Cinta Putri Khodam Merah Delima (Part 3)
JEJAKMISTERI - Suara jeritan Bahono masih menghantui warga desa, bahkan semakin hari semakin sering terdengar.
Atas musyawarah warga desa mereka sepakat untuk mendatangkan seorang lunuwih asal Banyuwangi untuk menguak misteri hilangnya Bahono, bernama Eyang Bunito.
Pada hari dan malam yang ditentukan Eyang Bunito bersama warga mendatangi asal suara jeritan Bahono.
Akhirnya mereka mendapati sumber suara itu dari pohon beringin tua yang ada diujung makam desa.
Malam itu tepat selasa kliwon, Eyang Bunito bersiap melakukan ritual untuk berkomunikasi dengan penunggu beringin tua tersebut.
Di tengah ritual yang sangat mencekam, tiba- tiba Polo salah satu warga desa mendadak kesurupan.
Polo mengerang dan matanya melotot hingga tampak putihnya saja. Lalu tiba-tiba dia mampu melompat setinggi 5 meter ke atas pohon beringin.
Warga sontak heboh. Mereka terheran-heran.
Bersamaan dengan itu, angin kencang datang diikuti hujan deras. Suara lolongan anjing bersautan lalu... Terdengar jelas suara cekikikan mirip kuntilanak dan bunyi kemrincing delman datang dari jauh. Suaranya semakin terdengar jelas... Semakin dekat...
Sebagian warga menjerit ketakutan. Mereka lari tunggang langgang.
Lampu listrik yang sengaja dialirkan ke lokasi makam tiba-tiba mati dan sejurus kemudian terdengar suara Bahono! Hanya suara tanpa rupa.
"Tolong! Tolong! Ampuuun! Cukuuup! Sakiiit!" Suara Bahono terdengar histeris memilukan seperti suara orang kesakitan akibat disiksa oleh pukulan dan cambukan yang tak dapat dibayangkan.
Eyang Bunito dan beberapa orang yang menjadi pendampingnya tampak komat-kamit membaca mantra. Mereka berusaha mengendalikan Polo yang ada diatas pohon agar mau turun.
Polo pun mendarat kebawah tepat di depan Eyang Bunito. Dia memandang Eyang Bunito dengan tatapan mengancam sambil memasang kuda-kuda seolah-olah hendak menantang duel.
Polo melompat kesana kemari, memperagakan jurus serupa pencak silat yang ganjil. Sesekali dia mengaum bagai singa dan menyerang Eyang Bunito. Namun sebelum dapat menyentuh tubuh Eyang Bunito, Polo selalu terpental.
Eyang Bunito bukan lawan sepadan hingga tak butuh waktu lama, Polo pun berhasil ditaklukan. Roh siluman yang memasuki tubuh Polo segera keluar.
Polo tergolek lemah tak berdaya dia kelelahan dan mulutnya megap-megap. Warga lain yang masih tinggal dan menjadi saksi peristiwa itu, segera menolong dengan memberikan air minum dan membersihkan bajunya yang kotor.
Eyang Bunito sendiri tidak bergeming. Dia masih terus merapal mantra. Kali itu ditujukan untuk membebaskan Bahono dan seperti mendapat sepakan tak kasat mata, Eyang Bunito tiba-tiba terpental jauh dari tempatnya berdiri.
[BERSAMBUNG]
*****
Selanjutnya
*****
Sebelumnya