PANGGILAN DARI LELUHUR GUNUNG LAWU (Part 2)
JEJAKMISTERI - Malam harinya Restu bermimpi aneh lagi, tiba-tiba saja dia berada di sebuah tempat asing. Jadi tempatnya ini banyak bebatuan dan disitu dia berjalan menyusuri jalan yang bebatuan tersebut dan tidak lama kemudian sampailah dia di sebuah tempat yang cukup luas, banyak rerumputan hijau dan udaranya sangat sejuk.
Tidak jauh dari tempat itu terlihat ada sebuah goa yang tidak begitu dalam dan juga terdapat sumber mata air, karena merasa haus Restu pergi ke sumber air itu untuk meminum airnya, setelah minum beberapa teguk air padangannya tertuju ke sebuah tempat yang disana ramai oleh orang yang sedang lalu lalang.
Restu meninggalkan sumber mata air dan berjalan menuju ke keramaian tersebut tapi belum sampai disana dia terbangun dan merasakan gerah di seluruh tubuhnya, nafasnya tidak beraturan dan nyeri di bagian lutut, seakan-akan dia telah melakukan berjalan yang sangat jauh.
Dia segera bangun dari tempat tidur untuk minum segelas air. Terlihat waktu itu menunjukan pukul setengah 3 dini hari, karena sudah terlanjur bangun dia mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat sunah sekalian menunggu waktu subuh.
2 hari kemudian Restu mencari informasi tentang gunung Lawu pada teman sekolahnya dulu yang kebetulan dia aktif di dunia pendakian, sebut saja dia adalah Hendra. Setelah menceritakan tentang tujuannya ke gunung Lawu itu dia mengajak Hendra untuk mengantarkan, tapi Hendra tidak bisa karena dia takut kalau harus berurusan dengan hal mistis seperti itu.
Hendra memberi saran, kalau mau ke gunung Lawu lebih baik via Cemoro Sewu saja, selain jalurnya dominan ramai disana juga banyak warung yang bisa digunakan untuk istirahat dan makan.
Okelah, karena memang Hendra tidak bisa mengantarkan Restu pun tidak bisa memaksa lagipula ini adalah kepentingan Restu sendiri, dia berterima kasih pada Hendra karena sudah memberikan informasi terkait pendakian gunung Lawu.
Singkat cerita, dengan segala perbekalan dia berangkat ke gunung Lawu berkendara motor. Sebelum berangkat dia sempat menemui Afnan untuk memberitahukan keberangkatannya dan juga tidak lupa berpamitan sama istrinya.
Di perjalanan tiba-tiba Restu merasa ada yang sesuatu yang janggal tapi tidak tahu apa, jadi tiba-tiba saja dia ini merasa gelisah.
Setelah berkendara kurang lebih 2 jam, sampailah dia di kabupaten Blora tepatnya di daerah Cepu. Ketika sedang enak-enaknya berkendara tidak ada angin tidak ada apa tiba-tiba dia hampir jatuh dari motor. Jadi motor yang di kendarainya tiba-tiba langsung oleng, tapi untung saja dia tidak sampai terjatuh dan waktu itu juga tidak ada kendaraan lain di sekitarnya, kalau ada mungkin dia sudah di kendaraan lain.
Dia segera menepi ke pinggir jalan dan memeriksa motornya barang kali ada kerusakan dan ternyata ban belakang motornya pecah dan tidak bisa digunakan untuk jalan lagi.
Disini Restu merasa heran, karena sejak berkendara tadi dia tidak mendengar ada suara ban meletus tapi kok tiba-tiba saja ban motornya meletus? Ini aneh.
Dengan terpaksa dia mendorong motornya dan beruntungnya tidak jauh dari situ ada sebuah bengkel motor, dia minta sama montirnya untuk menambalnya tapi kata montirnya ini tidak bisa di tambal karena sudah sobek luar dalam hingga akhirnya terpaksa dia harus ganti ban baru.
“Untung aja aku bawa uang lebih, kalau enggak gak tau lagi dah” Batinnya. Setelah ban sudah di ganti dia lanjut berkendara lagi.
Beberapa kilometer berkendara dia masuk melewati hutan dan di hutan itu Restu mendapat keanehan lagi. Restu yang waktu itu sedang fokus berkendara tiba-tiba saja di depan ada mobil truk yang melaju sangat kencang mendahului mobil di depannya dan truk itu hampir saja menabrak Restu. Melihat truk itu yang melaju sangat kenceng Restu langsung banting setir ke kiri hingga dia keluar dari jalan.
Disini Restu sempat emosi sama pengendara truk itu, “Emang gak ngeliat apa kalau disini ada motor, main nyelonong gitu aja gak pake bunyiin klakson pula” Gumamnya. Di lihat kebelakang truk itu masih melaju dengan kencang.
Akhirnya ya sudahlah? Dia lanjut berkendara lagi dan beberapa meter kemudian dari belakang ada mobil sedan yang melaju sangat kencang mendahului Restu dan mobil itu hampir menabraknya dari belakang.
Menyadari mobil itu Restu banting setir lagi ke kiri jalan higga dia ini hampir jatuh karena rem mendadak.
“Ini mobil pada ngapain sih kok gini semua, apa emang disini pengendaranya pada ngawur gini ya?” Gumamnya dengan kesal.
Dia menganggap seperti itu karena mungkin ini di dalam hutan jadi pengendara lain mengemudinya kebut-kebutan. Dia lanjut berkendara lagi tapi kali ini dengan sangat pelan dan sangat berhati-hati takutnya ada kendaraan yang seperti tadi.
Setelah beberapa meter berkendara kejadian yang sama terulang lagi. Ini sudah yang ketiga kalinya dan kali ini semakin parah.
Di depan ada truk kontainer yang melaju cukup kencang. Nah, truk semacam kontainer itu kan biasanya kalau di jalan raya selalu ambil lajur tengah kalau sekiranya tidak ada pengendara lain di depannya. Kontainer itu melaju di tengah-tengah jalan dan ketika bersimpangan dengan Restu truk itu tiba-tiba nyeledot ke arah Restu seakan-akan kontainer itu sengaja mau menabrak Restu.
Beberapa kali Restu sudah membunyikan klakson tapi sepertinya pengemudi kontainer itu tidak mendenger atau mungkin tidak tahu.
Banting setir lagi ke tepi jalan dan kali ini dia berhenti dulu untuk berfikir.
“Kok aku dibuat kayak gini ya?” Batinnya. Jadi seakan-akan ada yang ingin mencelakakan Restu dalam perjalanan ini.
(Yang di alami Restu nanti akan terungkap setelah Restu pulang dari gunung Lawu)
[BERSAMBUNG]
*****
Selanjutnya
*****
Sebelumnya