Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BOCAH BOCAH AJAIB (Part 9)

JEJAKMISTERI - Aisyah yang memang tadi malam cemberut kini sudah tersenyum lagi setelah mendapat penjelasan dari abahnya, bahwa dia hanya dijahilin oleh jelitheng, apalagi kini dia jelitheng membawa anak anak yang memang luar biasa bakatnya, hingga aisyah  sering mengajak mereka berdua bercanda terutama si ayu untuk digendongnya dan nisa lebih banyak ngupil memandangi si ayu dalam gendongan aisyah, dan tiba tiba bisikan gaib gus shidik kepada jelitheng mengatakan,

"Kuwi anakmu" (itu anak mu) hingga jelitheng tercengang sambil menatap lekat lekat kepada gus shidik, seakan tak percaya pada bisikan gaib dari gus shidik, dan aisyah pun mendengar bisikan dari abahnya yang ditujukan kepada jelitheng hingga mereka bertiga saling pandang yang disambut senyum oleh gus shidik sambil mengandeng nisa masuk kedalam rumah, entah apa maksudnya,,


kini tampaklah perubahan raut mimik wajah dari aisyah yang tadinya mengajak becanda jenaka ayu kini terdiam sambil memandangi si ayu cahyaning ati lekat lekat seakan ingin mendapat jawaban sendiri dari bocah itu, kini hanyalah ketenangan nan hening gus shidik, nisa, dan gus sholeh ada dihalaman belakang rumah, entah apa yang mereka perbuat pada nisa hingga tak terdengar suaranya, sedangkan diteras depan aisyah jelitheng dan ayu juga terdiam hening sehening suara angin yang berhembus mengajak daun daun dipelataran sedikit menari nari, dalam benak mereka bertanya tanya tentang kebenaran si ayu cahyaning ati, aisyah tak menduga bahwa jelitheng sudah memiliki anak tanpa menikah dahulu ada apakah ini,,??? Mungkin itulah yang menjadi pertanyaan aisyah hari ini, sedang jelitheng terus bergolak dalam pikirnya antara percaya dan tidak bahwa si ayu adalah anaknya sendiri, yang memang waktu itu dia tidak sadar terkena pelet sepasang dukun ditanah dewata dan  terselamatkan oleh neneknya kinanthi yaitu nenek ni luh.

Jelitheng dan kinanthi hanya berdua ditempat tersebut dalam keadaan perpengaruh pelet ampuh sedangkan kinanthi sangat amat mencintai jelitheng pada waktu itu, apa pun bisa terjadi yang menyebabkan lahirnya I gusti ayu cahyaning ati kedunia ini.

Tak terasa senja telah menghampiri setelah makan bersama diliputi kecanggungan antara aisyah dan jelitheng yang tak lepas dari tatapan abah, paman dan nisa yang berusaha mencairkan suasana untuk kembali ceria, ayu masih melekat pada mama barunya, yang memang lagi makan banyak dalam suapan aisyah, dan pada akhirnya jelitheng pun membawa kedua anaknya pulang karena memang sudah sore menuju malam, setelah jelitheng pulang,, aisyah menyeret abahnya untuk masuk kedalam untuk membicarakan sesuatu yang mungkin sangat penting, rupanya aisyah meminta pertimbangan kepada abahnya untuk sebuah rencana mengakhiri pertunangan yang dia jalani selama ini,, entah setan apa yang mempengaruhinya, hingga dia meminta pertimbangan kepada abahnya untuk membatalkan pertunangan itu, yang sebentar lagi menuju jenjang pernikahan menunggu kelulusan sang tunangan dari kairo, tak tahu pasti ada apa dibenak aisyah padahal sebelum sebelumnya tak ada niatan untuk membatalkan pertunangan itu, apa dengan adanya bocah bocah ajaib yang menjadi momongan si jelitheng ataukah si ayu cahyaning ati sebagai darah daging jelitheng yang baru diketahui gus shidik setelah pengaruh buruk pada diri ayu atau disebut dengan sebutan “pengiwo” dalam bahasa bali dapat dikeluarkan oleh aisyah dan abahnya, entahlah biar menjadi rahasia hati dari pribadi sosok aisyah yang cantik nan anggun.

Dalam perjalanan pulang benak jelitheng beradu pikir antara senang dan terkejut bahwasannya pertanyaan pertanyan besar yang mengantung dipundak dan angan telah terjawab sesuai kehendaknya, memang kata hati telah mengatakan sebelumnya sejak pertama ketemu pertama kali, ayu cahyaning ati adalah anaknya, getar hati serta perasaan memiliki adalah gambaran  tentang sebuah  penjelasan pengungkapan rahasia rahasia yang pada saatnya nanti pasti tersampaikan seiring waktu berjalan begitu cepat menggoda rasa di hati, sesampai dirumah kinanthi menyambut anak semata wayangnya dengan tebaran senyum rindu yang teramat sangat, padahal belum genap satu hari berpisah,
"Adu adu anak mama kerasan mainnya ama papa ya,," kata kinanthi ketika menyambut anaknya dalam gendongan jelitheng.

Sedangkan nisa sudah berkicau bla bla bla,, mengutarakan kegembiraannya tentang pertemuan dengan mama aisyah dan kedua kakek kakeknya yang baru, jelitheng hanya senyum saja tetap menyimpan rahasia dari pernyataan gus shidik bahwa ayu cahyaning ati adalah anaknnya, jelitheng hanya menceritakan bahwasannya masalah ayu telah teratasi dan kini tak perlu dikwatirkan lagi.

Pagi yang indah menyambut suasana ceriakan hari burung berkicua merdu sekali, udara segar gantikan yang pengab dari sisa sang malam lambaian daun daun dan rumput rumput kecil pelataran mengajak mereka semua menikmati suasana pagi yang damai mereka semua berolah raga sehabis subuhan dan bermain disekitar taman, canda kumpulan bocah dipermainannya mengundang tawa siapa saja yang melihatnya, ada banyak keragaman kepolosan dalam setiap candaan yang terlepas dari mulut mereka hingga membangkitkan selera kegemesan para tetuanya, bias bias terlepas begitu saja di raut wajah jenaka nan mungil, ayu dan nisa serta teman teman sepermainan padu dalam balutan tawa, yang namanya nisa selalu jahil ketika ada seorang anak yang rada nakal hingga mereka enggan melakukannya lagi,, setiap kenakalan seorang anak tak mempan diingatkan dengan kata kata pastilah mempunyai ketakutan pada sesuatu benda atau yang lainnya, entah pada cacing, jangkrik, cicak dan lain lainnya, itulah yang dimanfatkan sosok seorang bocah perempuan bernama nisa, selalu saja menemukan titik lemah sebuah kenakalan anak anak yang seumurannya ketika baermain bersama.

Kinanthi memutuskan untuk menemui aisyah dan abahnya pagi ini, berterima kasih bahwasannya telah dapat mengangkat pengiwo dari tubuh ayu cahyaning ati, mereka pun berangkat bersama jelitheng, nisa dan mamanya tidaklah ikut karena disekolah nisa ada rapat wali murid, hanya kinanthi jelitheng dan ayu meluncur bersilatuh rahmi kerumah keluarga aisyah, dalam perjalanan ayu yang biasanya pendiam kini mulai berkicau dan bernyanyi bla bla bla,, bikin mamanya tersenyum sendiri sambil melirik kejelitheng yang mengemudikan mobil fokus memandang jalan sesekali melirik keanaknya yang sedang berkicau sendiri dipangkuan mamanya.

Sesampai dirumah aisyah mereka disambut gus shidik yang memang sedang memberi pupuk tanaman dihalaman depan, dan ayu pun langsung meminta gendong kepada kakek barunya yaitu gus shidik dan aisyah pun keluar memberi salam dan langsung berpelukan dengan kinanthi juga tak luput mencium ayu cahyaning ati dan mengambilnya dari gendongan abahnya.

Mereka pun ngobrol mengakrabkan diri terutama kinanthi dan aisyah, dua perempuan cantik yang terdekat di hati dengan jelitheng yang satu berpakaian modis layaknya wanita modern dan yang satunya lagi adalah sosok sederhana berpakaian tertutup tetapi tak meninggalkan kesan kuno lebih terlihat anggun sebagai wanita muslimah, sama sama pandai sama memiliki kelebihan masing masing, kinanthi lebih kejam bila tersakiti dan aisyah selalu bersahaja dalam menyelesaikan masalah tetapi untuk urusan jahil mereka sama sama tengilnya.

Di tengah tengah obrolan rumah aisyah kedatangan tamu  meminta tolong bahwasannya orang tuanya kesurupan atau kena guna guna itu terjadi tiap jelang maghrib, suaranya berubah yang tak dimengerti bahasanya seperti bahasa bali dan lebih banyak mengerang jika ditanya, kemudian kinanthi memegang tangan tamu sang peminta tolong yang bernama kartolo, dengan meminta ijin dulu kepada gus shidik, dipegang tangannya kartolo dengan seksama kemudian melepas dan menciumnya,, lalu berkata,
"Hmm,, rangda neluh nerangjana" (perempuan ngeleak) sejenis pengiwo dalam ilmu leak hitam.

Kemudian kinanthi menyuruh si kartolo untuk pulang terlebih dahulu meminta alamat rumahnya umtuk nanti senja akan mendatangi rumah kartolo seiring senja datang dan kumatnya orang tua si kartolo yang katanya ngoceh bahasa bali dan suka mengerang erang sejadinya hingga membuat panik seluruh keluarganya.

Sengaja kinanthi menunggu senja seperti yang di janjikan kepada si kartolo tidak keburu pulang karena memang rumah aisyah hadirkan keramahan dan keasrian nuansa hingga menjadi betah siapa saja yang singgah dirumah itu, selepas maghrib kinanthi mengajak aisyah kerumah kartolo jelitheng dan gus shidik bermain main dengan ayu cahyaning ati, tak lama berselang keberangkatan aisyah dan kinanthi kerumah kartolo, nisa dan mamanya datang kerumah gus shidik semakin ramailah celoteh mereka karena kejenakaan mereka berdua sedang kumat kumatnya hingga kakek shidik tertawa memegangi perutnya sedangkan jelitheng tertawa melihat cara tertawa kakek shidik yang rada rada aneh  belum pernah jelitheng lihat sebelumnya sedang mama nisa hanya tersenyum saja sesekali memperingatkan nisa agar tidak terlalu mengoda adiknya, kita tinggalkan dulu canda tawa yang terjadi dikediaman aisyah.      

Sesampai dirumah kartolo memang terdengar erangan seseorang dengan suara perempuan tetapi yang kerasukan adalah bapak dari kartolo, aisyah telah melihat sosok bayangan perempuan yang mukanya menyerupai singa tetapi lebih mengerikan dalam tubuh bapak dari kartolo lalu kinanthi berkata lirih kepada aisyah,
"Calon arang atau 'rangda prerai munju' atau disebut nyinga adalah 'bentuk leak singa' yang sangat buas lagi galak. Ini masih taraf belum sempurna ilmunya orang yang melepaskan sukma kedalam tubuh bapak itu atau dalam bahasa bali 'ngelekas' dan dalam bahasa jawanya 'ngerogo sukmo'" kinanthi menerangkan lagi, sedang aisyah hanya manggut manggut mendengar penjelasan kinanthi seperti anak kemarin sore yang tak tahu apa apa, itulah sifat rendah hati dari sosok aisyah yang memang sering diperlihatkan jelitheng   hingga menjadi panutan bagi aisyah, kinanthi sengaja tidak mengajak komunikasi dengan sukma yang merasuki si bapak kartolo agar supaya tidak diketahui bahwa dia juga bisa ngilmu leak seperti dia dan juga tingkatannya jauh di bawah kinathi, kemudian kinanthi mengembangkan jemari tangannya seraya mendekati si bapak kartolo lalu mencengkram ubun ubun dan lalu ditarik sukma yang merasuki si bapak dari kartolo hingga lemas pingsan terkulai ditepian ranjang, sambil masih mencengkram tangan, dan kemudian kinanthi perlahan membuka jemari tangannya dan lepaslah cahaya putih dari tangan kinathi melesat hilang dan hanya kinanthi dan aisyah yang mengetahui cahaya putih 'ndihan' tersebut, ndihan dalam bahasa bali, adalah cahaya putih pada seseorang yang 'ngelekas' atau 'ngerogo sukmo' dalam ngeleak.

Cahaya putih atau ndihan tersebut melesat hilang tidak dengan serta merta lenyap begitu saja tetapi masih dalam pengamatan kinanthi dan aisyah kemana letak pulangnya cahaya putih itu agar dapat diketahui siapa yang ngerogo sukmo tersebut hingga merasuki bapak si kartolo supaya permasalahannya dapat diselesai agar kelak tidak menjadi dendam yang berkelanjutan, kinanthi dan aisyah pun pamit untuk menuju letak jatuhnya cahaya putih tersebut, setelah berjalan beberapa saat tepat didepan rumah yang memang agak terpencil dari rumah rumah yang lainnya, mereka telah disambut erangan suara perempuan marah dari dalam rumah yang hanya dapat didengar mereka berdua yaitu kinanthi dan aisyah
"ggrrrrrrr hmmmm siapa kau yang mencampuri urusanku,,"  

Kinanthi memberi isyarat kepada aisyah untuk menjawab,
"Maaf ibu saya minta maaf dan saya mohon ibu memaafkan semua kesalahan orang yang ibu rasuki tadi,," kata aisyah yang masih berada didepan rumah tersebut.

"hmmm grrrr,,, tidak bisa, dia telah menyakitiku terlebih dahulu dan dia harus merasakan pembalasanku"

Lalu aisyah menjawab,
"Haruskah sakit hati dibalas dengan sakit hati, saya yakin ibu punya kemampuan lebih harusnya hanya memperingatkan saja tidak membalasnya, dan itu sudah cukup membuatnya jerah tidak dengan membalasnya terus menerus seperti ini,,"

Dari dalam rumah terdengar luapan amarah yang amat sangat karena kata kata aisyah seolah menggurui dia yang lebih tua.

"Siapakah kau wahai bocah kencur,, kau bukan siapa siapanya biarkanlah,, jangan ikut campur atau kau akan menanggung akibatnya nanti ggrrrrrrrrr"

Kinanthi mundur beberapa langkah dari aisyah agar dia tidak terlihat oleh orang pemilik rumah yang sedang marah tersebut,, tiba tiba pintu rumah itu terbuka dengan sendiri dan kini muncullah sosok wanita paruhbaya yang cantik tetapi dengan wajah yang muram marah, rambutnya tergerai dimainkan angin dan kuku kuku di jemarinya memanjang tajam siap mencengkram aisyah, tetapi aisyah adalah aisyah tetap tenang dan tersenyum manis semanis madu,

"Hai cah ayu pulanglah sebelum aku mencabik cabik mukamu yang ayu" dengan desis mulut menyeringai dan mata mulai melotot akan menyerang aisyah.

Dengan mendekapkan kedua tangannya diperut selayaknya sholat aisyah tetap diam dan tersenyum walau tangan wanita itu dengan kuku tajam akan menyerangnya, ketika tangan tangan itu akan menyentuh wajah aisyah, dari arah belakang tiba tiba muncul sosok besar seperti raksasa tepat dibelakang tubuh aisyah, ternyata kinanthi telah memamerkan leak raksasa kepada wanita paruh baya tersebut dengan merubah dirinya menjadi leak raksasa, hingga membuat wanita tersebut terkejut mengurungkan serangannya kepada aisyah.

***

Malam semakin larut hawa amarah telah menaburi sunyinya dengan dendam hamparan bintang dan dingin serta hembusan angin membuat bergidik bulu bulu tenguk ketika desis dan erangan sosok dua wanita yang memiliki ilmu leak berhadap hadapan satu sama lain, daun yang berguguran terhembas angin pun seakan menjauh jatuhnya dari lingkaran dua sosok wanita ini, kini wanita setengah baya itu masih seakan tak percaya bahwa leak raksasa yang berada di belakang aisyah adalah sosok halusinasi dari ilmu yang dikeluarkan aisyah agar membuat dia keder dan mengurungkan serangannya, amarah telah menyelimuti hati dan pikirannya, dendam merasuki jiwa hitam sukmanya hingga tak bisa lagi membedakan mana yang asli atau halusinasi saja, setelah mundur beberapa langkah dia telah memantapkan jiwanya bahwa yang di belakang aisyah itu adalah sebuah halusinasi, kini dia bergerak untuk menyerang kembali, dengan merentangkan tangan memamerkan kuku yang tajam serta wajah yang tadinya cantik telah berubah dalam keremangan malam yang kian sunyi dari peradapan bentuk suara suara alam malam, menjadi prerai munju (dalam bahasa bali prerai = muka dan munju = kedepan yang artinya muka yang kedepan seperti singa) atau disebut nyinga atau leak singa yang memang memiliki aura kejam dan galak, sedangkan aisyah masih tenang layaknya orang yang khusuk sholat tetap tenang dan fokus memandang kedepan kearah wanita paruh baya itu berganti rupa dari cantik menjadi buas, ketika tangan dengan kuku tajam itu akan menyentuh wajah cantiknya hingga beberapa jengkal jarak hingga tak mungkin menghindar maka akan koyaklah wajah cantiknya mendapat cakaran dari amarah wanita paruh baya yang kini berubah menyerupai singa, tetapi ketika akan tersentuh tiba tiba tangan dengan kuku tajam itu seperti tersengat aliran listrik berjuta jutaan watt  hingga dia terpelanting kebelakang beberapa tombak dengan perasaan heran, "Siapakah gadis cantik berjubah motif kembang kembang ini,,???" Kata wanita itu yang kini bergelut dalam benak  hatinya mulai penasaran.

Kinanthi yang dibelakang aisyah memang telah menyalurkan hawa pelindung pada tubuh aisyah, apapun bentuk dari segala ilmu hitam tak akan mampu atau sanggup menyentuhnya apabila dipaksakan akan berakibat fatal dan terbakarlah yang menyentuhnya seperti yang telah di buat kinanthi pada rumah nisa beberapa waktu yang lalu ketika disatroni kelompok kuntilanak yang mendendam, apalagi dengan kekuatan aisyah sendiri yang memiliki ajian serap sukma atau lebih dikenal dengan serap jiwa yang begitu hebat jika digunakan dengan tenaga penuh, kini rasa penasaran sang leak singa bertambah memuncak dan aisyah tak bergeming sedikit pun dari tempatnya berdiri, dengan melenggak lenggok bak penari kecak wanita setengah baya itu kian menggila dalam tariannya seakan mengumpulkan energi yang dia punya untuk menyerang si aisyah, kinanthi yang berubah menjadi leak raksasa kini mengambil alih pertarungan menghadapi leak singa, dengan membabi buta leak singa menerjang sepeti singa betina memburu mangsanya, menerjang mencakar dan menendang leak raksasa dengan garang tetapi leak raksasa hanya menangkis dan menghindar saja, sesekali dia memegang rambut si leak singa untuk dipluntir kekiri dan kekanan seakan seperti dipermainkan, dan leak singa pun semakin gusar dan menerjang terus dan terus menerjang hingga seperempat waktu dalam menyerang tak bisa menyerang atau pun menyentuh tubuh leak raksasa, dia pun mundur beberapa langkah lalu merentangkan tangan dengan kuku yang tajam diarahkan kepada sang leak raksasa dan mengibas ibaskan tangannya hingga membentuk gulungan awan menyerupai kabut yang berputar putar membentuk bola besar yang secara perlahan berubah menjadi sebuah bola api yang akan dilemparkan kepada sang leak raksasa, kemudian terdengar erangan sang leak singa dengan hentakan dashyat melontarkan bola api kearah sang leak raksasa dengan tenaga penuh hingga sambaran bola panasnya dapat terasakan oleh aisyah hingga dia memalingkan muka ketika sambaran bola panas itu meluncur kearah si leak raksasa, bukannya menghindar atau menangkis serangan yang dashyat itu tapi malah menerimanya dengan dada sebagai tameng serangan tersebut hingga membuat kaget sang pemilik bola panas itu.

Ketika bola api itu mengenai dada leak raksasa hanya berputar putar saja dan perlahan lahan menjadi mengecil,, kecil lalu menghilang dari pandangan, itu membuat sang pemilik bola api menjadi sangat heran dan menahan nafas terperanjat tak percaya dengan semua yang dilihatnya, padahal siapapun yang kena bola api atau lebih tepatnya disebut teluh pasti akan meregang nyawa terkapar, tetapi ini malah menghilang begitu sampai pada sasaran yang tuju, kemudian leak raksasa itu kini berubah wujud menjadi sosok wanita cantik kembali yaitu kinanthi berjalan menuju musuhnya yang melemparkan bola api kepadanya, kini bertambahlah terkejut si leak singa siapa yang kini dihadapannya lalu dengan seketika menunduk memberi hormat sambil berkata,
"Maafkan tiang gusti ayu" (maafkan saya gusti ayu) sambil tetap menunduk tak berani sedikitpun memandang wajah kinanthi dan memegang telapak kinanthi tanda meminta maaf teramat sangat, lalu kinanthi pun menjawab,
"Sudahlah jangan diulangi lagi, kalau kau ulangi perbuatan ini lagi,, aku akan memusnahkan ilmu leakmu"
"Maafkan tiang gusti,, tiang salah,, ampun,,,"

Kinanthi pun menyuruhnya berdiri dan mengajaknya masuk kerumah sang wanita paruh baya itu, entah apa yang dibicarakan untuk beberapa saat sedangkan aisyah hanya menonton dengan senyum manis semanis madu, melihat akhir dari pertempuran tadi berakhir dengan saling memaafkan.

Ternyata wanita paruh baya yang cantik itu bernama lasmini salah satu murid dari nenek ni luh yang pernah melakukan kesalahan dalam etika para leak hingga dia diusir nenek ni luh keluar dari pulau dewata sebagai bentuk penebusan dosa dosa agar tak terulang lagi apa yang sudah dia lakukan ditanah leluhurnya, dalam perjalanan pulang kinanthi menceritakan perihal ilmu ngleak, pada dasarnya ilmu leak adalah ilmu leluhur tanah dewata yang berasal dari penduduk tengger di pegunungan bromo berabad abad yang lalu yang   kemudian menetap ditanah dewata.

Ilmu ngleak adalah sebuah ilmu pertahanan diri dari para musuh pada waktu itu yang kemudian disalah artikan dengan kejelekan kejelekan atau pengiwo (ilmu hitam) dimana konon leak adalah pemakan bayi baru lahir dengan menghisap darahnya sebagai bentuk penambah kekuatan atau berdiam di kuburan kuburan untuk memakan organ organ manusia yang telah mati juga sebagai penambah kekuatan, padahal sebenarnya bukan itu, ini merupakan salah pengertian bagi orang orang awam, sebenarnya bayi yang menangis tengah malam adalah bayi tersebut melihat seseorang yang ngelekas atau ngerogo sukmo atau ngleak  yang memang sedang lewat didepan rumah bayi tersebut, itu dilakukan secara tak sengaja jika seseorang tersebut mengerti ilmu ngeleak ada aturan aturan dimana seseorang untuk ngeleak, ada ketentuan bersama apabila kalau ngeleak tidak boleh dekat dekat dengan rumah yang sedang memiliki bayi, hingga tidak mengakibatkan resahnya sang bayi dengan terus menangis, dan jika seseorang akan ngeleak dikuburan bukan berarti memakan bangkai atau organ organ tubuh manusia yang mati melainkan  dikarenakan adalah kuburan adalah tempat kesunyian dimana  pemusatan pikiran dalam ngeleak bisa dengan muda terlaksana dengan sempurna bukan untuk memakannya.

Ada pengiwo (kiri) dan ada penengen (kanan) yang mana banyak pengartian pengiwo sebagai bentuk ngeleak dengan ilmu hitam seperti neluh atau nerangjana yang digunakan dalam hal hal ketidakbaikkan atau dendam yang bisa membuat orang lain sakit atau mati secara tak wajar maupun kesurupan yang berkepanjangan dan bentuk bentuk lain dari ketidak baikan, sedangkan penengen adalah bentuk leak kebaikan dimana digunakan untuk tolong menolong sesama yang terkena hal hal tentang gaib, juga merupakan bentuk pertahanan diri segala dari semua jenis ilmu ilmu pengiwo, memang kata kinanthi leak telah mendapat pencitraan buruk bagi masyarakat ditanah dewata yang sudah dicap sebagai ilmu hitam yang harus dimusnahkan, dan itu merupakan pemahaman yang keliru dan harus diluruskan, mempelajari ilmu ngeleak itu tergantung dari pribadi masing masing individu orang tersebut, jika yang mempelajari punya sisi keburukan, maka dia yang sudah berilmu  pasti dipergunakan untuk kejahatan dan sebaliknya.

Konon ada tujuh tingkatan dalam ngeleak yaitu leak barak, leak bulan, leak pemamoran, leak bunga, leak sari, cemeng rangda dan leak siwa klakah, dan siwa klakah adalah ilmu tertinggi dari para leak, dan dapat memiliki yang di sebut panca geni aksara atau dengan kata lain lima pintu indra tubuh yang dapat mengeluarkan cahaya kekuatan pada lima titik anggota tubuhnya, sehingga sang pemilik bisa menggunakan kekuatan itu sesuai kehendak hatinya tanpa harus merapal terlebih dahulu, itulah letak kekuatan sesungguhnya pada diri pengleak sejati.

Dari situlah maka pencitraan buruk terhadap leak menjadi sangat buruk ditanah dewata, hingga menjadi sesuatu untuk dimusuhi oleh para balian (para dukun) atau pun para wiku, padahal para balian juga banyak yang bisa ngeleak  tetapi dengan jenis leak penengen, konon hanya para barong yang bisa menandingi kekuatan para leak, dan masih menurut kinanthi itu adalah bentuk adu domba oleh segelintir orang yang memang tidak menginginkan kedamaian di tanah dewata hingga memicu ketidaksenangan dan rasa dendam yang menjerumuskan sifat sifat manusia untuk menghalalkan segala cara dalam melaksanakan hajatnya dengan keburukan, tak terasa aisyah dan kinanthi telah sampai dipekarangan rumah dengan senyum terkembang merona karena semua telah baik baik saja, nisa langsung menyambut mereka berdua dengan celoteh riangnya sedangkan si ayu sudah terlelap dalam gendongan sang kakek shidik yang asik ngobrol dengan mamanya nisa, sedang jelitheng entah kemana.
          
Ternyata setelah keberangkatannya kinanthi dan aisyah kerumah kartolo gus shidik menyuruh jelitheng untuk mengikuti mereka pergi, dikwatirkan mereka berdua mendapat masalah yang bisa membahayakan diri  aisyah dan kinanthi, itu di karenakan gus shidik merasakan adanya kekuatan yang besar dibalik kejadian kesurupannya pada bapaknya kartolo, kekuatan yang mengandung hawa dendam begitu besar dibalik peristiwa itu, yaa,, memang ternyata wanita paruh baya yang bernama lasmini adalah sebagai kembangan agar seseorang dinanti muncul untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki para kelompok si jelitheng karena memang ada dendam yang saling bertautan, sejak kinanthi mencabut dan melepas cahaya putih (ndihan) dan mengikutinya sampai bertarung dengan leak singa yang tak lain adalah lasmini yang merupakan masih murid atau sisya dari nenek ni luh, ada sepasang mata yang mengamatinya yaitu sosok lelaki tua berpakaian hitam hitam berjenggot putih dan disudut lainnya jelitheng juga mengamati pertarungan antara kinanthi dan lasmini yang berakhir damai dan saling memaafkan.

Jelitheng memang hanya mengamati saja, tetapi jika kakek tua itu melibatkan diri dalam pertempuran, maka secara langsung jelitheng pun turun tangan menandingi si kakek kakek itu karena memang menurut pengelihatan gus shidik orang ini sangat mumpuni bukan tandingan aisyah dan kinanthi makanya gus shidik mengutus jelitheng agar mengikuti mereka berdua, selepas kinanthi dan aisyah pulang, kini jelitheng mengikuti gerak gerik kakek kakek itu dengan amat sangat hati hati karena dia ini juga sangat sensitif terhadap pergerakan pergerakan batin yang mengikutinya.

Siapakah kakek sakti yang satu ini,,,??????

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close