Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PANGGILAN DARI LELUHUR GUNUNG LAWU (Part 3)


JEJAKMISTERI - Lanjut berkendara lagi dengan penuh hati-hati dan waspada sama semua kendaraan yang melintas di jalan itu, sambil berkendara dia merasa gelisah dan bimbang antara lanjut atau tidak.

Beberapa meter kemudian terlihat di depan ada beberapa rumah warga yang menandakan dia sudah keluar dari hutan tadi.

Tidak lama kemudian terlihat ada sebuah mushola di sebelah kanan jalan dan dia memutuskan untuk mampir dulu di mushola itu untuk menenangkan pikiran sekaligus menunggu waktu dhuhur.

Di situ dia melakukan sholat sunah sampai tiba waktu dhuhur dan di lanjut sholat berjamaah dengan warga, setelah sholat dia ini memohon petunjuk, kalaupun mengharuskan untuk melanjutkan perjalanan dia mohon perlindungan pada yang maha kuasa. Setelah berdoa itu pikirannya sudah sedikit tenang dan memutuskan untuk melanjutkan niatnya ke gunung Lawu.

Dia mengendarai motornya lagi dan kali ini keadaannya sudah jauh berbeda, kendaraan melintas tertib tidak seperti di hutan tadi.

Setelah menempuh kurang lebih 2 jam perjalanan sampailah dia di pos pendakian gunung Lawu via Cemoro Sewu, sesampai disana dia menitipkan motornya di tempat parkir kemudian lanjut menuju ke pos pendakian untuk meminta ijin pada petugas. Restu mengatakan kalau niatnya mendaki ini untuk sowan dan petugas pun memberikan izin mendaki hari ini juga.

Setelah mendapat izin dia pergi ke warung untuk mengisi perut. Sambil menunggu makanan yang dia pesan dia memperhatikan keadaan luar warung yang tampak cukup banyak pendaki gunung, terlihat juga ada beberapa orang yang berpakaian lain pendaki, mungkin mereka adalah pendaki spiritual dengan tujuan yang sama dengan Restu.

Tidak lama kemudian nasi sudah di hidangkan dan dia makan dengan lahap, setelah sepiring nasi sudah di habiskan dia ambil sebatang rokok kemudian dia segera memulai perjalanan dengan tujuan ke Hargo Dalem.

(Hargo dalem adalah puncak kedua letaknya tidak jauh dari puncak Hargo Dumilah yang merupakan puncak tertinggi gunung Lawu)

Perjalanan di mulai sekitar jam 3 sore masuk kedalam hutan. Sambil berjalan dia menikmati udara sejuk tempat ini yang itu tidak pernah dia rasakan di kampungnya dan saat itu dia membawa tas carier yang dia pinjam dari Hendra.

Selangkah demi selangkah dia berjalan dan ada yang aneh dengan perjalanannya ini. Di sepanjang perjalanan itu terasa sangat ringan tanpa capek sama sekali padahal kondisi jalurnya itu dominan menanjak dan bebatuan, suasananya sejuk dan dingin.

Restu tidak berfikir ke hal yang mistis dulu, ya mungkin saja dia masih belum capek karena baru saja dia mulai perjalanan.

Singkat cerita sampailah di pos 2, disitu terlihat ada beberapa pendaki yang sedang istirahat. Dia berhenti dulu untuk menunaikan sholat ashar, setelah selesai sholat dia lanjut jalan lagi.

Lanjut berjalan... dan perjalanan ini memang bener-benar aneh, selama perjalanan itu Restu sama sekali tidak merasa lelah bahkan mengeluarkan kerigetan pun tidak apalagi haus, seakan-akan jalan yang di lewatinya itu terasa datar padahal waktu itu jalannya menanjak dan bebatuan.

(Kalian yang pernah mendaki ke gunung Lawu via Cemoro Sewu pasti tau kan jalurnya seperti apa)

Hingga sering kali dia berjalan mendahului pendaki yang tampak kelelahan di jalur.

Terus berjalan, pos demi pos di lewati hingga tidak terasa sampailah Restu di area yang di namakan Sendang derajat dan dia sampai di situ tepat masuk waktu maghrib. Jadi waktu yang di butuhkan Restu dari pos sampai di Sendang derajat ini hanya kurang lebih 3 jam.

Ini benar-benar tidak logis, dalam kurun waktu sekitar 3 jam jam dia bisa sampai di Sendang derajat, padahal rata-rata waktu yang di butuhkan pendaki adalah 4-6 jam.

Kenapa bisa secepat itu? Karena selama perjalanan dia tidak ada berhenti sama sekali dan tidak ada rasa capek. Entah karena memang fisiknya kuat atau bagimana, tapi yang jelas dia tidak ada pengalaman mendaki sebelumnya.

Sendang derajat adalah sebuah tempat peristirahatan pendaki yang di situ terdapat sumber mata air dan tempat suci untuk mengirimkan doa pada leluhur, terdapat juga sebuah goa yang tidak terlalu dalam. Di sendang derajat itu terlihat ada sebuah warung dan Restu mampir dulu untuk menunaikan sholat sekalian ngopi. Dia bertanya pada pemilik warung,

“Bu, kalau mau ziarah dimana ya tempatnya?”
“Oh itu mas, ikuti jalan ini aja udah deket kok, masnya bisa istirahat aja disini” jawab pemilik warung.
“Oh iya bu makasih” lanjut Restu.

Restu berniat istirahat disini dan ziarah ke petilasan Prabu Brawijaya nanti malam saja lalu dia meletakan tasnya di atas terpal yang memang sudah di sediakan untuk pendaki untuk istirahat.

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close