Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DARAH KEABADIAN (Part 4)


JEJAKMISTERI - Setengah mati aku berusaha menolaknya. Namun Dinar makin menggila hingga membuatku malah jadi terpancing.

Pertahananku jebol. Aku pun balas memberikan apa yang dia mau hingga membuat gadis itu kian lupa diri.

Sebentar saja, kami telah hanyut dalam permainan kotor. Tapi belum sempat kami berbuat terlalu jauh, mendadak terdengar suara yang kembali membentakku dengan keras!

"Yudha!"

Aku seketika tersadar. Tapi tidak dengan Dinar. Dia masih saja tetap memintaku untuk melanjutkan apa yang telah kami mulai.

"Heh! Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa masuk?" Tanya Joyokusumo yang jadi kaget melihat seorang pemuda yang tiba-tiba saja sudah ada di dalam goa.

"Gila kamu ya? Dasar otak mesum! Bisa-bisanya kamu memaksa orang dan menyaksikan mereka melakukan perbuatan itu." Jawab si pemuda.

"Kurang ajar!" Teriak Joyokusumo yang langsung melayangkan tinjunya! Namun pemuda itu mampu menghindar hanya dengan gerakan yang sederhana.

Melihat pukulannya luput, Joyokusumo semakin bernafsu. Dia pun menyerang membabi buta. Tapi pemuda itu selalu bisa menghindari setiap serangan dengan gerakan alakadarnya.

Aku hanya bisa terdiam menyaksikan semua itu. Aku tak mampu berbuat apa-apa dan masih sibuk menghindar dari desakan Dinar yang masih terbakar api gairah.

Melihat serangannya tak berhasil, Joyokusumo sadar kalau yang dihadapinya bukan orang sembarangan. Lelaki itu pun berteriak lantang memanggil barisan Genderuwo peliharaannya!

GROAAAAHHH !

Terdengar raungan keras yang disusul kemunculan beberapa Genderuwo yang besarnya sampai menyentuh langit-langit goa yang tinggi!

"Habisi dia!" Perintah Joyokusumo kepada makhluk-makhluk peliharaannya itu.

Namun aneh. Para Genderuwo itu hanya diam. Mereka seolah tak mematuhi perintah tuannya. Joyokusumo jadi heran. Aku pun sama herannya.

"Kenapa diam? Ayo serang!" Perintah Joyokusumo terdengar kesal.

Namun para raksasa berbulu lebat itu tak bergeming. Seakan-akan mereka takut pada pemuda itu.

Lalu tanpa diduga, semua Genderuwo itu malah berlutut lalu bersujud di hadapan pemuda itu!

Astaga!

Hanya ada satu orang di dunia ini yang mampu membuat makhluk sekelas Genderuwo bersujud menyembahnya.

Dan dia adalah Panji!

Pemuda itu hanya bertolak pinggang sambil tersenyum memperlihatkan sepasang taring kecil yang ada di sudut bibirnya. Lalu dia melirik ke arahku sambil mengerlingkan mata.

Panji? Apa dia benar-benar Panji? Tapi setauku dia hanyalah bocah kecil. Bagaimana bisa dia berubah menjadi seorang pemuda yang gagah?

"Kalian semua cepat pergi dari sini." Perintah pemuda itu pada semua Genderuwo yang bersujud yang langsung membuat makhluk-makhluk itu menghilang tanpa bekas!

Joyokusumo terkejut melihat hal itu. Dia benar-benar tak mengerti apa yang terjadi. Lalu dia menghunus keris Welut Ireng yang sejak tadi terselip di pinggangnya.

"Kamu jangan senang dulu! Kamu belum merasakan dahsyatnya keris ini!"

Joyokusumo langsung menerjang menyabetkan kerisnya ke arah pemuda itu. Kali ini sang pemuda menghadapinya dengan lebih serius. Gerakannya amat hati-hati menghindari setiap serangan yang datang berkelebat.

Hingga beberapa jurus, Joyokusumo dengan keris saktinya seolah ada di atas angin. Tapi dalam satu kesempatan, sang pemuda berhasil menendang tangan Joyokusumo hingga kerisnya terpental dan jatuh persis di depanku!

"Cepat berikan kerisnya pada gadis itu dan suruh dia menjilat ujungnya!" Teriak pemuda itu kepadaku yang langsung membuat wajah Joyokusumo seketika jadi pucat!

"Jangan! Kurang ajar kalian! Kembalikan keris itu padaku!" Teriak Joyokusumo.

Lelaki berkumis tebal itu pun ingin segera merebut kerisnya kembali. Namun gerakannya segera dihalangi oleh si pemuda.

Tanpa buang waktu, cepat-cepat kuberikan keris itu pada Dinar yang malah jadi kebingungan.

"Dinar, maaf. Tolong kamu jilat ujung keris ini." Pintaku pada gadis itu.

"Untuk apa jilat keris? Aku mau yang lain." Balas Dinar dengan senyuman yang menggoda. Ya ampun... Dia malah mancing-mancing lagi!

Ya Allah, kuatkan iman hamba...

"Iya, itu urusan nanti. Sekarang aku minta tolong kamu jilat dulu ujung keris ini. Mau ya?" Pintaku coba membujuknya.

Dinar pun akhirnya menurut. Dia mengambil keris itu lalu menjilati ujungnya sambil menatapku dengan tatapan mata nakal yang membuatku seketika merinding ngilu...

Aduh... Lama-lama bisa khilaf juga ini!

Joyokusumo berhasil berkelit dari hadangan si pemuda lalu bergerak cepat ke arah Dinar demi mendapatkan kerisnya kembali.

"Heh! Cepat berikan keris itu!" Teriak Joyokusumo sambil melotot marah.

Aku hendak mencegahnya. Tapi Dinar yang ketakutan malah langsung melempar keris itu tepat ke arah Joyokusumo.

Lelaki itu pun segera memungutnya lalu sebentar mengusap-usap ujung keris itu dengan bajunya berusaha untuk membersihkannya.

Melihat Joyokusumo berhasil mendapatkan kerisnya kembali, si pemuda malah tersenyum sinis lalu menantangnya.

"Heh! Sekarang aku mau lihat kehebatan kerismu itu! Ayo maju!" Ucap sang pemuda sambil membusungkan dada.

Joyokusumo pun langsung menghujamkan kerisnya tepat ke jantung pemuda itu. Namun aneh, keris itu sedikit pun tak mampu melukainya!

Demi melihat hal itu, wajah Joyokusumo jadi panik! Lalu dia mundur dan langsung komat-kamit seperti melafalkan semacam mantra-mantra.

Tiba-tiba seluruh dinding goa bergetar hebat! Langit-langit goa seakan mau runtuh!

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close