PORTAL LADUNI (Part 27) - Pengembalian Tongkat Pusaka Naga Emas
ASSALAMUALAIKUM. OM..SWASTIASTU SALAM RAHAYU
"Berjuanglah tanpa membawa massa, menanglah tanpa harus merendahkan dan mempermalukan, berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan, dan keturunan, kaya tanpa harus didasari hal-hal yang bersifat materi"
JEJAKMISTERI - Beberapa hari setelah penerimaan wejangan kalacakra dari Sang maha resi Barata, aku menutup rumah yang artinya aku tidak menerima tamu untuk meminta bantuan karena biar bagaimanapun bagiku keluarga adalah hal utama.
Hal ini dikarenakan aku harus bersiap untuk menghadapi serangan seperti yang di katakan seruni waktu itu.
Aku kawatir jika energiku dan karomahku banyak di keluarkan untuk membantu orang lain maka saat serangan itu datang kekuatanku tidak maksimal.
Setiap malam aku mengumpulkan energi dan karomah dari hikmah wirid dan penyerapan energi alam, karena tanpa semua itu aku akan kesulitan untuk bertempur, aku tidak seperti supranatural lain yang mempunyai segudang ilmu yang bisa di andalkan yang diturunkan dari gurunya.
Aku belum tahu siapa sebenarnya yang akan menjadi lawanku kali ini, seorang supranturalkah?, atau pasukan ghaib murni tanpa campur tangan manusia yang mungkin selama misiku merasa terganggu sehingga ingin balas dendam.
Malam ini aku akan menambah kekuatan pagar ghaibku, apapun akan kulakukan untuk melindungi keluargaku.
Entah kenapa malam ini hawa mistis terasa begitu tebal, angin bertiup kencang sekali, beberapa burung peliharaanku berbunyi berkali-kali seolah berusaha memberikan isyarat akan ada sesuatu yang datang.
Malam sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB mataku benar-benar merasakan kantuk yang sangat berat, mungkin karena tadi siang aku tidak sempat tidur karena pekerjaan realku.
Aku melangkah ke tempat tidur dan melihat kedua anakku sudah tidur terlelap lebih dahulu, tak lama akupun langsung terlelap.
"Dang...! bangun, dang...! banguun, daaanggg banguuun" ternyata suara istriku memanggil sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.
"Susah bener bangunnya.."
"Owh... iya kenapa dek ?"
"Ini badan abang panas sekali" Abang adalah panggilan anak laki-lakiku.
Aku langsung kaget mendegar kata istriku dan langsung bangkit dari tidur, kupegang ternyata memang benar badan abang panas sekali, dia mengigau "Ibuuu... takuuuut, ibuuu... ayaaaah.... takuuut"
"Dek ambilkan air putih satu gelas" istriku langsung ke dapur dan mengambil air putih.
"Ini dang..."
Kurajah air tersebut, dengan mentransferkan energi cakra tirta maya ke dalam air itu.
"Ini dek kamu minumkan ke abang, usap semua bagian tubuhnya dengan air ini"
Saat istriku melakukan perintahku, aku melakukan penelusuran ke bhatin anakku.
Betapa terkejutnya aku melihat istriku sedang bertempur sambil menggendong sukma anakku.
"Hmmm... yang bertempur itu bukanlah istriku, melainkan seruni khodam pendamping ghaibku, dia melakukan malih rupa agar anakku merasa tenang karena iya menyangka ibunyalah yang sedang menggendongnya."
"Agh... rupanya ini yang telah terjadi, ada yang mau menculik sukma anakku"
Aku langsung menutup penerwanganku, dan bersiap untuk ikut bertempur bersama seruni.
"Dek... kau jagalah abang, beri terus dia minum dan kompres badannya dengan air tadi, aku akan masuk kamar sebentar"
"Apa tidak lebih baik kita kedokter dang ?"
"Tidak perlu, ini bukan masalah medis tapi non medis, jika kita bawa ke medis kita bisa terlambat karena itulah yang mereka inginkan untuk menyita waktu agar misi penyelamatanku terlambat"
"Baiklah dang... hati..hati.."
"Tidak usah kawatir jaga saja abang, bantu aku dengan dzikir saja"
"Baik dang"
Akupun langsung bergegas masuk kamar ritualku, dan langsung membuka portal ke bhatin anakku "blazzz..."
Begitu masuk lokasi betapa terkejutnya aku, seruni sedang bertempur sendirian menghadapi sebuah pasukan khodam yang berpakaian seperti pasukan jawara, ada juga yang bebentuk rupa mengerikan, genderuwo, demit, dan sebagainya.
Siapa dan darimana mereka ini aku belum tahu, sepertinya mereka ini murni ghaib dan bukan utusan manusia.
"Dinda... mundurlah dan bawa anakku"
mendengar perintahku seruni langsung melompat mundur.
Sepertinya ini saatnya aku menjajal kalacakra yang baru di upgrade oleh resi barata.
Tiga perisai kalacakra sekaligus ku aktifkan, dan ku lempar ke arah pasukan yang ada di depanku untuk memukul mundur lawan-lawanku, ketiga perisaiku berterbangan kesana kemari, banyak sudah lawan yang tumbang dan musnah.
Tapi karena yang kuhadapi adalah sebuah pasukan besar tentu ada satu pemimpinya, bukankah lebih efektif jika aku mengalahkan pemimpinnya.
Biasanya jika sebuah pasukan sudah dikalahkan pemimpinnya maka yang di bawahnya akan mundur dan menyerah.
"Hmmm... aku harus mencari panglima pasukan ini, dimanakah dia, bagaimana rupanya, aku tidak melihat satupun anggota pasukan yang mencolok"
"Bagaimana cara aku memancingnya keluar" sejenak aku memutar fikiran untuk mendapat ide memancing panglimanya menunjukkan diri.
"Baiklah jalan satu-satunya aku akan memporak-porandakan pasukan ini dengan ajian cakra manggilingan"
Akupun segera mundur beberapa langkah untuk mengaktifkan ajian cakra manggilingan, sementara perisai kala cakra masih terus menerjang pasukan.
"Ajiaaaannn cakra manggilingan.....!"
Tiga ombak energi besar kulepaskan, langsung mengantam pasukan didepanku, tak ayal pasukan di babat rata oleh ajian cakra manggilingan.
"Hmmm... lagi-lagi aku sudah memusnahkan banyak bangsa ghaib dengan ajian ini, kemana pemimpinya, tidak mungkin jika dia tidak bisa menghindari seranganku "
Sejenak aku menunggu tapi tidak ada pertanda dia muncul, akhirnya aku memutuskan untuk kembali kepada seruni yang masih menggendong sukma anak laki-lakiku.
"Dinda... apa sebenarnya yang terjadi, kenapa mereka mau mengambil sukma anakku ?"
"Entahlah kanda, sepertinya ini adalah murni aktifitas bangsa ghaib dan tentunya ada ghaib tingkat tinggi yang memberikan perintah sehingga mereka bersedia mempertaruhkan nyawa untuk mendapatkan sukma anakmu"
"Tapi tujuannya apa dinda ?"
"ketahuilah kanda, sukma-sukma anak manusia yang mempunyai kelebihan seperti anakmu selalu di cari di alam ghaib ini, mereka akan di gunakan sebagai tumbal atau di didik sebagai calon ksatria aliran hitam, mereka akan dititipi karomah, energi, dan ilmu beraura negatif, karenanya banyak sekali para spiritual di duniamu yang kerjanya hanya menyesatkan orang lain, dan banyak yang menjadi juru kunci persugihan yang memakan tumbal manusia"
"Mereka nanti akan mempunyai kemampuan spiritual tanpa belajar dan biasanya mereka sering mengaku sebagai titisan"
"Lantas kenapa anakku yang mereka pilih? seharusnya mereka tahu kalau bapaknya juga seorang spiritual"
"Kemungkinan anakmu dipilih untuk mengalahkanmu kelak"
"Hmmm... begitu licik cara mereka, baiklah akan ku cari siapa gerangan yang merencanakan hal ini"
"Tunggulah sebentar kanda, sebentar lagi akan muncul pasukan yang lebih kuat dari yang pertama tadi"
Benar saja, tidak lama bermunculan ghaib-ghaib yang berwujud manusia sempurna, mereka berpakaian seperti seorang ksatria melayu seperti pakaian yang ku gunakan saat ini.
"Dinda... apakah mereka ini murni ghaib ataukah sukma-sukma ksatria melayu zaman dulu yang masih beraktifitas di alam ghaib ini ?"
"Mereka para ksatria murni dari alam ghaib ini kanda, dari daerah mana mereka berasal ?"
"Silahkan kanda berkomunikasi sendiri dengan mereka"
"Baiklah akan kucoba"
Aku segera melompat ke hadapan para ksatria ghaib melayu yang jumlahnya ada 7 orang.
"Assalamu'alaikum para sahabat ksatria..."
"Waalaikumsalam...." jawab mereka serentak.
"Siapakah pemimpin dari kelompok ksatria ini ?" tanyaku.
Sesaat suasana hening, dan tak lama salah satu dari mereka melangkah kedepan.
"Akulah ketua kelompok ini" jawab ksatria yang maju.
"Owh... baiklah sahabat, dari manakah para sahabat ini berasal ?"
"Kami dari kerajaan serang bintang di dalam sungai batanghari jambi"
"Serang bintang... hmmm yah aku pernah mendengar nama itu, tapi dalam misi apa aku tidak ingat" fikirku dalam hati.
"Lantas ada keperluan apa kalian dari kerajaan serang bintang sehingga berani mengganggu ketentramanku"
"Hahaha... kau jangan pura-pura lupa wahai ksatria laduni...!"
"Bukankah kau yang telah merampas pusaka kerajaan kami"
"Pusaka?..."
"Owh... aku baru ingat sekarang, yah...!, aku pernah melakukan penarikan sebuah pusaka yang berbentuk tongkat kuning berkepala naga yang ada mustikanya, atas permintaan seseorang"
"Ooohhh... masalah itu rupanya, kau benar sahabat, lantas apa maksud kedatanganmu sekarang ?"
"Kami meminta pusaka kerajaan kami di kembalikan kepada kami"
"Ada apa gerangan dengan pusaka itu, bukankah raja kalian sudah menyerahkannya dengan ikhlas"
"Kau memperolehnya dengan pertarungan kksatria, dan itu artinya kau sebenarnya telah memaksa kami untuk menyerahkannya padamu"
"Yah... bukankah itu hal yang biasa terjadi, pihak yang kalah akan memenuhi permintaan yang menang dan itu adalah sebuah kesepakatan sebelum bertarung"
"Benar, tapi perjanjiannya pusaka akan di jaga dan digunakan untuk tujuan kebajikan"
"Tahukah kau ksatria, jika pusaka itu digunakan untuk perbuatan zholim maka efeknya akan sampai kekerajaan kami, hal itu mengganggu keseimbangan kehidupan di kerajaan kami, karena itu kami meminta kau mengembalikan pusaka kerajaan kami, kalau tidak maka kami membutuhkan sukma anak manusia yang mempunyai tingkat energi karomah yang tinggi agar bisa menopang pondasi kehidupan kerajaan kami, dan anakmulah yang kami pilih"
"Sejauh itukah pengaruh tongkat pusaka itu sahabat ?"
"Ksatria laduni, seharusnya kau sudah mengetahui itu, sekarang cepat kau kembalikan pusaka kerajaan kami"
"Baiklah sahabat, jika benar pusaka itu sudah dipergunakan untuk perbuatan yang tidak baik maka aku sendiri yang akan menarik pusaka itu dan mengembalikannya ke tempat semula"
"Baiklah... tapi maaf, kali ini kami tidak mempercayaimu kastria laduni"
"Lantas apa yang harus aku lakukan untuk membuat kalian percaya"
"Kami minta kau memberikan sukma anakmu itu sebagai jaminan, atau kita bersama-sama melakukan pengambilan pusaka itu sekarang juga, karena kami tidak bisa kembali kekerajaan tanpa membawa hasil seperti yang di kehendaki raja kami"
Aku tidak mungkin menjaminkan sukma anakku, tidak ada jalan lain selain aku harus melakukan penarikan pusaka tongkat naga emas itu.
"Baiklah para sahabat kita akan melakukan penarikan kembali tongkat pusaka naga emas itu sekarang juga"
Akupun segera berkonsultasi pada dinda seruni.
"Dinda... aku akan melakukan penarikan pusaka itu kembali, kau bantu menjaga anakku"
"Baiklah kanda, serahkan masalah anakmu padaku"
"Terima kasih dinda"
"Mari... para sahabat... ikuti aku ke lokasi tempat pusaka itu"
Akupun segera membuka portal astral ke lokasi pusaka di simpan, dan.. blazzzz... Tiba di depan sebuah rumah megah, ya... setahuku dulu orang yang meminang tongkat pusaka itu adalah seorang pengusaha besar dan orang kaya, rumahnya dan perkarangannya ini tidak kurang dari setengah ukuran lapangan sepak bola.
Dulu alasannya meminang pusaka itu untuk, memperlancar bisnis perusahaannya, tapi kenapa para ksatria ini mengatakan kalau sudah di gunakan di jalan yang salah, berbagai pertanyaan muncul di benakku, orang itu bukan seorang spiritual tidak mungkin dia bisa mengendalikan khodam naga tongkat itu, semua pertanyaan belum bisa ku jawab sebelum aku melihat langsung apa yang sudah terjadi.
"Para sahabat apakah, kalian bisa merasakan keberadaan pusaka itu di rumah ini ?"
"Benar ksatria pusaka itu ada di rumah ini, kami akan segera mengambilnya sekarang"
Tanpa memberikan kesempatan kepadaku untuk menjawab tiba-tiba dengan kecepatan kilat, salah satu ksatria kerajaan serang bintang melesat menembus bangunan pagar rumah untuk masuk ke dalam lokasi.
"Tungguuuu... sahabat....!" teriakku.
Seberkas sinar kilatan petir meluncur dengan sekejap mata dan "cetaaarrrrrrr.... aaaaagghhhhh..."
ksatria yang masuk terlempar keluar kembali dengan tubuh hangus dan gosong.
"Sahabat...! kalian terlalu gegabah, inilah akibatnya"
Para ksatria yang lain langsung menghampiri temannya yang sudah hangus, mereka berusaha mengalirkan energi kehidupan untuk mengembalikan temannya, tapi sayang sudah terlambat, ksatria melayu itu sudah musnah.
"Ksatria laduni... bukankah kau memiliki ajian cakra tirta maya, bisakah kau mengembalikan saudara kami ini ?"
"Maaf sahabat, jika keadaannya seperti cakraku tidak mampu mengembalikannya, karena dia sudah tewas, cakraku di peruntukkan untuk mengobati, bukan menghidupkan kembali yang sudah mati, karena itu biarkan dia disitu dan kita lanjutkan misi"
"Baik ksatria" jawab salah seorang dari mereka.
"Tapi ingat jika kalian tidak mau berakhir seperti saudara kalian itu, maka ikuti petunjukku..." terangku dengan nada yang tinggi, semua ksatria melayu diam dan tertunduk.
"Baiklah... kalian lihat, di lingkungan rumah ini ada lima menara yang tingginya melebihi atap rumah, kiri-kanan, depan-belakang dan satu ditengah"
"Ya betul ksatria, lantas ada apa dengan menara itu"
"Itu adalah menara pagar ghaib, kelima menara itu saling berhubungan satu dengan yang lainnya, jika ada yang melewati batas menara maka pagar ghaib akan aktif dengan sendirinya, bukankah petir yang menyambar saudara kalian tadi berasal dari salah satu menara itu"
"Karenanya sebelum kita menghancurkan salah satu menara kita tidak akan bisa masuk kerumah itu, apa ada salah satu dari sahabat yang bisa menghancurkan menara itu"
Salah satu ksatria berbicara, serahkan padaku, aku akan menghancurkan menara itu.
Ksatria itu selanjutnya langsung mengambil sikap, rupanya dia akan melakukan serangan pukulan jarak jauh untuk dihantamkan kemenara.
Tangannya di genggam membentuk kepalan, perlahan mengeluarkan sinar biru yang menyelubungi kepalan tangannya, dan tangannya di hentakkan kedepan, seberkas cahaya biru melesat ke arah menara "duarrrrt.....!" suara ledakan terjadi. Tapi sayang menara tetap tak bergeming dan masih berdiri kokoh.
"Sahabat... pukulanmu itu akan sia-sia, menara itu tidak mudah di hancurkan, karena dia mempunyai media, jadi sebelum medianya yang di hancurkan maka menara itu tidak akan bisa di robohkan, tapi jika medianya sudah dihancurkan maka dia akan roboh sendiri"
"Apa dan dimana medianya disimpan ksatria ?" tanya salah seorang dari mereka.
"Melihat dari cahaya yang dikeluarkan dari setiap menara yang berbeda, medianya pastilah berupa minyak berkaromah, dan di tanam pada setiap posisi menara, nah karomah minyak itulah yang membentuk menara pagar ghaib ruma ini, tentunya media berada di bawah setiap menara"
"Lantas bagaimana caranya mendekati salah satu menara sedangkan jika kita mendekat akan langsung di sambar oleh petir dari menara itu ksatria ?"
"Yah... kau benar sahabat, salah satunya cara menghancurkannya adalah dari bawah tanah, apakah ada dari para sahabat ini yang mampu menyusup lewat bawah tanah ?"
"Kalau itu kau tidak usah kawatir, kami dari kerajaan yang berada di dalam sungai, jadi selagi di dalam tanahnya masih ada kandungan air maka kami bisa melewatinya"
"Bagus kalau begitu, kalian silahkan menyusup ke bawah menara dan temukan median minyak yang di tanam itu, nanti jika sudah ketemu maka pecahkanlah minyak itu dengan kemampuan kalian."
"Baik ksatria, kami akan segera menyusup kebawah tanah, satria silahkan tunggu disini" sahut pemimpin rombongan ksatria dari kerajaan serang bintang.
Merekapun langsung masuk kedalam tanah, dan aku menunggu di luar pagar, sebenarnya aku sendiripun mampu untuk menjebol pagar itu, tapi karena ini misi mereka aku tidak mau membuang energi, karena aku yakin setelah ini pastilah akan ada ghaib yang datang untuk menghentikan misi, biasanya seorang pengusaha kaya seperti ini juga mempunyai seorang paranormal andalan untuk membantu pekerjaan dan menjaganya.
Tidak memakan waktu lama terdengar olehku suara salah satu dari mereka.
"Ksatria kami sudah menemukan botol minyaknya"
"Langsunglah kalian pecahkan dan cepat kembali ke luar" teriakku.
Aku melihat kelima menara yang berdiri kokoh itu, satu persatu ambruk dan menghilang.
"Hmmm.... rupanya mereka sudah berhasil memecahkan media pagar ghaib"
Kelima keenam ksatria melayu kerajaan serang bintang akhirnya berkumpul kembali di hadapanku.
"Sekarang bagaimana ksatria, apa kita akan langsung masuk kerumah itu ?"
"Benar sahabat mari kita masuk untuk mengambil tongkat pusaka kerajaanmu"
Kamipun segera melesat menembus kedalam rumah.
"Sahabat... kalian lihat, itu di dinding ruangan tongkat pusakamu di pajang sekarang ambillah"
"Baik ksatria..." jawab salah seorang dari mereka dan langsung melompat untuk mengambil tongkat pusakanya.
Diluar dugaan kembali aku dikejutkan oleh kejadian seperti di luar tadi.
"Aaaaaaggghhh...!" ksatria itu terpental kebelakang dikarenakan sebuah sinar kuning yang keluar dari tongkat itu menghantam dadanya.
Aku tidak ingin ksatria ini mati seperti temannya, aku langsung menghampiri agar tidak terlambat, dan mengalir energi kehidupan cakra tirta maya ke dadanya yang sudah membiru akibat hantaman sinar tadi, beruntung aku masih belum terlambat sehingga ksatria ini bisa terselamatkan.
Selang beberapa waktu, tiba-tiba tongkat pusaka naga emas itu kembali mengeluarkan sinar kuning di seluruh badannya dan "owh..." perlahan tongkat itu menjelma menjadi seeokor ular naga yang panjang dan berkaki alias naga besuki, yang semakin lama semakin membesar.
"Hmmm.... gagah sekali khodam naga ini, fisiknya persis khodam naga sasra ki tunggul kelana sahabatku" pikirku dalam hati.
"Para sahabat itu adalah khodam jelmaan tongkat naga, apakah kalian bisa menjinakkannya?, karena kalau tidak naga itu akan sangat merepotkan"
"Kau tidak usah kawatir ksatria laduni, naga itu mempunyai pasangan dan siapapun yang memegang pasangannya akan bisa menjinakkannya tanpa pemaksaan"
"Owh... baiklah kalau begitu"
Ksatria yang menjawab pertanyaanku tadi langsung melakukan pemanggilan dan.. blazzzz... sebuah benda yang berbentuk pipa panjang berwarna hitam muncul di tanggannya.
"Itukah pasangan dari tongkat itu sahabat ?"
"Benar ksatria, ini adalah sarung dari tongkat pusaka itu, dan mempunyai khodam naga betina"
Sesaat ksatria itu mengacungkan sarung tongkat ke arah naga besuki, benar saja naga itu langsung melesat dengan cepat menyongsong sarung dan perlahan berubah menjadi sebuah tongkat kembali dan pas masuk kedalam sarung, setelah semua sosok naga besuki masuk dan berubah sempurna menjadi tongkat pusaka, ksatria yang memegangnya langsung melakukan penguncian.
"Nah...! ksatria laduni, misi kami sudah selesai, sekarang kami akan kembali membawa pusaka ini kekerajaan kami di mana tempat seharusnya dia berada dan terimakasih atas bantuan dan kebaikanmu"
"Baiklah para sahabat bawalah tongkat itu, sampaikan salam permintaan maafku kepada rajamu"
"Baiklah ksatria... Assalamu'alaikum!"
"Waalaikumsalam"
Keenam ksatria dari kerajaan ghaib serang bintang melesat dan hilang dari pandangan mata.
Sekarang tinggal aku sendiri. "Hmmm... sebaiknya akupun pulang, karena istriku sedang menungguku dirumah, dia pasti kawatir dan cemas apalagi anakku sekarang dalam keadaan sakit panas"
Akupun segera membuka portal astral "blazzzz..." aku sudah kembali di kamar ritualku, dan langsung bangkit menuju kamar tempat anak istriku berada, kudapati istriku sedang tertidur pulas, ku sentuh kening anakku "Alhamdulillah" badannya sudah tidak panas lagi, rupanya Nyai seruni sudah mengembalikan sukma anakku dan melakukan penetralisiran.
"Hmmm... terimakasih Adindaku"
SALAM RAHAYU
*****
Selanjutnya
*****
Sebelumnya