Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TUMBAL IBU SUSU (Part 1)

JEJAKMISTERI - Lanjutan kisah perjalanan hidup seorang manusia dengan iblis yang bersemayam dalam dirinya..


" TEEEEEEEETTTT....."

Suara bel berbunyi, tanda waktu jam istirahat makan siang.

Aku segera bebenah, meninggalkan lokasi kerja, lalu bergegas menuju kantin.

Di lorong menuju kantin, datang jaka yang langsung ikut berjalan di sampingku. 

"Yang lain mana yud? Emang nggak pada makan?" Tanya jaka sambil celingak celinguk.

"Ada.. budi sama arifin tadi lagi ke toilet dulu, nanti nyusul.." Jawabku sambil tetap melangkah.

Sampai di kantin, kami langsung duduk dan pesan makanan. Tak lama kemudian, budi dan arifin datang ikut bergabung.

Makan siang bersama sambil bersenda gurau, adalah sebuah ritual wajib yang kami lakukan hampir setiap hari.

Lalu tiba tiba, arifin yang duduk di sebelahku, menyikut rusukku, seperti memberi tanda..

"Yud, Indah yud.. makin cakep aja tuh anak.." ucap arifin sambil memandang ke satu arah.

Aku cuek, tetap fokus pada makanan yang ada di hadapanku.

Jaka dan budi ikut memandang ke arah yang di tuju arifin. Lalu jaka ikut bicara menambahkan..

"Iya ya.. udah cakep, tinggi, putih, body nya juga, aduh..." Katanya sambil geleng geleng.

Budi sambil tersenyum, ikut berkomentar..

"Halah, nggak usah pada ngimpi, muka pada item gitu kok naksir sama cewek secantik dia, ngaca!" Timpal budi dengan nada mengejek.

Aku cuma bisa tersenyum mendengar perbincangan mereka, tapi kemudian aku juga ikut melirik ke arah yang sama seperti yang mereka maksud.

Di ujung meja sana, duduk seorang gadis bersama beberapa orang temannya.

Namanya indah, gadis idaman seluruh pria di pabrik ini, bahkan sampai ke lingkungan sekitar.

Wajahnya cantik, kulitnya putih bersih, tubuhnya tinggi semampai, seperti artis artis yang kami sering lihat di tv. Memang sangat pantas kalau dia jadi incaran banyak pria.

Dia baru 2 bulan kerja di pabrik ini. Tapi dengan kecantikannya, tak butuh waktu lama buatnya untuk segera menjadi primadona.

Halah, sok cuek, tapi diem diem ngeliatin juga! Nggak usah sok jual mahal gitu yud.." Ledek arifin yang ternyata memperhatikanku.

Aku gugup, langsung kembali fokus pada makananku yang beberapa suap lagi habis.

"Udah lah yud, kalau emang suka, langsung pepet aja, nggak usah mikirin arum, pacarmu di kampung, disini kan beda.." Budi berkata sambil senyum senyum.

"Iya yud, kalau sama kamu cocok lah, soalnya kamu yang tampangnya paling mendingan dibanding kita. Trus, kamu yang paling kalem, nggak pecicilan kaya budi.." Sambut jaka sambil tertawa.

"Bener yud, malah aku beberapa kali memergoki indah, curi curi pandang sama kamu.. Nah! cocok itu.." Arifin ikut memanasi suasana.

"Tau ah! pada ngawur semua.. Udah ya, aku mau sholat dulu, kalian pada sholat nggak?" Ucapku sambil berdiri meninggalkan tempat duduk.

"Bareng yud.." ucap jaka di susul arifin dan budi.

Lalu kami semua beriringan menuju mushola yang tak jauh dari situ.

Saat melintas, nampak Indah sekilas melirik ke arah kami, yang membuat teman temanku riuh ramai saling klaim kalau Indah melirik mereka..

Malamnya, aku baru selesai lembur, teman temanku sudah lebih dulu pulang.

Setelah selesai semua, aku segera meninggalkan area pabrik yang sudah sepi sejak tadi.

Tiba di depan gerbang, nampak seorang gadis berdiri dekat situ..

"Indah..?" batinku berucap.

Gadis itu terlihat gugup saat melihatku, di situ hanya ada kami berdua.

Mulanya aku ragu, tapi akhirnya ku beranikan diri mendekat..

"Baru pulang ndah? lembur juga?" Tanyaku sambil tersenyum.

"Iya mas, ini baru mau pulang." Jawabnya lalu menunduk.

"Oh.. Lagi nunggu di jemput? emang pacarnya belum sampe?" Tanyaku sok tau.

Indah nampak sungkan menjawab, tapi lalu membalas..

"Eh, bukan mas, lagi nunggu ojek lewat, soalnya ojek langganan nggak bisa jemput."

"Loh, kalau sudah malam begini, ojek sudah nggak ada. Paling ada di ujung jalan sana." ucapku sambil menunjuk ke satu arah.

Mendengar penjelasanku, Indah jadi kebingungan sendiri. Dia langsung terlihat cemas.

Entah dapat ilham dari mana, aku spontan berkata..

"Mau aku anter pulang? Ayo, daripada pulang sendiri, ini udah malem lho." Ucapku antusias.

Indah kaget, aku juga sebetulnya ikut kaget, bisa bisanya keceplosan ngomong seperti itu!

Naluri lelaki...

"Eh, nggak usah repot repit mas, aku bisa pulang sendiri." jawab indah dengan nada ragu.

"Nggak apa-apa kok, kebetulan aku sekalian mau cari makan malam. Ayo, nanti keburu gelap." ucapku lagi.

Akhirnya Indah setuju dengan tawaranku, lalu kami berjalan beberapa puluh meter, kemudian menaiki angkot yang nampak kosong.

Di dalam angkot, indah hanya diam menunduk, tapi sesekali melirik ke arahku yang duduk di hadapannya. Aku berlaga cuek, sambil memandang ke arah luar.

Tiba tiba angkot di stop, tiga orang pria masuk, dua orang duduk mengapit indah, satu lagi duduk di dekat pintu keluar. Lalu angkot lanjut melaju.

Mendadak pria di samping indah mengeluarkan pisau! mengancam sambil berucap lirih..

"Jangan teriak! cepat keluarkan dompet dan hp, sekalian copot itu kalungmu! Gertak pria itu sambil melotot!

Aku spontan ingin menepis tangannya, tapi orang yang duduk dekat pintu, merapat ke arahku, sambil mengancam..

"Nggak usah macem macem kalau mau selamat!" sambil menodongkan pisau ke arah perutku!!

Kami sedang di rampok! tapi kali ini mereka kena batunya, mereka salah sasaran...

Aku bergerak cepat!

Dalam sekejap, dua orang di samping indah terjengkang, dan yang menodongku malah terpental keluar angkot terkena tendanganku!

Indah menjerit ketakutan! angkot berhenti mendadak.. dua orang pria yang tadi terjengkang, berhamburan keluar angkot, sampai sampai pisau milik salah satu dari mereka tertinggal.

Kejadian itu berlangsung sangat cepat, setelah sang supir memastikan kami baik baik saja, angkot kembali melaju. Sambil sang supir mewanti wanti agar kami tetap waspada.

Aku baru sadar, ternyata jari tanganku terluka terkena pisau dari salah seorang perampok tadi.

"Ya allah mas, itu tangannya berdarah!" ucap indah lalu mengeluarkan sapu tangan dari tasnya, kemudian di bebatkan ke jariku.

"Ah, nggak apa-apa kok, cuma luka sedikit.." ucapku sedikit canggung.

Akhirnya kami sampai di depan rumah indah. Gadis yang sejak tadi ketakutan itu, kini nampak mulai tenang.

Aku pun pamit, menampik ajakannya untuk mampir masuk ke dalam.

Tapi indah nampak bersikeras, akhirnya aku terpaksa menerima tawarannya. Lagi pula, tak ada salahnya mampir sebentar, minimal untuk sekedar minum menenangkan diri.

Kini aku duduk sendiri di teras, lalu disusul ibu indah ikut duduk bergabung. Tak lama, indah nampak muncul sambil membawa segelas teh manis, lalu duduk di samping ibunya.

"Aduh, makasih banyak ya mas yudha, kalau nggak ada mas yudha, saya nggak bisa membayangkan bagaimana jadinya.." Ucap ibu indah sambil memandang gembira ke arahku.

Aku tersenyum. Kemudian berbincang bincang sebentar. Dan dari situ baru aku tau kalau indah cuma tinggal berdua dengan ibunya, karena orang tuanya telah lama berpisah.

Setelah beberapa saat, akhirnya aku pamit, indah nampak senyum senyum sendiri saat melepas kepergianku, entah apa yang membuatnya tersenyum.

Aku melangkah meninggalkan rumah indah. Ku tengok, gadis itu masih tetap berdiri di depan pintu pagar.

Tapi aku merasakan ada yang aneh..

Terasa seperti ada sebuah aura gaib berada di dekat indah. Aku berhenti sejenak, aku penasaran, ku perhatikan lagi baik baik..

Indah heran melihat aku berhenti, tapi aku tak menghiraukan gadis itu, mataku tajam menatap sosok yang berdiri di belakangnya..

Sosok besar berbadan hijau, dengan taring besar nan panjang di sudut mulutnya. Menatap tajam ke arahku...

Buto ijo !

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya
close