Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PORTAL LADUNI (Part 40) - Pesona Supranatural

"Aku menghormati orang karena adabnya bukan karena ilmunya, sebab iblispun lebih berilmu dan lebih sakti, hanya para nabi yang mempunyai akhlaq" Salam rahayu...


JEJAKMISTERI - Perjalanan mencari sekutu untuk perang menghadapi senja masih berlanjut, pencarian ini membuatku sedikit lalai dengan kewajibanku sebagai seorang spiritual yang berkewajiban membantu orang lain yang membutuhkan kelebihan dan kekuatan yang dititipkan padaku, kalau tidak salah sudah tiga orang yang datang ke rumahku untuk minta bantuan dan semua tidak bisa kulayani karena pertimbangan akan banyak menguras energi.

Malam ini kembali ada yang datang, yaitu sepasang suami istri setengah baya.

"Assalamu'alaikum... dang dinarnya ada dek ?" Tanya yang perempuan kepada anakku yang kebetulan sore itu sedang bermain di halaman depan rumah.

Tanpa menjawab sapaan wanita tadi anakku langsung teriak.
"Ayaaahhh.... ayaaahh.. ada orang...!"

Mendengar teriakannya aku langsung keluar dan menyongsong suami istri itu.

"Waduh... dek, kenapa mesti teriak sih kan bisa panggil ayah kedalam, maaf ya pak buk..!, mari masuk" kubuka pintu pagar dan mempersilahkan mereka masuk ke rumahku.

"Silahkan duduk pak bu..!"

"Terimakasih dang..!"

Silahkan dimimum bu, maaf adanya cuman air mineral, soalnya istri ke luar.

"Iya dang, biasa ajalah"

"Oh ya pak bu, ada hajat apa gerangan"

"Begini dang, sebelumnya saya kenalkan dulu, ini suami saya faisal dan saya Rini, kami datang menemui dang dinar karena berhubungan dengan anak kami"

"Ooh.. terus anaknya kemana bu ?"

"Tadinya kami mau ajak dia kemari, tapi dia tidak mau malah milih tiduran aja di kamarnya"

"Oke bu ga apa, terus sebenarnya apa yang terjadi dengan anak ibu itu ?"

"Begini dang, sebenarnya kami mempunyai dua orang anak, yang pertama laki-laki dan yang nomor dua perempuan, nah yang bermasalah itu anak laki-laki kami"

"Namanya Indra dang, dia sekarang kuliah di semester dua, sebenarnya indra anak yang cukup cerdas dan rajin karenanya dia bisa masuk universitas melewati jalur tes murni"

"Tapi sekarang semenjak kuliah dia berubah drastis, dia menjadi anak urakan, malas masuk kuliah, nilai semesternya selalu anjlok, kerjaannya sekarang hanya hura-hura hobinya jauh lebih di utamakan dari pada kuliahnya"

"Memang hobi si indra apaan bu ?" tanyaku.

"Dia hobi balap motor dang" tiap malam selalu keluar nongkrong sama temen-temen balap motornya.

"Jika di tegur dia membalas lebih galak lagi, emosinya meledak-ledak benar-benar tidak terkendali, suka banting barang dirumah, seperti orang kesurupan, saat marah matanya merah seperti orang mabok"

"Jika sudah demikian kami tidak berani lagi untuk menasehatinya, takut kalau dia khilaf, dia benar-benar sudah tidak bisa di nasehati"

"Karena sifatnya sekarang jauh dari sifatnya yang dulu membuat kami kawatir dengan masa depannya, dia anak laki kami satu-satunya"

"Di kamarnya kami menemukan ini dang" ibu rini mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikan padaku.

"Hmmm... ini, sebuah haikal dari kulit macan sumatera, dan sebuah keris semar mesem"

"Bagaimana dang apa ada hubungannya dengan benda-benda ini ?"

"Sebentar ya bu saya coba telusuri dulu"

Sejenak aku berkonsentrasi sambil memegang kedua benda mistik yang merupakan pegangan dari indra.

"Assalamu'alaikum, waalaikumsalam, ya ghaib yang menaungi haikal kulit macan sumatera hadir...!"

"Blazzz..." aku melihat sebuah pemandangan yang cukup menakjubkan, sosok laki-laki yang tidak lain adalah indra dengan mengendarai seekor macan sumatera. Ku kejar mereka tapi larinya cukup cepat, aku hampir kehilangan saat mereka masuk ke tengah sebuah hutan belantara bukit barisan.

"Agh... kalau begini aku bisa kehilangan jejak"

"Assalamu'alaikum, bujang belantan hadir...!"

"Waalaikumsalam, cucuku" khodam leluhurku harimau belantan atau harimau putih langsung hadir di hadapanku.

"Sahabat... bantu aku mengejar harimau belang yang masuk kedalam hutan itu, aku sudah kehilangan jejak"

"Baiklah, naiklah kau ke punggungku"

"Hiyaaa..." aku melompat ke atas punggung bujang belantan yang cukup tinggi seukuran fisik kuda jantan dewasa.

Bujang belantan menerobos masuk ke hutan, semakin dalam dan kami belum menemukan harimau yang membawa sukma indra tadi.

"Bagaimana sahabat, apakah kita benar-benar lehilangan mereka ?"

"Sabarlah ksatria, aku mencium bau harimau belang yang pekat di daerah ini, artinya harimau belang itu tidak hanya satu, bisa jadi juga kita ini berada di sarang mereka"

"Wuaduh, benarkah itu sahabat"

"Cobalah kau buka, radar pendeteksimu lihat dan rasakan di sekitarmu"

Akupun menuruti petunjuk bujang belantan, benar saja melihat di sekelilingku dari balik semak, pohon, batu terdapat puluhan pasang mata merah seperti bara api, yang tidak lain adalah mata harimau ghaib sumatera.

"Hmmm... rupanya dari sinilah asal para khodam harimau belang kuning hitam sumatera yang mendampingi manusia sebagai khodam pendamping ghaib"

"Bagaimana ksatria apa yang kau lihat ?"

"Benar katamu sahabat, kita ini sudah dikepung oleh harimau ghaib"

"Bersiaplah, yang pasti hindari pertarungan"

"Kenapa sahabat"

"Karena kita hanya berdua, dan mereka satu kampung"

"Jangan kawatir, jika perlu aku akan memanggil bujang tujuh atau tujuh harimau sumatera"

"Ksatria apa kau tidak tahu, kalau tujuh harimau yang mengikutimu berasal dari kampung ini juga"

"Wuaduh, benar juga ya, aku tidak mungkin meminta tujuh harimau sumatetaku bertarung dengan saudara mereka sekampung"

"Hmmm... aku baru ingat, bagaimana dengan tujuh macan siliwangi sahabat ?"

"Entahlah, aku belum pernah melihat mereka bertarung"

Perlahan aku melihat semak dan daun pohon mulai bergoyang, sepertinya mereka sudah mulai mendekat.

Satu persatu harimau sumatera dengan berbagai macam ukuran mulai bermunculan mengelilingi kami, suasana yang membuat bulu kuduk benar-benar bergidik, lautan harimau sumatera yang mengeluarkan gelombang suara auman yang maha dahsyat, jika kita melihat satu harimau saja sudah pontang panting berlari karena rasa takut oleh penggerung rimau, apa lagi jika dikelililingi seperti ini.

Lutut bergetar, mulut terkunci, jantung seakan berhenti berdetak sehingga kita mati bukan karena bertarung dengan harimau tapi mati karena rasa takut yang di timbulkan oleh aji penggerung yang dimiliki oleh hampir semua jenis harimau atau macan. Yang memang sudah menyertai mereka secara alami sebagai bekal menjadi raja rimba.

"Sahabat bagaimana ini, mereka banyak sekali apa mungkin mereka ini akan menyerang kita ?"

"Tenanglah cucuku, ini bagianku, aku akan melakukan komunikasi dengan raja disini"

"Salam para saudaraku, harimau belang...!" suara bujang belantan menggelegar karena di sertai tenaga dalam yang luar biasa.

"Mohon agar kami bisa bertemu dengan pemimpin di sini"

Sejenak suasana hening, tanpa ada jawaban dari satupun para harimau belang.

"Sekali lagi, aku bujang belantan meminta agar di pertemukan dengan pemimpin disini"

Bukan tanggapan yang baik yang di tunjukkan para harimau belang, mereka tambah merapat mengelilingi kami.

"Sahabat bagaimana ini, mereka sepertinya tidak bersedia menuruti permintaan kita"

"Bersiaplah, bukan harimau belang sumatera namanya kalau gampang ditundukkan"

"Wuaduh, bertarung dong kita"

"Hmmm... aku tahu, bujang belantan bukanlah khodam harimau biasa, tapi aku tidak mau dia bertarung sendirian, mungkin ini saatnya aku mengetes kemampuan dan loyalitas tujuh khodam macan siliwangi yang baru kudapatkan"

Aku turun dari punggung bujang belantan dan melakukan pemanggilan.

"Sampurasun ki maung, izin memanggil 7 khodam macan siliwangi hadir...hadir..hadiirr..!" dug..dug..dug aku menggebrak bumi sebanyak 3x.

"Blazz, blaz, blazzz...." tujuh macan belang hitam putih sudah berkumpul di sekelilingku.

"Salam para sahabatku macan siliwangi, ini pertama kali aku meminta bantuan kalian, kita akan bertempur dengan para harimau sumatera, berhati-hatilah"

"Auuummm...." suara mereka mengaum menggema memecah kesunyian hutan belantara sumatera.

Setelah kedatangan 7 macan siliwangi suasana semakin panas, auman, geraman semakin ramai sahut-sahutan, akankah pertempuran besar antara para harimau ghaib legendaris terjadi disini.

"Agh... tidak, ini tidak boleh terjadi, aku tidak bisa membiarkan mereka bertempur demi misiku, tapi bagaimana caraku menyelesaikan konflik yang baru muncul ini" berbagai pertanyaan muncul di hatiku.

"Aku juga mempunyai khodam 7 macan sumatera, jika aku mengalahkan semua harimau di sini dan banyak yang terluka bahkan musnah, bagaimana nanti dengan mereka, mereka juga punya perasaan jika saudara mereka musnah di tanganku"

"Oh... tuhan...!, berilah hamba ilham dan petunjuk untuk masalah ini"

Sementara suasana semakin panas, harimau sumatera sudah membentuk sebuah formasi tempur, terlihat dari mereka sudah mulai berkeliaran tidak seperti tadi yang masih diam menunggu.

"Auuuummmm.., grrrrr....!" Satu harimau sumatera melesat cepat kearah kelompokku, langsung di papas oleh salah satu macan sililiwangi.

Pergulatan terjadi, dari besar tubuh macan siliwangi lebih besar dan tentu berefek ke tenaga yang di miliki tentu lebih besar. Tak lama harimau belang sumatera kabur setelah berhasil dari cengkeraman macan siliwangi.

Melihat temannya kabur seluruh harimau sumatera mendekat mengepung kelompokku.

Tepat saat pertempuran besar terjadi, tiba-tiba muncul hembusan puting beliung kencang, yang menggoyangkan pepohonan besar, daun-daun beterbangan, ranting terangkat suara menderu yang ditimbulkan dari tiupan angin.

"Ada apa ini, kenapa angin kencang ini datang seolah memberi pertolongan padaku"

"Auuummm..... grrrrrrr....."

"Astaga...!" pemandangan yang membuat mulutku ternganga dan mataku melotot.

"Di tengah kami muncul seeokor macan kumbang" bertubuh kekar dan perkasa, dengan ukuran sebesar kerbau jantan dewasa, dengan taring menjulur dari rahang atasnya, siapakah dia ini.

Melihat kedatangan macan kumbang, semua harimau sumatera terdiam dan bergerak mundur beberapa langkah.

"Belantan...! apa yang terjadi disini ?" suara keluar dari macan kumbang.

"Maafkan kami panglima kumbang, telah mengganggu ketenanganmu"

"Cepat kau jelaskan...!"

"Astaga.., diakah yang bergelar panglima kumbang yang legenderis, yang selama ini namanya sering kudengar"

"Kami, sedang dalam misi menyelamatkan anak manusia yang sukmanya di bawa oleh salah satu harimau belang"

"Tidakkah kau bisa menyelesaikan masalah dengan baik tanpa pertempuran ?"

"Aku sudah berusaha panglima, tapi mereka tidak mengubris permintaanku"

"Hrrrrrrr... baiklah kalau begitu"

"Auuuuummmmm..... grrrrr.... belaaaangg... keluarlah...!" teriakan macan kumbang membelah kesunyian hutan.

Tak lama, para harimau sumatera yang rapat memisahkan diri seperti membuat jalan untuk bisa di lalui.

Ternyata mereka membuat jalan, karena dari belakang muncul dua ekor harimau belang, satu harimau mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari yang lain, ukurannya menyamai macan siliwangi tapi tidak lebih tinggi dan besar jika di bandingkan dengan bujang belantan dan panglima kumbang sedangkan harimau yang satu lagi berukuran biasa seperti yang lain, di punggungnya ada seorang pria muda yang tidak lain adalah indra.

"Belantan dan belang berkumpulah kalian ke hadapanku" suara keluar dari panglima kumbang.

Mendengar perintah itu, harimau belang besar mendekat ke panglima kumbang, begitu juga dengan khodamku bujang belantan atau macan putih, ketiga raja belantara berkumpul disatu titik, sungguh pemandangan yang luar biasa, jika saja bisa ku abadikan dengan kamera tentulah ini moment yang sangat langkah.

Entah apa yang mereka bicarakan, tidak ada suara yang terdengar dari tempatku berdiri, mungkin ini bersifat pribadi antara sesama mereka, perlu di ketahui panglima kumbang bukanlah seekor khodam yang bisa mengabdi kepada manusia, beliau adalah salah satu raja jin dikalangan khodam macan dan berkedudukan lebih tinggi dari yang lainnya.

Hanya saja, banyak orang menganggap kalau diikuti oleh khodam macan hitam mereka sudah bilang kalau mereka mempunyai 
khodam panglima kumbang, padahal yang terjadi sebenarnya khodam mereka adalah macan hitam biasa, yang mungkin juga suruhan dari panglima kumbang.

Jadi, jika seorang paranormal memberikan suatu media atau khodam murni dan mengatakan itu adalah khodam panglima kumbang janganlah terlalu cepat percaya, karna panglima kumbang itu hanya satu dan tidak untuk mengabdi kepada manusia, tugas keberadaannya adalah untuk menjaga keseimbangan alam.

Di daerah saya sendiri ada sebuah tempat keramat bernama dusun tinggi, dimana konon katanya semua ghaib tingkat tinggi bersemayam di sana termasuk panglima kumbang, tempat itu sangatlah sakral berupa kerajaan ghaib, banyak orang datang kesana untuk berziarah ataupun berhajat, baik dari daerah sumatera sendiri ataupun dari pulau jawa.

Beberapa waktu ketiga raja rimba melakukan pembicaraan, hingga akhirnya bujang belantan bergerak kearahku kembali.

"Ksatria, aku berhasil mendapatkan sukma pasienmu kembali, tapi si belang akan tetap mendampingi bocah itu dari luar tubuh saja dia tidak akan masuk ke dalam raga bocah itu lagi, dengan demikian bocah itu tidak akan terpengaruh mental dan batinnya dengan aura si belang"

"Baiklah kalau begitu, kita terima hasil pembicaraan sahabat dengan harimau sumatera dan panglima kumbang"

"Sahabat, apakah aku boleh bicara sebentar dengan panglima kumbang ?"

"Sebaiknya jika tidak ada hal penting jangan sekarang ksatria, kita akan mencari waktu khusus untuk kau mendapatkan wejangan darinya"

"Owh, baiklah kalau begitu sahabat"

Sementara panglima kumbang segera melesat kedalam hutan rimba dan menghilang di antara pepohonan, begitupun dengan harimau sumatera, perlahan satu persatu pergi meninggalkan tempat.

"Ksatria cepatlah kembali keduniamu dan selesaikan misimu, setelah ini maka bersiaplah kita akan menemui panglima kumbang di kediamannya, tadi sebelum beliau pergi aku menerima telepati darinya bahwa kau di undangnya ke dusun tinggi tempat beliau bersemayam"

"Hmmm... rupanya panglima kumbangpun tahu kalau aku berniat untuk menemuinya"

"Baiklah sahabat mari kita selesaikan misi ini" aku langsung melompat ke atas punggung bujang belantan, dan pergi meninggalkan lokasi, masih di atas punggung bujang belantan aku membuka portal ghaib dan.. blasss...! aku sudah kembali kejasadku.

Kedua orang tua indra masih menunggu duduk di depanku.

"Bagaimana dang hasil penelusurannya ?"

"Pak, bu.. saya sudah melakukan penelusuran, sekaligus sudah melakukan penetralisiran" kuceritakan apa yang telah terjadi selama penelusuran.

"Owh, begitu ya dang, lantas setelah ini apa yang mesti kami lakukan ?"

"Bapak dan ibu tidak usah melakukan apa-apa, nanti sebelum pulang bawa air yang sudah saya rajah, untuk di campurkan ke air minum dan bak mandi, usahakan air itu nanti bisa terminum oleh indra, untuk menetralisir sisa-sisa energi negatifnya"

"Menurut dang dinar, apakah indra saat ini sudah ada perubahan ?"
"Insyaallah bu, saat nanti ibu bertemu sifatnya sudah berubah, tapi mungkin dia nanti akan ngedrop selama beberapa hari, jika itu terjadi tidak usah panik karena itu efek dari pembersihan yang sudah saya lakukan"

"Baiklah dang, terima kasih banyak kalau ada perlu apa-apa dang jangan sungkan beritahukan saja"

"Sama-sama pak bu, untuk sementara cukup itu dulu, kita lihat perkembangannya nanti"

"Baiklah dang, kalau begitu kami permisi pulang dulu"

"Silahkan pak bu"

SAMPAI JUMPA

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close