TUMBAL IBU SUSU (Part 2)
JEJAKMISTERI - Melihat aku yang berhenti, indah melangkah menghampiriku, wajah gadis itu nampak terheran-heran.
"Kenapa mas? Kok tegang begitu? Ada yang ketinggalan?" Tanya indah yang kini ada di hadapanku.
Aku kaget, segera menguasai diri lalu spontan menjawab..
"Ah, nggak apa-apa, tadi ku kira hp ketinggalan di meja, tapi ternyata ada di saku celana.." Balasku sebisanya.
"Oh ya sudah, kirain ada apa.. aku masuk ke dalam ya, mas yudha hati hati di jalan.." Balas gadis itu tersenyum lalu berbalik kembali ke rumah.
Aku masih terdiam, sambil memperhatikan indah yang melangkah masuk ke dalam rumah.. Dan buto ijo itu masih berdiri di sana!
Di dalam angkot menuju pulang, hatiku penuh tanda tanya, tak habis pikir dengan apa yang tadi aku lihat.
Aku merasa ada yang tak beres dengan keluarga indah. Soalnya setahuku, Buto ijo itu bukan makhluk sembarangan, dia bukan makhluk receh yang sering berkeliaran seperti pocong dan kuntilanak.
***
Keesokan harinya.. Entah siapa yang menyebar beritanya, tersebar luas kejadian tentang aku yang mengantar pulang indah, dan menolongnya dari tiga rampok bersenjata tajam.
Hingga pada jam istirahat makan siang, seperti biasa, aku dan teman teman berkumpul di kantin.
Mereka tak henti-hentinya membicarakan kejadian itu sambil terus mengolok-olokku...
"Cieee..
Yang nganterin indah pulang..
Mas yudha, ksatria pujaan...
Cieee..." Budi meledek sambil cengengesan.
Aku cuma bisa pasrah tersenyum kecut, di jadikan bulan-bulanan canda mereka.
"Udah lah yud, langsung aja lah.. Kita siap kok jadi wali nikah, hahahaha.." Jaka menambahkan.
Aku tak bisa berkutik, waktu terasa sangat lama saat mereka dengan gencarnya saling lempar ledekan dan candaan konyol.
Lalu entah darimana, datang indah mendekat ke arah meja makan kami.
Bisa ditebak, semua teman temanku langsung cengengesan sambil saling memberi kode dengan gerakan mengangkat ngangkat alis..
Ya ampuun...
"Mas yudha, ini ada titipan dari ibu, sengaja bikin buat mas yudha.." ucap indah malu malu sambil memberikan sekotak penuh kue bolu coklat.
"Mantaaap.. kue buat calon mantuuu.." Budi teriak sambil monyong monyong.
Wajah indah nampak merona merah, dia sampai kaku tak bisa bergerak...
"Terima kasih ya ndah, kok jadi ngerepotin begini.." ucapku pelan disambut riuh candaan ngawur teman temanku.
Indah makin grogi. Akhirnya dia pamit setengah berlari menjauh pergi.
Tak menunggu lama, sekotak kue itu langsung jadi rebutan "begundal begundal" yang sejak tadi sudah mengincar, tak memperdulikan diriku.
Aku sempat melirih ke arah indah yang makin menjauh, tapi kemudian...
Astaga !
Buto ijo itu berdiri di sudut sana, menyeringai memandangku !!!
Aku tersentak kaget, sampai hampir terjatuh dari tempat duduk. Aku mendapat firasat buruk..
Seorang gadis cantik, dengan sosok buto ijo yang selalu mengawasi..
Ada yang tak beres...
Sejak saat itu, indah rajin membawakanku berbagai macam makanan dan minuman.
Tapi seperti hari hari sebelumnya, selalu ada sosok buto ijo yang terus mengawasinya, membuatku jadi terusik ingin mencari tau.
Akhirnya pada suatu kesempatan, saat berpapasan di pabrik, aku menawarkan diri untuk mengantarnya pulang nanti sore, indah nampak senang dan antusias.
Sesampainya di rumah indah, ibunya sangat gembira dengan kedatanganku, sebentar saja, kami sudah larut dalam obrolan dan canda tawa.
Sampai akhirnya ibunya nampak terdiam saat aku mulai bertanya..
"Maaf bu, apa ibu merasakan ada sesuatu yang tak biasa pada diri indah?" ucapku memulai penyelidikan.
Sengaja aku bertanya ketika indah sedang tak ada, dia baru saja masuk ke dalam kamarnya.
"Maksudnya gimana ya mas yudha? ibu kurang paham?" Jawab ibu indah dengan heran.
"Apa ada perilaku indah yang kurang berkenan? Kalau memang benar begitu, saya minta maaf.." Sambung ibu indah menambahkan.
Aku terdiam sesaat, aku tak berani memberitahukan kepada ibu indah tentang apa yang ku lihat selama ini.
Ibu itu terlihat ragu ragu, dia seperti tertahan untuk mengutarakan sesuatu. Tapi setelah menarik napas panjang, dia akhirnya mulai berbicara..
"Maaf mas yudha, saya mau cerita sedikit.. Indah itu dulunya anak yang periang, tapi sejak saya pisah dengan bapaknya indah, dia jadi pendiam.." ujar sang ibu dengan wajah sedih.
"Maaf bu, saya tak bermaksud membuat ibu jadi sedih. Maafkan saya.." jawabku cepat cepat memotong ceritanya, aku tak ingin dia makin sedih terbawa perasaan.
Sang ibu coba tersenyum sambil diam diam menghapus air matanya yang sempat menetes.
Lalu kemudian, terlihat indah keluar kamar, dan langsung ikut duduk bergabung.
Tapi aku tersentak kaget melihat indah yang kini duduk di samping ibunya, ternyata dia tak datang sendiri..
Sang buto ijo berdiri persis di belakangnya! Dengan wajah yang marah, menyeringai melotot ke arahku..
Aku langsung berusaha menguasai diri, sambil diam diam menyiapkan ilmu pelindung raga sekedar untuk berjaga jaga.
"Kenapa mas? kok jadi bengong begitu?" Tanya indah memecah suasana mistis di ruangan itu.
"Ah, nggak apa-apa, mungkin aku cuma sedikit capek, soalnya tadi di pabrik banyak kerjaan.." Jawabku coba meredam situasi.
Setelah beberapa saat, aku pamit undur diri. Indah nampak sedikit kecewa, tapi aku coba tersenyum sambil berjanji lain kali aku pasti datang berkunjung lagi.
[BERSAMBUNG]
*****
Selanjutnya
*****
Sebelumnya