Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PORTAL LADUNI (Part 36) - Senja di Langit Jakarta (Lanjutan)

"Ingsun matek ajiku jaran goyang, tak goyang ing tengah ratan upet-upetku lawe wenang, pet sabetke segoro sat, pet sabetku gunung guglur, pet sabetke atine si.....sido edan ora sido gendeng, ora gendeng sido piyeng ora mari-mari yen orang ingsun sin nambani." (Aji jaran goyang)


Salam Rahayu...
JEJAKMISTERI - Selama satu jam aku di pesawat dan akhirnya pesawat yang ku tumpangipun mendarat di bandara soekarno hatta tangerang banten. Aku keluar dari bandara dan mencari apakah Rani sudah datang menjemputku apa belum.

"Senja....." seorang perempuan cantik sebayaku melambaikan tangan dari arah seberang jalan pas di depan pintu keluar, sambil berjalan ke arahku.

"Hey... rani apa kabar"

"Kabarku selalu baik hehehe... ayo kita naik taxi nanti aja kita ngobrolnya yang penting sampai ketempatku dulu, cerita di jalan aja"

Kamipun naik taxi ketempat Rani di jakarta, sepanjang jalan kulihat betapa indahnya kota ini gedung-gedung pencakar langit yang menjulang, jalan-jalan yang ramai dengan kendaraan.

"Hmmmm... mudah-mudahan di kota ini aku temukan kedamaian hidup dan dapat melupakan segala penderitaanku selama ini"

"Ayo turun kita sudah sampai, senja kamu melamun ya... ayo turun.."

"Oh.. iya ran"

"Nah ini kostan ku, kecil sih tapi cukuplah untuk kita berdua, disini semua mahal jadi aku tidak mampu sewa apartemen"

"Ran... aku tidak butuh tempat yang mewah, kamu mau menampungku saja aku sudah senang, oh iya kamu kerja-nya apa Ran..."

"Nanti juga kamu tahu sendiri kok sekarang kamu istirahat aja dulu"

Hari sudah sore kulihat Rani sudah bersiap dan berdandan seperti mau pergi keluar.

"Kamu mau kemana ran ?"

"Aku mau kerja cari duit dulu, sebentar lagi aku dijemput temanku, kamu di rumah aja jangan kemana-mana, ini jakarta kota besar nanti kamu hilang"

"Rani...."
"Nah itu temanku sudah jemput... masuk linda.., ini kenalin dulu temanku dari batam"

"Senja"
"Linda, kapan nyampai ke jakarta ?"

"Baru tadi siang mbak"

"Jangan panggil mbak panggil linda saja biar lebih akrab"

"Iya mbak eh.. Linda"

"Ayo rani... kita berangkat"

Mereka pun pergi meninggalkanku sendiri di kostan, aku sempat berpikir apa yah kerjaan Rani, seketika aku kaget owh... jangan-jangan dia bekerja seperti santi sebagai wanita malam, agh... mudah-mudahan Linda tidak seperti itu"

Tak terasa sudah Selama satu minggu aku berada di kostan di jakarta kulihat rani kerjaannya seperti itu-itu saja, selalu pergi malam dan pulangnya pagi dan siangnya dia tidur.

Sesekali aku keluar dari kostan mencari pemandangan, karena suntuk atau mengobrol dengan tetangga kostan aku bosan kerjaan hanya nonton televisi saja di kostan, ya karena kostan ini berbentuk bedengan dan penghuninya hampir semua sudah berumah tangga dan banyak juga wanita-wanita yang lajang seumuranku.

Malam itu.
Kenapa hari sudah jam sepuluh pagi Rani belum pulang yah, biasanya paling lambat jam delapan pagi dia sudah pulang ke kostan. Waktu terus berjalan sudah jam sembilan malam kenapa juga rani belum pulang, hanphone nya berkali-kali kutelpon selalu jawaban nomornya di luar jangkauan, smsku pun tidak terkirim, begitu juga wathsappnya.

Hmmm... rani kamu kemana kenapa tidak memberi kabar padaku, setidaknya kirim pesan saja kalau tidak bisa pulang supaya aku tidak khawatir. Hari sudah menunjukkan jam dua belas malam perutku sudah mulai terasa lapar, akupun pergi kedapur untuk memasak mie, lumayan untuk pengganjal perut sampai besok.

Waktu aku mau mengambil mangkok di rak piring tiba-tiba mangkuk di tanganku terlepas "praaaaak...." mangkuk jatuh dan pecah berkeping-keping, astaga... ya Tuhan pertanda apakah ini. 

Sambil makan mie aku menyalakan televisi bosan nonton sinetron rasanya, aku mencari chanel yang kira-kira enak ditonton dan aku melihat ada berita lintas tengah malam.

Selang beberapa berita kulihat dan betapa terkejutnya aku mendengar berita "telah ditemukan sesosok mayat wanita di sebuah hotel dengan bertelanjang tanpa busana, dan di tubuhnya terdapat luka lebam bekas pukulan benda keras, serta di temukannya bekas sperma di kemaluan korban di duga wanita itu adalah korban pemerkosaan di sertai penyiksaan dan akhirnya dibunuh"

"Pada pakaian wanita korban pembunuhan tersebut ditemukan kartu identitas, dan identitasnya wanita korban tersebut bernama rani sulistiana tempat lahir di kota batam, untuk keluaga atau orang yang mengenali korban bisa langsung datang ke kantor polisi untuk membantu proses penyelidikan polisi"

Ya Tuhan... itu rani, raniiii... teriakku histeris, air mataku langsung mengucur deras, menangis yah... aku hanya bisa menangis, tragis sekali kematiannya, kejam sekali yang telah membunuhnya, mau mengadu sama siapa disini aku hanya sendiri, tanpa teman yang bisa kuikuti.

Rani... aku harus bagaimana, aku harus kemana. Kejam sekali takdirku ini tuhan.. apa salahku sehingga selalu mendapatkan cobaan yang berat seperti ini. Pikiran berkecamuk Tidak ada puasnya aku meratapi nasibku ini.

Sudah dua hari dari kematian rani, aku selalu termenung seperti mau gila rasanya, rasa putus asa, benci dengan hidup yang kujalani berkecamuk di dadaku, aku tidak makan apa-apa karena rasa lapar tidak terasa di perutku ini.

Hari ketiga aku mencoba untuk mencari ketenangan di bawah pohon mangga di depan kostan, aku duduk sendiri dan hanya melamun saja, rasa dendam dengan nasib membuatku membenci semua laki-laki yang kulihat, karena bagiku semua ini terjadi karena kebiadapan dan kebuasan nafsu makhluk yang dinamakan laki-laki, mereka hanya bisa menyebabkan penderitaan bagi kaum perempuan.

Ingin rasanya aku meludahi muka seluruh laki-laki yang kulihat agar ada sedikit rasa puas di hatiku yang sedang penuh sesak dengan yang dinamakan dendam kesumat kepada lawan jenisku.

Tanpa kusadari ada seorang wanita paruh baya duduk di dekatku.
"Dek... dek..." katanya dia sudah tiga kali memanggilku tapi aku tidak mendengar karena itu dia menghampiriku.

"Dek... kamu sepertinya lagi dalam masalah ya, dari tadi saya perhatikan melamun terus sampai-sampai saya panggil tidak kedengaran"

"Owh... maaf bu, saya tadi sedang melamun"

"Sepertinya masalanya berat sekali ya dek... maaf bukan maksud ibu mau ikut campur dengan masalah pribadimu, tapi kalau kamu mau cerita, ibu siap mendengarkan siapa tahu nanti ibu bisa bantu meringankan bebab pikirannya"

"Hmmm... baik juga ibu ini, tapi tidak ada salahnya kalau aku bercerita ya... setidaknya ada tempat bercerita"

Akupun menceritakan semuanya pada ibu ini, mulai dari aku di bohongi oleh rizal sampai dengan kematian rani semua kuceritakan sambil menangis dan terisak-isak, air mataku kembali mengucur tanpa bisa ku bendung.

"Sabar ya dek, bukan hanya kamu yang mengalami cobaan seperti itu, nasib ibu juga dulu juga hampir sama dengan kamu"

"Maksud ibu?, ibu juga bernasip sama seperti saya, terus bagaimana ibu bisa bertahan sampai sekarang ini"

"Kuncinya adalah sabar dek, maka jalan keluar untuk melanjutkan hidup pasti kita temukan"

"Saya benar-benar sudah putus asa bu, saya tidak tahu harus kemana lagi, temanku satu-satunya di jakarta ini adalah rani"

"Oh begitu ya, jadi kamu sebatang kara di jakarta"

"Iya bu, kalau ibu bisa bantu saya sebenarnya saya ingin menetap di jakarta ini, tapi saya bukan orang berpendidikan saya tidak tahu harus kerja apa di tambah lagi saya sedang hamil muda"

"Dulu ibu juga waktu hamil seperti kamu juga pusing, tapi ternyata kehamilan itulah yang bisa membantu saya menemukan jalan keluar dari masalah"

"Maksud ibu gimana saya tidak mengerti"

"Iya dek, janin saya itu saya jual kepada makhluk ghaib, dari hasil penjualan janin itulah ibu bisa bertahan sampai sekarang dan bisa membeli apapun yang saya mau, dari pada saya gugurkan karena janinnya tidak punya bapak, dan kalau lahir akan menjadi beban, karena saya belum siap punya anak tanpa bapak, lebih baik saya jual kebetulan saat itu ada yang menawarkan jasa mengantar saya ketempatnya, jadi saya ikuti saja awalnya saya tidak percaya tapi kalau kita benar-benar mau dan nekat ternyata berhasil dek"

"Saran saya kalau kamu mau mengikuti jejak saya nanti kita berangkat karena saya sudah tahu tempatnya, nanti kamu bisa menukar janin kamu dengan apa saja, uang, ilmu atau apa saja bisa pokoknya"

Sejenak aku berpikir dengan cerita ibu ini, apakah benar ada makhluk ghaib yang mau membeli janin manusia, kira-kira untuk apa yah.., agh... terserahlah untuk apa yang penting semua masalah bisa di atasi, hmmmm... pikiranku sudah mulai di rasuki setan, rasa dendamku kepada kaum lelaki kembali muncul dan darahku terasa mendidih sampai ke ubun-ubun.

"Bu.. apa benar yang ibu ceritakan itu, kalau memang benar saya minta ibu bisa mengantar saya ketempat itu, tapi saya belum punya ongkos saya mau jual handphone dulu untuk ongkos"

"Dek... ibu kasian sama kamu karena kita satu nasip, kamu tidak usah memikirkan masalah ongkosnya ibu akan ongkosin kamu berangkat kesana jika kamu benar-benar sudah siap"

"Oh.. terimakasih bu atas kebaikannya saya siap bu kapan saja ibu bisa mengantar saya, saya sudah capek dengan hidup seperti ini apapun akan saya lakukan asalkan bisa keluar dari masalah ini"

"Baiklah dek, kamu bersiaplah kita berangkat nanti sore"

Singkat cerita sore itu kami langsung berangkat, aku tidak mau bertanya keman tujuan kami, karena bagiku itu sudah tidak penting terserah kemana ibu ini membawaku yang penting tujuannya adalah ke tempat aku bisa menuntaskan masalahku.

Kami melewati beberapa daerah salah satunya adalah kota bogor terus melaju ke arah sukabumi dan masuk kearah pinggir pantai, nah disinilah kami berhenti dan turun di depan sebuah rumah sederhana.

"Permisi... assalamu'alaikum"

"Walaikumsalam.. masuk nak" kamipun masuk kedalam rumah itu, ada seorang perempuan setengah tua yang menyambut kami dan mempersilahkan kami duduk, terlihat dari wajahnya dia bukanlah seorang perempuan sembarangan di raut wajahnya terlihat sisa-sisa kecantikannya di waktu masih usia muda dulu, wajahnya bersih dan berseri pertanda kalau dia seorang yang telaten merawat dirinya.

"Ibu lupa.. kemaren namanya siapa ya ?"

"Saya yuni nyi... yang pernah nyi tolong beberapa tahun yang lalu"

"Oh.. iya nyi sudah lupa, maklum nyi sudah tua dan tidak bisa mengingat siapa saja yang pernah datang kesini, ibu yuni.. gimana kabarnya dari jakarta kan"

"Iya nyi saya dari jakarta, syukur karena bantuan nyi saya sehat dan tidak lagi kekurangan bahkan sekarang sudah lebih nyi"

"Syukurlah.. saya ikut senang kalau begitu, ini siapa ibu yuni ?"

"Dia namanya senja nyi, dari jakarta nasibnya sama persis seperti saya dulu"

"Ooh.. kelihatan dari auranya dia benar-benar sedang mengalami masa-masa sulit"

"Nak senja aslinya dari jakarta ya...?"

"Bukan nyi.. saya dari batam sumatera"

"Nak senja tujuannya kesini mau apa? boleh ya nyi tanya"

"Iya nyi.. saya sedang dalam keadaan terpuruk dan sangat sulit untuk keluar dari keterpurukan ini nyi, saya minta tolong kepada nyi supaya saya bisa kembali hidup normal nyi"

"Ooh.. apa ibu yuni sudah cerita pengalamannya ke nak senja"

"Sudah nyi, ibu yuni sudah cerita semuanya ke saya"

"Apa nak senja yakin mau ngikuti jejak ibu yuni ?"

"Saya sudah yakin dan sudah siap nyi apapun syaratnya"

"Ooh begitu..."

"Iya nyi.. apapun syaratnya saya siap termasuk kalau saya harus menyerahkan kandungan saya ini"

"Nak... sebenarnya ini bukanlah jalan yang baik, masih banyak cara dan jalan yang lain untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang kita alami, semua orang pasti punya masalahnya masing-masing, sebelum kamu melanjutkan niatmu nyi berkewajiban memberikan nasehat terlebih dahulu karena mungkin nak senja masih bisa berfikir yang lebih baik"

"Tidak nyi semua sudah saya fikirkan dan memang inilah jalan yang terbaik menurut saya"

"Baiklah nak... nyi sebenarnya tidak bisa mewujudkan niatmu tapi nyi hanyalah sebagai perantara saja untuk kamu bertemu dengan yang bisa menolongmu sebenarnya"

"Siapakah orang itu nyi bisakah bantu saya bertemu dengan dia ?"

"Iya... dia adalah kanjeng putri junjungan saya Dewi lanjar penguasa laut utara, dialah yang akan membantu kamu nanti"

"Kapan dan dimana saya bisa bertemu dengan dewi lanjar nyi"

"Sabar nanti kita persiapkan dulu sarananya"

Singkat cerita sembari menunggu waktu yang tepat untuk pertemuanku dengan dewi lanjar kami dipersilahkan menginap di rumah nyi kanti tempat kami minta bantuan dan dua hari kami di sana pada malam ketiganya tibalah waktu aku melaksanakan hajatku.

"Nak senja... malam ini adalah waktu pertemuanmu dengan dewi lanjar beliau sudah memberikan petunjuk padaku jika malm ini beliau akan datang, semua sarana sudah saya siapkan di dalam kamar itu, nanti kamu akan berada disana sambil menunggu kedatangannya, apakah nak senja sudah siap ?"

"Saya sudah siap dan tidak akan mundur nyi"

"Bagus, saya suka sama orang nekat seperti kamu dan kanjeng dewipun juga pasti suka"

"Nyi.. apa yang harus saya lakukan di kamar itu nanti"

"Kamu hanya menunggu saja sambil membaca mantra pemanggilan sampai dia datang nanti mantranya saya kasih kalau sudah di dalam sana"

"Baiklah nyi"

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam aku di minta nyi kanti untuk mandi dengan air kembang tujuh rupa yang sudah disiapkan dan tibalah saatnya aku masuk kedalam kamar ritual nyi kanti.

"Mari kita masuk nak..."

Akupun mengikuti nyi kanti masuk kedalam kamar ritual, suasana mistis di dalam kamar ini sangat terasa di tambah lagi di dalamnya banyak terdapat benda-benda klenik, ada keris, patung dewi, dapuran pembakaran dupa dan kembang dalam nampan diatas bentangan ambal warna ungu.

"Nak senja silahkan berbaring di sini"

Aku menuruti perintah nyi kanti untuk berbaring di atas ambal, nyi kanti meletakkan sebotol kecil minyak mistis di atas perutku.

"Nak senja selama menunggu kehadiran kanjeng dewi, bacalah mantra pemanggilan ini"
sebuah mantra singkat di ajarkan padaku, kemudian tubuhku di tutupi dengan selembar kain putih dari ujung kaki sampai kepalaku.

"Sekarang saatnya nak, mulailah membaca mantranya, kami akan menunggu di luar kamar dan semua cahaya dikamar ini akan saya matikan kecuali api dupanya"

"Iya nyi..." kudengar langkah nyi kanti keluar dan menutup pintu kamar, sekarang hanya tinggal aku sendiri di dalam kamar yang gelap ini, jika bukan karena dendamku terhadap takdir tentulah aku tidak akan berada di kamar ini, rasa dendam ini mengalahkan semua rasa takutku bahkan mengalahkan imanku..

Aku mulai membaca mantra pemanggilan berulang-ulang, terus kubaca ntah sudah berapa ribu kali kuucapkan mantra pemanggilan dan sudah berapa jam aku di kamar ini aku tidak tahu, sampai akhirnya aku merasakan kantuk yang sangat berat.

Rasa kantuk ini tak mampu lagi aku tahan dan tiba-tiba blaszzzz.... aku berada di sebuah ruangan yang sangat mewah, semua perhiasan terbuat dari emas dan mutiara.

"Hmmm... dimana aku berada?, ruangan ini tidak seperti ruangan sebuah rumah biasa, ini seperti di dalam sebuah istana megah dan aku berada di dalam kamarnya, karena tempat tidur ini mewah sekali, perhiasan kamar yang mewah, permadani lantai yang mewah"

Sejenak aku tertegun, bukankah tadi aku berada di ruangan ritual nyi kanti. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan masuklah dua orang perempuan dengan pakaian kain kemben seperti pelayan jaman kerajaan tempo dulu dan menghampiriku.

"Nyai... di minta kanjeng ratu menghadap sekarang, mari ikut kami"

Aku hanya mengikuti permintaan mereka dan mengiringi langkah mereka keluar kamar dan menuju sebuah ruangan besar dan megah.

Di depan kulihat ada seorang perempuan duduk di sebuah kursi besar lebih tepatnya jika disebut kursi singgasana yang terbuat dari batu giok alam warna ungu.

Setelah sampai di depannya kedua pelayan tadi membungkuk dan perlahan mundur meninggalkanku sendiri bersama ratu di depanku.

"Selamat datang anak manusia, selamat datang di istanaku"

"Maaf ratu kalau boleh hamba tahu siapakah gerangan yang mulia ratu ini"

"Akulah penguasa laut sepanjang pantai utara ini, akulah yang di sebut sebagai Dewi Lanjar dan siapakah namamu wahai anak manusia"

"Nama hamba adalah senja kanjeng ratu"

"Baiklah senja apa yang kau inginkan dariku sehingga kau memanggilku dengan mantra pemanggilan"

"Hamba ingin supaya bisa terlepas dari beban hidup hamba ratu"

"Hahahah... apa yang bisa kau berikan padaku? apakah kau ingin menukar nyawamu sebagai tumbal untuk ditukar dengan kekayaan ?"

"Hamba bersedia mempersembahkan janin hamba kepada ratu"

"Janin... apakah janin itu masih di bawah umur 4 bulan ?"

"Iya ratu janin hamba masih berumur tiga bulan"

"Hahaha... aku akan memberikan satu peti uang untuk janinmu itu, apa kau bersedia ?"

"Hamba bersedia ratu"

"Baiklah silahkan kau pulang keduniamu, nanti saat kau sadar maka uangmu akan berada di tempatmu ritual dan janinmupun akan hilang dari perutmu"

"Maafkan hamba ratu, jika diperkenan hamba ada satu permohonan kepada ratu"

"Hahaha... cepat katakan permohonanmu itu, karena waktumu sudah hampir habis atau kau akan menjadi penghuni istanaku selamanya"

"Uang yang satu peti itu hamba minta setengahnya saja, dan setengahnya lagi mohon di gantikan dengan ilmu kesaktian kanjeng ratu"

"Untuk apa kau minta kesaktian dan kesaktian seperti apa yang kau inginkan"

"Hamba akan membalas dendam kepada semua orang yang telah menghancurkan hidup hamba, dan hamba ingin menjadi hakim untuk mengadili bagi para lelaki hidung belang yang selalu membuat kaum wanita seperti saya menjadi sengsara"

"Hahaha... bagiku tujuanmu sangat mulia dan aku akan mendukungmu senja"

"Kau akan kuberikan kecantinkan yang luar biasa agar para lelaki menjadi terpesona melihatmu dan menginginkan tubuhmu"

"Setiap kau berhubungan intim dengan para lelaki sesudahnya kau akan kembali perawan dan keperawananmu abadi"

"Kau akan kuberikan pendamping dari bangsa siluman dari laut yang berupa seekor naga belut laut dan akan masuk kedalam dirimu"

"Nanti setiap ada lelaki yang berhunbungan badan denganmu akan di habisi oleh naga belut itu"

"Apa itu yang kau inginkan ?"

"Iya kanjeng ratu, hamba kira itu sudah cukup"

"Sebelum kau meninggalkan tempat ini kau akan mandi air kembang di pemandian istana ini, dan saat mandi itulah semua kesaktianmu akan masuk kedalam dirimu"

Kanjeng dewi lanjar menepuk kedua tangannya dan pelayanan yang mengantarku tadi datang menghampiriku.

"Mari nyai, ikut kami ke pemandian"

"Baiklah" Akupun mengikuti kedua pelayan itu.

Sampai di tepi sebuah kolam pemandian aku di beri selembar kain berwarna ungu untuk di pakai mandi, dan akupun memakainya kemudian masuk kedalam kolam kecil yang sudah dipenuhi dengan bunga berbagai macam warna dan mengeluarkan bau harum.

Saat aku sedang asik-asiknya mandi ,aku di kagetkan oleh sesuatu benda yang licin kira-kira seukuran telunjukku dengan panjang satu jengkal, benda itu tiba-tiba masuk kedalam lubang kewanitaanku, setelah benda itu masuk aku tidak merasakan apa-apa dia seperti hanya lewat masuk saja dan aku tidak merasakannya keluar lagi, karena tidak ada efeknya jadi aku membiarkan saja itu terjadi dan kembali menggosok tubuhku hingga kurasa sudah bersih.

Akupun keluar dari kolam pemandian itu kembali memakai pakaianku dan mengikuti kedua pelayan yang tadi mengantarku, kami kembali ke ruangan singgasana ratu laut utara.

"Nah senja sekarang pendamping ghaibmu sudah berada di tubuhmu, dia akan membantu kau menjalankan misi balas dendammu, dia akan membuatmu selalu dalam keadaan perawan, untuk daya pikat dan kecantikanmu maka kau telanlah mustika ini"

Dewi lanjar memberikan sebuah batu mustika kecil seukuran biji jeruk dan berwarna merah bata dan memintaku untuk menelannya.

"Mustika itu berfungsi sebagai susuk kecantikan dan pemikat kaum lelaki kepadamu, sekarang apa masih ada yang kau butuhkan untuk menjalankan misimu"

"Hamba rasa semua ini sudah cukup kanjeng ratu"

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close