PORTAL LADUNI (Part 32) - Pesona Supranatural
KOMFLIK SENJA SANG PEMBUNUH BERANTAI
NIAT INGSUN MATEK AJI-AJIKU SUKET KALANJANA, AJI PANGAWASAN SANG HYANG PRAMANA, BYAR PETENG DADI PADANG, PADANG TERAWANG PANGAWASAN INGSUN, SAKABEHING SIFAT KATON SAKING KERSANING ALLAH.
(Penembus alam ghaib)
JEJAKMISTERI - "Criiinggg...!" Suara hpku berdering.
"Ya... hallo assalamu'alaikum!"
"Waalaikumsalam, dang ini ramadhan"
"Ya, ramadhan ada apa ?"
"Dang apa malam ini dang dinar sibuk ?"
"Tidak juga, kebetulan malam ini belum ada misi yang urgen, emangnya kenapa ?"
"Gak dang, kalau dang dinar ada waktu, malam ini saya mau melanjutkan bimbingan lagi"
"Boleh datang aja ga apa-apa"
"Oke siap dang"
Malamnya.
"Assalamu'aikum, permisi...!" suara orang mengucapkan salam dari luar pagar rumahku.
"Owh" benar ternyata orang yang datang adalah ramadhan.
"Assalamu'alaikum dang dinar"
"Waalaikumsalam mari silahkan masuk"
"Lagi nyantai kayaknya nih dang"
"Iya, kebetulan juga malam ini ga ada tamu"
"Sepertinya malam jatah saya dang hehe..."
Setelah satu jam ngobrol.
"Terus gimana nih dang, apa yang mesti saya dapat malam ini, udah tanggung ini, malam ini saya mesti dapat sesuatu"
Sepertinya kamu benar-benar ingin mendalami spiritual yah!
"Benar dang, saya sudah putuskan jalan hidup saya adalah menjadi seorang spiritual"
"Baiklah, kalau memang pilihanmu seperti itu, tapi sebelumnya saya ingin tahu, emas kemaren itu apakah sudah kau bayar infaqnya ?"
"Allahmdulillah sudah beres dang, sebelum saya membelajakan hasilnya untuk keperluan saya, mahar infaq sadaqahnya sudah saya bereskan terlebih dahulu"
"Owh... sisanya banyak tu mau kau apakan ?"
"Sisanya sudah saya belikan ke sebuah rumah untuk tempat anak istri saya dang, walaupun kecil yang penting saya sudah tidak ngontrak lagi dang, dan istri saya sudah saya buatkan usaha warung sembako lumayan untuk kehidupan sehari-hari cukup dari warung itu"
"Oke, apa sudah habis uang hasil penjualan itu ?"
"Masih banyak dang hehehe..." jawab ramadhan cengengesan.
"Dang dinar mau minta apa bilang saja dang"
"Hahaha... saya kan sudah bilang kalau saya ga bisa makan uang itu"
"Nah itu dang, yang membuat saya bingung, kenapa dang dinar tidak bisa memakan uang hasil penarikan, sedangkan saya bisa, terus beberapa spiritual yang saya temui mengakui hal yang sama" lanjut ramadhan.
"Itulah yang mesti kau ketahui, ramadhan ketahuilah jika seorang spiritual itu menguasai ilmu penarikan dana ghaib atau emas yang bersumber dari ghaib sebelum mengambil ilmu itu maka dia akan diikat dengan sebuah perjanjian bahwa ilmunya hanya akan digunakan untuk membantu orang, bukan untuk keperluan pribadi, dan jika ilmu itu digunakan untuk keperluan pribadi maka ilmu itu akan di denda atau dam atau dibekukan"
"Owh, begitu dang !"
"Iyalah, kalau tidak seperti itu ya habislah barang di alam ghaib sama saya"
"Nah salah satu hal yang perlu kau pahami, kenapa saya bersedia mewujudkan satu keping emas itu untuk kau miliki, karena sebelum kau menjadi seorang supranatural sejati, maka kau harus siap dahulu secara ekonomi, kalau tidak, saya pastikan ilmu yang kau miliki akan lebih cenderung di gunakan di jalan yang salah, karena desakan ekonomi keluarga, sampai di situ apa kau paham ?"
"Siap.. dang saya paham !"
"Baiklah ramadhan, sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya wejangkan kepada kamu, tapi waktu sudah tidak memungkinkan bagiku"
"Maksudnya bagaimana dang saya jadi bingung"
"Ketahuilah... beberapa hari yang lalu aku mendapat telpon dari pembimbingku panglima sepuh sriwijaya, beliau memintaku mengentikan sepak terjang senja"
"Senja..? siapakah dia dang, seperti nama seorang perempuan"
"Benar, dia adalah seorang perempuan yang dahulunya pernah aku bantu keluar dari permasalahan hidupnya"
"Lantas apa yang terjadi sehingga dia harus di hentikan"
"Saat ini dia berada di jakarta, dia sedang melakukan aksi balas dendam, yang di lampiaskan kepada semua laki-laki hidung belang dengan bantuan dewi laut utara yang sudah sampai ke tahap penumbalan, jika hal ini di biarkan terus berlanjut maka akan mengganggu keseimbangan antara alam astral dan alam real, karenanya aku harus menghentikannya"
"Apakah untuk menghentikannya dang dinar harus berangkat ke jakarta, apa tidak bisa jarak jauh dang ?"
"Kalau panglima memerintahkan aku pergi secara real keseberang berarti tidak bisa jarak jauh, dan secara pisik aku harus dekat dengan keberadaan senja"
"Oh... begitu ya dang, lantas kalau dang dinar pergi bagaimana dengan pembimbingan saya dang ?"
"Untuk hal itu tidak masalah, kita bisa melakukan bimbingan jarak jauh, karenanya malam ini saya akan mengajakmu pergi keseberang, sekalian meminta izin kepada kanjeng ibu ratu kidul agar kamu sebagai tapak lingkar bisa menyebrang secara ghaib ke tanah jawa"
"Owh, baiklah dang saya siap kalau begitu"
"Karena hari sudah malam, mari kita masuk kamar untuk traveling"
"Siap dang"
Kamipun melangkah masuk kamar dan mempersiapkan diri.
"Ramadhan mintalah kepada khodam pendampingmu untuk mengikuti portal yang akan di buka Nyai seruni"
"Baik dang"
Akupun segera membakar dupa dan mematikan lampu kamar, kemudian kembali duduk bersila.
"Assalamu'alaikum dinda seruni, hadir...hadir...hadir!"
"Waalaikumsalam kanda ksatria"
"Dinda malam ini kita akan membawa tapak lingkar menyeberang ke tanah jawa, bukalah portal kesana"
"Baik kanda" jawab seruni dan segera membuka portal astral.
"Blazzz..." kami sudah berada disebuah pinggir pantai.
"Kalian tunggu disini" pintaku kepada tapak lingkar dan nyai seruni, sementara aku melangkahkan kaki ketepi pantai, untuk berpamitan dengan kanjeng ibu Ratu Kidul.
Sejenak aku bermeditasi duduk bersila dipasir, yang sesekali tersirami oleh buih ombak laut selatan.
"Assalamu'aikum kanjeng ibu ratu kidul, ananda ksatria laduni meminta kehadiran kanjeng ibu disini"
Tak begitu lama aku menunggu, dari tengah laut terlihat cahaya redup lampu yang berkedap kedip bak sebuah lampu kapal, semakin lama cahaya itu semakin mendekat, dan samar kulihat sebuah rombongan berlari di atas air laut, mengiringi sebuah kereta yang ditarik oleh empat ekor kuda berwarna putih, ringkikan kuda sesekali terdengar, kereta itu terus melaju ke arahku, semakin lama semakin dekat.
"Hmmm... kanjeng ibu sudah hadir" bathinku.
Pas di depanku kereta berhenti, dari kereta kuda sesosok wanita anggun bermahkota dan berpakaian kemben dengan selendang terikat di pinggang, mengangkat terbang perlahan sampai akhirnya menjejakkan kaki di depanku.
Aku langsung menjura dan duduk didepannya.
"Assalamu'alaikum kanjeng ibu ratu"
"Waalaikumsalam ksatria, ada apa gerangan ksatria meminta kehadiranku ?"
"Mohon dimaafkan kanjeng ratu, ananda ingin meminta nasehat kanjeng ratu, mengenai misi yang akan ananda hadapi"
"Hmmm... misi apa ksatria sehingga kau memerlukan bantuanku ?"
"Benar kanjeng ratu, ananda tidak lama lagi akan kembali berhadapan dengan dewi laut utara, dikarenakan ananda akan menghentikan misi balas dendam dari pengikut dewi laut utara itu"
"Hmmm... aku sudah menduga hal ini akan terjadi antara kau dengan dewi laut utara"
"Maafkan ananda kanjeng ibu"
"Ksatria laduni kali ini aku tidak bisa ikut campur dengan misimu yang berurusan dengan dewi laut utara"
"Kenapa kanjeng ratu ?"
"Dengarlah wahai ksatria laduni, kau, dewi laut utara, blorong, penguasa kerajaan ghaib yang lain, dan para ksatria yang lain semua adalah anak-anak dan cucu-cucuku, karena itu aku tidak bisa memihak ke salah satu dari kalian, selain memberikan nasehat.."
"Begitukah kanjeng ratu?, lantas apa yang mesti ananda lakukan dalam menghadapi misi ini, bukan tidak mungkin pertempuran besar akan terjadi yang bisa menggoyangkan keseimbangan alam real dan alam astral"
"Benar ksatria, kau akan menghadapi pertempuran besar kali ini, karena itu mintalah bantuan kepada penguasa penguasa, para tokoh, khodam golongan putih, karena bukan tidak mungkin blorong dan gendri mayit akan berpihak kepada laut utara"
"Baik kanjeng ratu, pesan kanjeng ratu akan ananda laksanakan"
"Bah... mulailah dari sekarang, kumpulkan pasukanmu temuilah mereka yang ingin kau ajak bergabung, katakan pada mereka kalau kau sudah menemuiku"
"Baik kanjeng ratu"
Sosok berwibawa itu kembali mengangkat jejakan kakinya dari pasir, perlahan dan kembali duduk di atas kereta kuda, kereta kuda perlahan berbalik arah ke laut dan perlahan menjauh dari tempatku berada dan akhirnya menghilang ditutupi kabut putih di tengah laut.
Aku berdiri dan melangkahkan kaki menuju seruni dan tapak lingkar yang dari tadi menungguku.
"Bagaimana kanda ?" pertanyaan seruni langsung menyambutku.
"Dinda, kanjeng ratu memintaku mulai mengumpulkan pasukan dari sekarang, bagaimana menurutmu dinda ?"
"Ya, kalau begitu mulailah kanda"
"Hmmm... mulai dari mana dinda, aku kan tidak punya pasukan"
"Kanda, sekarang kumpulkanlah dulu para sahabatmu mungkin mereka bisa membantumu"
"Hmmmm... kau benar dinda, terimakasih"
Akupun mulai melakukan penghadiran para sahabat khodamku.
"Assalamu'alaikum para sahabatku"
"Naga sasra Ki Tunggul Kelana hadir....!"
"Adipati Joglo hadir...!"
"Sahabat Batara Karang hadir....!"
"Sugriwa hadir...!"
"Dewi laksa hadir....!"
"Kelelawar hadir...!"
"Naga emas hadir...!"
"blaz...blaz...blaz....!"
Tak lama semua para sahabat khodamku hadir berbaris di hadapanku. Terlihat sugriwa dengan wujud siluman kera api, tapi aku tidak melihat kehadiran dewi laksa siratu genit itu.
"Assalamu'alaikum para sahabatku, maafkan jika pemanggilanku membuat kalian repot"
"Hahaha... benar kstaria kau benar-benar merepotkan
ku" jawab Batara karang dengan suara menggelegar.
"Ada apa gerangan sahabat ksatria laduni mengumpulkan kami disini ?" tanya adipati joglo.
"Baiklah para sahabat, aku tidak akan berlama-lama menyita waktu kalian, sahabat... sebenarnya aku ini sedang dalam misi"
"Misi apa tuan ?" tanya ki tunggul.
"Begini, aku harus menghentikan sepak terjang seorang perempuan, yang saat ini sedang melangsungkan misi balas dendam kepada semua pria terutama pria hidung belang dan sekarang sudah merambah ke anak muda"
"Bukankah tidak terlalu sulit bagi tuan untuk menghentikannya" timpal adipati joglo.
"Kau benar adipati, tidak sulit bagiku jika dia hanya sendiri, tapi yang menjadi masalah bagiku adalah karena dia ini merupakan pengikut dari dewi laut utara"
"Kalian tahu sendiri kalau dewi laut utara itu arogan, dan sangat tidak suka jika urusannya dicampuri oleh pihak lain"
"Jika aku melanjutkan misi ini maka di depan, sebuah pertempuran besar akan terjadi, nah untuk menghadapi pertempuran itu aku sendiri tidak mempunyai pasukan, sedangkan dari informasi kanjeng ibu ratu kidul kemungkinan besar ratu gendri dan nyi blorong akan terlibat dan bersekutu dengan dewi laut utara"
"Untuk itulah aku membutuhkan kalian, apakah kalian bisa mengumpulkan pasukan untukku atau tidak"
"Hahaha... sahabatku, kau tak usah kawatir kami semua yang hadir disini siap membantumu memenangkan pertempuran itu, aku akan mengumpulkan para Betara Karang liar tak bertuan untuk membantumu" sela batara karang.
"Benar ksatria, aku adalah seorang adipati, semua pasukanku yang pernah aku pimpin akan ku ikutkan dalam pertempuran" sahut adipati joglo.
"Bagaimana denganmu sugriwa?"
"Tuan, aku akan membawa pasukan siluman kera api ikut bertempur"
"Hmmm... baiklah sahabat-sahabatku, terimakasih untuk dukungan kalian, sekarang akupun siap untuk perang"
Aku melihat kearah tapak lingkar dan seruni.
"Dinda dan tapak lingkar kemarilah!"
Mereka berduapun bergerak ke tempat kami berkumpul.
"Dinda, sekarang aku sudah siap berperang, para sahabatku ini akan menyediakan pasukan untuk kita"
"Syukurlah kanda, di samping itu pasukan khodam merah delimapun akan turut ambil bagian dalam pertempuranmu nanti"
"Iya dinda terimakasih"
"Nah... kau tapak lingkar...!, aku sengaja membawamu kemari agar kau kenal dengan para sahabatku yang selama ini membantuku dalam menyelesaikan semua misi supranaturalku"
"Iya ksatria, kau benar-benar seorang ksatria laduni, tidak salah aku memilihmu sebagai pembimbingku"
"Agh... sudahla, tidak usah berlebihan, sekarang aku akan memperkenalkanmu dengan mereka satu persatu"
"Yang besar itu, adalah sahabat Batara Karang, yang itu adalah Sugriwa dari bangsa siluman api, yang berpakaian seperti punggawa itu adalah Adipati Joglo, yang seperti pendekar itu adalah Ki Tunggul Kelana beliau adalah khodam keris naga sasra, yang itu adalah sang Kelelawar dia juga khodam keris, yang itu adalah naga emas tungganganku"
"Dari mana mereka kau dapatkan mereka semua ksatria ?"
"Hahaha... cerita panjang, yang terpenting sekarang kau sudah mengenal mereka"
"Ksatria, bolehkah aku meminang satu di antara mereka sebagai khodam pendamping misiku ?"
"Silahkan tapak lingkar, kau boleh pilih dan pinanglah"
"Aku menginginkan kera itu ksatria, dan gagah sekali"
"Kau benar, kera itu adalah khodam terbaru yang mendampingiku, silahkan kau pinang"
"Baiklah kastria, salam wahai kera yang gagah perkasa, aku tapak lingkar langit murid bimbingan dari tuanmu sang ksatria laduni, aku meminangmu sebagai khodam pendampingku dan mengabdi padaku, jika kau bersedia maka katakankanlah, jika ada syarat yang mesti kupenuhi maka katakanlah, jika ada mahar yang harus ku bayar maka ucapkanlah"
Lama tak ada jawaban dari sugriwa dia hanya menatap kepada tapak lingkar, dan melihat kearahku seolah ada sesuatu yang ingin dia katakan, aku tahu dia ingin menolak pinangan itu tapi dia tidak berani mengatakannya, karenanya aku angkat bicara.
"Sahabatku Sugriwa, jawablah pinangan itu dan katakanlah syaratmu itu"
"Terimakasih tuan ksatria" jawab sugriwa.
"Aku bersedia menjadi pendamping misi bocah ini tapi dengan satu syarat"
"Katakanlah syaratmu itu" jawabku.
"Sesuai tradisi, aku akan mengabdi padanya jika bocah ini bisa mengalahkanku dalam pertarungan"
"Nah, kau dengar itu tapak lingkar?, itulah syarat yang harus kau penuhi, kalahkanlah dia dan dia akan menjadi milikmu"
"Apakah tidak ada mahar pengganti ksatria ?"
"tidak, sekarang terserah padamu, kalahkan Sugriwa atau hapus keinginanmu untuk memilikinya"
"Perlu kau ketahui tidak semua makhluk astral mau menjadi khodam pendamping secara sukarela seperti khodam wesi kuningmu, terkadang mereka tidak mau diperintah oleh manusia yang ilmunya di bawah mereka, nah salah satu cara untuk mendapatkannya maka kalahkan mereka dan mereka akan mengabdi padamu sebagai khodam pendamping"
"Oooh... begitu ya, baiklah kalau begitu, aku sudah terlanjur suka dengan siluman kera ini, aku akan mengalahkannya, bukan begitu ksatria ?"
"Benar, maka bertarunglah dan dapatkan sugriwa sebagai khodam pendampingmu, dan ilmu silat hadiran kera sakti akan kau dapatkan"
"Wahai kera siluman hadapilah aku "si tapak lingkar" calon tuanmu yang baru"
"Hiyaaa...." tapak lingkar langsung menerjang kedepan. Pertarungan sengit terjadi, silat kera saktipun dikeluarkan sugriwa, sesekali pukulan dan totokan silat kera sakti nyaris mendarat di titik-titik vital tapak lingkar.
Dari segi gerakan dan kelincahan tapak lingkar berada di bawah sugriwa, lama pertarungan tangan kosong terjadi tapak lingkar belum juga bisa memberikan serangan yang berarti bagi sugriwa.
Menyadari dia tak mampu menghadapi sugriwa dengan tangan kosong karena ilmu silatnya masih di bawah level sugriwa, tapak lingkar menyurut langkahnya kebelakang, dan melakukan gerakan pemanggilan senjata.
"Blazzz...!" sebuah gada kuning muncul di genggamannya, sepertinya tapak lingkar sudah tidak main-main dengan pertarungannya.
Begitupun dengan kera api siluman khodam pendampingku, dengan cepat dia melakukan pemanggilan senjata andalannya yaitu sebuah tongkat sakti.
Kembali pertarungan terjadi, kali ini pertarungan lebih seru dan berbahaya, setiap kedua senjata sakti beradu selalu mengeluarkan dentuman energi yang dahsyat, pertanda kalau tenaga dan energi yang mereka keluarkan sangatlah besar.
Tapak lingkar sudah mulai tersulut emosi, serangannya mulai tak terkendali, serangannya sudah mulai melemah dan sembarang. Di lain pihak sugriwa tidak mau melakukan serangan yang berbahaya, karena dia tahu kalau lawannya adalah bimbingan tuannya dan masih bocah jika di ukur dari kemampuan supranaturalnya.
Aku tahu, betapa malunya tapak lingkar jika dia tidak mampu mengalahkan sugriwa, tapak lingkar dengan emosi mana mungkin bisa mengalahkan siluman kera api sugriwa.
Pertarungan dengan senjatapun tidak membuahkan hasil, kali ini tapak lingkar kembali mundur.
"Siluman kera api, sebaiknya kau menyerah dan mengabdilah sebagai khodam pendampingku, atau aku tidak segan-segan mencideraimu dalam pertarungan ini"
Karena tidak ada jawaban dari sugriwa tapak lingkar akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan ajian pamungkasnya.
Baiklah, kau tidak memberikan pilihan untukku selain mengalahkanmu, bersiaplah kera api...!
"Pukulan tapak lingkar langit...!"
Mendadak hawa sekitar menjadi panas, seiring dengan gerakan tangan tapak lingkar.
Melihat lawannya akan mengeluarkan pukulan jarak jauh sugriwapun bersiap "blazzz...." tiba-tiba sekujur tubuh sugriwa mengeluarkan api merah menyala, juga tongkatnyapun mengeluarkan api.
"Hmmmm... inilah wujud level tertinggi siluman kera api" gumamku.
Tapak lingkar segera melepaskan pukulan tapak lingkar langit. "Wuss...wusss..wuss..." tiga energi beraura kuning berbentuk spiral keluar dari telapak tangannya mengarah ke sugriwa.
Sugriwa langsung menyongsong energi tapak lingkat langit langit, dia memutar tongkatnya begitu kencang, dan "wusss...wusss.." dua api merah keluar dari putaran tongkat menyongsong energi ajian pukulan tapak lingkar langit.
"Duaaarrrr......" kedua energi besar bertemu menimbulkan pancaran energi dan suara dentuman keras.
Seketika tapak lingkar terpental kebelakang beberapa langkah dan jatuh berguling di atas pasir, tapak lingkar berusaha bangkit dengan cepat, tapi... "owh" tapak lingkar kembali jatuh tersungkur dan tak berkutik, gada di tangannya menghilang pertanda dia sudah tidak bisa mengendalikan cakra dan energinya.
Akupun bergegas mendekati tapak lingkar yang sudah tak bergerak lagi "hmmmm... ternyata dia terkena benturan energi dari sugriwa" Sebaiknya aku mengalirkan cakra tirta maya untuk membangunkannya.
Akupun segera mengalirkan cakra tirta maya ke sekujur tubuh tapak lingkar. Perlahan jari-jari tapak lingkar mulai bergerak, dan akhirnya dia membuka matanya.
"Tapak lingkar bangun dan duduklah"
Tapak lingkarpun bangun dan duduk di depanku, dia diam seribu bahasa, malu mungkin iya karena kalah bertarung.
"Kenapa kau diam?, bicaralah tapak lingkar"
"ksatria, aku kalah, lihatlah kera siluman itu masih berdiri dengan gagahnya, aku malu dengan semua yang hadir disini aku gagal mendapatkan kera itu sebagai khodamku"
"Hahaha... tak usah berkecil hati kalah menang dalam sebuah pertarungan itu biasa"
"Lupakanlah niatmu untuk memilikinya, karena sedari awal aku sudah tahu dia bukan tandinganmu, dia bukan ghaib biasa dia berasal dari bangsa siluman yang mempunyai kesaktian di atas rata-rata"
"Begitukah ksatria?, kalau boleh aku tahu diantara sahabat khodammu itu yang mana yang paling lemah, biarlah aku meminang yang paling lemah itu"
"Hahaha... masih saja kau bernafsu untuk memiliki salah satu khodamku"
"Benar ksatria, aku menginginkan khodammu karena mereka semua pasti sudah berpengalaman dalam pertempuran dan pastilah yang mendampingimu bukan khodam sembarangan atau jin sampah"
"Hahaha... kau benar, apa kau mau tahu khodam yang paling lemah di antara mereka ?"
"ya ksatria, aku berharap khodam nagasasra itu yang paling lemah tapi dengan sosok pendekarnya dia lumayan gagah"
"Kau salah, khodamku yang paling lemah adalah sugriwa yang baru bertarung denganmu"
"Hah...!" tapak lingkar kaget.
"Agh... sudahlah, kalau begitu aku tidak bisa memiliki mereka terutama saat ini"
"Syukurlah kalau kau bisa mengerti, yakin saja suatu saat kau akan mendapatkan tambahan khodam sakti untuk teman khodam mustika besi kuningmu itu"
Sekarang kita harus melanjutkan perjalanan, tapi sebelumnya aku akan berpamitan dengan para sahabatku.
"Baiklah ksatria silahkan"
Aku bangkit dan bergerak menuju para sahabatku.
"Para sahabatku sekalian, terima kasih atas kedatangannya, dan persiapkanlah pasukan kalian, karena tidak lama lagi kita akan menghadapi perang besar"
"Baiklah ksatria laduni, kalau begitu kami akan undur diri" jawab adipati joglo.
"Silahkan"
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"
"Blaz...blazzz.blazz..!" semua sahabat khodamku melesat dan menghilang satu persatu.
Salam Rahayu.
*****
Selanjutnya
*****
Sebelumnya