Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SUNGAI KERAJAAN GAIB (Part 2) - Dari Pohon Beringin Muncul Naga


Kisah misteri kerajaan gaib di sungai dekat rumah seri 2

Kisah cerita horor sungai kerajaan gaib. Pak Bambang dan Om Sukar menuruni tangga untuk sampai ke sungai. Mereka diam seribu bahasa. Hanya mengamati.

Saat sampai ke pasir sungai, terlihat seorang penari. Penampilannya kalem. Seketika itu juga, mereka merasa tidak di barat desa lagi.

Mereka di tempat lain. Rumpun bambu terlihat semakin lebat. Tangga yang tadi mereka lewati, raib.

Om Sukar terlihat pucat. "Bagaimana akan pulang jika jalan keluarnya menghilang?" pikirnya.

Pak Bambang pun memutuskan bertanya pada seorang yang bertapa dengan pakaian ala kraton. Seolah tahu apa yang ingin Pak Bambang tanyakan, pertapa itu hanya menunjuk arah utara. Pohon Beringin.

Mereka berpikir, makhluk yang kepalanya diseret tadi adalah yang paling menakutkan. Tapi mereka hanyalah berpikir.

Tepat saat mereka menoleh ke utara, jantung Om Sukar serasa copot. Sementara Pak Bambang hanya diam. Ekspresi wajahnya menunjukan bahwa ia mengatakan: “Sudah biasa.”

Pak Bambang memang memiliki kempampuan spesial. Kemampuan yang disebut orang “indra keenam.”

Sejak kecil, ia sudah terbiasa melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat orang biasa.

Seperti kemampuan orang yang belakangan ini selalu muncul di televisi, membaca masa lalu, masa depan, dan apa yang dialami orang lain.

Lihatlah! Tepat di depan pohon beringin yang sepertinya berusia ratusan tahun, yang di bawah akarnya memunculkan mata air, naga itu terlihat, “Sang Penguasa Sungai.”

Naga itu berukuran besar. Panjangnya sekitar sepuluh meter. Ia bersisik merah. Naga itu memiliki kaki yang tampak seperti cakar ayam tapi jumlahnya tak terhitung.

Makhluk itu berkepala manusia yang terdapat mahkota. Mahkota yang menandakan ia “Penguasa kerajaan gaib sungai” itu.

Tiba-tiba saja naga itu sudah berada di depan Om Sukar dan Pak Bambang. Jantung Om Sukar yang tadinya serasa sudah copot, mendadak seperti berdetak kembali dengan sangat cepat.

Berdesis, tajam, dan menusuk. Itulah sensasi yang dirasakan ketika menelisik mata sang naga.

“Nyuwun ngapunten. Kula kaliyan rencang kula namung badhe ndherek langkung (Mohon maaf. Saya dan teman saya hanya ingin numpang lewat),” kata Pak Bambang tanpa rasa takut.

Sebagai balasan, Sang Naga hanya berbalik meninggalkan Om Sukar dan Pak Bambang kembali menuju pohon beringin.

Sepertinya pohon beringin itulah singgasananya. Langkah kakinya yang mirip cakar ayam membuat air sungai berkecipak.

Ekornya yang seperti ekor lele, bergerak anggun ke kanan dan kiri. Naga itu lalu terbang mengelilingi pohon beringin sebanyak tujuh kali, lalu menghilang.

BERSAMBUNG
close