Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PORTAL LADUNI (Part 19) - Senja Sang Pembunuh Berantai

Yah... masih ingatkah dengan senja di part 9. Senja sang pembunuh Berantai.


JEJAKMISTERI - Saat ini aku masih di Banten karena keluarga bang pudin masih minta aku tinggal dulu benerapa waktu takut kalau-kalau bang pudin kumat lagi, tapi urusan pengobatan bang Pudin sudah selesai, akan tetapi disini ada kelanjutan misiku yaitu melanjutkan pencarian jejak leluhurku yang bergelar Remuntu Sakti.

Selama aku menjalani misi pengobatan bang pudin, aku selalu merasakan ada satu khodam yang memata-mataiku, tapi aku yakin khodam ini bukan berasal dari makhluk ghaib yang menyakiti bang pudin, buktinya saat terjadi pertempuran dia tidak muncul, aku sungguh penasaran siapakah dia, dari mana, atau adakah yang menyuruhnya memata-mataiku.

Tapi aku seolah pernah melihat raut wajahnya saat dia melintas di bathinku, tapi karena aku sudah terlalu banyak berhubungan dengan dengan makhluk ghaib, aku tidak bisa mengingatnya kapan dan dimana aku pernah bertemu, dan anehnyanya setiap kemunculannya menimbulkan bau bunga melati yang semerbak.

Rasa penasaran makin menjadi-jadi karena saat aku sedang sendiri khodam ini bertambah sering melintas, seolah memang ingin agar aku tahu keberadaannya.

Malam ini aku akan memancingnya untuk datang lagi, aku ingin tahu apa maksud dan tujuan khodam perempuan cantik ini. 

Saat jam sebelas malam selesai berbincang dengan bang pudin dan keluarga aku berpamitan untuk tidur duluan sekalian ada yang harus kukerjakan.

"Hmmm... baiklah aku akan memberimu kesempatan khusus untuk menemuiku malam ini"

Setelah aku berada di dalam kamar akupun mempersiapkan diri untuk ritual pemanggilan, ternyata benar baru saja aku duduk dan mematikan cahaya lampu, bau kembang melati sudah mulai tercium dan semakin lama semakin pekat.

"Kau sudah datang rupanya, baguslah aku tidak perlu repot mamanggilmu"

"Baiklah wahai khodam wanita yang selalu melintas di hadapanku, hadirlah di depanku saat ini, tunjukkan wujudmu hadir...hadir....hadir...."

"Assalamu'alaikum wahai tuanku.. ksatria laduni."

"Walaikum salam dewi..."

Khodam wanita rupanya sudah mengenalku, memang wajahnya tidak asing bagiku, entah dimana aku pernah bertemu dengannya, tapi jika dia ini memanggilku tuan itu berarti dia pernah berhubungan denganku, rasa penasaran makin membuatku ingin tahu siapakah dia ini sebenarnya.

"Baiklah dewi sekarang kau kuberikan waktu khusus untuk bicara tentang siapa dan apa tujuanmu mengikutiku selama ini"

"Tuan aku adalah Nyai putri melati, aku adalah khodam pendamping dari seorang perempuan yang dahulu pernah tuan bantu dia bernama Senja..."

"Owh... aku cukup kaget, iya.. benar sejak saat di bandara aku dan senja lost kontak"

"Apakah tuan sudah ingat, bahwa tuanlah yang memintaku untuk menjadi khodam pendampingnya"

"Iya sekarang aku ingat dewi, lantas bagaimana keadaan senja saat ini, dan kenapa pula dewi mencariku"

"Tuanku... senja saat ini sudah jauh menyimpang dari jalan yang benar, dia sudah bersekutu dengan penguasa laut utara"

"Dewi lanjarkah yang dimaksud dewi?"

"Benar tuan, senja telah melakukan kesepakatan penukaran janin dengan dewi lanjar, janin itu di tukar dengan uang dan ilmu kesaktian"

"Ya tuhan... sudah sesesat itukah saudariku saat ini, lantas kesaktian seperti apa yang dia minta dari penukaran janin itu dewi"

"Kesaktian, kecantikan, keperawanan abadi, dan khodam siluman belut tuan, semua itu di gunakan untuk menjalani misi balas dendam kepada semua pria terutama pria hidung belang dan rizal yang dahulu menghamilinya"

"Lantas kenapa dewi tidak mencegah misi balas dendam itu"

"Hamba tidak bisa tuan, karena di dalam diri senja sekarang ada siluman belut laut yang kekuatannya cukup tinggi dan mengambil posisi hamba di dalam diri senja"

"Bukankah dewi setia mendampinginya"

"Benar tuan tapi hamba mendampinginya dengan posisi diluar tubuh"

"Begitukah dewi, lantas apa kejahatan yang telah dilakukan tuanmu sekarang"

"Korban sudah mulai berjatuhan tuan, setiap pria yang berhubungan intim dengannya akan terkena penyakit yang tidak bisa di obati oleh medis, dan pada akhirnya korban akan mati dengan penyakit itu"

"Penyakit itu berasal dari lendir siluman belut laut yang berada di dalam diri senja dewi?"

"Betul tuan, karena itu sebelum terjadi korban lebih banyak lagi tuan sudi untuk menghentikan misi balas dendam-nya ini, dan hamba sebagai pendamping ghaibnya tidak merasa bersalah, karena setiap dia akan menjalankan misinya dia meminta agar hamba menggunakan ilmu malih rupa, sehingga rupa wajahnya akan seperti rupa hamba, dengan demikian dia tidak mungkin di lacak secara nyata, karena wajahnya tidak bisa dikenali"

"Baiklah dewi, sudah cukup penjelasanmu, memang sudah menjadi tanggung jawabku sebagai seorang ksatria di alam astral ini untuk menghentikan perbuatan-perbuatan seperti itu, apa lagi ini pelakunya masi adu hubungannya denganku"

"Betul tuan, berhati-hatilah jika nanti berhadapan dengannya karena siluman belut itu cukup sakti, dan senjapun sudah dibekali beberapa kesaktian oleh dewi lanjar, ditambah lagi jika dewi lanjar mengetahui hal ini dia pasti akan melindungi pengikutnya"

"Kau benar dewi, disisi lain aku juga sudah pernah berurusan dengan ratu laut utara itu (Part 6. Perselisihan dengan Dewi Lanjar)"

"Baiklah tuan, hamba mohon diri sekali lagi hentikanlah misi balas dendam tuan hamba"

"Iya dewi, silahkan dan terima kasih atas informasinya saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan misi balas dendam dan keberlanjutan pembantaian dari seja adik angkatku itu"

Dewi putri melati mengangguk sambil berkelebat cepat dan menghilang dari hadapanku.

"Hmmm... sepertinya urusanku belum selesai di tanah jawa ini, biar bagaimanapun aku harus bisa bertemu dengan senja, mungkin sebaiknya malam ini juga aku akan mencoba menelusuri jejak cerita khodam pendamping senja yang baru saja meninggalkan tempat ini"

Akupun langsung memanggil seruni, Assalamu'alaikum dinda seruni hadir....!

"Walaikum salam kanda ksatria"

"Dinda apa kau menyimak perbincanganku dengan dewi melati tadi ?"

"Iya kanda"

"Begitulah dinda, aku ingin kita menelusuri cerita dewi tadi"

"Baiklah kanda bersiaplah kita akan langsung membuka portal menuju alam bathin senja"

Serunipun langsung membuka portal ghaib dan blazzz... kami sudah berada di tengah kota, yaitu kota Jakarta. Malam sekitar pukul sebelas, suasana kota ini masih tetap ramai tak ubahnya seperti siang, kerlap-kerlip lampu jalan, toko bener, suara klakson menyambut kehadiran kami.

Kami muncul di sebuah pusat pertokoan di pinggir jalan raya, ramai yang banyak orang berlalu lalang.

"Dinda bagaimana kita mencari sosok senja di tempat yang luas dan ramai ini, sepertinya tak ubahnya kita mencari kutu di dalam ijuk"

"Tidak usah kawatir kanda, bukankah aku sudah pernah bertemu dengannya, tidak sulit untukku menemukan sosoknya, kita ini muncul disini berarti dia berada disekitar sini, untuk lebih cepatnya kanda silahkan bertelepati dengan khodam pendampingnya tadi"

"Oh iya... dinda benar aku bisa bertelepati dengan dewi melati, bukaknkah dia selalu mengikutinya"

Aku pun berkonsentrasi untuk bertelepati.

"Assalamu'alikum dewi melati, apa kau bisa mendengarkan kehadiranku"

"Walaikum salam tuan, iya hamba bisa mendengar tuan"

"Dewi sedang menelusuri aktivitas tuanmu, apa malam ini dia menjalankan misi balas dendamnya"

"Iya tuan"

"Dewi bantu kami ke posisi senja sekarang"

"Baik tuan, tuan bisa minta nyai seruni untuk membuka portal ke posisiku sekarang"

"Baiklah dewi, jangan di putuskan telepatinya"

Akupun meminta seruni membuka portal selagi telepati kami masih terhubung dan blazzzz... kami sudah berada tidak jauh dengan posisi dewi melati atau senja berada.

Kulihat seorang perempuan sedang berdiri, jari-jari lentiknya dengan lincah bak sedang menari, mengetik memainkan smartphon-nya.

Satu hal yang membuatku cukup, terpaku diam. "Hmmm... ternyata benar, wajah itu bukanlah wajah senja, wajah aslinya di lapisi dengan wajah khodam pendampingnya yaitu dewi melati hanya orang yang menguasai ilmu malih rupalah yang bisa melakukan hal ini"

Ku terawang lebih kedalam lagi diri senja, terlihatlah seekor siluman belut laut sedang tidur bergelung, dan kulihat juga ada beberapa energi titipan di dalam diri senja, energi-energi itu berbagai macam warna dimana setiap warna melambangkan satu macam ilmu atau ajian, akan tetapi semua ajian itu beraura gelap alias ilmu hitam.

Sudah begitu banyak sarana balas dendam yang di sertakan padanya, sebagai senjata baik untuk pertahanan maupun untuk menyerang, semua ajian itu tergolong tingkat tinggi, karena kurasakan sekali jantungku berdetak kencang selama aku melakukan penerawangan.

Owh... begitu gelapkah jiwamu sekarang saudariku, aku benar-benar merasa bersalah dan bertanggung jawab atas semua yang kau jalani sekarang ini, dan aku akan mengembalikan kau ke jalan yang benar.

Sepertinya siluman belut itu mulai menyadari kehadiranku, tubuhnya sudah mulai gelisah, mungkin sebaiknya ku tutup dulu penerawanganku.

"Dinda seruni bagaimana, apa aku harus hadir di depannya ?"

"Terserah kanda, ambillah tindakan yang semestinya di ambil, tapi berhati-hatilah karena siluman belut itu sepertinya sudah merasakan kehadiran kita"

"Baiklah dinda aku tahu mata ketiga senja saat ini pasti sudah dibuka oleh dewi lanjar, jadi walupun aku menggunakan tubuh astral dia tetap bisa melihat dan berkomunikasi denganku"

Akupun langsung hadir di hadapan senja, aneh dia tidak terkejut dengan kehadiranku, tidak mungkin dia tidak melihatku karena dia sempat melihat kehadiranku dan seketika memalingkan muka.

"Assalamu'alikum senja saudariku, apa kabar gerangan"

Setelah mendengar salamku barulah ia terperangah dan mukanya pucat pasi.

"Siapa kamu kenapa tahu namaku?"

"Senja apa kau sudah lupa dengan kakakmu ini ?"

"Cepat katakan siapa kamu sebenarnya dan apa tujuanmu hadir di hadapanku"

"Cobalah kau ingat-ingat mungkin kau tidak mengenaliku karena pengaruh pakaianku ini"

Sontak ia mundur beberapa langkah dan tertunduk lemas sambil berkata dengan nada pelan.

"Bang Dinar... maafkan aku yang tidak mengenalimu, kenapa abang sampai kesini bang"

"Aku di temui oleh khodam pendampingmu dewi melati dan dia sudah menceritakan semua yang kau alami dan aktifitasmu saat ini"

"Lantas apa pedulimu bang ?"

"Senja, bukannya aku mau mencampuri urusanmu, tapi aku minta hentikan misimu dan jauhilah pembimbing ghaibmu itu"

"Tidak bang... aku sudah mengorbankan janinku untuk mendapatkan semua ini"

"Kau sudah melangkah terlalu jauh rupanya, makhluk yang ada di dalam tubuhmu itu sudah mempengaruhi hati dan jiwamu"

"Sudahlah bang, sebaiknya abang pulang, aku tidak akan menghentikan misiku dan tidak ada pula yang bisa menghentikanku, dan untukmu bang aku mohon jangan campuri urusanku, untuk semua yang telah kau lakukan menolongku dulu aku ucapkan terimakasih"
seketika senja langsung pergi meninggalkanku, karena ada sebuah mobil berhenti yang sepertinya memang menjemputnya, akupun terus berusaha mengikutinya sampai pada sebuah penginapan pantasnya disebut hotel.

Selama di dalam mobil aku mendengar percakapan mereka.

"Mbak saya ini hanya sopir yang memesan ya, saya di minta bos saya sekalian nanyain pasaran berapa?"

"Iya mas saya faham, kalau pasaran sih tergantung bosnya minta servisnya gimana mas"

"Pesannya tadi spesial mbak"

"Owh.. kayak nasi goreng aja mas pake spesial"

"Iya mbak, saya ga ngerti maksudnya spesial itu seperti apa"

"Ga papa mas saya ngerti kok, kalau bos minta spesial berarti malam ini saya khusus menyediakan waktu untuknya, tanpa berhubungan dengan yang lain, ya biasanya sih kalau spesial saya mematikan semua alat komunikasi biar ga terganggu"

"Terus biayanya berapa mbak"

"Karena ini bos pelanggan baru saya kasih diskon, khusus malam ini saya minta biaya ganti make-up aja"

"Iya berapa ganti make upnya mbak"

"Tiga juta mas"

"Waduh... make-up apaan seharga gitu mbak"

"Banyak mas, kan muka atas sama muka bawah harus di kasih make semua biar fress... heheheh..."

"Ya udah nanti saya kasih tahu dulu ke bos sebelum masuk ya"

"Oke mas, oh iya kalau mas mau minta lebih ke bosnya ga papa, nanti lebihnya saya kasih ke mas, sebagai ucapan terima kasih saya"

"Owh.. gitu boleh mbak"

"Ya boleh lah, saya ga serakah orangnya mas"

"Engga lah mbak saya sudah di gaji sama bos saya dan itu sudah cukup"

"Setia juga mas-nya ya... jadi gemes saya.. hehehe"

"Oke mbak bentar lagi kita sampai nanti mbak tunggu di mobil aja dulu yah.."

"Siap mas"

Mobil yang ditumpangipun berhenti di depan sebuah hotel, dan supirnya langsung turun masuk ke dalam hotel.

Selagi menunggu supir itu datang lagi, aku berusaha untuk kembali berkomunikasi dengan senja.

"Senja... hentikanlah kegiatan dan misimu ini, aku sudah tahu semua hal ini benar-benar sudah terlalu jauh"

"Sudahlah bang, aku minta abang pergi dan pulanglah ke sumatera, aku sudah memilih jalanku bang.., tujuan hidupku sekarang adalah balas dendam kepada semua kaum laki-laki yang kerjaannya hanya membuat para wanita sebagai pemuas nafsu dan mainan belaka, aku akan menuntut keadilan untuk para wanita yang senasib denganku"

"Jika begitu baiklah senja.., akupun akan berusaha semampuku untuk menghalangimu menjalankan misimu"

"Itu terserah abang"

Hmmmm... sepertinya itu sebuah tantangan, hatinya sudah penuh dengan aura kegelapan, aku sama sekali tidak melihat sosok senja yang dulu ku kenal di dalam dirinya.

"Sekali lagi aku tidak mau berurusan denganmu bang, aku sangat menghargai kebaikan abang, aku mohon abang biarkan aku menjalani hidupku sendiri"

Aku melihat khodam yang ada di dalam dirinya sudah terbangun dari tidurnya dan keluar dari dalam tubuh senja, dan sudah berada di luar mobil yang di tumpangi, seolah sedang menungguku untuk bertarung.

"Pergilah bang, bukankah abang bisa melihat khodam pendampingku sudah gerah dengan kedatangan abang, aku tidak mau abang bertarung dengannya"

"Baiklah senja, aku akan pergi dulu, tapi yang jelas aku akan selalu mengikutimu sebelum kau menghentikan misimu ini. Assalamu'alaikum."

"Terima kasih bang, walaikumsalam"

Aku segera melesat pergi dan kembali ke rumah bang pudin di banten bersama seruni.

"Dinda lantas bagaimana menurutmu apa yang harus aku lakukan untuk menghentikan misinya"

"Nanti masalah itu kita lanjutkan kanda, sekarang sepertinya kita akan kedatangan tamu ntah dari mana sepertinya ada hubungan dengan misi pencarian leluhur kanda"

"Baiklah kita tunggu saja kedatangannya"

Belum lama tiba-tiba. "Assalamu'alaikum satria"

"Walaikumsalam.. siapakah gerangan kakek ini ?"

"Aku ki marya, utusan dari cirebon"

"Owh.. ada apakah gerangan kakek repot-repot mendatangiku"

"Ananda satria aku adalah utusan dari kanjeng ratu kinasih"

"Siapakah kanjeng ratu kinasih itu kek ?"

"Semasa hidupnya beliau adalah seorang ustazah dan bernama siti hajar, beliau adalah keluarga dari kanjeng sunan gunung jati"

"Lantas apa keperluannya denganku kek"

"Beliau berpesan agar jika ananda membutuhkan bantuan panggillah dia dan kirimlah wasilah fatehah untuknya, serta panggillah dia dengan kanjeng ibu cirebon"

"Baik kek, tapi bolehkah aku bertanya apa hubungannya denganku kek"

"Ananda adalah salah satu keturunan  keluarga dari banten tapi ntah keturunan yang keberapa dan dari silsilah yang mana kakek tidak diberitahu, hanya kanjeng ratulah yang tahu, ananda satria silahkan bertanya langsung kepada kanjeng ratu jika nanti bertemu dengannya"

"Bagaimana cara supaya aku bisa bertemu dengannya kek"

"setelah aku pergi lakukanlah shalat hajat dua rakaat, kirimlah wasilah kepada seluruh para wali, guru dan pembimbingmu, dan hadiahkanlah wasilah khusus untuknya, dan berdoa kemudian panggillah iya insyaallah beliau akan hadir"

"Baiklah kek"

"Sekarang kakek pamit. Assalmu'alaikum"

"Silahkan kek, walaikumsalam"

Kakek marya sang utusan kanjeng ibu cirebon pun langsung melesat dan menghilang, kembali aku merasa kebingungan dan sejenak aku terpaku sambil berfikir mungkinkah jika  aku bisa bertemu dengannya saat ini.

"Dinda apakah sekarang aku bisa melakukan petunjuk kakek marya tadi"

"Lakukanlah kanda, supaya semua bisa terjawab dan kita bisa kembali ke sumatera karena tidak baik kita berlama-lama di tanah jawa ini"

"Baiklah dinda"

Akupun segera mensucikan diri dan melakukan sholat hajat, dan setelahnya aku melakukan pengiriman wasilah sesuai dengan petunjuk kakek tadi.

"Assalamu'alaikum kanjeng ibu cirebon, ibunda siti hajar, kanjeng ratu kinasih, aku satria laduni dari sumatera memohon kehadiranmu"

"Walaikumsalam ananda satria"

Tiba-tiba muncul sesosok perempuan dengan pakaian gamis putih dari sutera halus, dengan paras yang sendu dan suara lembut nyaris tak terdengar.

"Maafkan atas kelancangan ananda, apakah ini gerangan kanjeng ibu cirebon"

"Benar ananda satria"

Entah kenapa saat ini aku merasa sangat sedih hatiku terhenyuh seolah sedang bertemu dengan ibuku sendiri, suasana sejuk sangat terasa di dalam diriku.

"Kanjeng ibu apakah kanjeng ibu adalah leluhurku yang selama ini aku cari?"

"Hal itu hanya tuhanlah yang bisa tahu, ibu sudah memperhatikan gerak-gerikmu semenjak pertama kali ananda menginjakkan kaki di tanah jawa ini, sehingga akhirnya ibu mengutus  ki marya untuk menemuimu"

"Semua pertanyaanmu nanti akan terjawab seiring dengan misi-misi spiritualmu, untuk itu ibu akan memberikan sesuatu padamu sebagai tanda kau adalah keluarga cirebon, kemarikan tanganmu"

Akupun menjulurkan tangan kananku kedepan, dan kanjeng ibu merajah tanganku entah apa yang ditulis akupun tak tahu, dan setelahnya dia mengalirkan energi ghaib ketanganku.

"Anakku ibu sudah menitipkan ilmu atau ajian Jala sena kepadamu, ajian ini adalah ilmu keluarga cirebon, pergunakanlah untuk membantu sesama makhluk ciptaan tuhan"

"Baiklah kanjeng ibu"

"Ajian yang kau miliki itu belum aktif, mintalah panglima sepuh untuk mengaktifkannya nanti setelah kau berada di tanah sumatera, dan sampaikanlah salamku untuknya"

"Baiklah kanjeng ibu"

"Jika misimu sudah selesai maka segeralah kau pulang ke sumatera dan akktifkanlah ilmumu, sekarang ibu pamit. Assalamu'alaikum"

"Walaikumsalam"

Kanjeng ibu cirebon pun segera berkelebat dan menghilang.

Singkat cerita keesokan harinya akupun berpamitan dengan keluarga bang pudin untuk pulang ke sumatera.

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close