Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

JAGAD LELEMBUT (Part 1) - Rencana awal

Perjalananku menyusuri alam lain berdua dengan abang kandungku, Alas Semiri merupakan gerbang alam ghaib.


JEJAKMISTERI - Gerbang alam ghaib sering kita dengar mengenai hal ini.

Bahkan banyak yang menyebutkan lokasi, juga menunjuk suatu tempat sebagai gerbang atau pintu menuju ke dimensi astral.

Perjalanan kali ini tergolong sangat nekat, karena menurut cerita warga setempat, tempat yang akan aku kunjungi ini sangat wingit (angker).

Sebuah gerbang istana jin.

Tempat ini nama nya ALAS SEMIRI, yang terdapat disebuah desa, dikota Magelang.

Alas ini juga dikenal menjadi tempat orang dulu melakukan lelaku semedi (bertapa) untuk mendapatkan suatu ilmu kanuragan.

Sangat jarang manusia awam memasuki alas ini, selain angker, alas ini juga menjadi tumbuhnya pohon-pohon besar, semak belukar yang merimbun, hingga tidak ada akses jalur untuk masuk.

Udara juga kurang enak karena udara lembab dikarenakan bau lumut dan pencahayaan yang sangat minim.

Alas ini dihimpit dua sungai, yang menyatu di ujung alas, menjadi sebuah percabangan yang disatukan. 

Menjadi habitat beberapa hewan, yang jadi salah satunya masih berkeliaran harimau jawa. 

Jika ditelusuri lebih dalam akan terdapat air terjun, dengan goa alami, batu yang besar muncul dipermukaan air yang menjadi tempat orang dahulu melakukan hening laku.

Perjalanan menyusuri rimbunan alas ini aku lakukan berdua dengan abang kandungku. Mencoba menguak apa dibalik alas yang terkenal angker oleh warga setempat.

Rencana ini terjadi karena sebuah rasa kecewa, dikarenakan gagalnya muncak ke gunung sindoro; karena tamu membatalkan pendakian secara sepihak.

Malam itu kami berdua ngobrol diteras rumah, sambil memainkan gitar. Kopi hangat menjadi teman batangan rokok yang kami berdua nikmati.

"Besok blusukan saja yok, masak udah packing tapi gagal muncak." Ajak abangku.

"Ayo, naik gunung mana kita." Jawabku.

"Ga usah jauh-jauh lah, nginap disemiri saja, hehe" 

Ajakan yang langsung aku oke kan, walau terlahir disini memasuki alas ini sekalipun belum pernah, karena tidak pernah dapat ijin dari orang tua yang menjadi alasan utama-nya, dan dahulu juga ada seorang kakek yang meninggal diarea ini saat mencari kayu bakar.

"Jadi berdua saja besok mas ?" Tanyaku.

"Ya berdua saja, memang mau ngajak siapa lagi ?" Abangku balik bertanya.

"Siapa tau berangkat ganjil kan lebih seru, hehe." Kata ku pada abang sambil bercanda.

"Ahahaaa, gundul mu." Abang pun ikut tertawa.

Sedikit cerita soal abangku, namanya Purwanto Alawi, anak paling tua dari kedua orang tuaku, pencinta alam sedari muda, banyak mengajarkan ilmu alam tentang pendakian, pemahaman segala jenis float yang bisa dikonsumsi atau tidak, berburu, bertahan hidup dialam bebas, juga adventure.

Banyak gunung yang sudah kami daki bersama, pendakian pertamaku diajak-nya ketika kelas Lima sekolah dasar.

Dibawah abangku ada kakak perempuanku, baru aku paling bontot; yang selalu mereka anggap anak kecil mulu. 
Pagi ini pun tiba, kami cek semua perlengkapan, berpamitan kepada orang tua, lalu mulai lah perjalanan ini. 

Petualangan paling dekat namun membawa sangat jauh kedalam dimensi halus.

Perjalanan hanya dihitungan jam, dua sampai tiga jam kini kami sudah berdiri diujung persawahan warga, diatas hutan bambu, disebalik itulah letak alas semiri.

Sudah terlihat pohon sengon yang sangat besar menjadi tempat bertenggernya banyak monyet, riuh suara teriakan mereka seakan menyambut, SELAMAT DATANG DI JAGAD LELEMBUT

*****
Selanjutnya
close