Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PORTAL LADUNI (Part 38) - Senja di Langit Jakarta

"MUSUH ITU BARANG LANGKA, BANYAK GUNANYA, ALAT PENDIDIKAN JIWA RAGA, DENGAN BEGITU KITA MENJADI LEBIH SIAP DAN AWAS DALAM MENGHADAPI TANTANGAN YANG BERSIFAT DADAKAN, MUSUH JUGA YANG MELATIH KITA UNTUK MENANG, MENGASAH PIKIRAN AGAR TIDAK TUMPUL, MUSUH ITU IBARAT HEWAN PELIHARAAN YANG HARUS PULA KITA JAGA, MEREKALAH YANG MEMBUAT KITA SIBUK, SEHINGGA KITA TIDAK KESAL MENUNGGU, DAN MEREKA PULA TEMPAT KITA MENYALURKAN ENERGI DI WAKTU SENGGANG"

Assalamu'alaikum waalaikumussalam.., ya alimul ghaib, ya alimul dzat, ya alimul jasad, ya alimul khodam, ya alimul jin.., tunjukkan eksistensimu apabila engkau mampu..! Hadir...hadir...hadir...!


JEJAKMISTERI - Tak pernah terlintas sebelumnya dalam pikiranku apa sudah aku jalani sekarang, senja yang dulu adalah seorang perempuan lugu, penyabar, kampungan, dan taat sekarang dirubah oleh alam menjadi seorang yang penuh dengan emosi kebencian dan nafsu sebagai mesin pembunuh, Tuhan?, hmmm... aku mulai sangsi apakah dia ada atau hanya sekedar doktrin yang ditimbulkan akibat pengkultusan diri, dari pemikiran alam rohani manusia sebagai pelarian saat terpuruk.

Tiga hari kembalinya aku di jakarta, sekarang aku sudah pindah kostan dengan modal yang kudapatkan dari hasil penukaran janinku, aku mampu menempati apartemen yang lumayan mewah dengan peralatan lengkap, sesaat aku merasa semua ini hampa tak ada rasa berkah, meskipun apapun yang kuinginkan dapat ku beli dan kumiliki.

Aghhh... tiba-tiba aku di kagetkan oleh sesosok perempuan cantik berpakaian serba ungu muncul di hadapanku yang tidak lain adalah ratu laut utara, aku langsung menjura memberikan penghormatan.

"Salam ratu..."

"Senja... sudah cukup waktumu beristirahat, dan semua yang ada di dalam badanmu sudah selaras, ini saatnya kau mulai melakukan tugasmu memberikan hukuman kepada manusia-manusia yang sudah menghancurkanmu" tanpa menjawab salamku ratu utara langsung memberikan perintah agar aku memulai aksi balas dendam.

"Baik ratu, aku akan segera memulai pekerjaanku"

"Lakukanlah, aku akan terus mengawasi dan membantu keselamatanmu dari manusia-manusia yang akan menghalangi pekerjaanmu, walaupun begitu tetaplah kau berhati-hati, karena di luar sana tidak sedikit manusia yang mempunyai kemampuan dan kesaktian supranatural yang akan menjadi lawanmu"

"Baik ratu, terimakasih"

"Blasss..." tiba-tiba sosok ratu utara menghilang dari pandanganku.

"Hmmm... rupanya ratu laut utara selalu mengawasiku, baiklah aku akan segera memulai permainan dengan hadiah kematian"

Dewi malam sudah mulai membentangkan selimutnya menutupi langit jakarta, aku bergegas bersiap, saat aku melihat wajahku di cermin aku melihat seraut wajah yang tidak asing yaitu wajah ibuku, yang jauh disana yang saat ini tidak mengetahui keberadaanku dan tidak tahu apakah anaknya ini masih hidup atau tidak. Dalam hati aku sempat berucap, "ibuuu... maafkan anakmu, setelah semua ini berakhir aku akan datang padamu dan akan membasuh kedua kakimu dan akan ku minum airnya"

Aku tahu untuk melanjutkan misiku ini aku harus membuang kenangan, bayangan wajah orang-orang yang kusayang, sesaat aku pejamkan mata untuk membuang semua kenangan dan bayangan wajah orang tua dan adik-adiku yang kusayangi, air mata sempat menetes di pipiku, kuanggap ini semua air mata perpisahan dan ku gantikan dengan ingatan dan kebencian dengan nasib yang membawaku seperti ini.

Hawa panas menjalar di dadaku, membuat jantungku sesak terasa mau meledak emosi dan kebencianpun memuncak ke ubun-ubunku, dan aku bergegas keluar dari apartemenku.

"Hmmm... karena aku belum faham dengan lingkungan jakarta, dan belum tahu arah tujuanku pergi, memakai jasa taxi online kelihatannya lebih efektif"

Tak lama setelah kunyalakan aplikasi sebuah taxi online sudah menghampiriku.

"Ibu senja ya?" seorang lelaki keluar dari mobil jazz warna putih.

"Iya mas"

"Mari bu" sambil dia membuka pintu mobilnya.

Setelah lima menit dalam perjalan ke tempat yang tadi aku pesan di aplikasi.

"Mas, saya mau tanya boleh ya ?"

"Iya bu, boleh tanya aja"

"Kalo mau cari hiburan tempatnya dimana ya yang enak ?"

"Maksudnya bu ?"

"Iya, tempat nongkrong gitu tapi yang hight class"

"Oh... itu, ada sih bu, ibu mau saya antar kesana ?"

"Boleh mas, kita kesana aja"

"Siap bu" Taxi langsung meluncur.

Setengah jam perjalanan taxi yang aku tumpangin berhenti di sebuah bangunan gedung, gedung ini tingkat sehingga taxiku harus masuk gedung dan naik ke atas.

"Bu..! ini lokasi yang saya bilang tadi, ibu masuk aja lewat pintu itu, dari luar memang kelihatan sepi tapi nanti kalo udah masuk kedalam ibu akan tahu seperti apa di dalam sana"

"Oke mas, terima kasih"

"Sama-sama bu, nanti kalo butuh jemputan ibu hubungi nomer saya niar saya jemput" sambil memberikan sebuah kartu nama.

Dengan langkah kaku, aku berjalan menuju pintu yang di tunjuk supir taxi tadi, pas di depan pintu ternyata pintunya menggunakan sensor suhu tubuh sehingga pintunya langsung terbuka sendiri.

Seorang penjaga pintu menyambutku "selamat datang bu, silahkan masuk"

Akupun masuk ke dalam ruangan, berusaha menutupi ke kakuan aku melangkah ke salah satu meja yang kosong dengan empat kursi, sejenak kunyalakan sebatang rokok mild dan kuhisap dalam, seorang pelayan menghampiriku menyodorkan daftar menu.

Semua makanan dan minuman bertuliskan aneh berbahasa inggris yang asing bagiku, entahlah... yang penting aku conteng saja salah satu menu makanan dan satu menu minuman.

Tempat ini ramai dengan anak muda, perempuan-perempuan style pakaian khas sexi dan para lelaki yang style menunjukan kalo mereka adalah orang kaya.

Sebenarnya sih.., aku tidak perlu kaku dan canggung seperti ini, toh dulu aku sudah pernah berkerja dan berada di lingkungan seperti ini dimana aku bertemu dengan sosok dang dinar si ksatria laduni, sedikit terlintas dalam pikiran bagaimana yah... kabar dang dinar sekarang. Tiba-tiba jantungku berdegup kencang rasa cemas ga menentu, dan aura panas menyelimuti tubuhku.

Aduh.., kenapa aku merasakan pusing padahal aku belum makan dan minum apa-apa disini. Sayup terdengar suara, "cukup... jangan pernah kau mengontak bathin manusia yang kau pikirkan tadi" suara itu seperti berasal dari dalam diriku sendiri.

Dalam bathin aku balik bertanya
"Kenapa? dan kamu siapa ?"

"Aku adalah pendamping ghaibmu yang di perintahkan junjunganku dewi laut utara"

"Owh... ternyata dia yang dulu masuk ke tubuhku saat aku mandi di istana dewi laut utara"

"Jangan sekali-sekali kau melakukan kontak bathin dengan dia, karena aku kepanasan dengan aurah ksatria itu"

"Baiklah kalau begitu"

Aku berusaha melakukan penetralisiran semampuku, supaya aura ksatria laduni menjauh dan menghilang, yah... karena aku sendiri merasa kepanasan tadi.

Tak lama, pelayan yang tadi mengambil menu pesananku kembali dengan membawa hidangannya.

"Silahkan di nikmati bu, kalau ada yang di perlukan lagi ibu angkat tangan saja, nanti akan ada pelayan yang menghampiri ibu"

"Baik mas, terima kasih"

"Sama-sama bu... permisi....." sambil mundur dan membalikkan badan.

Aku merasakan jika aura pengasihan dari dalam tubuhku memancar kuat sekali, terlihat dari banyaknya lelaki yang saat ini sedang memperhatikanku.

Dalam hati aku berkata, "datanglah kalian padaku wahai para lelaki hidung belang"

"Hmmm... benar saja, seorang lelaki paruh baya melangkah ke mejaku"

"Malam mbak...!, sendiri nih? lagi nunggu cowoknya ya ?"

"Aku hanya tersenyum"

"Boleh saya gabung mbak ?"

"Oh... silahkan pak"

"Kenalan dululah, saya andre" sambil menjulurkan tangannya.

"Saya senja pak"

"Jangan panggil saya pak, panggil andre ato mas aja"

"Owh, baik mas andre.."

"Nah... gitu dong, kan terasa lebih akrab"

Aku tidak mau berlama-lama ngobrol karenanya aku segera mengaktifkan gendam birahi supaya andre cepat terikat.

Selama berbincang kelihatan kalau dia tidak bisa diam, duduk selalu berganti posisi, semua yang di bicarakan orang ini selalu menyerempet ke daerah selangkang, sampai akhirnya dia benar-benar sudah tak bisa menahan selangkangannya sendiri.

"Senja... maukah kamu menghabiskan malam ini bersama saya ?"

"Maksudnya mas andre gimana ?"

"Iya, saya baru kali ini saat kenal dengan cewe tapi benar-benar merasakan sensasi aneh"

"Aneh gimana mas ?"

"Entahlah jujur saya, tadi basah sendiri"

"Waduh mas kok bisa ?"

"Iya, saya minta kamu mau menghabiskan malam bersama saya, saya mohon...!"

"Maaf mas, saya bukan perempuan seperti yang mas andre kira" sengaja aku pura-pura menolak permintaan andre.

Tiba-tiba andre beranjak dari kursinya dan memegang kedua kakiku seolah bersujud.

"Tolonglah temani saya malam ini saja, apapun, berapapun yang kamu minta akan saya kasih"

Dalam hati aku berkata, "hahaha... mampus kau lelaki hidung belang, saat ini kalianlah yang akan mengemis padaku"

Karena banyak orang yang melihat aku merasa jadi pusat perhatian.

"Mas andre benar siap memberikan apa saja untuk saya"

"Benar senja, ini.. kamu pegang semua barang saya"

"Kalau saya minta nyawa mas andre gimana, apa mas andre berikan juga ?"

"Mati pun aku rela demi kamu senja"

"Hmmm... baiklah mas kalau begitu, kemana kita pergi malam ini"

Dengan cepat andre berdiri dan memegang tanganku, seperti seeokor anjing menjilati tangan tuannya begitulah yang di lakukannya.

"Aghhh... mas, tahan dulu dong, ayo kita pergi dulu dari sini"

Aku mengangkat tangan memanggil pelayan untuk membayar menu yang sudah saya pesan.

Andre langsung buru-buru menarik tanganku keluar ke tempat lahan parkiran mobil dan mebawaku pergi dari lokasi. Tak jauh dari lokasi itu, andre memberhentikan mobil di depan sebuah penginapan.

"Ayo senja kita turun, kita akan mengahabiskan malam disini"

Kami masuk ke penginapan andre langsung ke resepsionis dan mengambil kunci kamarnya, dan akupun mengikuti langkahnya.

Rupanya gendam birahi yang kulepaskan tadi benar-benar full power, andre seperti orang gila, dia langsung nyosor tanpa aba-aba.

"Mas... sabar donk, itu pintu ga di tutup"

"Oh iya, saya lupa"

Andre bergegas menutup pintu kamar, dan kembali lagi padaku melanjutkan sosorannya seperti seeokor bebek yang menyosor di air comberan.

"Mas, bentar donk...!"

"Adduhhh... senja ada apa lagi sih...?"

"Aku mau kekamar kecil dulu"

"Yaudah cepetan jangan lama-lama" dengan nafas tersengal andre melepaskan dekapannya dari tubuhku.

Aku masuk kekamar mandi sebentar dan keluar lagi, kulihat andre sudah menungguku di tempat tidur dengan hanya menggunakan sempak saja.

Kali ini sepertinya pertempuran benar-benar tak dapat ku elakkan, apapun yang terjadi dalam pertempuran ini nanti aku tidak boleh kalah.

Satu jurus berlalu andre sudah tersungkur, dan kembali bangun untuk melanjutkan serangan berikutnya, dua jurus berlalu andre kembali tersungkur, dan dalam keadaan sempoyongan kehabisan energi andre masih nekat melanjutkan pertarungan melawanku dengan senjata yang masih terhunus.

"Habisi dia..." suara tanpa wujud kembali terdengar, aku tahu ini adalah suara khodam di dalam diriku.

"Hmmm... jurus ketiga ini adalah waktuku melancarkan serangan pamungkasku"

Gendam birahi kuperbesar agar andre benar-benar masuk dalam puncak nafsu birahinya, benar saja andrepun kali ini mengerahkan semuan energi yang dimilikinya, gerakannya cepat tak terkendali dengan tubuh yang sudah basah kuyup bermandikan keringat.

Tiba-tiba duaaaarrrrt.....! sebuah dentuman energi besar keluar dari senjatanya, dentuman energi terjadi berkali-kali dengan limit waktu yang cukup lama berlangsung lebih dari satu menit, yang membuat tubuh andre kejang-kejang dengan mata melotot ke atas,bdan perlahan tubuhnya diam dan jatuh ke sebelahku.

Rasa cemas, muncul di hatiku melihat keadaan andre yang tak berkutik dengan ekspresi wajah sedang berada di puncak gunung surga yang penuh dengan bunga bangkai.

"Jangan kawatir dia belum mati, besok dia akan terbangun sendiri, bergegaslah kau pergi dari sini" suara itu kembali terdengar oleh ku.

Aku segera mencabut pusaka andre yang masih terhunus dan tertancap, setelah tercabut kuperhatikan pemandangan yang cukup aneh, pusaka itu di lumuri oleh sejenis cairan kental berwarna coklat tua, sepertinya itu adalah lendir maut dari siluman belut yang ada di dalam tubuhku.

"Cairan lendir itulah yang akan membunuhnya, sampai besok pagi cairan itu akan mengering dan meresap kedalam alat kelamin lelaki itu, dan akan menjadi penyakit busuk kelamin yang tidak ada obatnya dan pada akhirnya akan membunuhnya dalam waktu tujuh hari saja"

"Hmmm... baiklah kalau begitu, aku akan aman karena dia tidak langsung mati di dekatku, sebaiknya aku cepat pergi dari penginapan ini"

Akupun membereskan semua pakaian dan perlengkapanku, dan segera melangkah keluar menghubungi supir taxi online yang tadi meninggalkan kartu nama padaku.

Taxi yang tadi mengantarku sudah parkir di depan penginapan.

"Ayo mas, kita pergi dari sini"

"Kemana kita bu ?"

"Antar saya pulang mas, ketempat tadi saya di jemput"

"Oke, siap meluncur..."

Ini adalah misi pertamaku, satu korban sudah jatuh dan dipastikan akan mati perlahan selama tujuh hari kedepan. Rasa tak percaya dan rasa takut masih tetap muncul di hatiku, tapi sudahlah, semua sudah terjadi dan harus aku lanjutkan.

Singkat cerita selama satu minggu pertama dua korbanku sudah jatuh dan malam ini adalah pencarian korban ketigaku.

Seperti biasa, aku menghubungi taxi langgananku untuk mencari mangsa. Tak lama dia sudah berada di depan apartemenku dan akupun turun dan naik ke taxi.

"Kemana kita malam ini mbak ?" tanyanya.

"Terserah mas, saya rasa mas sudah tahu tempat seperti apa yang saya cari"

"Siap meluncur mbak"

Taxikupun berhenti di area sebuah taman kota, dimana banyak orang berpasangan sedang duduk-duduk di bangku yang tersedia di taman.

"Disini mbak senja bisa mangkal juga, nanti setelah malam akan banyak juga yang mangkal disini"

"Baik mas terimakasih, nanti kalo saya sudah mau pulang saya telpon mas"

"Oke siap mbak" jawabnya.

"Hmmm... rupanya supir taxi itu benar-benar menganggapku sebagai wanita jablai, tapi salut juga sejauh ini dia masih bisa menjaga kesopanannya, dan tidak banyak bicara jika tidak saya tanya" pikirku dalam hati.

Kebetulan ada sebuah bangku kosong, sebaiknya aku duduk disana saja sampai ada yang mendatangiku.

Sampai satu waktu.
"Hai cantiiiikkk...!" sebuah mobil berhenti dan nongol kepala seorang laki-laki paruh baya dari jendela.

Aku hanya membalas dengan senyuman. Benar saja lelaki itu turun dari mobil dan mendekak kearahku.

"Nungguin siapa mbak ?"

"Ga nungguin siapa-siapa kok om" jawabku manja.

"Kebetulan mbak, tuh di dalam mobil ada bos saya lagi nyari temen ngobrol malam ini, ikut yuk...!"

"Boleh..." jawabku sambil menuju mobil.

Setelah membuka pintu mobil, benar saja di dalam mobil duduk seorang lelaki lagi, dia jauh lebih muda dari yang mengajakku tadi, aku langsung memperkenalkan diri bersalaman dengannya.

"Senja bang...!" sambil aku melepaskan gendam birahiku.

"Bambang.." jawabnya.

Pintu mobil langsung di tutup dan laki-laki yang tadi memanggilku stater mobil meluncur, aku tak tahu kemana tempat yang mereka tuju, selama di mobil bambang tidak banyak bicara, sebagai seorang lelaki hidung belang saat ini sikapnya cukup dingin, hingga laki-laki yang menyetir yang ternyata adalah supir pak bambang menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah.

"Okee, kita sudah sampai mbak"

"Ini rumah siapa mas ?"

"Ini rumah pak bambang mbak"

"Owh..." dia masih muda tapi sudah mempunyai rumah semegah ini pikirku, apa usaha pak bambang ini.

"Mari mbak masuk..." lamunanku di kagetkan suara supir tadi sedangkan lelaki yang bernama bambang itu sudah duluan masuk ke dalam rumah mewahnya.

"Mas, saya mau tanya pak bambang memang dingin seperti itu sikapnya yah ?"

"Iya mbak dia memang tidak banyak bicara orangnya, tapi dia baik kok mbak, sebentar ya, mbak duduk dulu aja disini, saya ambilkan minum"

"Oke mas" akupun menjatuhkan pantatku kursi sofa yang empuk.

"Hmmm.. aku mulai merasakan keanehan di rumah ini"

Sering sekali pandanganku di alihkan oleh kelebatan-kelebatan bayangan, yang bergerak cepat sekali, sehingga mataku tak mampu mengikuti pergerakan bayangan itu, rasa penasaran ingin tahu yang sebenarnya mulai timbul di pikiranku.

"Berkosentrasilah, kosongkan pikiranmu, aku akan mengkatifkan cakra ajianmu" suara bisikan kembali terdengar.

"Hmmmm... baiklah, aku tahu ini suara siapa" sejenak aku mengosongkan pikiran sambil menghirup nafas dalam, dan memejamkan mata.

"Blazzzz...." tiba-tiba aku melihat sebuah suasana mengerikan ada di hadapanku, banyak sekali perempuan yang berkeliaran di rumah ini, mereka ini semua berparas cantik dan hampir rata-rata seumuranku, tapi muka mereka semua pucat seperti mayat.

"Siapa mereka ini" tanyaku dalam hati.

"Mereka adalah sukma-sukma tumbal pesugihan"

"Jadi mereka semua sudah mati ?"

"Hanya beberapa saja yang sudah mati, lebih banyak manusianya masih hidup, hanya sukmanya saja yang di tawan di sini"

"Owh, siapa yang melakukan persugihan ini ?"

"Dia.., laki-laki yang bernama bambang"

"Iya, wajar saja kalau dia masih dalam usia muda sudah memiliki kekayaan seperti ini ternyata di dapat dari jalan pintas"

"Ini mbak minum dulu..." sontak aku di kagetkan oleh suara dari sampingku, dan membuyarkan konsentrasiku, ternyata si supir tadi yang datang meletakkan segelas juzzz lemon.

"Sruuuuppp..." aku langsung menyeruput juzz lemon sampai setengah gelas.

"Pak bambangnya kemana mas ?"

"Dia masih di kamarnya mbak, dia biasa begitu kalo bawa perempuan kerumah ini selalu menyendiri dulu dalam kamarnya"

"Terus apa yang dia kerjain di dalam kamarnya mas ?" tanyaku penasaran.

"Saya sendiri tidak pernah tahu mbak, dan juga tidak ada keinginan untuk tahu"

"Ooh.. begitu ya mas"

"Mbak senja tunggu aja, jangan kawatir bayarannya nanti tidak akan mengecewakan"

"Mas bisa aja"

"Hmmm..." masalahnya bayaran dengan nyawa atau sukma bukan hanya dengan uang, jawabku dalam hati.

Aku sudah masuk kedalam rumah ini dan sudah terlanjur mengetahui rahasia orang ini, kasihan juga para korbannya, aku jadi penasaran juga untuk lebih mengetahui lebih dalam rahasia si bambang ini, sebaiknya aku ikuti saja dulu permainan mautnya.

Sejenak akhirnya si bambang muncul juga, melihat majikannya datang si supir langsung pergi meninggalkanku.

Tanpa basa basi obrolan.
"Ayo senja kita kekamar, kita nikmatin minum dan ngobrol di kamar aja"

"Baik bang" jawabku singkat, sambil berdiri mengikuti langkah bambang menuju kamar yang sudah dia siapkan.

Kaget dan terperangah aku melihat kondisi kamar ini, bunga bertaburan di mana-mana yang menimbulkan bau wangi semerbak, di tempat tidur bertumpuk bunga hampir menutupi seluruh tempat tidur. Disalah satu pojokan kamar ada dupa yang menyala.

"Bang..., kok kamarnya aneh gini ya ?"

"Aneh gimana ?"

"Ya anehlah, kok banyak sekali bunga yang ditabur di kamar ini"

"Iya senja.., bunga-bunga ini sengaja saya tabur supaya kamar ini mempunyai aroma harum bunga alami, dan aroma ini akan menambah gairah kita malam ini"

"Aku matikan ya lampunya"

Bambangpun menekan stop kontak lampu di dinding, dan menghidupkan lampu yang lebih redup dan bercahaya merah.

Saat pencahayaan menjadi redup, barulah terasa olehku suasana mistis yang kental di kamar ini, bambang langsung menghampiriku yang masih berdiri di samping tempat tidur.

Perlahan dengan penuh kelembutan, dia mulai mengusap-usap rambutku.

"Senja... kamu cantik sekali..." bisiknya di telingaku, suaranya serak menambah aura mistis di telingaku.

"Bang, apa ga sebaiknya lampu di terangin aja"

"Biarlah senja, suasana remang ini sangat membuatku bergairah"

"Hmmmm.." aku tidak boleh masuk kedalam perangkapnya, aku harus tetap sadar walaupun harus masuk kedalam permainannya.

Tangannya mulai menggerayangi tubuhku, yah... walaupun sesekali aku hampir senyap tenggelam dan dalam permainannya, aku di tariknya naik ketempat tidur dan entah kenapa tiba-tiba blazzz....! Aku sudah berada disebuah lokasi asing, ini bukan kamar tadi melainkan sebuah alam asing, jika ku ingat kejadian ini persis saat aku pertama kali bertemu dengan dewi utara. Tapi tempat ini bukan sebuah istana, melainkan sebuah tempat mengerikan lebih tepatnya ini adalah tempat penyiksaan, kuburan atau bahkan lebih buruk dari itu.

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close