Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PORTAL LADUNI (Part 29) - Tapak Lingkar Langit

Supranatural Tapak lingkar Langit.

"Kehidupan dunia bagaikan bangkai, baunya menyengat, bila kita merasa hidup didunia ini, maka kita juga harus siap hidup bersama hewan-hewan yang menyukai bangkai itu. Jauhi lebih baik sebelum baunya menjadi lebih busuk dan menyengat hidungmu sampai keparu-paru. Makanpun menjadi tidak enak." (Abdul Jabbar)


Assalamu'alaikum, Om..swastiatu, Salam rahayu.

JEJAKMISTERI - Sudah tiga bulan dani belajar di sebuah padepokan yang menitik beratkan ke pelajaran akhlak dan agama, semua do'a mustajab sudah di ajarkan padanya. Hingga suatu sore dani pulang dari pengajian yang rutin di datanginya setiap sore, guna memperdalam ilmu agamanya.

Sore itu biasanya dani pulang bareng teman-teman santri pengajiannya, dani tidak berani jika pulang sendirian karena rumah dan padepokannya lumayan jauh, dan melewati sebuah tempat wingit atau di keramatkan masyarakat kampung setempat.

Tapi sore ini dani terpaksa pulang sendiri, karena dia di minta pembimbingnya menyetorkan satu hafalan do'a, masalahnya sudah tiga bulan di minta menghafalkan do'a yang mustajab. Dani menjadi cemas dan takut, karena rupanya hanya dua  do'a yang baru dia hafal di luar kepala.

Sehingga pembimbingnya menjadi murka terhadapnya.

"Dani...! apa saja yang telah kau kerjakan selama tiga bulan ini, masa baru dua do'a itu saja yang baru kau hafal"

"Maaf ustad, saya susah sekali kalau di bidang hafalan"

"Dani.. do'a-do'a mustajab itu sangatlah penting, karena nanti di kemudian hari saat kamu sendiri dan tidak ada tempat untuk meminta pertolongan orang, maka do'a itulah yang akan menolongmu, karena do'alah media kita memohon pertolongan kepada Allah"

"Iya ustad, saya akan menghafal lebih giat lagi"

"Sekarang pulanglah hari sudah hampir maghrib, apa kamu berani ?"

"Berani dong ustad, aku kan laki-laki masa tidak berani pulang sendiri" Padahal betapa takutnya dia, di dalam kepala dani hanya ada bayangan tempat angker yang akan di lewatinya.

Dalam perjalanan pulang pas detik-detik melewati pohon angker, hari sudah hampir gelap, cahaya remang, bulu kuduk dani mulai berdiri, matanya tersorot tajam kedepan tidak berani menoleh kearah pohon.

Semakin mendekati pohon semakin bulu kuduknya berdiri, dan sekujur tubuh merinding tak tertahan.

"Ada apa ini, kenapa rasa ini ingin membuat aku lari" pikir dani dalam hati, tapi untuk berlari kakinya terasa berat karena penglihatannya kabur di akibatkan kurangnya pencahayaan di tempat itu.

"Gedubraaak....!" 
Suara kencang mengagetkan dani bukan kepalang, jantunya serasa mau copot dan hampir jatuh terduduk, suara itu berasal dari arah depannya, remang-remang dia pelototkan mata apa yang dilihatnya, ternyata segerombolan genderuwo dan wewe gombel, berdiri di depannya.

Genderuwo dengan mata merah bak bara api, mulut lebar bertaring panjang, sedangkan wewegombel dengan lidah menjulur berlendir menjuntai sampai sampai kepusar dengan kuku-kuku panjangnya.

"Hay... anak manusia, berani sekali kau melewati tempat kami ini, kebetulan sekali keluarga kami sedang lapar... ha...aha...ha...!"
Suara genderuwo menggelegar memecahkan kesunyian.

Apalah daya si dani, dia hanya sendiri kemampuan spiritualnya hanya sedikit bahkan belum ada, dan melihat makhluk jelek inipun baru kali ini. Saat itu dia baru sadar ucapakan pembimbingnya tadi, jika tidak ada tempat untuk minta tolong maka mintalah kepada Allah dengan cara membaca do'a-do'a mustajab minimal para jin syetan genderuwo takut dengan hikmah do'a yang di baca, sehingga tidak berani mengganggu.

Karena dalam situasi kepepet maka dia baca do'a satu-satunya yang dia hafal dengan lancar.

"Bismillahirrahmanirrahim... Allahumma bariklana, fimaa, razak tana, wakina azabannar" doa itu di bacanya berulang-ulang sambil tangannya menengadah keatas, dan berjalan menuju gerombolan genderuwo.

Melihat dani yang berjalan sambil membaca doa, wewegombel dan genderuwo terperangah.

"Suamiku... doa apa yang di baca anak manusia ini, sehingga dia begitu berani" tanya wewegombel.

"Istriku sebaiknya kita pergi bawa anak-anak kita, anak manusia ini akan memakan kita semua"

"Apa benar itu suamiku" tanya wewegombel lagi.

"Benar istriku, doa yang di bacanya adalah doa sebelum makan"
Seketika segerombolan genderuwo dan keluarganya berlari terbirit-birit. "Kabooooorrrrr......!"

***

"Criiiinnnghh..." suara handphoneku berdering, kulihat ada panggilan tapi nomernya saja yang muncul yang artinya contact ini belum tersimpan di hp ku, dan artinya juga ini orang baru. Aku memang lagi malas ngobrol apalagi jika orangnya belum aku kenal, kubiarkan saja hp ku berdering dan kulanjutkan lagi membaca buku yang masih terbuka di tanganku.

"Criiiiiinngggh...." sudah dua kali ku biarkan dan ini panggilan ketiga, agh... aku coba angkat saja pikirku, mungkin benar-benar hal penting makanya orang ini terus-terusan berusaha menelpon.

"ya hallo... assalamu'alaikum...!" jawabku.

"Waalaikumsalam ini dang dinar ?" sahutan suara seorang laki-laki dari handphone.

"Ya benar saya dinar, ada apa ya pak ?"

"Maaf mengganggu kesibukannya dang, saya ramadan"

"Iya pak ramadhan ada perlu apa yah ?"

"Saya ada perlu dang, saat ini saya lagi sakit, saya minta dang dinar mau bantu ngobatin saya dang"

"Owh... sakit apa pak ?"

"Nah itu dia dang saya belum bisa menceritakannya kalau belum bertemu dang"

"Ooo... begitu, yaudah pak ramadan datang saja kerumah saya kita ngobrol biar enak ceritanya"

"Iya dang, tapi maaf saya ini sedang terbaring di tempat tidur saya ga bisa bergerak jauh, karena jika bergerak dada saya sakit dan batuk-batuk berdarah"

"Owh... gimana itu pak"

"Saya benar-benar minta bantu dang, bukan saya manja atau merepotkan dang, tapi karena keadaan saya ini, sudilah kiranya dang dinar berkunjung kerumah saya untuk melihat keadaan saya ini"

"Hmmm... ini orang benar-benar sakit atau hanya main-main" pikirku.

Agh... untuk memastikan sebaiknya ku terawang saja dulu. Akupun membuka penerawangan ke pak ramadhan.

"Owh... benar, dia sedang terbaring, tapi sakit apakah dia ?" kucoba masuk lebih dalam.

"Hmm... ternyata dia, seorang supranatural juga kalau di lihat dia hampir sebaya dengan saya tapi sepertinya umurnya masih lebih muda, dan dia terluka dalam akibat pertemperuan ghaib" mungkin ada baiknya aku berkunjung kerumahnya, itung-itung nambah teman sesama spiritual.

"Baiklah pak ramadhan kirim alamatnya nanti malam saya sempatkan datang kerumah."

"baik dang, terimakasih banyak sebelumnya, saya benar-benar menunggu kedatangan dang dinar."

Singkat cerita, hari sudah menunjukkan pukul 19.30 wib, setelah melaksanakan sholat isya aku bersiap untuk meluncur kerumah ramdhan yang alamatnya sudah di kirim ke handphoneku.

Tidak susah bagiku untuk mencari alamatnya, karena semua sudut kota kelahiranku ini sudah hafal. Aku berhenti di depan sebuah rumah bedeng kontrakan pertanda aku sudah sampai di tempat yang kutuju.

"Hmmm... inikah rumah ramadhan itu, rupanya dia masih tinggal di rumah kontrakan, sebagai sesama spiritual cukup miris bagiku melihat pemandangan ini"

"Assalamu'alaikum...!"

"Waalaikumsalam....!" jawab suara seorang perempuan dari dalam rumah.

"Pak ramadhannya ada mbak ?" tanyaku.

"Owh... ada pak, tapi dia tidak bisa bangun soalnya sedang sakit"

"Ga apa mbak, bilangin dang dinar yang datang"

"Baik pak, duduk saja dulu pak" sambil dia menunjuk kesebuah kursi dan kembali lagi kedalam rumah.

Sesaat perempuan itu, kembali menemuiku.
"masuk dang" sekarang dia sudah memanggilku dang juga, aku pun mengikutinya masuk ke dalam, dan diruangan bagian ada sebuah tempat tidur yang di atasnya terbaring seorang laki-laki yang sekitar dua tahun terpaut dengan umurku, yang tidak lain adalah ramadhan.

Setelah aku berada disisi tempat tidurnya, ramadhan langsung berusaha duduk, dan menyambut tanganku untuk bersalaman, lama dia memegang tanganku dan dia menampakkan wajah sedih sekalian gembira dengan kehadiranku dirumahnya.

"Dek buatkan kopi untuk dang dinar" ucap ramadhan kepada istrinya.

"Tidak usah repotlah... santai aja" celetukku.

"Gak dang, sebenarnya kalau saya sehat saya pasti menjamu kedatangan dang dinar, malu saya kalau hanya sebatas kopi"

"Bisa saja, emangnya saya jin leluhur yang kalau datang mesti disiapi uborampe" jawabku sambil tertawa.

Ramadhanpun ikut tertawa, seolah dengan kedatanganku saja dia sudah sehat.

"Ramadhan kamu kenapa bisa sampai seperti ini" tanyaku membuka percakapan yang lebih menjurus.

"Itulah dang, panjang sekali ceritanya, tanpa saya ceritapun sedikit banyak dang dinar pasti sudah tahu dengan kejadian yang menimpa saya, dan dang juga pasti tahu kalau saya juga adalah spiritual"

"Iya kalau itu aku sudah tahu, tapi kali ini aku ingin mendengar cerita langsung dari kamu, supaya aku bisa menelusurinya sambil mendengarkan cerita kan lebih gampang"

"Benar juga ya dang"

"Nah kamu sendiri tahu cara kerjanya seperti itu"

"Tapi saya ini tidak bisa duduk lama-lama dang, dada saya terasa sakit sekali kalau duduk"

"Kalau cuman itu gampanglah" aku mengambil air putih yang disiapkan istrinya untuk minum. Kemudian aku rajah air dengan energi cakra tirta mayaku.

"Ini coba minum dulu, lalu sisanya usapkan di dada kamu"

"Baik dang..." ramadhan langsung melakukan petunjukku.

"Oke kita tunggu sebentar, mbak siapkan kain lap dan baskom..." pintaku ke istrinya.

Lalu aku mengambil posisi kebelakang ramadhan, dan mengalirkan cakra tirtamaya ke pungungnya. 

"Subhanallah, walhamdulillah, walaillahailallah, Allaaaahuakbar....!"

"Huaaaakk... huaaakkk...huaaakk" mulut ramadhan langsung menyemburkan cairan kental berwarna merah, baskom kecil didepannya hampir penuh, dengan cairan merah yang dimuntahkan.

Muka ramadhan pucat pasi, dan istrinyapun begitu memperlihat wajah cemas.

"Dang ada apa dengan suami saya" tanya istrinya.

"Ini adalah darah yang membeku di dalam dada, suaminya terkena luka dalam, bukankah dadanya jika dilihat dari luar menampakkan warna kehitaman, organ dalam semua hampir remuk, syukur saja ramadhan ini mempunyai energi supranatural yang cukup tinggi sehingga mampu bertahan sampai saat ini, jikalah orang biasa yang terkena sudah dipastikan akan mati"

"Ramadhan sekarang alirkan energi inti kundalinimu ke sekitaran dada, agar luka dalammu berangsur baik, aku rasa sekarang sudah lumayan ringan rasa sakitnya"

"Baik dang" dengan posisi bersila ramadhan segera membangkitkan energinya.

"Hmmm... melihat cara dia membangkitkan energi sebenarnya dia ini cukup mumpuni, tapi kenapa dia bisa terluka parah seperti ini" pikirku dengan rasa penasaran.

"Nah... sekarang kau ceritakan padaku, apa yang telah terjadi sehingga kau bisa seperti ini"

Begini ceritanya dang...!
Selama ini aku memang membuka praktek sebagai spiritual, di bidang pengobatan non medis, lama aku menjalani profesi ini tapi perekonomianku tidak kunjung membaik, mahar dari pasien yang berobat hanya cukup untuk makan dari hari kehari dang lihatlah aku saat ini masih tinggal di kontrakan dan sangat pas-pasan.

Hingga satu waktu tepatnya dua bulan yang lalu, aku di datangi seorang laki-laki yang minta bantuan jasaku untuk melakukan penarikan emas batangan, emas itu berada di dalam peti yang katanya peninggalan leluhurnya, dan hanya anak cucunyalah yang berhak mengambil emas itu.

Atas jasaku aku akan di bayar sebesar 50 juta, jika penarikannya berhasil dengan dana pembelian sarana penarikan sebesar 15 juta kuterima sebelum acara penarikan di laksanakan.

Sebenarnya ini spekulasi tingkat tinggi dang, tapi demi merubah nasib apapun akan kulakukan, uang 50 juta sangatlah berguna bagiku sehingga kesepakatanpun terjadi di antara kami dengan kuterimanya dana sebesar 15 juta untuk pembelian sarana penarikan.

Malam itu, Pada malam acara penarikan, aku di temani oleh beberapa orang termasuk yang punya hajat datang kelokasi, semua sarana ritual sudah kusiapkan, ku tekatkan dalam hati aku harus berhasil melakukan penarikan ini. Dengan bermodalkan khodam pendamping mustika wesi kuning yang kudapatkan dari hasil tirakat disebuah keramat orang sakti di hutan jambi aku yakin aku akan berhasil dang.

Proses penarikanpun di mulai, penjaga dari peti emaspun keluar dari tempatnya, penjaga ada dua khodam yang keduanya berasal dari bangsa demit sakti, mereka mempunyai perjanjian kepada leluhur yang menanam peti itu, agar mereka menjaga peti itu sampai ada anak cucunya yang terpilih untuk memiliki harta karun emas batangan yang mereka miliki.

Tentu dengan perjanjian itu mereka akan mempertahankan amanah yang mereka emban, dan siap bertempur jika ada yang berniat merampasnya. Sebenarnya aku sudah negosiasi dan mengatakan kalau yang punya hajat adalah keturunan dari yang mempunyai harta karun itu.

Akan tetapi ternyata bukan dia yang terpilih untuk memilikinya dikarenakan yang punya hajat mempunyai jiwa serakah dan tamak yang besar, pelit, dan suka berfoya-foya. Sehingga mereka tidak mau melepaskan benda yang diamanahkan walaupun hanya sekeping saja.

Akhirnya negosiasiku mentok, dan tidak ada jalan lain selain perebutan dengan pertempuran, dalam pertempuran dua khodam penjaga bisa kukalahkan, tapi belum sempat aku menghampiri peti tiba-tiba muncul dua sosok sukma yang berwujud orang tua laki-laki dan perempuan. Mereka mengaku sebagai pemilik peti yang berisikan emas batangan tersebut.

Karena sudah kepalang tanggung, kamipun bertempur dang, ternyata mereka sakti sekali, dengan sekali gebrak aku terlempar dengan sebuah tendangan mendarat di dadaku, dan saat itu aku muntah darah dan pingsan, setelah sadar aku sudah berada di rumah.

"Begitulah cerita singkat saya dang"

"Owh, begitu ya ceritanya, lantas apa rencanamu sekarang ?"

"Entahlah dang saya sekarang sedang mencari guru yang mengajari saya agar kemampuan supranatural saya menjadi mumpuni dang"

"Baguslah kalau begitu, sudah ada calon gurunya, atau padepokan yang akan di masuki ?"

"Sudah dang"

"Siapa calon gurunya, siapa tahu saya kenal orangnya"

"Dang dinar pasti kenal dan faham, karena dang dinarlah yang saya minta menjadi guru saya"

"Ah... bisa aja kamu"

"Benar dang, jujur saya punya banyak kenalan spiritual, selama ini beberapa telah mengobati saya, tapi tidak ada perkembangan sama sekali, karenanya saya punya tekad dalam hati, siapapun yang menyembuhkan saya maka dia akan menjadi guru saya"

"Haha... seperti di film saja"

"Dang dinar ini benar-benar type guru yang saya cari selama ini"

"Hahaha... saya ini tidak punya ilmu apa-apa, dan bukan hasil atau pentolan sebuah perguruan jadi tidak punya kitab ilmu yang bisa di ajarkan"

"Dengan rasa iba saya memohon kepada dang dinar, angkatlah saya menjadi murid spiritual dang dinar" air mata menetes dari matanya yang berkaca-kaca.

Sebenarnya aku sudah mulai luluh karena iba juga aku melihat supranatural yang satu ini.

"Begini saja, saya ini memang belum ada izin dari ghaib untuk menjadi seorang guru, tapi saya bisa menjadi seorang pembimbing spiritual untuk kamu, dan gurunya adalah khodam mustikamu itu, karena saya lihat dia adalah khodam yang lumayan tua dan cukup sakti"

"Apa bisa begitu dang ?"

"Ya bisalah.., sebenarnya selama ini kamu hanya kurang mengeksplorasi khodam pendamping kamu, yang kamu tahu hanya meminta bantuan dan selalu memerintahkannya untuk mewujudkan hajat dengan sebuah sugesti perintah"

"Hal ini membuat kamu tidak mengenali siapa sesungguhnya pendamping ghaib kamu"

"Iya dang, dang dinar benar" jawab ramadhan.

"Nah... sekarang kamu pulihkan dulu kesehatan kamu, nanti kita akan bahas lagi, apa dan bagaimana langkah kedepan"

"Baik dang, terima kasih dang sudah bersedia menjadi pembimbing saya"

"Oke sama-sama, dalam dua hari kedepan saya rasa kesehatan kamu akan pulih, jika mau tahu tingginya gunung dalamnya laut, malam ketiga dari sekarang datanglah kerumahku"

"Pasti dang, pasti saya akan datang"

"Kalau begitu aku permisi, untuk bantuan penyembuhan dari dalam carilah madu asli dan minumlah satu sendok makan saat pagi sebelum perut diisi yang lain dan sebelum kamu tidur"

"Siap dang"

Akupun berpamitan pulang.

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close