Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PORTAL LADUNI (Part 18) - Sukma Korban Tumbal Pabrik


Korban tumbal pabrik (Banten)

JEJAKMISTERI - Banten.., ya.. jika mendengar kata banten aku selalu teringat akan perjalanan spiritualku waktu mencari jejak salah satu leluhurku, yang bermakam di daerah banten.

Ketika itu aku tinggal di banten selama dua bulan, selain mencari jejak leluhur kedatanganku ke banten juga karena misi spiritualku, aku di panggil untuk datang ke banten oleh salah seseorang katakanlah "pasien" dia mendapat kontakku dari salah seorang temannya yang ternyata dulu pernah aku bantu dalam hal pengobatan non medis di jakarta.

Yah.. sambil menyelam minum air, aku mendatangi panggilannya sambil mencari jejak leluhur.

Sebut saja namanya "pudin" dia ku panggil dengan mas pudin. Setelah mengutarakan permintaannya untuk datang ke banten akupun menyanggupinya dan di jemput oleh anaknya di bandara sukarno hatta.

Singkat cerita setelah sampai di rumahnya dia menceritakan keadaan yang dia hadapi, saat ini dia sedang terbaring di tempat tidur, dia tidak lumpuh atau struk tapi layu, semua anggota tubuhnya lemas lunglai. Sudah banyak tempat berobat baik dari segi medis atau pun non medis, mulai dari dokter spesialis sampai ke dukun sudah ku datangi tapi sakit tak kunjung sembuh.

Entah sudah berapa biaya yang sudah di habiskan untuk berobat tapi sakitnya tetap saja tidak kunjung ada perubahan. Mendengar ceritanya itu akupun menyanggupi untuk membantunya.

"Begitulah dang ceritanya, kami sekeluarga berharap dang dinar bisa membantu saya untuk mengobati penyakit saya ini"

"Iya bang, saya sudah sampai di rumah abang ini atas undangan abang, mudah-mudahan saya yang tidak mempunyai ilmu apa-apa ini bisa membantu mengobati penyakit abang, tapi kalau masalah kesembuhan itu semua kita serahkan pada yang maha kuasa, Dia yang mempunyai penyakit dan Dia pulalah yang mempunyai obatnya dan tidak ada penyakit yang turun kebdunia ini yang tidak beserta obatnya, karena itu janganlah lupa kita semua harus sama-sama berdoa agar penyakit abang ini kita temukan obatnya"

Sambil mengobrol aku berusaha untuk melakukan penerawangan ghaib, dari mana sumber penyakitnya ini, karena aku tahu ini bukanlah sakit medis semata, terlihat dari bekas sentuhanku di tangan menjadi berwarna merah seperti bekas dikerok.

"Hmmmm... aku melihat gambaran sebuah pabrik besar, yang di dalamnya banyak karyawan buruh yang bekerja" terlihat juga banyak sekali makhluk ghaib di sana yang lebih mirip dengan roh yang bergentayangan.

Makhluk ghaib ini seperti korban kecelakaan semua, ada yang tangan buntung, ada yang muka hancur seperti ketumpahan minyak panas, ada yang tanpa kepala dan lain sebagainya.

Setelah kututup penerawanganku aku mengajukan beberapa pertanyaan kepada bang pudin.

"Maaf bang, apa abang berkerja di sebuah pabrik atau perusahan apa bang ?"

"Iya dang, saya bekerja di pabrik...(nama pabrik disamarkan)"

"Owh... sebagai apa bang"

"Posisi saya di tempat kerja adalah sebagai manager produksi"

"Sudah lama abang di posis itu"

"Baru tujuh bulan dang, karena saya keburu sakit maka posisi saya sekarang sudah di gantikan orang lain"

"Pabriknya sudah lama di bagun bang"

"Pabrik dibangun sejak tahun enam puluhan"

"Owh sudah lama juga ya pak"

"Apa setiap tahunnya ada buruh atau karyawan yang mati akibat kecelakaan sedang bekerja di pabrik"

"Iya dang, setiap tahun biasanya ada saja karyawan yang mati akibat kecelakaan kerja"

Hmmmmm.... pantas saja wujud dari makhluk astral ada di penerawanganku semuanya seperi korban kecelakaan, rupanya benar mereka mati karena kecelakaan kerja di pabrik itu.

Tapi apa motif dari semua kecelakaan itu, tumbalkah, atau memang karena kelalaian pekerja saja, kalau karena kelalaian kenapa mereka bergentayangan? owh... aku tidak bisa menyimpulkan sebelum aku benar-benar masuk kealam mereka.

"Bang... kelihatannya sakit abang ini ada hubungannya dengan pabrik tempat abang berkerja, saya akan mencoba menelusurinya besok malam ya bang"

"Baik dang, apa saja kebutuhan dang bilang saja nanti anak saya yang akan mencarinya"

"Baik bang"

Keesokanya aku minta agar ditemani oleh anaknya bang pudin untuk meninjau pabrik dari dekat agar aku bisa benar-benar menyaksikan bangunan pabrik itu sekalian aku mau mengambil tanah yang ada di lingkungan pabrik untuk keperluan ritualku nanti malam. 

Hmmmmm... dalam penglihatan mata biasa pabrik ini normal-normal saja seperti bangunan lainnya. Tapi secara penglihatan bathin bangunan pabrik ini sangatlah tua dan buram seperti sudah ditinggal lama dan tidak difungsikan lagi. Dan menjadi sarang para makhluk astral dan dedemit.

Setelah pengambilan tanah kamipun langsung pulang kerumah bang pudin karena aku merasakan pirasat yang tidak baik. 

Sesampainya di rumah alangkah terkejutnya aku, ternyata keadaan bang pudin sedang ngedrop. Ternyata mereka menunggu kami pulang untuk meminta pendapat apakah bang pudin harus dilarikan kerumah sakit atau tidak.

Hmmmm... ternyata penguasa ghaib yang menaungi pabrik itu sudah tahu akan tujuanku. Sehingga mereka memberikan peringatan padaku lewat bang pudin.

"Bagaimana bang apakah suami saya harus kerumah sakit lagi atau tetap dirumah, badannya panas sekali dan selalu mengigau tidak jelas, dia selalu bilang tolong-tolong sakit... begitu saja dari tadi"

"Sebentar ya bu.. beri saya waktu setengah jam untuk memprosesnya"

"Iya bang silahkan"

Aku segera masuk kamar melakukan sholat hajat dan membuat air penetral, beberapa karomah dzikir serta energi kala cakra ku salurkan kedalam air rajah penetral, setelahnya selesai kuminta agar air minumkan dan di usapkan di dada, muka, dan kepala bang pudin.

"Bu... kita tunggu sebentar reaksinya ya, mudah-mudahan ada perubahan"

Aku segera mengambil tempat duduk di samping bang pudin terbaring untuk melakukan komunikasi secara langsung dengan ghaib yang ada di dalam raga bang pudin.

Aku berusaha masuk ke bathin bang pudin, agar bisa bertemu dengan pemimpin dari ghaib yang menyebabkan sakitnya.

"Seruni..hadir..."

"Assalamu'alikum kanda.."

"Walaikum salam, dinda bukakan portal menuju alam bathin bang pudin, kita akan menuju kesana untuk melakukan pembersihan"

"Baik kanda" serunipun langsung membuka portal alam astral dan blaszzzz... kami sudah berada di sebuah tempat gedung tua yang penuh dengan sukma-sukma gentayangan.

"Hmmmm... ini adalah pabrik tempat bang pudin berkerja, karena persis dengan yang kulihat tadi siang"

"Seruni bisakah kau mencari dimana pemimpin dari sukma gentayangan ini"

"Pemimpinnya tidak ada disini kanda, mereka ini adalah sukma-sukma tumbal, mereka tinggal disini karena jasad mereka menemui kematian disini dan sukma-sukma ini menjadi penopang pabrik agar tidak roboh dan bangkrut"

"Apakah mereka semua yang mati tinggal disini dinda"

"Tidak kanda mereka yang ada disini hanya sebagian saja dan sebagian lagi tinggal di istana penguasa yang menyediakan pelayanan persugihan tumbal mausia ini"

"Siapakah yang menyediakan pelayanan itu dinda"

"Nanti kita akan tahu jika kita masuk lebih dalam alam bathin orang ini, untuk itu kita harus membuka satu portal lagi kanda, bersiaplah karena belum tentu nanti kita di sambut secara baik-baik"

Seruni bersiap membuka portal yang lebih dalam agar kami bisa menemui sang pemberi layanan persugihan tumbal manusia ini. Dan blaszzz... kami sudah berada di sebuah area seperti sebuah istana yang megah yang semua bangunannya terbuat dari batu-batu permata dan logam yang berwarna kuning.

Satu pemandangan yang membuatku miris, jika dilihat dari dekat ternyata bahan bangunan ini adalah berbahan sukma manusia, sukma-sukma manusia dijadikan budak dan peralatan, mereka tidak bekerja seperti budak di alam nyata, tapi mereka menjadi alat seperti penopang tiang, alas kaki di depan pintu, dinding bangunan, tempat duduk, dan lain sebagainya.

Owh... mengerikan sekali nasib sukma-sukma ini, mereka terlihat kurus dan lemah.

"Dinda... apakah begini semua nasib sukma manusia korban pesugihan ?"

"Benar kanda, mereka semua dijadikan budak di alam ghaib, tidak ada makanan dan minuman, kekuatan mereka hanyalah jika ada dari keluarga yang mengirimkan doa, maka jika doa itu sampai maka karomah doa itulah yang akan menjadi tenaga mereka"

"Bagaimana jika tidak ada yang berdoa untuk mereka dinda"

"Maka kesengsaraan lah yang mereka dapatkan sampai hari kiamat, karena pada dasarnya sukma manusia berasal dari golongan jin dan golongan jin akan mati jika kiamat, kecuali jika ada yang memusnahkannya"

"Lantas apa yang harus kita lakukan untuk membantu sukma-sukma ini, apa kita bisa membebaskan mereka"

"Kita tidak akan mampu membebaskan mereka kanda, karena penguasanya sudah terikat dengan perjanjian maut dengan manusia yang menjalani pesugihan dan sukma-sukma ini adalah hak penguasa ghaibnya, jika kita membebaskan mereka maka artinya kita telah mencampuri urusan mereka terlalu dalam"

"Lantas bagaimana dengan bang pudin dinda"

"Untuk pasien kanda bersyukur sukmanya belum di ambil karena dia belum mati, jadi kita masih punya kesempatan untuk mengagalkan pengambilan sukmanya"

"Bagaimana caranya kita mengagalkannya dinda"

"Kita akan coba bernegoisasi dengan penguasa disini"

"Tapi itu bukan hal mudah, pastilah nanti akan ada pertempuran terlebih dahulu jika kita menang mereka akan menuruti permintaan kita"

"Baiklah dinda, ayo segera kita temui penguasa disini"

Kamipun melangkah menuju gerbang istana dan masuk kedalamnya, ternyata di dalam istana terdapat lebih banyak lagi sukma-sukma manusia yang dijadikan budak.

Istana ini terlihat sepi, namun dibalik kesepian ini ada banyak sekali mata yang mengintip kedatangan kami, aku merasakan ada banyak sekali makhluk astral yang berkamuflase dengan benda-benda di dalam istana ini.

Belum lagi kami sampai ke ruang singgasana tiba-tiba muncul sesosok makhluk astral yang bertubuh tegap dan berkulit hitam berminyak, dengan rambut yang panjang dan bertelanjang dada, baunya mengeluarkan aroma besi berkarat.

"Hmmm... kelihatannya ada yang menyambut kita dinda, siapakah dia"

"Benar kanda sepertinya dia adalah utusan penguasa disini, dan melihat dari fisik dan baunya dia adalah makhluk astral yang biasa mengisi batu badar besi"

"Owh... ternyata seperti ini wujud khodam badar besi, dia bertampang kasar dan garang"

"Hati-hati jika bertarung dengannya, khodam badar besi terkenal dengan kekuatan dan kekebalannya terhadap senjata tajam"

"Apa kita akan bertarung dengan khodam ini"

"Entahlah kita tunggu saja maunya dia apa"

Semakin lama khodam badar besi itu semakin dekat di hadapan kami.

"Salam tuan... hamba di beri perintah nyai Gendri mayit untuk menyambut tuan, silahkan ikuti hamba"

Kamipun mengikuti langkah khodam utusan penguasa instana yang bernama nyai gendri mayit, hanya melintasi beberapa ruangan akhirnya kami sampai ke ruang singgasana nyai gendri mayit, dan terlihat duduk di singgasana seorang ratu dengan pakaian seorang ratu.

"Selamat datang ksatria dari andalas... ada apa gerangan ksatria menyelami alam kami sehingga sampai ke istanaku ini"

Ruapanya dia tahu juga asalku dari pulau andalas alias sumatera.

"Maafkan kelancangan saya ratu, saya sedang menjalankan misi spiritual yang mungkin berkaitan dengan ratu gendri mayit"

"Apakah misimu itu ksatria..."

"Saya sedang dalam rangka mengobati sakitnya saudara saya ratu, ketika saya menerobos pandangan ke alam astral ini, petunjuk yang muncul di hadapan saya adalah saya harus menemui ratu"

"Lantas apa yang bisa saya lakukan untuk membantu ksatria"

"Kerabat saya sakitnya ada hubungan dengan pesugihan tumbal manusia yang sudah ratu sepakati dengan seorang manusia kaya raya yang minta pasilitas pesugihan kepada ratu"

"Hahahahah.. itulah kelemahan kalian sebagai manusia ksatria, kalian datang memohon kepada bangsa kami untuk mendapatkan harta duniawi dan kami kabulkan dengan syarat harus memberikan tumbal, bahkan tumbal manusiapun kalian sanggupi, lantas kenapa satria bersusah payah untuk datang kemari, bukankah ksatria tahu sudah menjadi hukum alam jika memberi maka kami harus menerima"

"Saya paham ratu, tapi kali ini saya meminta keringanan ratu, agar kerabat saya tidak dipilih sebagai tumbal, bukankah dia tidak mengerti apa-apa tentang kesepakatan bosnya dengan ratu"

"Ksatria dia memang tidak mengetahui hal itu, tapi perjanjiannya adalah kami berhak mengambil tumbal manusia yang ikut menikmati kekayaan yang kami berikan, jika dia terpilih sebagai tumbal berarti dia sudah menikmatinya, dan ksatria tidak berhak untuk membatalkannya... hahaha.."

"Saya mengerti ratu, tapi kali ini saya minta pengertian dari ratu gendri mayit"

"hahahaha.... apa ksatria mempunyai penggantinya, jika iya maka dia akan saya bebaskan dari penumbalan"

"Apa penggantinya itu ratu"

"Manusia digantikan manusia hahaha..."

"Jika penggantinya adalah manusia juga saya tidak ada ratu"

"Maka pulanglah ke duniamu ksatria, sebelum kau menyesal nantinya karena telah mencampuri urusanku"

"Sekali lagi saya minta keringanan dari ratu, saya akan mengganti tumbal dengan hewan kerbau untuk di persembahkan kepada ratu gendri mayit"

"Wahai ksatria kau dengar baik-baik, jika pesugihan kekayaan itu cukup dengan penumbalan binatang maka tentu banyak umat manusia yang sanggup melakukannya, karena itu kami meminta ganti dengan manusia, sehingga yang melakukan persugihan adalah benar-benar yang sudah berhati kelam dan tidak takut dengan sang penciptanya"

"Saya paham ratu, tapi kali ini saya minta keringanan dari ratu, bukankah sudah banyak sukma-sukma manusia yang menjadi budak di istana ratu ini"

"Hahahah... tidak bisa, jika kau mau aku melepaskan dia maka kau yang akan menggantikannya"

"Seruni..."

"Iya kanda"

"Bagaimana ini"

"Negosiasi kita sepertinya tidak berhasil"

"Tidak ada jalan lain selain pertempuran kanda"

"Baiklah dinda saya akan mencoba sekali lagi"

"Percuma kanda, permintaan kita tidak akan di pertimbangkan olehnya, dia adalah seorang ratu, dia mempunyai kekuasaan, dan dia mempunyai kesaktian serta pasukan"

"Tapi dinda jika kita bertempur tentunya akan banyak memakan waktu dan banyak para makhluk astral yang terlibat menjadi korban"

"Seperti itulah kanda, atau sebaiknya kita mundur saja"

"Tidak dinda aku tidak bisa membiarkan bang pudin menjadi korban penumbalan pesugihan orang lain"

"Kalau begitu tidak ada jalan lain bersiaplah kita akan bertempur disini"

"Hmmmm... lagi-lagi aku harus bertarung, agh... sudahlah apa boleh buat jika memang harus bertarung aku akan bertarung"

"Wahai... ratu gendri mayit sekali lagi aku minta pengertianmu, agar bisa memberikan keringanan terhadap misiku, gantikanlah tumbalmu kali ini dengan binatang"

"Hahaha.. satria dungu... berapa kali saya katakan aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu kecuali kau bersedia menukarnya dengan manusia juga, kalau tidak sebaiknya kau pulang keduniamu atau kau akan tinggal disini selamanya"

"Ratu gendri mayit... maafkan jika aku lancang aku tidak bisa pulang sebelum kau mengabulkan permintaanku"

"Hahaha... kalau begitu bersiaplah, kalahkan pasukanku dan aku akan mengabulkan permintaanmu"

Tiba-tiba blazzzz.... kami sudah berada di sebuah tanah lapang tanpa rumput sedikitpun dengan pemandangan yang sangat mengerikan.

Ternyata kami sudah pindah ke luar istana dan berada di arena pertempuran yang diciptakan oleh ratu gendri mayit.

Ratusan bahkan ribuan makhluk astral di hadapan kami, sukma-sukma manusia korban persugihan bagaikan pasukan zombie yang akan melakukan invasi kearah kami. Dibelakang pasukan sukma ada lagi lapisan pasukan makhluk astral yang lebih besar yang ternyata pemimpinnya adalah khodam badar besi yang tadi menyambut kami, ternyata dia adalah panglima perang ratu gendri mayit.

"Hmmmmm... dinda bagaimana ini, pasukan di depan kita terlalu banyak"

"Benar kanda sepertinya kali ini kita membutuhkan bantuan tambahan pasukan"

"Dinda aku akan memanggil seluruh khodam ghaib yang aku tahu untuk meminta bantuan"

"Silahkan kanda"

Sejenak aku berkonsentrasi untuk melakukan telepati pemanggilan para sahabat khodam ghaibku.

"Salam.. naga emas, salam kelelawar hadir..."

"Salam khodam nagasasra ki tunggul kelana hadir..."

"Salam khodam kijung adipati joglo hadir..."

"Salam sahabatku Batara karang, bawakan aku pasukan batara karangmu hadir...."

"Salam khodam pagar ghaibku 7 harimau sumatra hadir..."

"Salam khodam leluhurku harimau blantan hadir..."

Satu persatu para khodam yang ku panggil hadir didekatku dan ada satu pasukan batara karang yang hadir di dekatku.

"Selamat datang para sahabat terima kasih telah memenuhi panggilanku, saat ini aku butuh bantuan kalian untuk menghadapi pasukan ratu gendri mayit yang ada di depan kita"

Tanpa ada pertanyaan satupun dari para sahabat ghaibku, mereka langsung mengambil posisi masing-masing, kecuali khodam leluhurku yang tetap berada di sampingku, dan rupanya kali ini aku akan bertarung dengan mengendarai khodam harimau putih belantan.

Tentu saja suasana ini membuatku sedikit berbangga dengan para sahabatku yang benar-benar datang saat aku membutuhkannya, dan aku baru kali ini melibatkan hampir semua sahabatku.

Hanya para pembimbingku yang belum ku minta hadir, memang kali ini aku tidak akan melibatkan mereka, karena mungkin mereka juga sedang sibuk dengan urusannya masing-masing, tapi aku yakin panglima sepuh sriwijaya pun pasti mengetahui hal yang sedang aku hadapi.

Terlihat pasukan sukma gendri mayit sudah mulai bergerak ke arah kami.

"Dinda seruni kau tunggangilah naga emas, dan saat ini kau adalah panglima perang kita, aku akan menunggangi khodam leluhurku ini"

"Baiklah kanda, berhati-hatilah"

Kulihat sahabat Batara karang mendekat kearahku.

"Sahabatku Satria laduni sebelum kita melakukan pertempuran ini, aku ingin bertanya kepadamu apakah kau yakin untuk melajutkan pertempuran ini, apa yang kau dapat dari pertempuran ini, ingat hanya demi satu anak manusia yang bukan siapamu kau telah membuat akar permusuhan dengan penguasa ghaib Ratu gendri mayit"

"Ingatlah permusuhan yang kau mulai ini tidak akan cukup sampai disini, jika kita memenangkan pertempuran ini yakinlah di setiap pertempuranmu yang akan datang dia akan selalu mengirim bantuan kepada musuh-musuhmu untuk mengalahkanmu"

"Sahabatku, bagiku ini bukan hanya sekedar membantu sesama manusia, tapi aku sudah diikat sumpah oleh para leluhur dan guru ghaibku, bahwa apapun yang terjadi jika untuk melakukan misi spiritual sebagai seorang ksatria di alam ghaib, aku tidak boleh mundur, masalah sekecil apapun jika benar maka haruslah diselesaikan walaupun harus melewati pertempuran besar"

"Baiklah sahabat satria laduni, jika engkau sudah siap dan terikat dengan sumpahmu maka aku akan menemanimu untuk memenangkan pertempuran ini"

Sahabat batara karangpun kembali ke pasukannya, kemudian terdengar pula kata-kata dari khodam leluhurku harimau putih.

"Naiklah ke punggungku cucuku" 

"Hmmmm... ini pertama kalinya aku menunggani khodam harimau belantan ini, gagah sekali dia ini, entah sudah berapa ratus tahun usianya dan sudah berapa gilir dari leluhurku terdahulu, bapakku sampai aku yang di dampinginya"

Khodam harimau putihku langsung melesat ke barisan paling depan mendekati seruni yang sedari tadi sudah menungguku dari atas naga emas.

"Bagaimana dinda apa kita akan melakukan penyerangan lebih dulu"

"Kita tunggu saja dulu mereka kanda"

Terlihat pergerakan pasukan ratu gendri mayit perlahan bergerak dan sudah hampir sampai di hadapan pasukanku, dan tiba-tiba pasukan itu berhenti setentak, seketika dari arah dalam pasukan terdepan muncul seorang lelaki gagah dengan pakaian seperti seorang pendekar dan menunggangi seekor khodam macan hitam.

"Hmmm... siapakah dia ini"

Laki-laki itu memegang sebuah busur panah berwarna kuning melangkah kearahku.

"Salam ksatria laduni dari pulau andalas"

"Salam juga sahabat ksatria"

"Aku sudah sering mendengar berita ghaib tentangmu ksatria laduni, sepak terjangmu cukup membuat aku penasaran ingin bertemu denganmu dan sekarang walaupun di alam astral keinginanku bisa terwujud"

"Perkenalkan aku arya sapta dewa, akulah pemimpin pasukan Kanjeng ratu gendri mayit"

"Baiklah sahabat arya sapta dewa, aku tidak perlu mengenalkan diriku padamu karena kau sudah mengetahui nama dan gelarku, aku hanya ingin bertanya padamu bukankah kau adalah sosok manusia sepertiku, kenapa kau memilih jalan mengabdi kepada ratu sesat itu dan bukankah kau salah satu jamaah yang hadir di wejangan sang syeh Lemah abang ?" (part 7 aku dan guru sejati)

"Yah... kau benar ksatria laduni, aku tidak sepertimu sebagai manusia yang begitu naif, aku mengabdi kepada junjunganku ratu gendri mayit aku salah satu juru kunci jika ada manusia yang membutuhkan pesugihan, dan dengan mengabdi sebagai pengikutnya aku bisa mendapatkan apapun yang aku mau harta dan keilmuan semua aku punya, dengan menjadi pengabdinya pula aku bisa menjadi ksatria di alam astral ini"

"Kau benar sahabat tapi bukankah kita diberi anugerah ini disertai dengan tanggung jawab sebagai ksatria-ksatria penyeimbang alam ghaib dan nyata bukan seperti yang sahabat lakukan sekarang berpihak kepada satu alam saja, bahkan rela menempuh jalan sesat dan merugikan orang lain"

"Haahaha... berhentilah kau berceramah seperti guruku hal itu adalah urusanku, yang aku ingin saat ini adalah menjajal kemampuanmu bukan mendengar ocehanmu"

Seketika arya sapta dewa melesat bersama tunggangannya kembali kedalam pasukannya, dan terdengar suara teriakan.

"Seraaaaanggg...." Pasukan yang dipimpinnya pun langsung berhamburan kearah kami, dengan garang dan membabi buta, mereka langsung bergerak kesana kemari menyebarkan serangan-serangan tanpa komando aturan atau formasi, pertanda kalau mereka ini adalah sekedar bala tentara dadakan yang di ambil dari sukma-sukma korban tumbal persugihan.

Disisiku sahabat batara karang langsung menyambut dengan pasukannya, sekejab arena pertempuran sudah di penuhi dengan dua pasukan yang saling serang, terlihat memang pasukan batara karang kalah jumlah tapi dari kemampuan jauh mereka lebih unggul.

Teriakan dan jeritan pasukan sukma terdengar diiringi dengan terlempar dan musnahnya tubuh mereka, yah... mau bagaimana lagi mereka harus mengalami kematian dan kemusnahan, mungkin ini lebih baik bagi mereka dari pada mereka menjadi budak di alam ghaib sampai hari kiamat tiba.

Sementara seruni sudah berada di atas mereka dengan naga emas sesekali menyemburkan apinya, setiap musuh yang terkena semburan api langsung hangus dan musnah, sedikit demi sedikit pasukan sukma mulai habis.

Hanya tinggal beberapa sukma saja yang tersisa, dan langsung menyusul pasukan khodam badar besi menggempur pasukan batara karang.

Memang kali ini pasukan batara karang mendapatkan lawan yang seimbang, bagaimana tidak batara karang juga terkenal dengan kelebihan kebal dengan semua jenis senjata begitu juga dengan khodam badar besi tentulah pertempuran ini akan menjadi pertempuran yang panjang, dan kedua panglima pasukanpun sudah bertemu dan bertempur yaitu Batara karang sahabatku vs panglima khodam badar besi.

Hmmm.... sepertinya sudah waktunya aku turut dalam pertempuran.

"Ki tunggul, adipati, dan tujuh harimau segera bantu seruni dan batara karang, aku akan bertempur dengan arya sapta dewa" merekapun langsung melesat ke arena pertempuran.

Aku melihat arya sapta dewa sudah mengarah kepadaku, dan akupun langsung mencari arena pertempuran sendiri menyisih dari arena pertempuran pasukan dan dia pun mengejarku.

Setelah beberapa saat menjauh aku menghentikan langkah harimau putihku.

"Cukup sahabat kita sudah cukup jauh dari arena pertempuran pasukan"

Dan arya sapta dewa pun berhenti beberapa meter di depanku.

"Sudah siapkah kau melawanku ksatria dari andalas..."

"Sahabat janganlah kau terlalu sombong dengan yang kau miliki karena yang kita miliki ini hanyalah bersifat titipan yang Maha Kuasa semata Dia bisa mengambil dan mencabutnya kapanpun Dia mau"

"Lagi-lagi kau berceramah, sambutlah seranganku"

Dari atas tunggangannya dia melesat kearahku sambil mengarahkan serangan bertubi-tubi, sepertinya dia benar-benar menjajalku dengan tangan kosong dulu.

Geraknya seperti ilmu kanuragan kungfu gesit dan serangan serangan ke arah titik titik mematikan, berkali-kali pukulannya hampir mengenaiku, kipasan angin terasa kencang saat setiap pukulan mengarah padaku, hmmm... kali ini kau akan melihat bagaimana bentuk ilmu kanuragan dari tempat asalku.

Dengan berdoa kepada yang maha menggerakkan segala sesuatu di bumi ini Aku minta gerak karomatullahku... geraklah dengan ilmu kanuragan silat melayu, seketika semua anggota tubuhku melakukan tarian pencak silat melayu dan menyambut setiap serangan yang datang.

Lama pertarungan tangan kosong antara aku dan arya sapta dewa, belum ada satupun pukulan kami yang sempat mendarat kesasaran, memang aku akui energi tenaga dalamnya sangatlah tinggi, setiap tendangan dan pukulannya selalu disertai dengan tiupan angin, menandakan kalau pukulan itu mengandung energi yang tinggi, setiap batu atau pohon yang terkena hantamannya hancur atau roboh.

Beruntung bagiku karena arya sapta sudah mulai kesal dan emosi karena semua jurusnya meleset, yah... ilmu kanuragan melayu mengandalkan elak dan kemudian masukkan balasan serangan, aku tidak mengerti cara melakukan serangan, semua anggota tubuhku bergerak sendiri seolah mereka mempunyai hati dan mata sendiri, gerak spontanitas bertahan dan menyerang, seandainya di alam astral ini ada kamera tentulah aku minta salah satu sahabat khodamku, melakukan shooting pengabadian pertarungan ini.

Menyadari hal ini akan berlangsung lama, arya sapta dewa menarik serangannya dan mundur beberapa langkah dari hadapanku.

"Satria laduni aku tahu kita tak akan ada pemenang jika bertarung seperti ini, memang ku akui ilmu silat melayumu itu cukup baik, mari kita beradu ilmu kesaktian"

Arya sapta dewa sudah mengambil kuda-kuda seperti mau megeluarkan sebuah ajian dan tak berapa lama terdengar sebuah teriakan darinya.

"Aji... bayu sayutooooo...."

Setelah itu angin terlihat berpusar mengitarinya, sampah, debu kerikil sampai ikut terputar di sekelilingnya dan.... pusaran angin yang di dalamnya terdapat kilatan-kilatan petir itu di arahkan kepadaku, aku tidak sempat membuka sebuah ajian, angin itu cepat sekali menerjang, aku hanya terpikir dengan perisai kala cakra, dan seketika perisai kala cakraku muncul di hadapanku berputar dengan kencangnya.

Tak ayal lagi batu-batu kerikil yang dibawa ajian bayu sayuto membentur gear perisai kala cakra yang membentengiku, percikan-percikan api keluar dari benturan ajian bayu sayuto, ada tiga kali serangan ajian bayu sayuto akan tetapi tak satu kalipun bisa menembus perisaiku, hingga perlahan angin ajian bayu sayuto milik arya sapta dewa menghilang.

Mungkin ini adalah giliranku, karena lawanku kelihatannya belum mempersiapkan ajian berikutnya, dia memang memberiku kesempatan untuk memberikan serangan balasan.

Arya sapta dewa bersiaplah dengan ajianku, Aku mengambil kuda-kuda posisi ajian pukulan tapak budha. Seluruh tubuhku  bergetar terasa sekali energi panas pukulan tapak sudah semakin besar dan cepat sekali naiknya, yah mungkin ini karena adanya bantuan energi dari sahabat batara karang sang pemilik asli pukulan tapak budha yang berada tidak jauh denganku.

Setelah energi sudah maksimal aku langsung melepaskannya kearah arya sapta dewa, bayangan telapak tangan ukuran raksasa satu, dua, tiga ada tiga bayangan tapak budha yang kulepaskan.

Bayangan pukulan telapak tangan budha menghantam arya sapta dewa, dan seketika muncul sebuah perisai ghaib memagari badan arya sapta, dan saat pukulanku mengenainya bayangan tapak budhapun buyar menghilang.

"Hahaha.. satria laduni jangan kau mengira hanya kau yang di anugerahi perisai ghaib, keluarkan semua kemampuanmu"

Sombong sekali dia ini.
"Tidak perlu banyak bicara arya aku menunggu seranganmu selanjutnya" Aku tidak ingin berlama-lama dengan pertarungan ini.

"Baiklah aku akan menyelesaikan pertarungan ini dengan ajian pamungkasku, bersiaplah ksatria laduni andalas"

Entah ilmu apa yang akan di keluarkannya sepertinya benar dia akan mengeluarkan ajian pamungkasnya, yang jelas aku harus bersiap menerima dan mengakhiri pertempuran ini.

"Ajiiaaannn Waringin sunsang......!"

Seketika udara di sekitar arena pertempuran kami menjadi tidak menentu, hawa panas, dingin, bergantian, angin bertiup kencang membentuk pusaran-pusaran seperti tornado dengan jumlah banyak, pusaran angin itu persis dengan pohon beringin yang berposisi terbalik dengan akar di atas dan daun di bawah.

"Owh... inikah bentuk ajian waringin sunsang yang legendaris itu, dahsyat memang, mudah-mudahan ajian waringin sunsang yang dikuasai oleh arya sapta ini belum sempurna, karena panglima sepuh pernah berpesan aku harus berhati-hati jika berhadapan dengan ajian ini"

Memang di tanah jawa ajian ini sangat terkenal di kalangan para spiritual dan banyak para ahli kebhatinan yang menguasai ajian ini sebagai ajian pamungkas.

"Sahabat harimau belantan, apakah sahabat punya pendapat bagaimana aku harus melawan ajian ini"

"Gunakan ajian cakra manggilingan maka, semua waringin sunsang itu akan tergulung oleh ombak energimu dan di dalam gulungan ombak yang terakhir selipkanlah perisai kala cakra"

"Hmmm... baiklah sepertinya hanya ajian cakra manggilingan yang bisa kugunakan untuk menghadapi ajian waringin sunsang terima kasih sarannya sahabat"

"Cucuku untuk membagi kekuatan lawanmu aku akan memancing macan hitam tunggangannya untuk bertarung denganku karena aku melihat energi mereka berdua terhubung menjadi satu"

"Baiklah sahabat silahkan kau jajal macan hitam itu"

Khodam harimau belantan leluhurku langsung melesat ke arah samping menghindari pusat pertempuran, dan ternyata benar macan hitam arya sapta dewa langsung mengejar menyongsongnya.

Sementara ajian waringin sunsang sudah semakin besar, waringin-waringin yang terbentuk seperti putaran angin sudah semakin banyak dan sepertinya sudah siap untuk dilepaskan kearahku.

"Hmmmm... baiklah ini saatnya aku menguji kembali kemampuan ajian cakra manggilinganku"

Tidak memerlukan waktu lama pembangkitan energi cakra manggilingan bisa dengan cepat kulakukan, terasa olehku kali ini energi alam cakra manggilingan sangatlah besar, sambil menunggu pelepasan ajian waringin sunsang aku terus berusaha untuk memaksimalkan kumpulan energiku.

"Satria laduni bersiaplah temui kemusnahanmu hiyaaa... waringin sunsaaaaannnggg....."

Waringin sunsang sudah dilepaskan, dengan cepat badai waringin menerjang ke arahku, aku langsung menghentakkan kedua tanganku ke bumi. "Ajiiiiaaaaannnnn cakra manggilingaaaaaann...."
seketika munculah gelombang energi yang besar menyambut badai waringin sunsang dua ombak energi besar kulepaskan.

"Duuuuuaaaaaarrr" aku tidak bisa menggambarkan dengan kata-kata untuk menyamai suara benturan kedua energi yang maha dahsyat, saat mereka bertemu di tengah arena pertarungan.

Bagaikan segumpalan awan kabut raksasa yang di dalamnya terjadi petir dan aliran pendek listrik, dengan suara-suara percikan dan dentuman keras, kedua kumpulan energi itu saling menggulung, seketika arena pertarungan seakan mendung dan gelap karena diselimuti kabut energi yang disertai sambaran petir kesana kemari.

Owh... untunglah pertarungan ini terjadi di alam astral karena jika terjadi di alam nyata betapa banyak akan menimbulkan kerusakan di alam.

Hingga akhirnya gulungan energi itu menjadi menipis dan ini saatnya aku melepaskankan ombak yang ketiga, sesuai dengan petunjuk harimau belantan, aku akan menyelipkan perisai kala cakra di dalamnya.

"Hiyaaaa...." Ombak energi ketigapun muncul dan di dalamnya sudah kuselipkan perisai kala cakra.

Arya sapta dewa terkesima melihat dihadapannya masih ada ombak yang menyongsongnya dan dia belum bersiap diri, karena energinya sudah habis dengan ajian waringin sunsangnya tadi. 

Ajian cakra manggilinganku sudah hampir sampai menggulungnya dengan gerakan secepat kilat dia berusaha untuk melompat jauh kebelakang, akan tetapi dia tidak menyadari jika di dalam gulungan energi itu sudah terselip gear perisai kala cakraku, Naas baginya saat tubuhnya melayang menjauhi gulungan ombak energi perisai kala cakra dengan kecepatan tinggi dalam sekejap sudah menghantamnya.

"Aaaaaagggghhh......."
terdengar suaranya jeritan kencang saat gear perisai nan tajam mengenainya,, beruntung dia hanya terpental jauh karena ternyata gear kala cakra mengenai perisai ghaib yang yang terpasang di tubuh arya sapta.

Disisi lain, melihat tuannya terpental jauh dengan suara teriakan macan hitam yang sedang bertarung dengan harimau putih sahabatku secepat kilat menyongsong tuannya dan menangkapnya kemudian melesat menghilang dari pandangan mata.

"Hmmmm... beruntung dia di selamatkan oleh tunggangannya, dan perisaiku hanya mengenai perisai ghaibnya dan menyebabkan sukma dari arya sapta dewa sang ksatria sesaat mengalami cidera luka dalam dan akan berdampak sekali dengan jasad nyatanya, aku yakin setelah ini dia memerlukan waktu yang cukup lama untuk memulihkan kemampuan supra naturalnya"

Sekarang aku fokus ke pertempuran antara kedua pasukan, di depanku.
Sahabat batara karang, tujuh khodam macan sumatra, ki tunggul kelana, dan seruni masih berkecamuk dengan pertempurannya, aku pun mendekat kearah seruni.

"Bagaimana dinda, kita harus cepat menyelesaikan pertempuran ini, sebelum nanti bala bantuan dari ratu gendri mayit datang lagi"

"Baik kanda aku akan mengakhiri pertempurannya"

Seruni kembali naik ke punggung naga emas, sepertinya dia akan mengeluarkan ajian segara geninya dari atas udara.

Selanjutnya aku mendekati sahabat batara karang, sepertinya dia sudah selesai dengan pertarungannya dan memerintahkan pasukan batara karang-nya untuk kembali ke asal mereka masing-masing.

"Bagaimana sahabat, apa khodam badar besi itu sudah musnah"

"Tidak ksatria, dia melarikan diri dari medan pertempuran saat terkena ajian tapak budha, dia memang kebal dengan senjata tapi lemah dengan pukulan"

Sementara tujuh macan, kelelawar dan ki tunggul kelanapun sudah hampir selesai, semua pasukan sukma di babat habis oleh mereka, teriakan di sana sini, auman macan, dan pekikan kelelawar mewarnai pertempuran.

Kulihat seruni mengarah padaku dan melompat dari punggung naga emas.

"Bagaimana kanda kita sudah menyelesaikan pertempuran, sekarang mari kita kembali ke istana ratu gendri mayit"

"Baiklah para sahabatku, kita sudah mengalahkan pasukan ratu gendri mayit, sekarang aku minta kalian menemaniku ke istananya karena aku akan menantang sang ratu untuk bertarung"

Kamipun segera melesat menuju istana, dan menerobos masuk kedalam ruang singgasana.

"Wahai ratu gendri mayit... pasukanmu sudah ku kalahkan, panglimamu arya sapta dewa entah kemana larinya"

"Sekarang aku minta kau mengabulkan permintaanku untuk membebaskan sukma sahabatku dari penumbalanmu dan sebagai gantinya aku akan memberikan persembahan kerbau untukmu jika kau setuju maka aku akan pergi dari sini dan jika tidak kau akan bertarung denganku"

"Satria laduni dari andalas, aku salut dengan keberanianmu dan para sahabatmu itu, hanya demi membantu satu orang yang bukan saudaramu kau rela mengorbankan jiwamu, baiklah aku tidak akan bertarung denganmu walaupun aku tahu aku bisa memenangkan pertarungan denganmu, demi menghormati para gurumu dan kanjeng ratu kidul, kuterima persembahanmu dan pergilah dari hadapanku"

"Baik ratu terima kasih kami mohon diri"

"Silahkan ksatria pemberani"

"Wahai para sahabatku, sekali lagi terima kasih atas bantuan kalian, sekarang kalian boleh kembali ke tempat kalian masing-masing dan suatu saat nanti kalian akan kupanggil untuk kembali bertempur bersamaku"

Dengan sekejap mereka langsung menghilang dari pandangan mata, hanya tinggal aku dan seruni.

"Dinda mari kita kembali ke bang pudin"

"Baik kanda" Seperti biasa seruni membuka portal ghaib dan tiba-tiba blaszzzz... kami sudah kembali berada di tempat bang pudin terbaring.

Aku langsung mendekati bang pudin dan mengerahkan energi cakra tirta mayaku sebagai energi kehidupan yang di berikan oleh kanjeng ibu ratu kidul.

Hanya memerlukan waktu beberapa menit, terlihat perubahan dari fisik bang pudin, wajahnya kembali terilhat terang pertanda dia sudah tidak di incar sebagai korban ghaib pesugihan.

"Akhir kata, jangan sekali kali mencari
kekayaan dengan jalan pesugihan, karena harta yang di dapat adalah dari rezeki orang menjadi korban,
baik itu isi keluarga ataupun orang lain, dan sukma sang korban akan menjadi budak di alam astral sampai hari kiamat tiba..bdan pada akhirnya nanti yang melakukan pesugihan pun akan menjadi budak disana sebagai bayaran kekejian yang di lakukan.. camkan itu saudaraku"

"Salam rahayu"

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close