana si bagas di gembleng oleh para guru jin tersebut, itu di karenakan waktu pagi adalah waktu buat para mereka penjaga beristirahat dan menjadikan penjagaan menjadi longgar, mereka menyusup diantara para penjaga yang terlelap, pandangan panglima andalas tertuju pada sebuah bangunan bebatuan yang mengeluarkan hawa panas yang sangat luar bisa, dengan memberi isyarat kepada gus shidik dan kedua temannya, panglima andalas menuju tempat hawa panas tersebut, panglima fatahillah menjaga didepan dengan sigap, gus shidik membuka tabir hawa panas di bantu panglima borneo untuk bisa di masuki dan mengambil si bagas sholeh pati, dengan mengeluarkan ajian kabut penghapus api, gus shidik di temani oleh panglima borneo memasuki ruangan tersebut, kini tampaklah sosok si bagas sholeh pati duduk bersila diatas batu batu yang membara tanpa bisa membakar tubuhnya.

Ketika gus shidik mematikan hawa panas yang mengurung bagas sholeh pati inilah yang membangunkan penjaga dari ruangan tersebut karena di rasa peralihan udara dari panas menjadi sejuk hingga membangunkan mereka dari lelap, seketika gegap gempitalah ruangan tersebut menjadi riuh dengan teriakan teriakan histeris,,
"Maling maling maling,, ono maling" serentak saja para penjaga membuat formasi mengurung sosok panglima fatahillah dan panglima andalas, mereka berpendapat hanya mereka berdua yang dianggap maling oleh para penjaga.

Pertempuran pun tak bisa di elakan  sosok dua orang di keroyok puluhan bahkan ratusan penjaga dari golongan jin jin yang sakti sakti belum lagi para guru dan panglima perangnya, tetapi panglima fatahillah dan panglima andalas bukanlah sosok kemarin sore mereka sudah malang melintang ribuan tahun dalam memerangi kejahatan dan kebatilan, panglima andalas dengan tetawa terkekeh membentuk lingkaran putih pada tubuhnya yang jika tersentuh oleh para penyerang akan musnah mengerang, sedangkan panglima andalas langsung saja mengeluarkan pedang baginda ali untuk membuat mereka jerah dan tak mendekat pada dirinya, hingga membuat para penjaga yang ilmunya sedang sedang saja menjadi jerah dan takut musnah dan terbakar oleh senjata pamungkas yang di keluarkan oleh kedua panglima ini,, kini panglima fatahillah dan panglima andalas di hadap kan dengan sosok para panglima jin dan para gurunya.

Sementara di dalam ruangan tempat dimana bagas sholeh pati berada gus shidik dan panglima borneo kesulitan mengangkat tubuh sukma bagas yang sepertinya melekat pada batu yang membara tersebut, mereka berdua mendengar kegaduhan diluar ruangan seperti suara pertempuran yang hebat, tanda bahwa kehadiran mereka sudah di ketahui oleh seisi kerajaan jin tersebut, dengan menggunakan telapak saktinya panglima borneo mencelupkan tangannya kedalam bara batu yang membara untuk melumpuhkan bara panas yang mengikat tubuh si bagas sholeh pati agar bisa diangkat oleh gus shidik, kini tubuh panglima borneo sudah menyala merah tanda bahwa  beliau menyerap bara panas bebatuan itu tempat bagas sholeh pati terduduk.

Dan perlahan bara itu meremang sudah tidak menyala nyala lagi berkat ilmu kesaktian dari panglima borneo, seketika gus shidik mengambil tubuh sukma dari bagas yang kemudian di ikatkan pada tubuh panglima borneo, karena panglima borneolah yang bisa melesat secepat cahaya dalam waktu hitungan detik keluar dari ruangan tersebut pikir gus shidik,, ternyata tangan panglima borneo seperti teracuni oleh bara api yang di serapnya hingga dia heran melihat tangannya berubah menjadi bara merah dan susah di gerakkan, setelah mengikat tubuh sukma si bagas gus shidik berkata kepada panglima borneo,

"Apapun yang terjadi selamatkan anak ini kembalikan pada jasad aslinya disana orang tuanya telah menunggu nya,,“ panglima boneo hanya menatap gus shidik dengan perasaan tidak tenang kemudian beliau melihat lengannya yang terus menjalar menjadi bara sudah menjalar ke sikut dan terus menjalari menuju tubuhnya.

Diluar pertarungan sengit masih terjadi mereka para jin sudah tak mau lagi mendekat kepada ke dua panglima yaitu panglima fatahillah dan panglima andalas, kini para jenderal dari panglima perang jin  mengunakan panah sewu untuk menyerang mereka berdua, hingga membuat panglima fatahillah dan panglima andalas terserang dengan jarak jauh oleh ribuan bahkan jutaan anak panah yang menghunjam ketubuh mereka, putaran pedang baginda ali bagai baling baling helikopter tempur, meraung raung merontokkan jutaan anak panas yang tak henti hentinya dilepaskan oleh panglima jin, sesekali kelebatan sambaran yang membuat bergidik para panglima jin tersebut jika tidak menghindar dengan cepat, hingga sosok para guru yang bernama karbabala berteriak lantang,,

"Hati hati dengan pedang itu" dan guru lainnya bernama kalamordan juga berteriak,,
"Ada bau manusia dalam ruangan ini cari dan tangkap dia" serentak mereka para jin melipat gandakan dalam mengurung,, gus shidik dan panglima borneo keluar dari ruangan batu tersebut membantu pertempuran, dan gus shidik mengisaratkan kepada panglima bertiga untuk pergi meninggalkan pertempuran dan berpesan kepada panglima fatahillah,
"Panglima,, pergilah selamatkan si bagas dan nanti beritahu anakku si aisyah dan jelitheng agar menjemputku di kerajaan ini setelah mereka pulang,,"

Maka dengan sigap mereka bertiga pun melesat hilang pergi meninggalkan gus shidik menjadi tawanan di kerajaan jin hutan laut utara tersebut.

Kini hanya gus shidik  yang tertinggal, karena memang dia adalah bangsa manusia yang seperti apapun kesaktiannya masih kalah cepat cara menghilangnya di bandingkan dari bangsa jin, sebagai  pengganti si bagas sholeh pati yang dibawa pergi oleh para panglima, mereka kini bertambah bangga karena akan memiliki raja sosok yang sakti mandraguna  seperti gus shidik, tetapi itu hanyalah tipu muslihat dari gus shidik yang cermat, karena memang susah mencari penganti sosok dari bagas sholeh pati dan setara nanti  dengannya, jika tidak dengan muslihat itu bagas pasti akan dibunuh oleh mereka karena sosok bagas masih dapat di pengaruhi oleh mereka, itu karena bagas masih belum berpengalaman dalam muslihat dunia gaib para jin.

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close